Anda di halaman 1dari 24

BOOKS REPORT

SEJARAH PERTAMA ALKITAB


Dari Eden Hingga Kerajaan Daud Berdasarkan Sumber Y

Ditulis Oleh :

Nama :
NIM :
Jurusan (Kelas) :
Dosen :

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN)
PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas berkat dan anugerah-Nya, yang telah melimpahkan


kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas books report ini dengan sampai dengan selesai.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
membimbing penulis, sehingga books report ini dapat diselesaikan sesuai dengan
sumber yang telah penulis pilih, yaitu buku berjudul Sejarah Pertama Alkitab:
Dari Eden Hingga Kerajaan Daud Berdasarkan Sumber Y merupakan cetakan
pertama yang ditulis oleh Robert B. Coote dan David Robert Ord, diterjemahkan
oleh Nico Likumahuwa dan Donna Hattu pada tahun 2015 dengan judul asli The
Bible’s First History. Buku ini diterbitkan oleh PT BPK Gunung Mulia,
menggunakan bahasa Indonesia dengan ketebalan 21 cm dan 526 halaman.
Books report ini jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap agar
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun pada penulis untuk
penulisan books report ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
KATA PENGNATAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
IDENTITAS BUKU.................................................................................. v
RINGKASAN BUKU............................................................................... 1
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU......................................... 18
ANALISIS ISI BUKU............................................................................... 19
KESIMPULAN ........................................................................................ 19

iii
IDENTITAS BUKU

Judul : Sejarah Pertama Alkitab: Dari Eden Hingga Kerajaan


Daud Berdasarkan Sumber Y
Penulis : 1. Robert B. Coote
2. David Rober Ord
Penerbit : PT BPK Gunung Mulia
Tahun dan Cetakan : 2016, Cetakan pertama
Halaman : 526 Halaman
Bahasa : Indonesia

iv
RINGKASAN BUKU
Buku yang berjudul Sejarah Pertama Alkitab: Dari Eden Hingga Kerajaan
Daud Berdasarkan Sumber Y merupakan cetakan pertama yang ditulis oleh
Robert B. Coote dan David Robert Ord, diterjemahkan oleh Nico Likumahuwa
dan Donna Hattu pada tahun 2015 dengan judul asli The Bible’s First History.
Buku ini diterbitkan oleh PT BPK Gunung Mulia, menggunakan bahasa Indonesia
dengan ketebalan 21 cm dan 526 halaman. Penjelasan isi dari buku ini akan
dibahasa secara ringkas oleh penulis, sebagai berikut:
Kisah tentang Hagar, kisah tentang kunjungan ketiga orang laki-laki, serta
kisah tentang Sodom dan Gomora semuanya jalin-menjalin dengan kelahiran
Ishaki-tema dari segenap sejarah Abram. Bagaimana bisa kesadaran laki-laki dan
perempuan yang menghasilkan kelahiran Kain beserta garis keturunan
terkutuknya bisa dibalikkan? Kelahiran Ishak yang akan memungkinkan umat
manusia untuk bereproduksi untuk pertama kalinya dengan restu Yahweh.
Pertama-tama Y menekankan legitimasi praanggapan jenis kelaminnya
perempuan. Sarai mempunyai seorang hamba. Sarai berkata kepada, suaminya,
“Tidurlah dengan hambaku. Mungkin aku harus dibangu darinya.” Tentunya, apa
yang dikatakan Sarai bukanlah sebuah ungkapan bahasa Inggris yang baik.
Namun penting untuk disadari bahwa Sara telah menggunakan kata
“membangun,” yang merujuk kembali pada “pembangunan” Yahweh terhadap
perempuan pertama dalam taman itu dan mengulangi “pembangunan” rumah-
rumah kerajaan yang telah muncul dalam hubungannya dengan prokreasi. Sekali
lagi Y mengambil manfaat dari kesamaan antara kata-kata Ibrani “membangun”
dan”anak” atau “anak laki-laki”.
Abram menerima usulan itu, dan Sarai memberikan hambanya Hagar,
kepadanya. Ibu pengganti merupakan praktik yang dapat diterima oleh Y. Hagar
pun mengandung dan tepat seperti Adam dan Hawa melihat alat-alat kelamin
mereka, maupun Ham melihat alat kelamin Nuh—Hagar, seorang Mesir dan
karenanya adalah keturunan Ham “menyadari” bahwa dia sedang mengandung.
Dia membanggakan kehamilannya dengan bangga secara berlebihan. Dia

1
merendahkan sang pemiliknya? yang tidak dapat hamil, Sarai, yang berdasarkan
hak berada di atasnya serta memandang dirinya sendiri lebih baik dan lebih tinggi.
Pembaca modern segera akan dapat menyadari bahwa sejarawan di sini
tengah memainkan dua tatanan penolakan yang saling bertentangan. Yang
pertama adalah pembedaan antara seorang perempuan hamil dan yang tidak,
sebagai suatu cara untuk menenkankan masalah prokreasi: sementara yang kedua
adalah pembedaan antara sang pemilih dan hamba. Pembedaan kedua akan
menjadi cara yang sempurna untu menekankan masalah kebudayaan menyangkut
produktivitas dan keadilan sosial. Benar-benar, pembedaan inilah yang Y pilih
untuk menangani semua masalah penting: sejarah sebagai suatu keseluruhan yang
berpuncak pada pembebasan yang dilakukan Yahweh terhadap para budak raja
Mesir. Di sini, meskipun begitu, masalah ini bertumpang tindih selama beberapa
waktu dengan pembedaan yang pertama. Para sejarawan hendak menunjukkan
secara tepat masalah prokreasi manusia yang dibenarkan. Untuk dapat diterima
akal sehat kita, masalah yang kedua sebenarnya harus selalu didahulukan.Namun
sekali lagi, demi sebuah penafsiran, sangatlah penting untuk mengadopsi sejenak
berbagai paduan asumsi dan harapan.
Sarai mengeluh kepada Abram: “Kekerasan terjadi padaku akibat dirimu."
Ini merupakan ungkapan yang kuat. Ungkapan itu sama saja dengan sebuah
keluhan akan ketidakadilan. "Aku memberikanmu hambaku," Sara! dan sang
sejarawan kembali mengulang, "dia menyadari bahwa dia sedang mengandung,
dan aku dianggap rendah dalam pandangannya. Kiranya Yahweh menghakimi di
antara kami.” Tuduhan Sarai mendefinisikan tingkah laku Hagar sebagai tidak
adit. Dalam harapan kebudayaan kisah ini, Sarai berada dalam kebenaran. Dia,
dan bukan Hagar, adalah pihak yang dirugikan.
Sarai mengusir Hagar ke luar. Di sana di gurun, dalam perjalanannya
kembali ke Mesir, malaikat Yahweh menemukan Hagar di pinggir mata air.
Malaikat itu mengantarkannya kembali kepada pemiliknya “Menyerahlah di
bawah tangannya,” dia perintahkan Hagar. “Aku akan sangat menambahkan
keturunanmu.” Ungkapan Ibrani yang dipakai mengIngatkan kita kembali pada
kutukan terhadap Hawa, “Aku akan sangat menambahkan kesakitan

