Anda di halaman 1dari 2

Saya sebagai tim afirmasi, menyatakan setuju atas mosi tersebut.

Indonesia diberkahi dengan hutan-hutan tropis terluas dan beragam hayati di dunia. Puluhan
juta rakyat Indonesia secara langsung bergantung pada hutan-hutan ini untuk kehidupan
mereka, entah itu mengumpulkan hasil hutan untuk kebutuhan sehari-hari atau bekerja di
sektor pengolahan kayu. Hutan-hutan ini adalah rumah bagi banyak flora dan fauna yang tak
tertandingi di negara dengan ukuran yang sebanding manapun. Bahkan saat ini, hampir setiap
ekspedisi ilmiah yang dilakukan di hutan tropis Indonesia kembali dengan penemuan spesies
baru. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, luas lahan berhutan
seluruh daratan Indonesia seluas 95,6 juta hektare (ha) pada 2020. Jumlah itu setara dengan
50,9% dari total daratan Indonesia. Dari jumlah itu, seluas 46,9 juta ha merupakan hutan primer
(25%), 43,1 juta ha (23%) merupakan hutan sekunder, serta 5,4 juta ha (2,9%) merupakan hutan
tanaman. Sementara itu, luas lahan non-hutan Indonesia tercatat sebesar 92,1 juta ha (49,1%).
Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi,
dan Sumatra. Di Pulau Jawa, luas hutan telah berkurang karena terjadi alih fungsi untuk
pertanian dan permukiman penduduk. Sedangkan, di Sumatra dan Kalimantan banyak
ditemukan alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan. Selain hutannya yang luas,
hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang
sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan
di Indonesia, tidak ditemukan di tempat lainnya seperti anoa, burung maloe, dan komodo. Hasil
hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga
menghasilkan buah-buahan dan obat-obatan.
Hasil hasil hutan tersebut pastinya juga akan bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi
terutama pada bidang infrastruktur pada negara ini. Yang dimaksud dengan pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Ekonomi Indonesia tahun
2021 tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2020 yang mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi
pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 10,46 persen. Sementara dari
sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar
24,04 persen. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2021 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi ekonomi sebesar 57,89 persen dan kinerja
ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen. Dampak positif adanya
pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kebijakan yang dilakukan untuk pemulihan
ekonomi. Di mana pemerintah mengarahkan pembangunan infrastruktur yang padat karya
serta mendukung kawasan industri dan pariwisata agar mampu memberikan multiplier effect
yang besar bagi perekonomian nasional. Kemudian pemerintah juga akan fokus terhadap
pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar seperti air,
sanitasi, pemukiman untuk mendukung penguatan sistem kesehatan nasional dan penyelesaian
kegiatan-kegiatan prioritas yang tertunda.
Namun nyatanya, penyediaan infrastruktur di Indonesia berjalan lambat karena adanya kendala
di berbagai tahapan proyek, mulai dari penyiapan sampai implementasi. Secara keseluruhan,
lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan seringkali mengakibatkan mundurnya
pengambilan keputusan. Pada tahap penyiapan, terdapat masalah akibat lemahnya kualitas
penyiapan proyek dan keterbatasan alokasi pendanaan. Selanjutnya, proyek sering terkendala
masalah pengadaan lahan yang berakibat pada tertundanya pencapaian financial close untuk
proyek KPBU. Selain itu, dari sisi pendanaan sering muncul masalah terkait tidak tersedianya
dukungan fiskal dari Pemerintah akibat ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan atas pembagian
risiko antara Pemerintah dan Badan Usaha. Selain dukungan fiskal, keterbatasan jaminan
Pemerintah yang dapat diberikan pada proyek infrastruktur juga menurunkan minat investasi di
Indonesia. Makadari itu, untuk menangani kendala pengadaan tanah, telah diterbitkan Undang-
Undang No. 2 tahun 2012 untuk percepatan proses pengadaan tanah untuk kepentingan
umum. Peraturan tersebut dilengkapi dengan peraturan turunan yang telah direvisi sesuai
kebutuhan. Menurut Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, dengan cara itu maka
masalah harga yang sering menjadi kendala dapat diatasi bersama, mengingatharga tanah
setiap waktu mengalami kenaikan. Terlebih lagi, si pemilik lahantahu sebelumnya, kalau lahan
mereka akan dijadikan proyek meski untuk kepentingan umum sekalipun. Tanpa infrastruktur
perekonomian tidak akan tumbuh. Jika masalah tanah tidak diselesaikan investor enggan masuk
di dalamnya.
Solusi yang dapat kita lakukan bila dihadapkan dengan terus berkurangnya wilayah hutan demi
pembangunan infrastruktur adalah dengan melakukan pemetaan hutan. Seperti, saat mulai
mengelola hutan yang berubah menjadi kebun terutama di musim hujan, hal pertama yang
dibangun adalah kolam untuk penampungan air hujan. Di area kebun akan ada beberapa jenis
kolam dengan cara pembuatan berbeda. Semuanya memiliki fungsi utama menampung air
hujan, namun ditangani dengan cara berbeda. Lalu, di sekitar area kebun ditanami berbagai
jenis tumbuhan yang bisa kita manfaakan hasilnya seperti pohon mengkudu serta dengan
penambahan panel surya dapat digunakan sebagai sumber energi. Sehingga, salah satu solusi
jangka panjang yang diyakini untuk mengurangi konflik perambahan hutan dan konflik antar
warga atas sumberdaya seperti air dan lahan adalah memastikan produksi pangan untuk
kemandirian desa.
Maka, saya menyatakan setuju dengan adanya pembangunan walaupun membutuhkan bahan
baku kayu yang banyak, karena kita masih memiliki solusi yang lain yang dapat dikatakan sambil
menyelam minum air. Dengan adanya, solusi seperti pemetaan hutan, kita tidak perlu khawatir
tentang wilayah hutan di Indonesia mulai terkikis namun masih dapat kita rasakan manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai