Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KONSELING INDIVIDU

NAMA: JULI ARYA MUSTIKA

NIM:2030502090

A . Latar belakang

Narkoba atau NAPZA adalah zat/bahan yang berbahaya yang mempengaruh kondisi
kejiwaan atau psikologi seseorang, baik itu pikiran, prilaku ataupun perasaan seseorang
dimana efek samping dari penggunaan obat ini adalah kecanduan atau menyebabkan
ketergantungan terhadap zat atau bahan ini. Ada beberapa yang termasuk narkoba atau
NAPZA yaitu : Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif.
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan dari tanaman baik
itu sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, (UU RI No 22 / 1997). Narkotika terdiri dari tiga golongan, yaitu :
Golongan I : Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak dipergunakan untuk terapi, serta memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi,
contohnya: Cocain, Ganja, dan Heroin
Golongan II : Narkotika yang dipergunakan sebagai obat, penggunaan sebagai terapi,
atau dengan tujuan pengebangan ilmu pengetahuan, serta memiliki potensi ketergantungan
sangat tinggi, contohnya : Morfin, Petidin
Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai obat dan penggunaannya banyak
dipergunakan untuk terapi, serta dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh: Codein
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah ataupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan prilaku dan perubahan khas pada aktifitas mental dan di bagi menjadi beberapa
golongan, yaitu :
Golongan I : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk pengembangn ilmu
pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi dan memiliki sindrom ketergantungan
kuat, contoh: Extasi
Golongan II : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk pengobatan dan dapat
digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki
sindrom ketergantungan kuat, contoh : Amphetamine
Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai obat dan banyak digunakan
sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketergantungan sedang, contoh : Phenobarbital
Golongan IV : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai pengobatan dan dan banyak
dipergunakan untuk terapi serta digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memilikisindroma ketergantungan ringan, contoh : Diazepem, Nitrazepam.
Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan
psikotropika, meliputi :
Minuman beralkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berfungsi menekan susunan
saraf pusat dan jika digunakan secara bersamaan dengan psikotropika dan narkotika maka
akan memperkuat pengaruh di dalam tubuh. Ada tiga golongon minuman beralkohol yaitu :
Golongan A : Kadar etanol 1-5 %
Golongan B : Kadar etanol 5-20 %
Golongan C : Kadar etanol 20-45 %
Inhalasi : adalah gas hirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik
yang terdapat di berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagainya.
Tembakau : tembakau adalah zat adiktif yang mengandung nikotin dan banyak yang
digunakan di masyarakat.

B. Narasi
Malam yang gelap nampak kelam
Bagai kehidupan suram yang dirasakan
Malam yang gelap hanya sesaat seperti kenikmatan yang dihirup
Terasa sedap namun tersedak
Akankah semuanya akan selamahnya
Menikmati dunia sampai lupa akan neraka
Yang kau hirup bikin melayang setalah itu kau terjang sampai kelautan
Terasa sakit tapi menagih ingin lagi
Haruskah setiap hari ku nimkati?
Sampai akhirnya mati menghadap sang ilahi bersama benih-benih dosa
Dan penyesalan yang abadi. . .
Tak akan kurasakan kembali jurang yang dalam
Seperti kemarin demi putri tercintaku dan bidadari surga..
C . identifikasi kasus
Metode yang kami lakukan selama proses konseling adalah:
1. Metode Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan konselor terhadap
konseli dengan memberikan pertanyaan yang sebelumnya sudah disiapkan tetapi berkembang
selama pelaksanaan wawancara kepada konseli atau klien.
2. Metode observasi
Motode ini kamu gunakan untuk mengukur setiap tindakan konseli dalam sebuah
peristiwa yang diamati dari diri klien.
3. Metode Dokumentasi
◆klien
Nama : SAF
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Payaraman 18 Mei 1999
Umur : 23 Tahun
Alamat : Jl lanang kuaso no. 02 RT 003/RW 00 Payaraman timur
Kabupaten Ogan Ilir
Status : Sudah Menikah

◆Orang Tua & Istri


Ayah
Nama : Iwan Irwani
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu
Nama : Deni Pariyani
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Istri
Nama : Azaz Arleka Prasasti
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan :-