2
kehamilanmu.” Kutukan itu diubah untuk perempuan ini, yang dalam
kehamilannya justru harus menyerahkan diri pada kekuasaan Sarai. “Ketika
engkau melahirkan anak laki-lakimu, namailah dia Ismael, karena” di sini
sejarawan memberikan etimologi nama itu “Yahweh telah mendengarkan
penderitaanmu.” Ini merupakan petunjuk tentang apa yang akan terjadi dalam
Keluaran, di mana Yahweh akan mendengarkan penderitaan keturunan Abram
mela Ishak.
Pada saat kebanggaan Hagar yang tidak semestinya telah tertohoy oleh
pembuangannya ke gurun, Hagar telah melihat Yahweh dalam wujug malaikat-
Nya. Ini merupakan titik balik dalam sejarahnya. “Dan dia menamakan Yahweh
yang sedang berbicara dengannya sebagai, “Engkay adalah El Ro’i (Allah yang
Melihat), karena dia berkata, “Pernahkah aku terlihat sejauh ini setelah Dia yang
melihat aku?” Untuk memastikan kita tidak kehilangan maksudnya, sang narator
mengatakannya lagi: “Karenanya mata air itu dinamakan “bagi Sang Hidup yang
telah melihatku”. Biasanya Yahweh mendengarkan penderitaan mereka yang
menjent penuh tangis dalam kebenaran. Di sini, Sarai dalam kebenarannya telah
“menyengsarakan” Hagar, dan Yahweh telah memerintahkan Hagar untuk
kembali pada Sarai dan membiarkan dirinya “disengsarakan” (makna harfiah dari
kata Ibrani yang dipakai) di bawah kekuasaan Sarai. Sejarawan tidak bermaksud
memaknakan nama Ismael untuk membalik apa yang telah kita katakan tentang
kebenaran Sarai dan kebanggaan Hagar atas kehamilannya yang tidak dapat
dibenarkan. Kesimpulan dari bagian sejarah ini bukanlah Yahweh membebaskan
orang-orang benar, ini adalah kesimpulan yang kita harapkan dan yang akan
menjadi kasusnya bila memang Hagar menjadi pihak yang dirugikan. Namun,
justru yang menjadi fokus di sini adalah Yahweh membebaskan Hagar begitu dis
dapat melihat Yahweh melebihi kehamilannya sendiri. Ini menjadi pengakuan
Hagar terhadap Yahweh yang menjadi sumber berkat dan pengabaiannya terhadap
praanggapan yang dibuat Hagar merupakan penebusannya.
Dalam situasi seperti apakah prokreasi perempuan dipandang berlaku dalam
generasi kelima belas? Dapatkah kehamilan dan kelahiran terjadi serta kejahatan
dihindari—sebuah kombinasi yang belum pernah terjadi dalam keempat belas

3
generasi sebelumnya? Kehamilan divalidas sejarah Y mengusulkan, saat dipahami
dalam jukstaposisi (penempatan dua objek secara berdampingan) terhadap
penyangkalan praanggapa” dan kebanggaan seperti yang dimiliki Hagar.
Kecongkakan Hagar merupakan rekapitulasi dari prasangka Hawa. Di sini
prasangka tersebuf ditiadakan dan karena secara naratif telah dinetralisasi.
Kerendahan hati sang perempuan hamil menebus kapasitas kreativitas dan
akhirnya meletakkannya secara pasti dalam kolom budaya pelayanan Habel, Set,
dan Sem, dibandingkan termasuk dalam kebudayaan kerajaan.
Y memberikan kita petunjuk tentang apa yang terjadi kemudian dalam
sejarah ketika dia mengatakan bahwa Ismael harus menjadi seorang "manusia
bagaikan keledai liar” atau keledai padang rumput har. Makna tepat frase
berikutnya— “tangannya akan berada pada atau melawan segala sesuatu dan
tangan tiap-tiap orang akan berada atau melawan padanya” —tidaklah jelas, tetapi
tampaknya hal ini mengacu pada keberadaan orang-orang Ismail sebagai
pedagang dan perampok bedouin, yang mengungkapkan perjalanan keturunan
mereka melewati Palestina antara Syria dan Mesir. Tidak diragukan lagi jika Y
menyinggung secara khusus pada peran orang-orang Ismael membawa Yusuf ke
Mesir, sebuah langkah esensial untuk menyelamatkan keturunan Abram dalam
kedua generasi, Yusuf dan Musa.
Sejarah Y kemudian menjelaskan hubungan kekerabatan kerajaan Israel ke
bagian timur. Melalui keunggulan mereka dalam sejarah Yakub, Aram, dan Edom
dibuat lebih penting daripada Amon dan Moab. Kekerabatan dalam konteks ini
merujuk pada hubungan politis dan ekonomis. Seseorang dapat menduga bahwa
Aram di sebelah timur laut dan Edom di sebelah tenggara memiliki kepentingan
khusus bagi keluarga Daud. Edom bisa jadi merupakan yang paling penting dari
kesemuanya, dan ini tidaklah mengejutkan, karena Edom berdekatan dengan
daerah-daerah pingggiran di sebelah selatan yang akan menjadi lokasi penting
bagi kebangkitan keluarga Daud.
Sejarawan sekarang beralih pada gagasan anak laki-laki Abram dan Sarai,
yakni Ishak. Ishak adalah kependekan dari “Isaac-el” (kata Ibrani YtsShag-el),
yang memiliki arti “Allah tertawa,” sebagaimana sering ditunjukkan dalam

4
catatan-catatan kaki teks. Namun, kata Ibrani sebenarnya berarti lebih dari sekadar
tertawa. Kata itu mengacu pada makna permainan hubungan seksual, permainan
pemanasan, atay Sanggama. Inilah makna yang terkandung dalam Kejadian 26:8,
di mana Tp. LAI mengalihbahasakan kata kerja tersebut menjadi “bercumbu,
Kareng itu, nama Ishak bisa jadi lebih akurat diterjemahkan atau diinterpretasi.
kan sebagai "Allah melakukan hubungan seksual.” Untuk memaham maknanya
secara keseluruhan dalam konteks pengadilan Daud, ita harus berpaling pada
Mazmur 2, yang biasanya dipandang sebagai sebuah mazmur kultus Daud atau
Salomo.
Mazmur 2 merepresentasikan kebenaran kekaisaran Daud. “Raja-raja dunia
mempersiapkan diri mereka sendiri melawan Yahweh dan rajanya . Sekarang oleh
sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, waspadalah, hai para penguasa
dunia: serahkanlah dirimu kepada Yahweh dengan takut,” Inilah posisi yang dapat
dipegang Daud dan anak lakilakinya, Salomo, dalam puncak kekuasaannya tetapi
tidak ada satupun raja keturunan Daud lainnya yang dapat mencapai taraf itu.
Bagaimana posisi raja didefinisikan dalam mazmur singkat ini? “Dia yang dilantik
di surga tertawa” dan berkata dalam kengeriannya: “Aku telah menempatkan
rajaku di Sion .... Engkau adalah anak laki-lakiku, hari ini Au telah
memperanakkan engkau. Bertanyalah padaku dan Aku akan menjz: dikan bangsa-
bangsa milikmu.” Inilah makna terkait kerajaan dari nama Ishak, “Allah tertawa”:
keluarga Daud dalam bentuk dinasti dan kerajz annya tiada lain merupakan
pewaris kekuasaan Yahweh, pencipta bangsz bangsa. Nama Ishak dalam sebuah
konteks kerajaan berarti bahwa rap jtu bagaikan anak laki-laki Allah, dilahirkan
Allah, seorang keturuna ilahi.
Masalahnya di sini adalah menyangkut otoritas raja untuk menjad tuan atas
bangsa-bangsa secara dominan, dan bahwa otoritas itu digam parkan dalam
kelahiran raja sehubungan dengan Allah tertawa. Ten saja, bagi Y Ishak bukanlah
keturunan kerajaan ini. Yang menjadai penekanan adalah bahwa Y
menggambarkan pewaris sebagai kebalikan dan modelnya atau sebagai kegagalan
dari versi himne kerajaan dalam ayanya menunjukkan bahwa kekuasaan Daud
bersifat lemah. 1 Pentingnya nama kerajaan Ishak sama dengan pentingnya nama

5
fsin. Nama Kain yang bermakna "Aku seperti Allah,” dan akibatnya berujung
pada pembentukan kota-kota dan aturan kerajaan. Dalam fenyataannya, nama
Ishak bahkan lebih gamblang menampakkan kesan Jerajaannya. Namun, Y baru
akan mengambarkan kelahirannya sedemiKian rupa supaya makna-makna
kerajaan dari kelahiran anak laki-laki gulung dalam kesatuan generasi yang
terberkati tidak berjalan menuju arah yang dituju Kain.
Tiga laki-laki mengunjungi Abram di tengah hari yang panas, salah satunya
adalah Yahweh. Dua laki-laki tersebut kemudian akan mengunjungi Sodom, dan
kedua kunjungan dimaksudkan untuk dibaca dalam keterhubungan satu sama lain.
Kunjungan para lelaki kepada Abram dan Sarai ditempatkan secara kontras
dengan kunjungan mereka ke Sodom. Benar dan salah didefinisikan berdasarkan
ramah atau tidaknya sambutan yang diberikan kepada orang asing. Abram dan
Sarai menunjukkan keramahan yang berlebihan. Setelah mempersiapkan makanan
yang Sangat luar biasa, Abram menyajikannya di hadapan para tamunya dan
berdiri di sebelah mereka di bawah pohon sementara mereka makan. Kemudian
percakapan pun dimulai, dan kita dengarkan dengan Cermat.
Yahweh berkata kepada Abram, “Di mana Sarai istrimu?” Ini sebeUarnya
pertanyaan yang amat tidak sopan. Meskipun sudah menjadi Praktik umum di
antara para bedouin yang bertemu untuk saling menaIyakan kesejahteraan
keluarga mereka, tanpa merujuk secara langsung pada seorang istri maupun anak,
tetapi menanyakan secara langsung atau panjang lebar tentang istri orang lain
merupakan pelanggaran amat Serius yang sama saja dengan permintaan untuk
berhubungan intim dengan dia. Sementara keramahan Abram dan Sarai kepada
para lelaki itu sebenarnya menjadi segala yang tampak di permukaan sepanjang
bagian pertama narasi ini, tetapi ungkapan Ibrani menyangkut keramaha dan
seksualitas sebagian besar selaras. Ini membuat semua pembicaraan tentang istri
Abram dan kelahiran anaknya menjadi lebih mencolok da tidak pada tempatnya.
Abram berperan menjadi tuan rumah yang sempurna dan mempertahankan
ketenangannya, dengan menjawah, “Dia ada di dalam kemah.” Konotasi seksual
dari pertanyaan Yahwek tentang Sarai ditegaskan saat Yahweh berkata, "Ketika

6
Aku kembak padamu sekitar waktu kehidupan ini, Sarai istrimu akan mempurya
seorang anak laki-laki.”
Sarai, sebagaimana kepada kita diceritakan, sedang mendengarkan di pintu
masuk kemah, yang berada di belakang Yahweh. Sejarawan menjelaskan dengan
sambil lalu, namun tetap menjadi informasi penting bahwa baik Abram maupun
Sarai telah tua, bahwa mereka telah memasuki masa tua mereka, dan seperti "cara
perempuan itu berhenti menghormati Sarai"—karena dia telah berhenti haid dan
tidak dapat dihamili lagi oleh suaminya. Mendengar perkataan Yahweh, Sarai
tertawa dalam batinnya. RSV menerjemahkan frasa yang terakhir dengan "kepada
dirinya sendiri." Terjemahan itu tidak tepat. Kata Ibrani gereb”di tengahtengah"
atau "di dalam," berarti rahim menurut Y dalam Kej. 25:22: "kepada dirinya
sendiri” pasti telah diungkapkan dalam frase lain dalam bahasa Ibrani, “kepada
hatinya,” yang Y akan gunakan sekilas dalam Kej. 24:25, Dan terutama "tertawa,"
dasar dari nama anak laki-laki yang akan dilahirkan, adalah kata yang penuh
muatan makna. Sambil tertawa, Sarai berpikir sendiri, “Setelah aku tidak berdaya,
sudahkah aku memperoleh kenikmatan seksual, dengan tuanku sudah jadi tua?”
RSV dan banyak terjemahan lainnya menggunakan kala waktu masa depan
—"akankah aku memperoleh kenikmatan?” Ini salah secara tata bahasa dan
sekaligus kehilangan maknanya: Sarai baru saja merasakan kenikmatan seksual di
tengah-tengahnya, di dalam dirinya sendiri.” Kata yang diterjemahkan sebagai
kenikmatan seksual adalah edna, sebentuk kata yang sama persis dengan eden,
Eden adalah nama taman di mana sang laki laki dan puannya pertama
“mengetahui”.
Yahweh berkata kepada Abram, “Mengapa ini terjadi? Sarat telah mrtawa.
sambil berpikir Akankah aku benar-benar melahirkan seorang kketika aku telah
tua?” Dia melanjutkan,” Apakah urusan ini terlalu kyubkan untuk Yahweh
wujudkan?” Kembali di sini RSV memberiterjemahan yang tidak tepat.
Terjemahan yang tepat justru ditemudalam catatan kaki RSV tersebut: bukan
"terlalu sulit,” melainkan “erlalu menakjubkan.” Bahkan, “menakjubkan” di sini
tidak hanya sekadar merujuk pada sembarang keajaiban, tetapi secara khusus
hanya pada kegjaban kelahiran, seperti yang dapat dilihat dengan membandingkan

7
sejumlah penggunaan istilah Ibrani lainnya dalam Alkitab. Muncul satu
pernyataan tentang hak istimewa menciptakan yang dimiliki Yahweh. kembali ke
asal-usul penciptaan manusia pertama. Karena itu, pernyataan Yahweh
selanjutnya berbunyi, “Aku akan kembali padamu di saat yang tepat, sekitar
waktu kehidupan ini, dan Sarai akan memiliki seorang anak “laki” Pengulangan
frasa membingkai percakapan utama sejauh ini, membentuknya sebagai sebuah
satuan dan menetapkan makna utananya: melalui diri Yahweh, Sarai akan
mempunyai seorang anak lakilaki. Ini merupakan komposisi atau retorik khas
Ibrani untuk membentuk satuan naratif atau percakapan dengan pengulangan di
awal dan akhirsebuah inklusi (atau konstruksi penyusunan). Pembahasan tentang
pengulangan frasa terkadang dapat menyingkapkan pandangan utama dari unit
pemikiran yang begitu tertutup. Dalam kasus narasi ini, percakapan yang terjadi
melampaui unit pemikiran yang tertutup dan memfokuskan perhatian kita bahkan
lebih secara langsung pada istilah “tertawa” Dengan cara ini, narasi ini
menegaskan pentingnya nama Ishak dalam bubungannya pada interaksi Yahweh
dengan Sarai.
Dengan penuh takut, Sarai menyangkal, “Aku tidak tertawa” Yahweh, tanpa
melihat dan mendengarnya, tegas menjawab, “Tidak, engkau memang tertawa.”
Sekarang makin jelaslah bahwa kata Ibrani csahag itu kaya akan makna. Perlu
ditekankan bahwa kata-kata semacam ini tidak mempunyai padanan kata tunggal
dalam bahasa Inggris yang dapa merepresentasikan makna-maknanya. Meskipun
kata “tertawa” dapa dipergunakan untuk memaknakan tsahaq, namun makna ini
tidaklah cukup untuk menerjemahkan kata ini. Dengan demikian setiap kali katy
“tertawa” kita temukan, sangatlah penting untuk mengingat semu makna yang
direpresentasikan oleh istilah ini.
Keseluruhan narasi kelahiran Ishak tidak hanya merujuk pada kel. hiran
anak sulung dalam generasi kedua, tetapi lebih secara khusus pada narasi
berikutnya dalam urutan rekapitulasi, yaitu perkawinan antar dewa dan manusia
dalam Kejadian 6:1-4. Solusi, sebagaimana adanya, terhadap masalah kesadaran
kerajaan tentang menciptakan pewaris takhta dilengkapi dengan tindakan yahwe,
sang dewa, membuat Sarai hamil sehingga menyediakan bagi Abram seorang

8
pewaris. Ishak mempunyai seorang ayah ilahi dan seorang ibu manusia, seperti
orang-orang ternama dalam generasi sebelumnya. Namun, dalam kasus ini, dalam
generasigenerasi berkat, keseluruhan sejarah menunjuk tanpa syarat pada
kedaulatan Yahweh. Yahweh-lah yang menciptakan bagi Abram sebuah nama
(memasyurkan nama Abram), dengan segala implikasinya.

Telah kita saksikan bahwa kelahiran anak sulung Abram dan Sarai dari
generasi keenam belas (yang akan menjadi generasi kedua dalam kesatuan ketiga
generasi yang dipaparkan Y) mengangkat pembalikan kelahiran Kain, anak sulung
dari generasi kedua dalam kesatuan generasi pertama. Tiap kejadian dalam narasi
kelahiran Ishak mempunyai rujukas balik masing-masing yang jelas pada sebuah
kejadian dari sejarah kesatuan generasi kedua, yang terbentang mulai dari Nuh
hingga ke pembangunan menara-kuil. Namun, sebagaimana cerita Abram dan Lot
yang merupakan pembalikan dari pertentangan antara Kain dan Habel mendahului
pembalikan kelahiran Kain dengan kelahiran Ishak, mak urutan berbagai
pembalikan ini tidak mengikuti secara terlalu ketat das tidak juga dengan terpisah-
pisah segala urutan kejadian yang terjadi dalam kesatuan kedua dari tujuh generasi
keturunan bapa leluhur. Dibandingkan merujuk kembali pada sejarah sebelumnya
secara urut, naratof sejarah justru membuat berbagai rujukan, di sepanjang
pengulangan gagasan Ishak hingga mencapai sejarah keempat-belas generasi
pertama—semua rujukan ini dipayungi oleh kerangka utama memaparkan
rekapitulasi masalah manusia yang merebut hak Ilahi untuk menciptakan manusia
lain.
Semua kejadian menyangkut kelahiran Ishak terjadi dalam kerangka
pembenararrprokreasi. Namun, fakta bahwa Yahweh telah mengunjungi Abram
dan kemudian mengkhianati keramahtamahan tuan rumah dengan membuat Sarai
hamil justru memberikan Yahweh kesempatan beristirahat. Kini, Y mengangkat
pembenaran terhadap tindakan Y, Masalah keadilan pun dibicarakan secara
panjang lebar di sepanjang sisa narasi Ishak hingga mencapai kelahiran aktual
Ishak.

