Anda di halaman 1dari 24

MAPEL: INSTALASI TENAGA LISTRIK

KELAS : XII
Instalasi Tenaga Listrik 3 Phase

Kompetensi Dasar
3.10 Memahami instalasi tenaga listrik 3 fasa.
3.1 1 Memahami prosedur pemasangan instalasi tenaga listrik 3fasa.
4.1 0 Menerapkan instalasi tenaga listrik 3 fasa.
4.11 Memasang instalasi tenaga listrik 3 fasa.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. memahami dan mengetahui sejarah listrik sesuai teori dengan
benar;
2. memahami dan memahami sistem tenaga listrik 3 fasa sesuai teori
dengan benar;
3. memahami dan menginstalasi hubungan listrik 3 fasa sesuai teori
dengan benar;
4. memahami dan menghitung daya listrik 3 fasa sesuai teori
dengan benar; serta
5. memahami dan menerapkan instalasi tenaga listrik 3 fasa sesuai teori
dengan benar.

Gambar 1.1 Memindah air dengan ember.

Sumber: Agusta, 201 2


Ketika beberapa anak membawa air dengan jarak tempuh yang sama, ada anak
membawa satu ember sedangkan anak lain membawa dua em ber. Setelah sampai
tujuan mereka menuangkan air ke dalam bak penampung masing-masing. Di tengah
jalan ada air yang tumpah, sehingga air dalam ember tidak berisi penuh air. Menurut
Anda, lebih menguntungkan anak yang membawa satu ember atau dua ember?
Demikian juga dengan tenaga listrik yang dikirimkan ke pelanggan, ada sistem 1 fasa
dan sistem 3 fasa. Apaka h yang dimaksud 1 fasa dan 3 fasa? Apakah sistem instalasi
tenaga listrik di semua negara juga sama? Untuk lebih mema haminya hal tersebut, mari
pelajari bersama tentang instalasi tenaga llstrlk dl bawah Inf.

A. Sejarah Listrik

Listri k tela h ada bersama keberadaan bumi dan alam semesta. Ki latan petir sudah
menghantarkan listrik menerangi bumi. Dalam dua dekade terakhir para ilmuwan telah
banyak menyibak misteri tentang listrik. Mereka mengubah energi listrik yang
sebelumnya tidak terkendali menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh man
usia.
Satu nama ya ng dikenal sejarah sebagai perintis dalam meneliti listrik dan magnet
adalah Michael Faraday dari lnggris. Faraday menyadari bahwa arus listrik dapat
dihasilkan dengan melewatkan magnet melalui sebuah kawat tembaga dan hal
tersebut adalah penemuan yang menakjubka n. Hampir semua energi listrik
digunakan saat ini dibuat dengan magnet dan kumparan dari kawat tembaga
raksasa di pemba ng kit listrik. Temuan nya dianggap sebagai pembuka jalan dalam
bidang kelistrikan.

Hukum Faraday:
1. Apabila sebuah penghantarmemotong garis-garis gaya dari
suatu medan magnetik (flux) yang konstan, pada penghantar
tersebut akan timbul tegangan induksi.
2. Perubahan flux di dalam suatu rangkaian bahan penghantar
akan menimbulkan tegangan induksi pada tersebut.

