Anda di halaman 1dari 2

Saya menyatakan setuju pada mosi yang menyatakan Budaya Konsumenrisme

Masyarakat dapat Merugikan Perekonomian Negara.


Konsumerisme adalah suatu paham yang ditujukan pada seseorang atau sekelompok
orang yang memakai produk hasil produksi secara berlebihan dengan tanpa sadar dan
berkelanjutan. Sikap ini akan melihat suatu produk berdasarkan keinginan pribadi bukan
berdasarkan pada kebutuhan. Konsumenrisme sendiri juga dapat dianggap sebagai candu
terhadap suatu barang.
Fenomena konsumenrisme membuat tolak ukur kelas sosial pada masyarakat yang
menilai suatu kebahagiaan berdasarkan pada barang-barang mewah yang mereka miliki,
bukan berdasarkan berguna atau tidaknya barang tersebut. Karena kebanyakan mereka
hanya melihat tanda nama dari perusahaan pembuatnya, sehingga perusahaan-perusahaan
asing akan memasarkan produk mereka lebih banyak lagi. Oleh karena itulah, budaya ini
juga menjadi tolak ukur pada pendapat masing-masing pribadi perihal
mempertimbangkan keputusan untuk membeli atau tidak yang membuat banyak
masyarakat mudah termakan oleh iklan.
Perkembangan budaya ini tidak terlepas dari peran perekonomian. Bisa dilihat banyaknya
pusat perbelanjaan yang berdiri dimana-mana dengan dipadati para pengunjung. Karena
setiap tingkat ekonomi apda masing-masing individu berbeda, bila tingkat ekonomi
membaik dapat memunculkan budaya konsumenrisme yang menyebabkan budaya ini
cepat meluas dan tidak dapat dihindarkan.
Budaya konsumenrisme memiliki dampak positif yaitu dapat membuka lapangan
pekerjaan baru. Dengan meningkatkan sifat konsumtif pada masyarakat, sehingga
produsen harus melakukan produksi barang yang lebih banyak, yang pastinya
membutuhkan lebih banyak lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi pengangguran.
Lalu, karena memiliki keinginan memiliki barang yang banyak dengan harga yang tinggi,
dapat meningkatkan motivasi untuk terus menambah jumlah penghasilan yang sudah
dimiliki. Serta karena kebutuhan konsumen dijadikan sebagai prioritas, maka produsen
juga dapat membuka pasar-pasar baru yang bertujuan untuk mempermudah konsumen
dalam memenuhi keinginan akan kebutuhannya tersebut.
Walaupun memiliki dampak positif, budaya konsumenrisme juga memiliki banyak
dampak negatif. 1. Budayaan konsumenrisme ini lambat laun akan menjadi pengaruh
pada kehidupan, karena budaya untuk gengsi jauh lebih besar daripada mencari solusi
atas permasalahan yang terjadi. Padahal akibat berasal gengsi atau gaya terlalu tinggi
akan mengakibatkan kehidupan tidak akan terlepas asal unsur pandangan kepada orang
lain. 2. Dampak lainnya merupakan nilai uang tidak mempunyai makna sekalipun. Karena
yang pada prinsip hanya sebatas bagimana menghabiskan uangnya tanpa lagi
memberikan jaminan untuk esok. 3. Lalu, dapat menimbulkan keresahan. 4. Munculnya
ketimpangan sosial yang menyebabkan maraknya perilaku kriminal demi memenuhi
kebutuhan hidup. 5. Konsumenrisme pada masyarakat membuat mereka mengurangi
kesempatan menyisihkan uang yang digunakan untuk menabung, membuat usaha,
ataupun berinvestasi. 6. Konsumenrisme dalam kehidupan akan membuat seorang tidak
memikirkan kebutuhannya yang akan tiba.
Fakta bahwa Indonesia merupakan negara paling konsumtif di dunia setelah Singapura.
Fakta tersebut bisa terjadi karena 2 faktor yaitu tingkat gengsi masyarakat Indonesia yang
tinggi dan kurang rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Kasus gengsi yang paling
sering terjadi adalah berhubungan dengan pesatnya kemajuan teknologi. Contohnya kita
akan tergiur dengan handphone keluaran terbaru. Lalu, walaupun negara sendiri memiliki
sumber daya yang melimpah namun banyak yang masih menggunakan produk luar
negeri.
Sebelum pandemi COVID-19, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yaitu from
farm to table. Lalu, pada pandemi COVID-19 Panic buying menjadi salah bentuk
perilaku konsumerisme masyarakat Indonesia di tengah pandemi tersebut. Dari total
belanja daring senilai US$8 miliar di 2017, meningkat menjadi US$55 miliar hingga
US$65 miliar pada 2020 (data ini berdasarkan pada bisnis tempo tahun 2020). Panic
buying akan berdampak juga pada permintaan barang-barang yang meningkat,
ketidakstabilan harga, dan kelangkaan barang-barang.
Penyebab perilaku konsumerinsme pada masyarakat Indonesia sendiri dapat dikarenakan
hal-hal berikut. Pertama, persepsi jangka pendek. Seperti banyak orang yang tergiru
dengan promo atau diskon namun masyarakat tidak mempertimbangkannya secara jangka
panjang. Padahal, asuransi dan investasi merupakan kebutuhan jangka panjang yang
harus diperhatikan. Kedua, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
Seperti penggunaan tas kantong plastik, sedangkan plastik sendiri merupakan bahan yang
tidak mudah mengurai dengan lingkungan. Ketiga, pengaruh teknologi. Bermunculannya
e-commerce yang dapat menyebabkan masyarakat bertransaksi. Keempat, pengaruh
pertemanan. Misalnya jika ada anggota yang superior dan membeli sesuatu, maka lainnya
juga akan mengikutinya.
Pada perekonomian negara sendiri, budaya konsumenrisme dapat menimbulkan produk
luar negeri menjamur di dalam negeri. Bila hal ini terjadi, produk dalam negeri akan
kurang diminati dikarenakan masyarakat merasa bahwa harga terlalu tinggi sehingga
dapat mematikan pengusaha lokal dalam memasarkan produknya. Kemudian, karena
banyaknya pengusaha lokal UMKM yang memilih gulung tikar, dapat membuat ekonomi
negara tidak stabil karena terjadi penurunan pendapat bagi negara. Jika regulasi secara
sempurna tidak kunjung diputuskan oleh pemerintah, maka kita akan dihadapkan kepada
neraca perdagangan yang condong pada biaya konsumsi, pada hal ini artinya aktivitas
impor barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia sehari-hari. Serta, juga
dapat menurunkan nilai kurs rupiah. Nilai rupiah akan melemah karena permintaannya
juga melemah dan kegiatan impor lebih besar. Sebaliknya, apabila kegiatan ekspor lebih
besar, maka permintaan akan rupiah akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan nilai
rupiah akan meningkat terhadap mata uang asing.
Dalam hal ini, tentu kita perlu mulai untuk sadar diri akan dampak dampak budaya
konsumenrisme yang sudah mulai merebak pada kehidupan sehar-hari. Selain kita
menggunakan barang produksi, diharapkan kita juga dapat membuat barang produksi
dengan sumber daya yang ada dimulai dari berasal dari alam atau bahkan berasal dari
manusia itu sendiri.
Sekian. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai