0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai budaya konsumenrisme di Indonesia yang telah merebak dan memiliki berbagai dampak positif dan negatif bagi perekonomian negara. Budaya konsumenrisme di Indonesia dipengaruhi oleh tingginya tingkat gengsi masyarakat dan kurangnya cinta terhadap produk dalam negeri. Hal ini menyebabkan produk impor lebih banyak dikonsumsi daripada produk lokal, sehingga memudarkan daya saing produk lokal dan ber
Dokumen tersebut membahas mengenai budaya konsumenrisme di Indonesia yang telah merebak dan memiliki berbagai dampak positif dan negatif bagi perekonomian negara. Budaya konsumenrisme di Indonesia dipengaruhi oleh tingginya tingkat gengsi masyarakat dan kurangnya cinta terhadap produk dalam negeri. Hal ini menyebabkan produk impor lebih banyak dikonsumsi daripada produk lokal, sehingga memudarkan daya saing produk lokal dan ber
Dokumen tersebut membahas mengenai budaya konsumenrisme di Indonesia yang telah merebak dan memiliki berbagai dampak positif dan negatif bagi perekonomian negara. Budaya konsumenrisme di Indonesia dipengaruhi oleh tingginya tingkat gengsi masyarakat dan kurangnya cinta terhadap produk dalam negeri. Hal ini menyebabkan produk impor lebih banyak dikonsumsi daripada produk lokal, sehingga memudarkan daya saing produk lokal dan ber
Saya menyatakan setuju pada mosi yang menyatakan Budaya Konsumenrisme
Masyarakat dapat Merugikan Perekonomian Negara.
Konsumerisme adalah suatu paham yang ditujukan pada seseorang atau sekelompok orang yang memakai produk hasil produksi secara berlebihan dengan tanpa sadar dan berkelanjutan. Sikap ini akan melihat suatu produk berdasarkan keinginan pribadi bukan berdasarkan pada kebutuhan. Konsumenrisme sendiri juga dapat dianggap sebagai candu terhadap suatu barang. Fenomena konsumenrisme membuat tolak ukur kelas sosial pada masyarakat yang menilai suatu kebahagiaan berdasarkan pada barang-barang mewah yang mereka miliki, bukan berdasarkan berguna atau tidaknya barang tersebut. Karena kebanyakan mereka hanya melihat tanda nama dari perusahaan pembuatnya, sehingga perusahaan-perusahaan asing akan memasarkan produk mereka lebih banyak lagi. Oleh karena itulah, budaya ini juga menjadi tolak ukur pada pendapat masing-masing pribadi perihal mempertimbangkan keputusan untuk membeli atau tidak yang membuat banyak masyarakat mudah termakan oleh iklan. Perkembangan budaya ini tidak terlepas dari peran perekonomian. Bisa dilihat banyaknya pusat perbelanjaan yang berdiri dimana-mana dengan dipadati para pengunjung. Karena setiap tingkat ekonomi apda masing-masing individu berbeda, bila tingkat ekonomi membaik dapat memunculkan budaya konsumenrisme yang menyebabkan budaya ini cepat meluas dan tidak dapat dihindarkan. Budaya konsumenrisme memiliki dampak positif yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan meningkatkan sifat konsumtif pada masyarakat, sehingga produsen harus melakukan produksi barang yang lebih banyak, yang pastinya membutuhkan lebih banyak lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi pengangguran. Lalu, karena memiliki keinginan memiliki barang yang banyak dengan harga yang tinggi, dapat meningkatkan motivasi untuk terus menambah jumlah penghasilan yang sudah dimiliki. Serta karena kebutuhan konsumen dijadikan sebagai prioritas, maka produsen juga dapat membuka pasar-pasar baru yang bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam memenuhi keinginan akan kebutuhannya tersebut. Walaupun memiliki dampak positif, budaya konsumenrisme juga memiliki banyak dampak negatif. 1. Budayaan konsumenrisme ini lambat laun akan menjadi pengaruh pada kehidupan, karena budaya untuk gengsi jauh lebih besar daripada mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Padahal akibat berasal gengsi atau gaya terlalu tinggi akan mengakibatkan kehidupan tidak akan terlepas asal unsur pandangan kepada orang lain. 2. Dampak lainnya merupakan nilai uang tidak mempunyai makna sekalipun. Karena yang pada prinsip hanya sebatas bagimana menghabiskan uangnya tanpa lagi memberikan jaminan untuk esok. 3. Lalu, dapat menimbulkan keresahan. 4. Munculnya ketimpangan sosial yang menyebabkan maraknya perilaku kriminal demi memenuhi kebutuhan hidup. 5. Konsumenrisme pada masyarakat membuat mereka mengurangi kesempatan menyisihkan uang yang digunakan untuk menabung, membuat usaha, ataupun berinvestasi. 6. Konsumenrisme dalam kehidupan akan membuat seorang tidak memikirkan kebutuhannya yang akan tiba. Fakta bahwa Indonesia merupakan negara paling konsumtif di dunia setelah Singapura. Fakta tersebut bisa terjadi karena 2 faktor yaitu tingkat gengsi masyarakat Indonesia yang tinggi dan kurang rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Kasus gengsi yang paling sering terjadi adalah berhubungan dengan pesatnya kemajuan teknologi. Contohnya kita akan tergiur dengan handphone keluaran terbaru. Lalu, walaupun negara sendiri memiliki sumber daya yang melimpah namun banyak yang masih menggunakan produk luar negeri. Sebelum pandemi COVID-19, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yaitu from farm to table. Lalu, pada pandemi COVID-19 Panic buying menjadi salah bentuk perilaku konsumerisme masyarakat Indonesia di tengah pandemi tersebut. Dari total belanja daring senilai US$8 miliar di 2017, meningkat menjadi US$55 miliar hingga US$65 miliar pada 2020 (data ini berdasarkan pada bisnis tempo tahun 2020). Panic buying akan berdampak juga pada permintaan barang-barang yang meningkat, ketidakstabilan harga, dan kelangkaan barang-barang. Penyebab perilaku konsumerinsme pada masyarakat Indonesia sendiri dapat dikarenakan hal-hal berikut. Pertama, persepsi jangka pendek. Seperti banyak orang yang tergiru dengan promo atau diskon namun masyarakat tidak mempertimbangkannya secara jangka panjang. Padahal, asuransi dan investasi merupakan kebutuhan jangka panjang yang harus diperhatikan. Kedua, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Seperti penggunaan tas kantong plastik, sedangkan plastik sendiri merupakan bahan yang tidak mudah mengurai dengan lingkungan. Ketiga, pengaruh teknologi. Bermunculannya e-commerce yang dapat menyebabkan masyarakat bertransaksi. Keempat, pengaruh pertemanan. Misalnya jika ada anggota yang superior dan membeli sesuatu, maka lainnya juga akan mengikutinya. Pada perekonomian negara sendiri, budaya konsumenrisme dapat menimbulkan produk luar negeri menjamur di dalam negeri. Bila hal ini terjadi, produk dalam negeri akan kurang diminati dikarenakan masyarakat merasa bahwa harga terlalu tinggi sehingga dapat mematikan pengusaha lokal dalam memasarkan produknya. Kemudian, karena banyaknya pengusaha lokal UMKM yang memilih gulung tikar, dapat membuat ekonomi negara tidak stabil karena terjadi penurunan pendapat bagi negara. Jika regulasi secara sempurna tidak kunjung diputuskan oleh pemerintah, maka kita akan dihadapkan kepada neraca perdagangan yang condong pada biaya konsumsi, pada hal ini artinya aktivitas impor barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia sehari-hari. Serta, juga dapat menurunkan nilai kurs rupiah. Nilai rupiah akan melemah karena permintaannya juga melemah dan kegiatan impor lebih besar. Sebaliknya, apabila kegiatan ekspor lebih besar, maka permintaan akan rupiah akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan nilai rupiah akan meningkat terhadap mata uang asing. Dalam hal ini, tentu kita perlu mulai untuk sadar diri akan dampak dampak budaya konsumenrisme yang sudah mulai merebak pada kehidupan sehar-hari. Selain kita menggunakan barang produksi, diharapkan kita juga dapat membuat barang produksi dengan sumber daya yang ada dimulai dari berasal dari alam atau bahkan berasal dari manusia itu sendiri. Sekian. Terimakasih.