9
Yang menjadi kunci masalah dalam pasangan narasi dalam Kejadian 1& dan
19: 1-28 adalah tsedagah (keadilan)—yaitu, apa yang benardan adil sehubungan
dengan keramahtamahan dan hubungan seksual. Tindakan Yahweh membuat
Sarai hamil sama saja dengan perselingkuhari, Yahweh sekarang berada dalam
posisi sama berhadap-hadapan dengan posisi Abram dan Sarai di hadapan Firaun
pada permulaan sejarah Abram, ketika dia mengambil istri Abram. Kesejajaran ini
menolong untuk menegaskan maksud yang Y ingin kemukakan dalam sejarah
secara keseluruhan. Tindakan Yahweh membuat Sarai hamil, dari permukaannya,
bukan hanya merupakan tindakan yang tidak adil, melainkan sebuah tindakan
ketidakadilan terkait kerajaan. Meskipun tindakan itu meme. cahkan masalah yang
dipicu akibat Adam mengetahui Hawa—Abram dan Sarai akan mempunyai
seorang anak laki-laki tanpa Abram mengeta. hui Sarai—tetapi tindakan ini perlu
pembenaran. Karena itulah tindakan tersebut didefinisikan sebagai tindakan yang
tsedagah, benar, lebih daripada rasha, salah.
Yahweh tidak dapat seenaknya membenarkan apa yang telah Dia lakukan
secara langsung, sehingga sejarah-lah yang secara tidak langsung harus
membenarkan untuknya. Ini dilakukan berdasarkan gagasan khas Ibrani mengenai
perbandingan keadilan: sesuatu dianggap benar jika dapat dikontraskan dengan
sesuatu lainnya yang kurang baik, Atau, dengan kata lain, sesuatu dipandang adil,
tanpa syarat, jika hal tersebut apat ditunjukkan sebagai sesuatu yang lebih adil
dibandingkan lainnya. Dalam retorik Ibrani, perbandingan untuk baik haruslah
benar-benar baik. Pendapat seperti itu digambarkan dalam Yehezkiel 16 58, di
mana dosa Yerusalem dibandingkan dengan dosa Sodom Samaria. “Engkau,
Yerusalem, telah membuat saudara-saudarammu Sadang dan Samaria benar
(bukan “terlihat benar” sebagaimana dalam RSV) karena semua kekejian yang
telah engkau perbuat.” Sebuah contoh day Y tercantum dalam Kejadian 38: 26,
dimana pembebasan Tamar didasariag pada kesalahan Yehuda yang lebih besar.
Kejahatan lebih besar yang Funakan untuk membenarkan kesalahan seksual
Yahweh terhadap Sarg adalah kejahatan seksual para penduduk Sodom dan
Gomora.

10
Perbandingan antara Yahweh dan orang-orang Sodom dibuat dalan
hubungannya dengan ungkapan bahasa Ibrani “mengetahui” seseorang yang
tentunya bagi Y kembali akhirnya pada pengetahuan yang diperoleh Oleh sang
pria dan perempuan itu di taman. Yahweh “mengetahui” Sara. tetapi frase kunci
untuk sejarah Abram ditemukan dalam Kejadian 18:19 “Karena Aku telah
"mengetahui” Abram.” Di sini "mengetahui" merujuk pada sumpah berkat
Yahweh dalam Kejadian 12:1-3 dan mempunyai makna yang sama sebagaimana
dalam Keluaran 1:8: “Seorang raja telah bangkit atas Mesir yang tidak mengetahui
Yusuf” “Mengetahui”dalam konteks berarti mendirikan atau mempertahankan
hubungan kontraktud berdasarkan produksi, seperti kepemilikan tanah, atau pada
reproduks seperti memperoleh seorang pewaris. Dalam kasus ini keduanya
menpdi penekanan. Yahweh telah mengenal Abram, sebagaimana dikatakannya
hanya demi keadilan, dalam kepergian generasi-generasi ketidakadilas Namun,
dalam proses menanggung hubungan kontraktual im, di Yahweh sendiri, dengan
mengetahui istri Abram untuk tujuan meng hasilkan seorang pewaris, telah
melakukan tindakan ketidakadilan Palam rangka membenarkan pengetahuan-Nya
terhadap Abram, dengas tidak hanya menghibahkan Abram tanah, tetapi juga
melakukan hubungan tidak adil dengan Sarai, Yahweh menemukan sebuah contoh
jain tentang seorang manusia mengetahui manusia lainnya yang leb h fidak
adilyakni para lelaki Sodom yang mengetahui laki-laki lain dalam aksi
pemerkosaan geng.
Penggunaan Y terhadap motif mengetahui secara homoseksual seharusnya
mengizinkan terjadi penyingkapan dalam konteks sejarah, tanpa dipengaruhi oleh
praanggapan atau pemahaman seseorang tentang benar dan salah terhadap
homoseksualitas. Sejarah Y tentang homoseksualitas orang-orang Sodom
merupakan fantasi terbukti dari kenyataan tidak adanya non homoseksual dalam
sejarah generasi kelima belasnya. Kesalahan atau ketidakadilan orang-orang
Sodom telah ditunjukkan dan dikonfirmasi dengan baik sebelum sejarah Y
mencapai truk penyingkapan ini. Orang Sodom adalah bagian orang Kanaan dan
karenanya adalah keturunan dari kolom kebudayaan perkotaan yang terkutuk
(Kejadian 10:6, 19). Sebagai anak-anak Ham, homoseksualitas mereka tidak

11
diragukan lagi merupakan implikasi dari Ham melihat ketelanjangan ayahnya. Y
telah menyatakan dengan gambling bahwa orang-orang Sodom itu keji, pendosa
besar (Kejadian 13:13). Nama raja mereka, Birsha, mengandung di dalamnya kata
“salah” atau “tidak adil”. Apa salah mereka? Mereka tidak mengetahui Yahweh,
baik sehubungan dengan produksi atau reproduksi. Raja mereka tidak mengenali
atau “mengetahui” peran Yahweh dalam perolehan kekayaannya, dan sekarang
mereka tidak mengenali atau “mengetahui” Yahweh meskipun mereka berupaya
keras Untuk mengetahuinya.
Pada masa Y, masyarakat perkotaan bersifat patriarkat. Di per. mukaan,
secara publik, masyarakat itu kesemuanya adalah laki-laki: para aktor yang
terlihat hampir terbatas pada laki-laki saja. Y mampu mendirikan komunitas
Kanaan (komunitas perkotaan Palestina) dalam bentuk ekstrem dari komunitas
homoseksual laki-laki karena biasanya ada kelebihan jumiah laki-laki dalam
komunitas perkotaan Palestina, #ehingga banyak orang hanya tidak memiliki
kesempatan untuk menikah atau membangun sebuah keluarga. Terdapat banyak
kisah dalam Alkitah tentang para tuan perkotaan, di mana diri mereka sering
mempunyai banyak istri dan selir yang memiliki jumlah anak laki-laki yang
Sekali dan hampir tidak ada anak perempuan. Pola Ini mungkin wenunjukkan
adanya bias demografis akibat praktek pembunuhan perempuan. Anak laki-laki
dipandang berharga karena peran ketiiterg dan ekonomis mereka dalam
masyarakat. Dengan kata lain, Y denga cara khas mengambil sebuah gambaran
sosial komunitas urban yang ekstrem dalam rangka untuk menggunakannya
sebagai sebuah potrer kegagalan.
Asurnsi Y bahwa homoseksualitas itu salah, muncul dari penekanan yang
kuat tentang reproduksi di antara generasi dataran tinggi sebehan Daud, sebuah
penekanan yang cocok dan bahkan amat penting bag penyebaran penduduk di
wilayah dataran tinggi yang sebelumnya keka tangan penduduk. Tersebarnya
asumsi kebudayaan ini menegaskan bias reproduksi normal terhadap kaum
bangsawan kebudayaan perkotaan Y tidak hanya mencemooh homoseksualitas,
tetapi dia mengolok-dlok juga dengan membuat gambaran terburuk kebudayaan
perkotaan dalam istilah-istilah tersebut. Untuk mencirikan masyarakat perkotaan

