Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PJOK

“Pengaruh Narkoba Terhadap Tingkat Kasus Korupsi di Indonesia”

Disusun oleh :
Carissa Aulia Ramadhani Sutopo (07)

SMA NEGERI 2 KEDIRI

NPSN. 20534388   NIS. 20107

Website: https://sman2kediri.sch.id E-mail: smadakdr@yahoo.com

Jalan Veteran 7 Kode Pos 64112 Kediri Telp / fax: 0354-771759

2021 / 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata pelajaran PJOK tentang
Narkotika. Laporan praktikum ini membahas mengenai Narkotika serta
bagaimana pengaruh narkotika pada aspek yang lain seperti: tingkat kasus korupsi
di Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, saya tidak lupa berterimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah mata pelajaran PJOK tentang
Narkotika ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kediri, 17 Januari 2022

Carissa Aulia Ramadhani Sutopo

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah.…………………………………………………………….1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..10
3.2 Saran…………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...11
LAMPIRAN…………………………………………………………………….12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan pidana korupsi dan pengedaran narkoba merajalela di tengah kehidupan
bermasyarakat Indonesia, para pelaku tindak pidana korupsi tidak hanya terjadi dikalangan
elit politik namun telah menjalar dan merebak pada tingkat Desa dan Kelurahan bahkan pada
tingkat pendidikan sekolah. Yang akibatnya tidak hanya pada masyarakat umum saja namun
juga berimbas pada anak-anak sebagai peserta didik. Maka tidak heran akibatnya, banyak
masyarakat yang sudah tidak percaya dengan elit politik dan pejabat masyarakat serta para
pendidik di sekolah-sekolah. Demikian halnya dengan kasus narkoba, dewasa ini telah
menyebar kepelosok-pelosok desa sehingga anak-anak yang seharusnya masih butuh dengan
pendidikan harus mendekam dalam penjara karena tindakan yang tidak sesuai dengan norma
agama dan pancasila. Oleh karena itu, dari aspek normatif, jelas bahwa pelaku korupsi dan
pengedar narkoba telah menyalahi etika agama dan norma-norma yang hidup di masyarakat,
dan tentu saja menimbulkan berbagai implikasi negatif bagi pelakuknya dan orang lain. Di
sisi lain, terutama bila ditinjau dari aspek tujuan penetapan hukum Islam, praktek korupsi
pengedaran narkoba menyalahi maqāshid al-syarī’ah.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari narkoba?
2) Apa pengertian dari korupsi?
3) Apa bahaya dan dampak dari narkoba?
4) Apa bahaya dan dampak dari korupsi?
5) Bagaimana sanksi hukum yang diberikan kepada pelaku korupsi dan pengedar
narkoba?
1.3 Tujuan
1) Untuk memperkenalkan dan menjelaskan tentang narkoba serta mengetahui bahaya
dari penggunaannya.
2) Untuk memperkenalkan dan menjelaskan tentang tindak korupsi.
3) Untuk mengetahui sanksi hukun di Indonesia kepada pelaku korupsi dan pengedar
narkoba.

1
1.4 Manfaat
1) Dapat mengetahui tentang apa itu narkoba serta dampak dan bahayanya.
2) Dapat mengetahui tentang apa itu tindak korupsi serta dampak dan bahayanya.
3) Dapat mengetahui hukum-hukum yang berlaku dalam hal narkoba dan korupsi.
4) Sebagai bahan memotivasi diri untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Narkoba


Narkoba adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika
merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan.
Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan
ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.22 tahun 1997 tentang Narkotika
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan, kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan”. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu.

2.2 Pengertian Korupsi


Korupsi atau rasuah atau mencuri (yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok, mencuri, maling) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi
maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi
dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
3
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam
hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk
membedakan antara korupsi dan kejahatan.

2.3 Dampak dan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba


A. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan obat artinya memakai obat tanpa indikasi medis atau tanpa petunjuk
dokter karena penyakit atau hal lain yang dianjurkan dokter. Obat yang paling banyak
disalahgunakan adalah narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya yang
menimbulkan ketagihan atau kecanduan dan ketergantungan.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba :
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan,
dan depresi serta kurangnya religiusitas.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan
zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Penyalahgunaan narkoba hampir terjadi disemua kalangan, termasuk remaja dan
anak-anak. Remaja merupakan jumlah terbesar yang menyalahgunakan narkoba.
Berikut adalah beberapa jenis narkoba yang sering disalah gunakan:
1. Heroin
Heroin adalah jenis narkotika yang sifat adiktifnya tinggi,
berbentuk butiran, tepung, maupun cairan. Jenis heroin yang
terkenal adalah Putaw.
Dampak yang ditimbulkan oleh heroin antara lain :
a. Timbul rasa sakit disertai kejang-kejang.
b. Kram di perut disertai muntah-muntah.
c. Mata berair.
d. Kehilangan cairan tubuh.
e. Hilang nafsu makan.
2. Ganja

