Anda di halaman 1dari 33

SEPTIC TANK

DOSEN PENGAMPU:
DIYAH AYU WIDAYANTI, S.T., M.Eng.
NIS. 6100741078
PENDAHULUAN
● Air limbah domestic (rumah tangga) merupakan limbah cair hasil
buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan
perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis.
● Contoh air limbah cair domestic adalah air deterjen sisa cucian,
air sabun, dan air tinja.
● Teknologi dalam pengolahan air limbah domestik dapat dibagi
menjadi 2 (dua) jenis berdasarkan pengguna fasilitas adalah:
○ Pengolahan air limbah domestic individual

○ Pengolahan air limbah domestic komunal,


PENDAHULUAN
● Pada saat ini mayoritas penduduk Indonesia, baik di perkotaan
maupun di pedesaan, masih menggunakan system Pengolahan
Air Limbah Sistem Setempat/Individual.
● Teknologi pengolahan air limbah domestic individual yang biasa
digunakan adalah Tangki Septik (Septic Tank).
● TANGKI SEPTIK adalah salah satu cara pengolahan air limbah
domestik yang menggunakan proses pengolahan secara
anaerobik.
● Proses Anaerobik adalah proses pemisahan padatan dan cairan di
dalam air limbah.
PENDAHULUAN
● Proes tersebut harus dilakukan karena padatan dan cairan
memerlukan dan harus diolah lebih lanjut karena banyak
mengandung bibit penyakit atau bakteri pathogen yang berasal
dari kotoran manusia.
● Apabila tidak diolah, dikhawatirkan air limbah dapat menularkan
penyakit kepada manusia terutama melalui air.
JENIS TANGKI SEPTIK
● Tangki Septik dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis air limbah
yang masuk kedalamnya, yaitu:
○ Sistem Terampur

adalah tangki septik yang menerima air limbah tidak hanya


lumpur tinja dari kakus, tetapi juga air limbah dari sisa mandi,
mecuci, dll.
○ Sistem Terpisah

adalah tangki septik yang hanya menerima lumpur tinja dari


kakus saja.
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
Debit Air Limbah
● Debit air limbah rata-rata yang akan diolah ini dapat diperkirakan

dari banyaknya konsumsi air bersih yang digunakan oleh rumah


tangga, jumlah orang yang dilayani dan jenis air limbah yang akan
diolah.
𝒒×𝒑
𝑸𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 =
𝟏𝟎𝟎𝟎
Dimana:
𝑄𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = debit/kapasitas rata-rata air limbah yang diolah (m3/hari)
𝑞 = laju timbulan air limbah (liter/orang/hari)
𝑝 = jumlah permakai (orang)
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
Laju Timbulan Air Limbah
● Besarnya laju timbulan bergantung pada jenis air limbah yang akan
diolah, yaitu sebagai berikut (Bintek, 2011):
○ Bila tangki septik hanya menerima dari kakus saja (system terpisah)
maka 𝒒 merupakan gabungan dari limbah tinja dan air
penggelontoran yang besarnya antara 5 – 40 liter/orang/hari.
○ Bila tangki septik menerima air limbah tercampur (system tercampur),
maka 𝒒 merupakan gabungan limbah tinja dan air limbah lainnya dari
kegiatan rumah tangga seperti mandi, cuci, masak dll yang besarnya
adalah 80% dari konsumsi air bersih pemakai yang besarnya antara 45
– 150 liter/orang/air.
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
Waktu Detensi
● Waktu Detensi dibutuhkan agar padatan yang terkandung di dalam

air limbah dapat terpisah dan mengendap pada dasar tangki septik.
● Minimum waktu detensi yang dibutuhkan untuk proses tersebut

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:


○ Untuk tangki septik dengan system terpisah

𝑻𝒅 = 𝟐, 𝟓 𝒔. 𝒅 𝟎, 𝟑 𝐥𝐨𝐠 𝒑 − 𝒒 ≥ 𝟓 𝒉𝒂𝒓𝒊
○ Untuk tangki septik dengan system tercampur
𝑻𝒅 = 𝟏, 𝟓 𝒔. 𝒅 𝟎, 𝟑 𝐥𝐨𝐠 𝒑 − 𝒒 ≥ 𝟐 𝒉𝒂𝒓𝒊
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
Waktu Detensi
● Bila rencana lokasi pembangunan tangki septik berada relative

dekat dengan sumur atau sumber air dan tidak memungkinkan


untuk menempatkan tangki septik lebih jauh lagi, maka Waktu
Detensi yang digunakan sebaiknya 3 (tiga) hari.
● Waktu Detensi ini digunakan dengan asumsi bahwa mikroba

pathogen akan mati bila berada di luar usus manusia selama 3


(tiga) hari.
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
Zona Tangki Septik
● Zona Buih (scum) dan Gas

○ Untuk membantu mempertahankan kondisi anareobik di

bawah permukaan air limbah yang akan diolah.


○ Zona ini disediakan setinggi 25 – 30 cm atau 20% dari

kedalaman tangki.
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Zona Pengendapan
○ Sebagai tempat proses pengendapan padatan mudah

mengendap (settleable).
○ Volume zona pengendapan ditentukan dengan persamaan:

𝑽𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 = 𝑸𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 × 𝑻𝒅 ≥ 𝟑𝟕, 𝟓 𝒄𝒎𝟑


Dimana:
𝑄𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = debit air limbah rata-rata yang akan diolah (m3/hari)
𝑇𝑑 = waktu detensi (hari)
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Zona Stabilisasi
○ Adalah zona yang disediakan untuk proses stabilisasi lumpur yang
baru mengendap melalui proses pencernaan secara anaerobic
(anaerobic digestion).
○ Volume zona stabilisasi ditentukan berdasarkan kecepatan stabilitas
lumpur dan jumlah pemakai atau dengan persamaan:

𝑽𝒔𝒕𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 = 𝑹𝒔 × 𝒑
Dimana:
𝑅𝑠 = kecepatan stabilisasi = 0,0425 m3/orang
𝑝 = jumlah pemakai (orang)
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Zona Lumpur
○ Merupakan zona tempat terakumulasinya lumpur yang lebih stabil
dan harus dikuras secara berkala.
○ Volume zona lumpur bergantung pada kecepatan akumulasi
lumpur, periode pengurasan dan jumlah pemakai tangki septik atau
dengan persamaan:
𝑽𝒍𝒖𝒎𝒑𝒖𝒓 = 𝑹𝒍𝒖𝒎𝒑𝒖𝒓 × 𝑵 × 𝒑
Dimana:
𝑅𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 = kecepatan akumulasi lumpur matang = 0,03 – 0,04
m3/orang/tahun
𝑁 = frekuensi pengurasan (2 – 3 tahun)
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Zona-zona dalam Tangki Septik
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Dimensi Tangki Septik Tercampur berdasarkan SNI 03-2398-2002
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Dimensi Tangki Septik Terpisah berdasarkan SNI 03-2398-2002
TANGKI SEPTIK SATU KOMPARTEMEN
TANGKI SEPTIK SATU KOMPARTEMEN
TANGKI SEPTIK DUA KOMPARTEMEN
TANGKI SEPTIK DUA KOMPARTEMEN
PERENCANAAN TANGKI SEPTIK
● Dimensi Tangki Septik Terpisah berdasarkan SNI 2398-2017
BIDANG RESAPAN
● Bidang Resapan merupakan unit yang disediakan untuk
meresapkan air limbah yang telah terolah dari tangki septik ke
dalam tanah.
● Air yang diresapkan merupakan air limbah yang telah dipisahkan
padatannya dari tangki septik, namun masih mengandung bahan
organic dan mikroba pathogen.
● Dengan adanya Bidang Resapan ini, diharapkan air olahan dapat
meresap ke dalam tanah sebagai proses filtrasi dengan media
tanah atau jenis media lainnya.
SALURAN RESAPAN
● Saluran Resapan dapat disebut sebagai:
○ Dispersion trench
○ Soakage trench

○ Leaching trench

○ Drain field

○ Absorption field

● Effluent dari tangka septik dialirkan secara gravitasi ke saluran


peresapan.
SALURAN PERESAPAN
● Saluran Peresapan cocok digunakan pada lahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut (Bintek, 2011):
SALURAN PERESAPAN
● Kriteria perencanaan untuk saluran peresapan adalah:
SALURAN PERESAPAN
● Kriteria perencanaan untuk saluran peresapan adalah:
SALURAN PERESAPAN
● Kriteria perencanaan untuk saluran peresapan adalah:
SALURAN PERESAPAN
SALURAN PERESAPAN
SUMUR PERESAP
● Sumur Peresap dipakai untuk menerima efluen dari tanki septik.
● Sumur resapan memiliki fungsi yang sama dengan saluran
peresap dan terkadang dipasang secara seri pada ujung saluran
peresap.
● Konstruksi Sumur Peresap diterapkan cocok untuk diterapkan
untuk daerah dengan karakteristik sebagai berikut (Bintek, 2011):
SUMUR PERESAP
● Sumur Peresapan harus diisi penuh dengan pecahan batu
berdiameter > 5 cm.
● Biasanya diterapkan pada kondisi tanah yang cukup stabil, tidak
mudah runtuh atau jenis tanah lempung, bila konstruksinya
tanpa menggunakan pasangan bata.
● Namun apabila menggunakan pasangan bata dan spesi, maka
Sumur Peresapan tidak perlu diisi dengan pecahan batu.
SUMUR PERESAP
● Dinding dibuat dengan pasangan bata setebal ½ bata atau lebih
bergantung pada kedalaman dan bagian dasar diberi kerikil
ukuran 12,5 – 25 mm setebal min. 30 cm.
● Antara dinding bata bagian luar dan dinding galuan sumur perlu
dilapisi dengan kerikil setebal 15 cm agar tidak mudah
tersumbat.
SUMUR PERESAP

Anda mungkin juga menyukai