12
itu tdak adil, Y memilih bentuk perilaku seksual yang sangat kejam dan hina,
yakni pemerkosaan, yang tidak diragukan lagi merupakan gambaran masyarakat
perkotaan Palestina.
Para laki-laki itu bangkit, pergi ke puncak tertinggi, dan melihat ke bawah
dataran subur Sodom. Abram pergi mengantarkan para laki-laki itL Dalam
perjalanan, Yahweh berpikir dalam batin-Nya sendiri, “Apakah Aku akan
menyembunyikan kepada Abram apa yang hendak Aku laku kan? Padahal, Abram
akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa melalui dia segala bangsa di atas
bumi akan mendapat berkat, karena Aku telah mengenalnya dengan baik,
sehingga dapat diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keluarganya
supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Yahweh dan melakukan
keadilan. Perkataan “keadilan” di sini merupakan terjemahan dari kata yang
biasanys kita terjemahkan sebagai “benar” sebuah kata yang telah muncul dalas
nama Melkisedek dan dalam tuntutan Abram akan hak untuk memilik pewaris,
dan yang akan muncul dalam referensi kepada orang benar (woddigim) Sodom.
Kepedulian mendasar Y adalah mencirikan raja yang atil, jadi sekarang, Yahweh
khawatir bahwa, sama seperti cara Yahweh harus mengajarkan keadilan, Yahweh
dapat mengungkapkan tindakan rya di sini (membuat Sarai hamil) sebagai
keadilan.
Mencapai titik Ini sejarawan kita menggelar panggung untuk terjadinya
dialog antara Yahweh dan Abram dengan menyusun serangJaian klausul yang
tidak berkesinambungan dalam bahasa Ibrani, klausa yang tidak bergerak maju
dalam proses narasinya, melainkan justru menerangkan situasi narasi. Mereka
mengatakan kepada para pembaca ap3 yang dia butuhkan untuk ketahui. Dialog
ini langsung mengungkapkan siasat Yahweh untuk merepresentasikan dirinya
sendirinya adil. Yahweh berkata, "Tangisan ketidakadilan terhadap Sodom dan
Gomora amatlah hebat, dan dosa mereka luar bisa mengerikan. (Y telah
mengFunakan istilah “dosa” hanya dua kali sebelumnya, sekali dalam rujukan
kepada para lelaki Sodom dan yang lain—satu-satunya tempat di mana Dia
mencirikan dosa—-dalam rujukan pada pembunuhan Kain, dan dia muncul untuk
menyatakan dosa sebagai kekerasan sosial.) Biarlah Aku turun dan melihat apakah

13
benar-benar mereka telah berkelakuan sesuai dengan tangisan yang datang
kepadaku, atau malah tidak—biarlah Aku ketahui. Ini adalah terjemahan yang
dikatakan amat canggung karena kedua kata kunci justru muncul di akhir dari dua
klausa terpisah, yaitu, “benar-benar” dan “mengetahui.” Mengapa Yahweh ingin
“"mengetahui” seberapa “penuh” kesalahan orang-orang Sodom? Jawabannya
langsung muncul pada dialog Abram dan Yahweh selanjutnya.
Saat para lelaki itu melanjutkan perjalanan mereka ke Sodom, mendekati
Yahweh dalam penghormatan dan menanyai-Nya” “Apakah Engkau benar-benar
akan melenyapkan orang benar bersama dengan orang bersalah? Kemungkinan
ada lima puluh orang benar dalam kota itu. Akankah Engkau lalu menyapunya
bersih? Tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang
ada di tengah tengah mereka? Tanpa perhitungan akankah Engkau berkeinginan
melakukan hal seperti itu, membunuh orang benar bersama-sama denga orang
fasik, memperlakukan orang benar itu sama dengan orang fasik. Tanpa
perhitungan akankah Engkau lakukan itu. Apakah Hakim seluruh dunia tidak
hendak melakukan keadilan?" Ini merupakan semacam pidat yang panjang bagi
Y. Abram memang menempatkan Yahweh di tempatnya, dan dia langsung
bermain menuju tangan Yahweh.
Sejarawan kita menyajikan begitu banyak dialog Yahweh dengan Abram
yang membahas jumlah persis orang benar di Sodom karena cara yang digunakan
untuk membuktikan ketidakadilan orang-orang Sodom justru bukanlah melalui
kualitas perilaku mereka, yang merupakan sebuah kesalahan sederhana,
melainkan melalui kuantitasnya yang dihubungan dengan keterlibatan seluruh
kota. Dengan demikian, pertanyaannya menjadi bukanlah seberapa salah,
melainkan seberapa banyak Ketepatan penghakiman berdasarkan keadilan telah
diperhitungkan berdasarkan jumlah. Alasan naratif untuk ketepatan semacam ini
adalah untuk menyingkirkan semua jenis penghakiman kualitatif. Maka, dialog
itujustru menggantikan pertanyaan apakah itu adil untuk menggambarkan orang-
orang Sodom dengan cara itu. Abram sendiri akan terdaftar sebaga bagian dari
definisi yang tepat dari suatu perbuatan—pemusuhan orang-orang Sodom—yang
kemudian akan membenarkan ketidaksetiaannya sendiri pada sang istri.

14
Sementara sebagai orang yang telah dikhignati, dia justru akan menjadi orang
yang menentukan syarat-syarat pembenaran.
\ Di akhir dialog, narator menyimpulkan bahwa Yahweh berlalu ketika
Diatelah selesai berbicara dengan Abaram. Dalam bahasa Ibrani, tidaklah biasa
untuk membuat pernyataan sebagaimana yang dibuat oleh sang narator
menyangkut Yahweh menuntaskan pembicaraannya dengan Abram. Y
menyimpulkan dialog itu dengan benar-benar mengatakan bahwa percakapan
telah selesai guna membentuk inklusi dan menarik perhatian sekali lagi pada
tingkatan "ketuntasan," yang selama ini telah menjadi topik dialog.
Dua orang malaikat tiba di Sodom pada petang hari. Lot menawarkan
mereka keramahan seperti yang telah dilakukan Abram. Y sekarang
mendayagunakan sepenuhnya terminologi dan gambaran yang sejajar bahwa
keramahan memiliki kesamaan dengan seksualitas. Keramahan Abram yang
ekstrem dalam Kejadian 18 dikontraskan dengan kurangnya keramahan Sodom.
Kontras ini pertama kali ditunjukkan dalam kisah pertemuan raja Salem dengan
raja Sodom dalam Kejadian 14, di mana yang seorang menunjukkan keramahan
sementara yang lainnya tidak. Para malaikat Yahweh diterima di Sodom dengan
ketidakramahan dan ketidakadilan yang ketercelaannya sama dengan
kedermawanan Abram.
Narator menginginkan pembacanya untuk menarik kesimpulan bahwa
keramahtamahan lebih susah ditemukan dalam konteks urban daripada dalam
konteks desa dan kemah. Sudah menjadi fenomena umum bahwa
keramahtamahan di Palestina lebih tersedia di desa. Setiap desa mempunyai
sebuah tempat yang telah diatur sebagai rumah tamu di mana seorang tamu
dipersilakan untuk tinggal di sana sampai tiga malam. Kesejajaran dengan
kekurangramahan di Sodom dapat ditemukan dalam Hakim-hakim 19, di mana,
dalam sebuah narasi pro-Daud, antiSaul, seorang Lewi dan gundiknya, setelah
merasakan limpahan keramahtamahan di Betlehem, seperti Yahweh di sini,
melewati Yerusalem menCari tempat untuk bermalam. Mereka berpikir bahwa
Yerusalem, menjad sebuah kota sekaligus bukan Israel, pasti akan
memperlakukan mereka dengan kejam dibandingkan menawarkan mereka

15
keramahtamaha Sehingga mereka melewati saja kota itu dan berhenti di Gibea,
sebua kota kecil, di mana seseorang dapat mengharapkan keramahtamahan
Maksud yang hendak disampaikan pengarang anti-Saul ini adalah sebuah ironi:
kota, yang telah ditentukan menjadi ibu kota Saul, ternyata malah Tidak ramah:
jika saja mereka berhenti di Yerusalem, yang telah menjagj ibu kota Daud.
Kedua malaikat telah menemukan dalam orang benar pertama di Lot, yang
bersama dengan diri mereka berdua berarti telah ada tiga orang benar. Sindiran-
sindiran bernuansa seksual dari bahasa keramahtamahan tidaklah tersembunyi
lama. Saat para lelaki itu hendak masuk, "para lelaki kota, para lelaki Sodom, baik
tua maupun muda, semua orang tanpa kecuali"—Y tidak melepaskan kesempatan
untuk mengingatkan kita bahwa dia sedang membicarakan tentang sebuah kota,
dengan meletakkan tekanan penuh pada kuantitas—"mengelilingi rumah Lot."
Bertekad melakukan pemerkosaan geng, mereka ingin "mengetahui" para
malaikat itu, yang tampak sebagai laki-laki di hadapan mereka. Keinginan para
lelaki Sodom untuk "mengetahui" para malaikat itu sama dengan keinginan
mereka untuk "mengetahui" Yahweh dan karenanya memba: likkan hal Yahweh
"mengetahui" Sarai dan mengetahui Abram. Sekali lagi sejarawan menekankan
koneksi antara melihat dan mengetahui: para malaikat menghajar para lelaki itu
dengan kebutaan sehingga mereka tidak mampu untuk "melihat" dan karenanya
tidak mampu untuk "mengetahui."
Tampaknya terdapat permainan kata antara tsahag ('tertawa') dengan tsa'ag
(“menjerit”). Tawa Sarai dan Yahweh harus dikontraskan dengan tangisan orang-
orang Sodom. Jikalau yang terakhir merupakan Ketidakadilan, maka yang
permulaan adalah keadilan. Permainan kata ini mencapai klimaksnya saat para
malaikat dan Lot berusaha membujuk para menantu Lot untuk melarikan diri
bersama mereka. Sementard tangisan orang-orang Sodom berkumandang, para
menantu laki-lak! menganggap Lot "berolok-olok" (ini terjemahan yang keliru).
Bahasa Ibraninya sekali lagi adalah tsahag (“tertawa”). Para menantu laki-lak)
membayangkan Lotakan meninggalkan mereka. Karenanya keduaorang Sodom
yang berpeluang mempunyai kesempatan terbaik untuk menjadi orang benar
ternyata harus seperti yang lainnya. Akhirnya ada enam orang benar di sana—Lot,

16
istrinya, dua anak perempuannya, dan kedua malaikat—dan tidak ada satupun
orang Sodom. Kesalahan kota itu pun lengkap sudah.
Lot tidak sekadar melarikan diri. Kedua malaikat itu menyuruhnya
melarikan diri ke perbukitan. Namun, Lot lebih memilih melarikan diri ke sebuah
kota yang disebut mits'ar (“yang kecil”), dan bernama Tso'ar, atau Zoar, dari akar
kata Ibrani yang sama. Bentuk kata "yang kecil" identik dengan bentuk kata "yang
besar” yang merupakan setengah dari ungkapan “kota dan kota besar lainnya"
yang sering kita terjemahkan "sebuah kota dan menara" atau "menara-kota."
Episode ini merupakan pembalikan kisah tentang kota besar generasi
keempatbelas di Sinar, Babel. Dalam generasi Abram, generasi terberkati pertama,
"kota" sebagian telah ditebus dari kutukan, karena Daud sendiri adalah seorang
penduduk kota.
Tiang garam merujuk pada sumber daya alam dari daerah Laut Mati yang
dikendalikan oleh Daud saat naik takhta kekuasaannya. Seperti aspal, garam pasti
telah menjadi salah satu produk perdagangan Kerajaan Daud yang penting.
Sebagai tambahan, dihilangkannya istri Daud merupakan sebuah pra-kondisi
terhadap kisah kelahiran orang-orang Moab dan Amon, dengan penekanannya
pada ketidaktahuan Lot. Lot yang hanya memiliki anak-anak perempuan
mencerminkan orang-orang Sodom yang hanya terdiri dari laki-laki. Kehilangan
Lot atas istrinya mencerminkan kehilangan anak-anak perempuannya terhadap
Suaminya.

Koneksi dengan Ham kini telah menjadi lingkaran penuh. Akibat ketakutan
untuk menetap di Zoar, Lot dan dua anak perempuannya nenempati sebuah gua.
Di sana, anak-anak perempuannya merancang Sebuah cara untuk bisa
mengandung. Mereka membuat ayah mereka mabuk, lalu sementara dia tidur
mereka berbaring dengannya. Kejadian ini tentunya merupakan pembalikan dari
Nuh terbaring mabuk 4 kemahnya. Dalam kasus ini, tidak seorang pun "melihat"
sesuatu, da sebagaimana diulang —Lot juga tidak "mengetahui." Anak-anak Lot,
parg keponakan Abram, adalah orang-orang Moab dan Amon, keduanya bangsa di
sebelah timur ditundukkan dan diperintah oleh Daud. Mereka berada di bawah

17
pemerintahan Israel karena mereka dilahirkan akibat inses, sedangkan Israel
dilahirkan dari seorang dewa. Meskipun mungkan mereka adalah hasil inses,
tetapi mereka ditebus oleh pengulangan frase "Lot tidak mengetahui." Sebelum
kelahiran Ishak, semua kelahiran masih menimbulkan masalah. Namun, karena
ayah mereka tidak tahu—sama seperti Abram tidak mengetahui Sarah dan tidak
mengetahui bahwa dia telah digantikan—kelahiran mereka, seperti kelahiran
Ishak, divalidasi dalam narasi ini.
Tentu saja, Ishak belum dilahirkan. Kejadian itu disimpan oleh sejarawan
hingga bagian paling akhir sejarah khusus Abram, untuk membungkus semua hal
yang telah mengarah pada kejadian tersebut Kelahiran Ishak terjadi dalam
Kejadian 21:1. Hampir semua bagian Kejadian. 20 merupakan sisipan dari E,
sama seperti sebagian besar Kejadian 21 dan 22, serta keseluruhan Kejadian 23
tampaknya berasal dari P. Meskipun banyak komposisi dari perpaduan sejarah Y
dan E tetaplah tidak jelas, tetapi terlihat bahwa kisah-kisah E mengenai Abram
sebagian besar dipolakan pada kisah-kisah Y dan dikumpulkan menjelang akhir
kumpulan kisah Saat mempelajari Y, pembaca modern haruslah memperhatikan
secara khusus pada kisah-kisah yang berada dalam tanda kurun dalam Alkitab
karena bahan-bahan itu bukanlah dari Y.
Seperti yang telah diharapkan, sejarawan menggabungkan gambaran
kelahiran Ishak secara hati-hati, berdasarkan pandangan akan penye babnya.
"Yahweh memperhatikan" Sarai sesuai dengan perkataannya sendiri, dan Yahweh
memberlakukan pada Sarai tepat seperti apa yang telah dikatakannya, dan dia pun
mengandung." Apa yang amat jelas terlihat hilang dalam kisah ini adalah
formulanya, "Dan Abram mengenal istrinya” Sarai melahirkan seorang anak laki-
laki bagi Abram dan dia sepatutnya diberi nama Ishak. Penamaan dalam Y
sebenarnya tidaklah tersedia dalam teks Alkitab: karena telah digantikan oleh
penggabungan istilah yang dilakukan Y.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


Secara keseluruhan, buku ini sudah sangat baik dalam menghadirkan ulasan
tentang kisah sejarah pertama Alkitab, khususnya dalamkerangka pikir dan karya

18
sumber Y. Pendekatan sosial, ekonomi dan politik yang digunakan punberhasil
menguak dan memberikan informasi-informasi baru yang selama ini masih
terlihatsamar-samar dan kurang memadai. Namun, secara tak kasatmata,
sebenarnya buku ini punturut memuat tentang permasalahan sepertikeadilan dan
kesejahteraan, yang tentu sajamasih relevan untuk konteks jemaat dan masyarakat
sekarang ini

ANALISIS ISI BUKU


Buku ini menjelaskan sumber Y dengan menitikberatkan pada aspek sosial,
ekonomi, bahkan politik. Uraian yang termuat di dalamnya tidak hanya sebatas
menjelaskan sumber Y saja, tetapi sudah disertai dengan interpretasi dari kedua
pengarang tersebut. Dalam buku ini dijelaskan bahwa sumber Y ditulis dengan
latar belakang Mesir yang kuat sebagai salah satu negara adikuasa dan kerajaan
Israel di bawah monarki Daud, di sini Mesir adalah ancaman terbesar.
Pertanyaannya, mengapa Mesir? Apakah tidak ada negara adidaya lain selain
Mesir, seperti bangsa Mycenaean, Het, dan Asyur? Dan benarkah sumber Y
ditulis pada masa Daud menjadi raja kerajaan Israel? Hal ini dijelaskan panjang
lebar dalam buku ini. Selain itu, sumber Y juga memiliki agenda lain, yaitu
bagaimana menyatukan dua belas suku menjadi satu bangsa dalam kerajaan baru
di bawah dinasti Daud. Mengapa Daud harus melakukan ini? Jawaban awal yang
diberikan karena berkaitan dengan keberadaan mereka di tengah-tengah kerajaan
dan bangsa lain. Cara Daud mencoba meyakinkan rakyatnya adalah dengan
mengangkat kisah panggilan Abraham, terutama penegasan “Israel adalah bangsa
yang besar, terpilih dan diberkati. Kedua agenda ini merupakan kerangka besar
untuk memahami buku ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan ringkasan materi berjudul Sejarah Pertama Alkitab: Dari Eden
Hingga Kerajaan Daud Berdasarkan Sumber Y, dapat disimpulkan bahwa penting
untuk disadari bahwa Sara telah menggunakan kata “membangun” yang merujuk
kembali pada “pembangunan” Yahweh terhadap perempuan pertama dalam

19
tamanitu dan mengulangi “pembangunan” rumah-rumah kerajaan yang telah
muncul dalam hubungannya dengan prokreasi. Hamil dan yang tidak, sebagai
suatu cara untuk menekankan masalah prokreasi: sementara yang kedua adalah
pembedaan antara sang pemilih dan hamba. Benar-benar, pembedaan inilah yang
sumber Y pilih untuk menangani semua masalah penting: sejarah sebagai suatu
keseluruhan yang berpuncak pada pembebasan yang dilakukan Yahweh terhadap
para budak raja Mesir.
Telah kita saksikan bahwa kelahiran anak sulung Abram dan Sarai dari
generasi keenam belas (yang akan menjadi generasi kedua dalam kesatuan ketiga
generasi yang dipaparkan Y) mengangkat pembalikan kelahiran Kain, anak sulung
dari generasi kedua dalam kesatuan generasi pertama. Tiap kejadian dalam narasi
kelahiran Ishak mempunyai rujukas balik masing-masing yang jelas pada sebuah
kejadian dari sejarah kesatuan generasi kedua, yang terbentang mulai dari Nuh
hingga ke pembangunan menara-kuil. Namun, sebagaimana cerita Abram dan Lot
yang merupakan pembalikan dari pertentangan antara Kain dan Habel mendahului
pembalikan kelahiran Kain dengan kelahiran Ishak, maka urutan berbagai
pembalikan ini tidak mengikuti secara terlalu ketat dan tidak juga dengan terpisah-
pisah segala urutan kejadian yang terjadi dalam kesatuan kedua dari tujuh generasi
keturunan bapa leluhur.
Yahweh telah mengenal Abram, sebagaimana dikatakannya hanya demi
keadilan, dalam kepergian generasi-generasi ketidakadilas Namun, dalam proses
menanggung hubungan kontraktual im, di Yahweh sendiri, dengan mengetahui
istri Abram untuk tujuan meng hasilkan seorang pewaris, telah melakukan
tindakan ketidakadilan Palam rangka membenarkan pengetahuan-Nya terhadap
Abram, dengas tidak hanya menghibahkan Abram tanah, tetapi juga melakukan
hubungan tidak adil dengan Sarai, Yahweh menemukan sebuah contoh lain
tentang seorang manusia mengetahui manusia lainnya yang lebih tidak adil yakni
para lelaki Sodom yang mengetahui laki-laki lain dalam aksi pemerkosaan geng.

20

Anda mungkin juga menyukai