4
Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih
dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya
(tetrahidrokanabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan ganja :
a. Hilangnya konsentrasi.
b. Peningkatan denyut jantung.
c. Hilangnya keseimbangan.
d. Rasa gelisah dan panik.
e. Depresi, kebingungan, dan halusinasi.
3. Morfin
Morfin adalah Hasil olahan dari opium atau candu mentah.
Morfin rasanya Pahit, Berbentuk tepung halus, berwarna putih
atau dalam bentuk cairan berwarna. Pengunaannya dengan cara
dihisap dan disuntikkan.
Dampak yang di timbulkan dari penggunaan morfin :
a. Rasa mual yang terus-terusan dan tidak berhenti serta
berkeringat secara berlebihan.
b. Merasakan sakit kepala yang sangat.
c. Mulut pengguna akan kering dan warna pada muka
berubah.
d. Perubahan suasana hati yang tidak nyaman.
e. Rasa euforia.
f. Timbulnya insomnia dan mimpi buruk pada saat tidur.
4. Kokain
Kokain adalah senyawa sintetis yang memicu metabolisme sel
menjadi sangat cepat. Kokain berbentuk daun dan butiran-
butiran Kristal.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Kokain :
a. Kehilangan nafsu makan.
b. Peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan suhu
tubuh.
c. Meningkatnya laju pernafasan.
d. Hiperstimulasi.
5
e. Halusinasi, gembira yang berlebihan, cepat marah.
5. Ekstasi (EMDA)
Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika yang dapat
mendorong fisik penggunanya bekerja di luar batas
kemampuan sehingga menyebabkan cairan tubuh akan
mengalami kekeringan bahkan mengalami kematian. Ekstasi
biasanya dalam bentuk tablet berbagai warna denga desain
yang berbeda dan dapat juga berbentuk berupa bubuk atau
kaspul.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Ekstasi :
a. Diare.
b. Rasa haus yang hebat dan tidak beraturan.
c. Hiperaktif.
d. Sakit kepala dan pusing.
e. Menggigil yang tidak terkendali.
f. Detak jantung yang cepat.
g. Mual disertai muntah-muntah.
h. Hilang nafsu makan.

B. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba


Penggunaan salah satu atau beberapa jenis narkoba yang dilakukan secara berkala di luar
tujuan pengobatan dan penelitian dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani,
mental dan fungsi sosial.
1. Bahaya terhadap fisik
a. Kerusakan fungsi sistem syaraf pusat (otak).
b. Terjadinya infeksi akut jantung dan gangguan peredaran darah.
c. Menggunakan jarum suntik secara sembarangan rentan terhadap penyakit hepatitis
dan HIV/AIDS.
d. Ganggu pada paru-paru, sukar bernafas, sesak nafas, dan penyakit-penyakit paru-
paru lainnya.
e. Susah buang air besar kerena kinerja saluran cerna pada lambung dan usus besar
terganggu.

2. Bahaya terhadap Kejiwaan


6
Bagi remaja pemakai narkoba akan mengalami kecendrungan untuk :
a. Bersikap labil.
b. Cepat memberontak.
c. Introvert dan penuh rahasia.
d. Sering berbohong dan suka mencuri.
e. Menjadi sensitif, kasar, dan tidak sopan.
f. Memiliki kecurigaan yang sama terhadap semua orang.
g. Menjadi malas dan prestasi belajar menurun.
h. Akal sehat tidak berperan, berpikir irasional.

2.4 Dampak dan Bahaya Tindak Pidana Korupsi


Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi
mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara, menurunnya investasi,
meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Korupsi juga
dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
Ketika terjadi tindak pidana korupsi dalam bidang pendidikan akan mematikan potensi
dari warga negara muda karen mereka akan kehilangan pendidikan yang berkualitas, dan
kesempatan untuk mengabdi kepada negara.

2.5 Analisis Hubungan Antara Narkoba-Korupsi


Darurat narkotika juga diperkuat dengan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN)
pada November 2015, yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu pangsa pasar
narkotika terbesar di Asia. Bahkan disebut-sebut telah menjadi salah satu produsen narkotika
di dunia. Jumlah pengguna narkotika di Indonesia hingga November 2015 terdata 5,9 juta
orang. Dari seluruh penjara yang ada di Indonesia, sekitar 60 persen dihuni oleh narapidana
atau pelaku kejahatan kasus narkotika. Karena alasan kondisi darurat, di Indonesia narkotika
telah ditetapkan menjadi kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Regulasi anti narkotika
memberikan ancaman hukuman penjara yang berat-bahkan hukuman mati-bagi pengedar
narkotika.
Langkah awal dan mendasar untuk menghadapi dan memberantas segala bentuk
korupsi adalah dengan memperkuat landasan hukum yang salah satunya adalah Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diharapkan dapat
mendukung pembentukan pemerintahan yang bersih serta bebas korupsi, kolusi dan
7
nepotisme. Perlu adanya kesamaan visi, misi dan persepsi aparatur penegak hukum dalam
penanggulangan korupsi di Indonesia. Kesamaan visi, misi dan persepsi tersebut harus
sejalan dengan tuntutan hati nurani rakyat yang menghendaki terwujudnya penyelengara
negara yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif, efisien, bebas dari
korupsi.
Salah satu faktor penyebab maraknya peredaran narkotika adalah karena ada praktik
korupsi, khususnya suap yang dilakukan oleh bandar narkotika kepada oknum aparat hukum.
Aparat hukum yang terlibat mulai dari oknum polisi, jaksa, hakim, tentara, hingga kepala
penjara. Motif penyuapan adalah agar pelaku dilindungi selama beroperasi, dilepaskan dari
proses hukum, diberikan pengurangan hukuman, dan atau dibiarkan mengendalikan bisnis
narkoba selama di penjara.

2.6 Hukum Pidana kepada Pelaku


A. Hukuman Tindak Penyalahgunaan Narkoba
Kejahatan Narkoba menghadirkan sebuah undang-undang yang memiliki sanksi
pidana yaitu Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika (disingkat UU
Narkotika) bahwa Sanksi Pidana dalam UU Narkotika mengatur mengenai kebijakan
sanksi pidana bagi pelaku penyalahgunaan narkoba yang dibagi kedalam dua kategori
yaitu pelaku sebagai ‚Pengguna‛ dan/atau ‚Pengedar‛.
Adapun sanksi pidana bagi pengedar narkoba dalam hukum nasional Indonesia,
sebagaimana yang diatur dalam UU No. 35/2009 tentang Narkotika adalah Pasal 114,
Pasal 119,dan Pasal 124. Sedangkan dalam UU No. 5/1997 tentang Psikotropika, sanksi
pidana bagi pengedar narkoba adalah: Pasal 59

B. Hukuman Tindak Pidana Korupsi


Dalam Bab II UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pasal 1 ayat (1) setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu
miliyar rupiah). Ayat (2) dalam hal pidana korupsi sebagimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

8
Adapun penjelasan Pasal 2 ayat (1) menerangkan: Dalam ketentuan ini kata ‚dapat‛
sebelum frase‚ merugikan keuangan negara atau perekonomian negara‛ menunjukkan bahwa
tindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu adanya tidak pidana korupsi, cukup
dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang dirumuskan, bukan dengan timbulnya
akibat.‛
Bahwa ketentuan tentang tindak pidana korupsi yang terdapat di dalam pasal 2 ayat
(1) memang merupakan delik formil, juga ditegaskan dalam penjelasan umum Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 yang menerangkan: Dalam Undang-undang ini, tidak pidana
korupsi dirumuskan secara tegas sebagai tidak pidana formil. Hal ini sangat penting untuk
pembuktian. Dengan rumusan secara formil yang dianut dalam Undang-undang ini, meskipun
hasil korupsi telah dikembalikan kepada negara, pelaku tidak pidana korupsi diajukan ke
pengadilan dan tetap dipidana.

9
10
BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Penyalahgunaan narkoba hampir terjadi disemua kalangan, termasuk remaja dan
anak-anak. Remaja merupakan jumlah terbesar yang menyalahgunakan narkoba. Narkoba
yang sering disalah gunakan adalah Heroin, Ganja, Morfin, Kokain, dan Ekstasi. Penggunaan
salah satu atau beberapa jenis narkoba yang dilakukan secara berkala di luar tujuan
pengobatan dan penelitian dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani, mental dan
fungsi sosial.
Dalam kondisi darurat narkotika dan korupsi, Presiden tidak perlu ragu membentuk
tim investigasi independen atau tim pencari fakta dalam membongkar korupsi dan
keterlibatan aparat hukum dalam peredaran dan pengendalian narkotika. Dalam sejarahnya,
Indonesia pernah memiliki tim pencari fakta untuk mengungkap kematian Munir, aktivis hak
asasi manusia (HAM).

SARAN
Narkoba dan korupsi merupakan tindak pidana yang berat dan menyimpang dari nilai-
nilai Pancasila. Menggunakan narkoba sebagai sarana korupsi sangat merugikan rakyat dan
juga merugikan bagi pelaku itu sendiri. Maka dari itu, penulis berharap agar pembaca tidak
akan pernah mencoba-coba hal tersebut supaya diri sendiri dan orang lain senantiasa sehat,
dan hidup aman damai di dalam naungan NKRI dan dengan pedoman nilai-nilai luhur
Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com/read/2016/08/11/11014521/narkotika.dan.korupsi?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba
http://www.acicis.edu.au/wp-content/uploads/2015/03/ASBANU-Sally.pdf
https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/ekonomi-bisnis/infografis/kerugian-negara-akibat-
korupsi-di-indonesia#:~:text=Tindakan%20korupsi%20merupakan%20tindakan
%20yang,kebahagiaan%20masyarakat%20di%20suatu%20negara.

12

Anda mungkin juga menyukai