D. Deskripsi Masalah
Kegiatan konseling ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka pelatihan
kerja untuk mengimplementasikan teori-teori tentang konseling yang sudah dipelajari selama
di kampus. Dan kegiatan ini dilakukan dilembaga Yayasan Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-
Rahman Palembang.
Klien merupakan salah satu klien di pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman
Palembang, karena terkena kasus Narkoba. Klien terbukti menggunakan narkoba tersebut
pada tahun 2013, pada saat itu klien mencicipi narkoba jenis ganja. Adapun faktor yang
menyebabkan klien tersebut menggunakan narkoba karena faktor lingkungan.
Adapun jenis narkoba yang dikomsumsi oleh klien:
1. Sabu
2. Ganja
3. Alkohol

a. Pribadi
Klien merupakan sosok pribadi yang kurang aktif atau introvert karena beradasarkan
hasil wawancara dan obeservasi kami terhadap klien pada saat proses konselling tetapi klien
merupakan sosok yang sopan dan baik, dan klien merupakan sosok seeorang yang sulit
bergaul.
b. Kesehatan
Selama menjalani proses konseling dipertemuan pertama sampai terakhir kondisi
klien klien baik dan sehat, klien tidak memiliki penyakit bawaan ataupun kronis.

F . Diagnosis Masalah
Diagnosis merupakan suatu langkah yang ditempuh untuk mengetahui, mencari,
menetukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Berdasarkan identifikasi
kasus yang nampak pada klien dan dilakukan wawancara serta proses koonseling dan
dokumentasi dilakukan dapat disimpulkan bahwa selain klien mempunyai masalah dalam
penggunaan narkotika, klien juga mempunyai permasalahan dalam bersosialisasi serta
permasalahan yang timbul pada diri klien yang disebabkan oleh narkoba.
F. Konseling
1). Pertemua pertama
Tema : perkenalan
Pada pertemuan ini konselor mengupayakan klien untuk bisa memiliki rasa nyaman
dalam hubungan awal ini, konselor dan klien mempunyai pemahaman yang sama dalam
mencapai tujuan konseling. Sehingga klien mampu meceritakan masalahnya dengan terbuka.
2). Pertemuan kedua
Tema : latar belakang klien
Pada pertemuan ini klien menceritakan awal penggunaan narkoba yang mana asal
muasal tersebut pada tahun 2013 klien mencoba mencicipi ganja, Adapun faktor yang
membelakangi hal tersebut adalah faktor lingkungan dan faktor keluarga yang kurang
harmonis. Klien menceritakan bahwa ia kurang kasih sayang dari bapak nya karena bapaknya
sibuk bekerja. Dari permasalahan tersebut maka konselor mrnggunakan teknik MI untuk
memberikan bantuan kepada klien.
3). Pertemuan ketiga
Setelah terjadi kesepakatan dengan klien untuk menerapkan teknik MI, klien sudah
mampu memikirkan akan masa depan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan.
Konselor memberikan motivasi kepada klien dengan tujuan agar klien kembali kearah yang
benar.
4). Pertemuan keempat
Pada pertemuan keempat ini kami mulai melihat ada beberapa perkembangan yang
nampak pada diri klien serta kami juga menanyakan bagaimana keadaannya setelah
mengikuti konseling. Setelah beberapa motivasi yang diberikan, klien sudah mampu
menerima segala kenyataan yang telah lalui sekarang serta kesadaran diri bahwa narkoba
dapat merusak diri dan tubuh kita.

G. pragrosa
Perkembangan klien pada saat ini sudah cukup baik, dari pisik maupun psikis. Klien
sudah berada difase menyesali segala perbuatan yang telah dilakukan dengan penuh
penyesalan, klien sudah bisa menentukan mana yang baik dan yang buruk, klien berjuang
melawan rasa pahitnya adiksi serta dampak buruk dalam keluaarganya serta klien fokus pada
pemulihan, dengan adanya teknik MI atau motivasi interview sangat membantu klien untuk
bangkit dan menemukan jati diri yang sebenar-benarnya.

Anda mungkin juga menyukai