1. Pemanfaatan Energi Listrik


Dunia teru s bergerak dengan perkembangan zaman nya, demikian juga
dalam dunia listrik. Thomas Alva Edison pada 1 879 menciptaka n suatu
cahaya lampu yang akan bertahan lama sebelum terbakar. Selanjutnya pada
ta hun 1 895, George Westinghouse membuka pembangkit l istrik utama di N
iagara Falls menggunakan alternating current, sementara Edison DC
menggunakan arus searah ya ng hanya dapat mendistribusikan listrik dalam
satu mil persegi di Pea rl Street Power Station, Niagara.
Pada masa masa awa l, listri k ha nya di bang kitkan di dekat peralatan ya ng
memerlukannya, contohnya di sebelah lampu listrik. Energi listrik ketika itu
bersaing dengan energi uap dan energi gas batubara. Di kota-kota industri
disediakan jaringan pipa gas yang digunakan untuk bahan lampu penerangan.
Tetapi lampu penerangan dengan energi gas (lampu gas) mempunyai
kelemahan, yaitu cahaya yang dihasilkan minim, banyak energi panas yang
terbuang sehingga ruangan menjadi panas dan berbau asap, Jampu gas juga
menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida yang dapat memicu kebakaran.
Pada dekade ini lampu listrik semakin menu nju kkan keunggulannya daripada
Jampu gas, sehingga perusahaan penyedia tenaga Jistrik mendapatkan
keuntungan dari penggunaan lampu listrik. Melihat prospek yang bagus,
mulailah dibangun pembangkit listrik, sistem distribusi tenaga listrik dan
manajemen kelistrikan terpusat.
Pembangkit listrik dibangun di Jokasi yang jauh dari lingkungan pemukiman
pendud uk. Dengan adanya penya luran listrik jarak jauh dari sumber listrik,
gardu listrik menjadi saling terkoneksi agar beban listrik menjadi seimbang.
2. Sejarah Sistem Kelistrikan di lnggris
Gambar 1 .2 Pembangkit listrik
Sumber: https://economy.okezone.com
Pembangkit listrik Neptune Bank dibangun oleh Charles Hesterman Merz
dengan perusahaannya yang bernama Merz and Mclellan. Mereka
menggunakan tegangan AC 3 fasa dan menjadi model kelistrikan terintegrasi
di lnggris. Merz kemudian ditunj u k sebag a i ketua pada sebuah kom ite
parlemen dan pe nemuannya menghasilkan sebuah "Laporan
Williamson"pada tahun 1 9 1 8, kemudian disusunlah Undang-Undang Pasokan
Listrik pada tahun 1 9 1 9. Undang Undang tersebut adalah langkah pertama
menuju sistem kelistrikan terintegrasi. UU Listrik yang kemudian disusun pada
tahun 1 926 pun menghasilkan pengaturan sistem kelistrikan nasional di lnggris.
Kelistrikan ini kemudian menstandardisasi pasokan listrik nasional lnggris dan
membangun sistem kelistrikan arus bolak-balik tersinkronisasi pertama, dengan
tegangan 1 3·2 kilovolt dan frekuensi 50 Hz. Sistem ini mulai beroperasi di
seluruh lnggris pada tahun 1 938 dengan nama National Grid.
3. Sejarah Sistem Kelistrikan di Amerika
Pada dekade 1 920-an, perusahaan listrik di Amerika Serikat membentuk kerja
sama operasi untuk pem bag ian beban listri k dan penyed iaan cadangan
listrik. Pada ta hun 1 934, dengan adanya Public Utility Holding Company Act,
penyedia listrik diakui sebagai kebutuhan orang banyak dan pengoperasiannya
diberi aturan dan pengawasan.
Energy Policy Act of 1 992 kemudian juga mewajibkan pemilik saluran transmisi
untu k mem perbole hkan perusahaan pemban g kit listrik mengakses sa
l u ran miliknya dan mengarah pada restrukturisasi mengenai bagaimana
industri listrik beroperasi dalam upaya untuk menciptakan persa ingan di bidang
pembangkitan listrik. Sehingga perusahaan listrik tidak harus dibangun
sebagai sebua h monopoli vertikal, dengan pembang kitan, transmisi, dan
distri busi listrik ditangani oleh satu perusahaan saja. Kini tiga ta hap tersebut
dapat dijalankan oleh beberapa perusahaan, dalam upaya menyediakan
aksesibilitas yang adil terhadap jaringan transmisi bertegangan tinggi. Energy
Policy Act of 2005 memperbolehkan adanya insentif dan jaminan kredit untuk
pengembangan energi alternatif dan teknologi inovatif yang dapat
mengurangi efek rumah kaca.
4. Sejarah Sistem Kelistrikan di Perancis
Kelistrikan di Perancis dimulai pada dekade 1 900-an dengan 700 pelanggan
pada tahun 1 9 1 9 dan 36.528 pada tahun 1 938. Pada saat yang sama, jaringan
listrik yang berdekatan mulai saling terhubung. Kota Paris sebesar 1 2 kV pada
tahun 1 907, Kota Pyrenees pada tahun 1923 sebesar 1 50 kV, dan harnpir
sernua wilayah sdliny terh ubung pada tahun 1 938 sebesar 220 kV. Pada
tahun 1 946, sistem kelistrikan ini merupakan yang terpadat di dunia. Pada
tahun ya ng sama, pemerintah Pra ncis menasional isasi ind ustri l istrik dan
menggabungkan nya dalam Electricite de France. Frekuensi arus listrik
distandardisasi sebesar 50 Hz, dan jaringan 225 kV menggantikan 1 1 0 kV dan
120 kV.Tegangan listrik distandardisasi tahun 1956 sebesar 220/380 V,
menggantikan 1 271220 V. Selama dekade 1 970-an, jaringan listrik 400 kV,
standar Eropa yang baru mulai diterapkan di Prancis.
5. Sejarah Sistem Kelistrlkan di Indonesia
Perkembangan ketenagal istrikan di Indonesia mengalami pasang surut
sejalan dengan pasa ng surutnya perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27
Oktober 1 945, di kenal sebagai Hari Listrik dan Gas. Hari listrik pertama kali
diperingati tanggal 27 Oktober 1 946, bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite
Nasional lndonesia Pusat (BPKNIP) Yogya karta.
Penetapan tanggal 27 Oktober 1 945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan
keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor 20 tahun 1 960.
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Nomor 235 IKPTS / 1 975 tanggal 30 September 1 975 peringatan Hari Listrik
dan Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember.
Untuk mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik, berdasarkan
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1 1 34.k./iJ,3.pel1 992
tanggal 31 Agustus 1 992 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik
Nasional.
B. Sistem Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sifat gelombangnya, yaitu
listrik AC atau arus bolak-balik dan listrik DC atau arus searah. Arus listrik DC tidak bisa
digunakan untukjarak yang jauh karena arus DC akan mulai melemah dan keh
ilangan energi ketika jaraknya semakin jauh. Untuk mengatasi kekurangan arus
listrik DC, digunakanlah arus AC. Arus listrik AC adalah singkatan dari Alternating
Current, yaitu listrik arus bolak-ba lik. Dinamakan demikian karena listrik ini
mempunyai bentuk gelombang sinusoidal. Artinya, listrik ini mempu nyai polaritas
yang berubah-ubah antara kutub positif dan negatif. Arus listrik AC ini mampu
digunakan dalam jarak yang jauh. Arus listrik AC yang di kenal dan dimanfaatkan di
rumah biasanya satu fasa 220 V.
Arus listrik bolak balik selain satu fasa juga dapat dibuat sistem fasa yang banyak,
misalnya 3 fasa, 6 fasa, atau yang lain. Dibanding sistem satu fasa, tenaga listrik
sistem 3 fasa telah diaplikasikan dalam skala luas.
1. Memahami Sistem3 Fasa

Nikola Tesla Alif Ahmad, 2019

Nikola Tesla memperkenalkan dan mematenkan sistem listrik 3


fasa pada tahun 1887 dan 1888. Apabila menggunakan
ukuran penghantaryang soma, sistem 3 fasa secara umum
Jebih ekonomis dalam menghantarkan daya listrik dibanding
dengan sistem 7 fasa.

Selain ekonomis, sistem 3 fasa di kembangkan karena memiliki keunggulan, yaitu


daya yang ditransmisikan dapat lebih besar dibandingkan sistem 1 fasa dengan
besar penghantar dan arus listrik yang sama. Oleh karena keunggulan tersebut
mulai dari pembangkitan energi listrik sampai distribusi, digu nakanlah sistem 3
fasa.
Pada beban motor listrik, sistem 3 fasa memberika n daya torsi motor yang
lebih besar dibandingkan dengan motor 1 fasa. Pada medan magnet berputar yang
dihasifkan sistem 3 fasa dengan arah dan besaran konstan yang disederhanakan
maka akan menyederhanakan konstruksi motor listrik.

2. Perbandlngan Sistem 1 Fasa dan 3 Fasa


a. Listrik 1 Fasa
1). Pengertian tegangan listrik 1 fasa
Tegangan listrik 1 fasa adalah insta lasi listrik yang menggunakan dua
kabel pengha ntar, yaitu 1 kabel difungsikan sebagai fasa dan 1 kabel lagi di
fungsikan sebagai netral.
2). Bentuk gelombang listrik 1 fasa

Gambar 1.3 Gelombang sinusoidal 1 fasa.

Sumber: lrawan Hartanto

Sistem 1 fasa di Indonesia mempunyai tegangan 220VAC, sedangkan


d i berbagai negara, besar tegangan listrik 1 fasa ini bervariasi.
3). Pemanfaatan sistem instalasi listrik 1 fasa banyak diaplikasikan di rumah
rumah penduduk.
4). Kelebihan dan kekurangan listrik 1 fasa.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan sistem insta lasi listrik 1 fasa
dalam jaringan.
a) Kelebihan jaringan listrik 1 fasa, yaitu
(1) mu rah biaya operasional dan
(2) mudah instalasinya karena menggunakan 2 kawat.
b) kekurangan jaringan listrik 1 fasa, yaitu
(1) terbatas skala rumah tangga; dan
(2) generator u ntuk pembangkit listrik 1 fasa memiliki u kuran besar.
b. Listrik 3 fasa
1). Pengertian tegangan listrik 3 fasa
Listrik 3 fasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat fasa
dengan satu kawat netral atau kawat ground. Ketiga penghantar fasanya
mempunyai tegangan yang sama tetapi berbeda dalam sudut fasanya.
Sistem listrik 3 fa sa ini menggunakan 3 gelombang sinusoidal ya ng
mempunyai perbedaan sudut fasa masing-masing 1 20°.
2). Bentu k gelombang 3 fasa

Gambar 1.4 Gelombang sinusoidal 3 fasa.


Sumber: lrawan Hartanto
Sistem instalasi listrik 3 fasa mempunyai tegangan 380 volt.
3). Pemanfaatan listrik 3 fasa banyak digunakan oleh industri, pabrik, hotel dan
tempat-tempat yang membutuhkan daya besar
4). Kelebihan dan kekurangan
a) Kelebihan jaringan listrik 3 fasa, yaitu
(1) konstruksi sangat kuat dan sederhana;
(2) harga relatif mu rah untuk industri dan kehandalannya tinggi;
(3) efisiensi relatif tinggi pada keadaan normal;
(4) biaya pemeliharaan rendah dan mudah dalam perawatan;
(5) dapat diproduksi sesuai dengan kebutuhan;
(6) menyediakan daya listrik yang besar; dan
(7) untu k motor induksi ya ng memerl ukan daya besar tidak memerlu kan
kapasitor lagi untuk menggerakkan motor.
b) Kekurangan, yaitu biaya operasional mahal.

3. Hubungan Penyambungan 3 Fasa


Di dalam instalasi, tenaga yang saling terhubung antara komponen dan sumber pasti
memerlukan sambungan. Pada instalasi tenaga listrik 3 fasa dapat menggunakan 2
macam model hubungan dalam penyambungan dengan 3 penghantar, yaitu
a. Hubungan bintang atau star
Gambar 1 .5 Slstem hubungan bintang.
Sumber: lrawan Hartanto

Gambar 1 .5 di atas merupakan sistem 3 fasa yang dihubungkan secara


bintang. Titik pertemuan dari masing-masi ng fasa disebut titik netral. Titik
netral ini merupakan common dan tidak bertegangan. Ada dua macam nilai
tegangan listrik dalam sistem 3 fasa model sambungan bintang ini, yaitu
1) tegangan antar fasa 380 V; dan
2) tegangan fasa ke netral 220 V
Dengan adanya titik netral maka besar tegangan fasa terhadap netral
membentuk sistem tegangan 3 fasa yang seimbang.
V line =V3x V fasa = 1 ,73 V fasa
Sementara untuk arus yang mengalir pada semua fasa mempunyai nilai yang
sama.
I line= I fasa
b. Hubungan segitiga atau delta
Pada hubungan segitiga, ketiga fasa saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fasa.

Gambar 1.6 Slstem hubungan segitiga.


Sumber: lrawan Hartanto

Dengan tidak adanya titik netral maka besarnya tegangan saluran dihitung
antar fasa karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempu nyai besar
magn itude yang sama, maka lnstalasi Tenaga Listrik
V line =V fasa
Arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum Kirchoffsebagai berikut.
I line= V3 X I fasa= 1,731 fasa

4. Daya pada Sistem 3 Fasa


Daya adalah kecepatan melakukan kerja. Daya sama dengan jumlah energi yang
dihabiskan per satuan waktu. Daya sistem 3 fasa pada beban yang seimbang
merupakan jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fasa atau daya yang
diserap oleh beban 3 fasa, didapat dari penjumlahan daya dari tia p-tiap fasa. Pada
sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fasa karena
daya pada tiap fasa sama.

Gambar 1 .7 Hubungan bintang segltiga yang


seimbang
Sumber: lrawan Hartanto

Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar a, besar daya per fasa
sebagai berikut.
p fasa = v fasa X I fasa X cos a
Sementara daya total adalah penjumlahan dari besar daya tiap fasa.
P total =3 X Vfasa X I fasa X COS a

5. Penerapan lnstalasi Listrik 3 Fasa


Sistem tenaga listrik 3 fasa adalah sebuah jaringan yang saling berhubungan
dan berfungsi untuk menyalurkan listrik dari pembangkit ke pengguna listrik.
Sementara beban listrik dasar didefinisikan sebagai beban minimum yang harus
ditanggung oleh sistem secara terus-menerus, sementara beban listrik puncak
diartikan sebagai beban maksimum yang harus ditanggung oleh sistem pada
jangka waktu tertentu.
Jumlah energi listrik yang diproduksi oleh suatu pembangkit di dalam sistem
biasanya diukur dalam gigawatt (GW). Total energi yang diproduksi menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari keluaran tenaga listrik yang diukur dalam
Gigawatt Hour (GWh).
Semua peralatan yang terhubung ke sistem wajib mematuhi aturan sistem
kelistrikan yang berisi serangkaian spesifikasi teknis yang umumnya dibuat
oleh operatorjaringan. Aturan ini dibuat untuk menjamin stabilitas sistem dan
utamanya untuk mengatur tindakan-tindakan yang harus dilakukan jika terjadi
gangguan pada sistem 3 fasa.
a. Penerapan instalasi listrik 3 fasa di Eropa
Negara negara di Eropa lebih banyak menggunakan tenaga angin, matahari,
dan nuklir sebagai pembangkit listrik.

Gambar 1.8 Skema jaringan listrik 3 fasa di Eropa

Sumber: Mbizon, 2010

Skema tegangan dan penggambaran jalur listrik pada gambar di atas banyak
d i jumpai di Jerman dan sistem Eropa lainnya.
b. Penerapan instalasi listrik 3 fasa di Indonesia
Negara Indonesia menggunakan sistem instalasi tenaga listrik 3 fasa mulai dari
pembangkitan, transmisi daya hingga sistem distribusi. Di Indonesia banyak
menggunakan tenaga air dan uap sebagai sumber pembangkit listriknya.
Skema 1 .9 Jarlngan listrik 3 fasa dl lndonesla.

Sumber: Srinugroho, 201 7


Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik, yaitu
1) pembangkitan,
2) penyalu ran (transmisi), dan
3) distribusi.
6. Skema Sistem Tenaga Listrik 3 Fasa Terdiri Atas:
Skema sistem tenaga listrik 3 fasa terdiri atas sebagai
berikut.
a. Pem bangkit listrik
Pembangkit listrik umumnya berlokasi di dekat sumber bahan bakar atau di
dekat bendungan dengan fungsi u ntuk memproduksi energi listrik. Selain itu,
okasi pembangkit biasanya jauh dari pemukiman penduduk.

Gambar 1.10 PLTA Wlingi.


Sumber: Sagita, 2016

Berikut ini macam-macam pembangkit listrikjika dilihat dari sumber


tenaganya.
1) PLTA (menggunakan su mber tenaga air) contoh PLTA Wlingi Raya di
JawaTimur.
2) PLTG (menggu nakan su mber gas a lam) contoh PLTG Batang hari di
Jambi.
3) PLTU (menggu nakan sumber uap) contoh PLTU Paiton di Kabupaten
Probolinggo Jawa Timur.
4) PLTGU (menggunakan sumber gas dan uap) contoh PLTGU Karawang
di Kabupaten Karawang Jawa Barat.
5) PLTN (menggunakan nuklir) contoh PLTN Batan di Bandung Jawa Barat.
b. Gardu listrik
Fungsi gardu listrik adalah untuk menaikkan atau menu runkan tegangan l istrik
yang akan ditransm isikan ke gardu yang akan didistribusikan ke pelanggan.

Gambar 1.11 Gardu listrik.


Sumber: Netral News, 20 18

Pembangkit listrik menghasilkan energi listrik dengan tegangan tinggi


(HV) kem udian disalurkan ke jaringan distribusi (MVILV) melalui gardu listrik,
tempat pelanggan dapat memanfaatkannya.
c. Jenis gardu listrik
1) Gardu transm isi
Tujuan dari gardu ini untuk menghubungkan dua atau lebih jalur transmisi
grid. Contoh nya ketika tegangannya sama, switch tega ngan tinggi
memungkinkan saluran dihubu ngkan atau diisolasi dan ketika tegangan
berbeda menggunakan beberapa transformator untuk mengubah nya.
Pera ngkat lain untuk mengendal ika n tegangan dan faktor daya, seperti
reaktor (shunt, shunt variabel) dan transformator pemindah fase harus
digunakan untuk mengendalikan aliran daya antara dua sistem daya yang
berdekata n.
2) Gardu distribusi utama
Gardu ini digunakan untuk memindahkan daya darijalur transmisi jaringan
ke jalur distribusi suatu daerah. Tujuan nya untuk mengurangi tegangan
ke tingkat yang bena r dan cocok u ntuk distribusi lokal dari MV (hingga 36
kV) ke LV (hingga 0,9 kV).
3) Gardu pengumpul
Pembangkit listrik dengan tenaga angin, matahari, ata u hidroelektrik
perlu dipasang gardu pengumpul. Tujuannya hampir sama dengan gardu
distribusi tetapi mereka digunakan untuk meningkatkan tegangan dari
turbin yang berbeda ke sistem jaringan transmisi.
4) Gardu seluler
Jenis gardu tertentu tempat trafo dipasang untuk menyuplai trailer yang
dilengkapi untuk penggunaan seluler.
d. Saluran transmisi listrik
Fungsi sa luran transmisi untu k membawa energi listrik dari pembangkit ke
gardu listrik maupun dari satu gardu listrik ke gardu listrik yang lain.

Gambar 1.12 Transmisi daya listrik


Sumber: Hijriansyah, 2012
Energi listrik yang dihasilkan dari berbagai pembangkit harus segera
disalurkan karena energi listrik yang sangat besar kapasitasnya tersebut
tidak bisa disimpan dalam baterai. Sistem transmisi daya listrik dibuat untuk
menghubungkan antar pembangkit listrik dan menyalurkan listrik secara
langsung ke pelanggan listrik. Saluran pengha ntarannya dikenal dengan
nama SUTI (Saluran Udara Tegangan Tinggi), SUTET (Saluran Udara
Tegangan Extra Tinggi).
e. Salu ran distribusi listrik
Fungsi saluran distribusi adalah menyal urkan energi listrik dari gardu ke
pelanggan.

Gambar 1.13 Distribusi daya li strik.

Sumber: Eei, t.t.

Daya listrik akan sampai ke pela nggan dari sa lu ran transmisi melalui gardu
induk dan gardu distribusi terlebih dahulu. Gardu induk mengambil daya listrik
dari sistem transmisi dan menyalurkan ke gardu-gardu distribusi ya ng tersebar
ke daerah peru mahan. Di dalam gardu distribusi, terdapat trafo distribusi yang
menyalurkan listrik langsung ke rumah-ru mah dengan melewati JTR
(Jaringan Tega ngan Rendah) yang mengg unakan tiang listrik.
Sistem kelistrikan dirancang untuk memasok tegangan pada amplituda
konstan. Hal ini harus teta p terca pai wa laupun permintaan menga lami
variasi, beban reaktif mengalami variasi, bahkan beban nonlinear dengan
listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dan didistri busikan. Sistem kelistrikan
menggunakan tap cha nger pada trafo di dekat pengguna bertujuan untuk
menyesuaikan tegangan listrik dan menjaganya sesuai dengan standar.
Agar sistem kelistrikan andal, dibuatlah diagram jaringan. Diagram jaringan
slstem transmlsl tenaga listrik tegangan tinggi, menunjukkan hubungan
antara tegangan listrik ya ng berbeda-beda. Diagram ini menggambarkan
bentuk kelistrikan dari jaringan tersebut.
Bentuk sebuah sistem kelistri kan dapat sangat berva riasi, berga ntung
pada anggaran, kebutuhan, beban, dan karakter pem bangkit. Tata letak
sistem di dunia nyata sering harus menyesuaikan dengan Ia han ya ng
tersedia.
1) komponen utama gardu distribusi;
Gambar 1.14 Diagram distribusi.
Sumber : lrawan Hartanto
a) trafo distribusi,
b) fuse cut out,
c) arrester,
d) panel tegangan rendah,
e) sakelar pemutus utama,
f) fuse jurusan, dan
g) pentanahan/pembumian.
Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu
distribusi primer (20KV) dan distribusi sekunder (380/220V). Jaringan
distribusi 20 KV sering disebut sistem distribusi tegangan menengah dan ja
ringan distribusi 380/220V sering disebut ja ringan distribusi sekunder atau
disebut jaringan tegangan rendah 380/220V.

2) Jaringan Tegangan Menengah (JTM)


a) Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sistem distribusi primer,
meliputi
(1) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
(2) Saluran Kabel Tega ngan Menengah (SKTM).
Gambar 1 .15 JTM dan diagram garis tunggal
sistem distribusi
Sumber: Sugeng, t.t
Keterangan gambar:
1. Kawat AAAC / AAAC – S
2. Insulator 20 kV, berfungsi sebagai isolasi agar kawat AAAC /
AAAC – S tidak bersentuhan langsung dengan cross arm UNP.
3. Cross arm UNP, berfungsi sebagai dudukan insulator.
4. Tiang besi

b) Keuntungan dan kelemahan SKTM-SUTM


Tabel1.1 Perbandingan SKTM dan SUTM
NO URAIAN SKTM SUTM
1. Beaya investasi Mahal Murah
2. Tahana cuaca Baik Kurang
3. Pemeliharaan Tidak ada Rutin
4. Perbaikan Sulit Mudah
5. Estetika Baik Kurang
6. Row Sulit Mudah
7. Pengembangan Sulit Mudah
8. Keandalan Sulit Baik

Sumber: Sugeng, t.t


c) Tegangan kerja
(1) Tegangan menengah 6-20 kV.
(2) Tegangan rendah 1 27/220V-220/380 V.
d) Jenis hantaran
(1) Hantaran telanjang (A3C, Cu, ACSR, A2C).
(2) Ha ntaran berisolasi (XLPE, NYFGbY, NAYFGbY, A2C, NYY, NYM).
e) Pola struktur jaringan
(1) Jaringan distribusi sistem radial
Sistem atau konstruksi radial adalah konstruksi paling sederhana dan
ekonomis sehingga biaya pembangunannya relatif mu ra h.

Gambar 1.16 Jaringan distribusi sistem radial.


Sumber: lrawan Hartanto
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk
konsumen dapat dalam bangunan beton atau diletakkan di atas tiang.
Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah
dibanding sistem ya ng lain. Namun, kea ndalan sistem ini lebih rendah
dibanding dengan sistem lain nya.
Kurangnya keandalan disebabkankarena hanya terdapat satu jalur utama
yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila ja lur utama tersebut
mengalami gangguan maka seluruh gardu akan ikut padam. Tidak ada
alternatif pasokan listrik. Kerugian lain, yaitu mutu tegangan pada
gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh
tegangan terbesar ada di ujung saluran.
(2) Jaringan hantaran peng hubung (tie line)

Gambar 1.17 Jaringan hantaran penghubung.

Sumber: lrawan Hartanto


Sistem distribusi tie line digunakan untuk pelanggan penting yang tidak
boleh padam, contohnya ba ndar udara, rumah sakit, dan lain-lain. Sistem
ini memiliki minimal dua penyu lang sekaligus dengan ta mbahan
automatic change over switch/automatic transfer
switch, setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut
sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan
listrik akan berpindah ke penyu lang lain.
(3) Jaringan spindle
Sistem atau konstruksinya sederhana, biaya pembangunan nya
relatif mahal. Ada alternatif pasokan listrik sehingga keandalannya
relatif tinggi.

Gambar 1.18 Jarlngan spindle.


Sumber: lrawan Hartanto
Sistem spindleadalah suatu pola kombinasijaringan dari pola radial dan
ring. Spindle terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tega
ngannya diberikan dari gardu induk dan tegangan tersebut berakhir
pada sebuah gardu hubung (GH).
Pa da sebuah spindle biasa nya te rdi ri dari be bera pa penyulang a
ktif dan sebuah penyu lang cadangan (express) yang akan
dihubungkan mela lui gardu hubu ng. Pola spindle biasanya digu nakan
pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang menggu nakan kabel
tanah/saluran kabel ta nah tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem spindle berfungsi sebagai
sistem radial. Di dalam sebuah penyulang a ktif terdiri dari gardu
distribusi yang berfu ngsi untuk mendistribusikan tegangan kepada
konsumen, baik konsumen Tegangan Rendah (TR) atau Tegangan
Menengah (TM).
(4) Jaringan ling kar (loop)
Sistem konstruksinya lebih rumit sehingga biaya pembangunannya
relatif mahal tetapi tingkat keandalannya tinggi.
Gambar 1.19 Jaringan lingkar/sistem loop.
Sumber: lrawan Hartanto

Pada jaringan tegangan menengah, struktur lingkaran (loop)


dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga
keandalannya relatif lebih baik.
(5) Sistem gugus atau sistem kluster (grid)
Sistem gugus konstruksinya sa ngat rumit (kompleks). Biaya
Pembangunannya mahal akan tetapi tingkat keandalannya tinggi.

Gambar 1 .20 Sistem gugus/klaster (grid).


Sumber: lrawan Hartanto
Konfig u rasi gugus banyak digu naka n untuk kota besa r yang mem
punyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat sakelar
pemutus beban dan penyu lang Sistem gugus/klaster
(grid).cadangan. Penyu lang ini berfungsi jika terdapat gangguan
yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang
cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai ke konsumen.

f) Struktur jaringan
Struktur jaringan ditentukan oleh aspek pertanahan sistem netral, yaitu
(1) tida k ditanahkan,
(2) ditanahkan melalui tahanan (rendah 40 ohm-tinggi 500 ohm),dan
(3) ditanahkan secara langsung (solid multi grounded).
g) Konstruksi saluran, yaitu
1. saluran di atas tanah; dan
2. saluran di bawah tanah.
h) Jumlah fasa salu ran, yaitu
(1) fasa tunggal; dan
(2) tiga fasa.
i) Kriteria teknik, yaitu
(1) tekanan angin 40 kg/m2;
(2) tegangan 20 kv 3 kawat;
(3) tingkat isolasi 1 25 kV;
3. regulasi tegangan lebih 5% kurang 1 0%;
4. jatuh tegangan (TM 5%, GTI 3%, TR 4%, SR 2%);
5. tegangan menengah (Arrester, GTI, LBS, AVS, TM-4); dan
6. tahanan pem bumian (ta hanan tinggi 500 ohm, ta hanan rendah
7. 1 2, ohm -40 ohm, solid/multi g rounded).
j) Konstruksi tiang SUTM
TM-1 Penya ngga (sudut<30°)

TM-2 Penopang (sudut >30° dan <60°)


TM-8 Percaba ngan

TM- 1 0 Sudut ( sud ut>60°)

tiang ditanam 1 /6 xpanjang


Gambar 1 .21 Konstruksi tiang SUTM.
Sumber: lrawan Hartanto

3) Jaringan Tegangan Rendah (JTR)


Sistem distri busi sekunder (Jaringan Teg angan Rendah 380/220V)
merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi mulai dari gardu trafo
sampai pada pemakai akhir atau konsumen. Melihat letaknya, sistem
distribusi ini menjadi bagian yang langsung berhubungan dengankonsumen. Jadi
sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumberdaya (trafo distribusi),
juga akan mengirimkan, serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen.

Gambar 1 .22 Sistem distribusi sekunder.


S umber: lrawan Hartanto
Mengi ngat bagian ini berh ubungan langsung dengan konsumen maka kual
itas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.

4) Jatuh tegangan
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan
tegangan terima karena adanya impedansi pada penghantar. Oleh karena itu,
pemilihan pengha nta r (pena mpang pengha ntar) untuk tegangan menengah
harus diperhatikan. Jatuh tegangan yang diizinkan tidak boleh lebih dari 5%
(σ≥5%). Secara umum σv dibatasi sampai dengan 3,5%.
Jatuh tegangan pada sistem distribusi menca kup jatuh tegangan pada
a) penyulang tegangan menengah (TM),
b) transformator distribusi,
c) penyulang ja ringan tegangan rendah,
d) sambungan rumah, dan
e) instalasi rumah.
Listrik merupakan satu dari kebutuhan dasar ya ng diperlukan masyarakat,
baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Sejak
revolusi industri, listrik menjadi penggerak kemajuan teknologi. Kebutuhan
energi listrik daritahun ke tahun semakin meningkat seiring perkembangan
peradaban manusia. Suplai energi listrik yang bersumber dari batubara, minyak
bumi, dan gas bumi memiliki keterbatasan karena tidak terba rukan,
pencemaran, dan kerusakan lingkungan dalam jangka pendek maupunjangka
panjang. Di sisi lain, energi listrik dari sumber terbarukan seperti angin, nuklir, arus
Iaut, dan ombak belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sektor kelistrikan menjadi sangat strategis karena perannya dalam menopang
segala sendi kehidupan. Orang akan mengalami kepanikan ketika terjadi
gangguan listrik selama beberapa jam. Pemadaman listrik akan berdampak
langsung pada kerugian materi dan prod uktivitas masyarakat dan industri.
Kerugian langsung yang dialami masyarakat ketika listrik sering padam
berupa tidak adanya penerangan jalan, rumah, fasilitas umum, kerusakan
peralatan rumah tangga, komputer perkantoran, dan lain lain.
K ri si s l i strik ya n g terj a d i di I n don esia d i sebabkan ka rena
ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan
kemampuan pemerintah dalam menyediakan listrik. Sampai saat ini, sumber
energi pembangkit listrik di Indonesia sebagian besar bergantung pada solar,
gas alam, dan batubara sekitar 75%. Sesungguhnya Indonesia kaya sumber
energi pembangkit listrik. Panas bumi termasuk sumber yang diharapkan
berperan dalam energi terbarukan. Kendala yang dihadapi pemerintah
berkaitan dengan harga listrik yang dihasilkan panas bumi lebih tinggi daripada
tarifdasar listrik saat ini. Hal inilah yang menyebabkan listrik panas bumi sulit
berkembang di I ndonesia.
Sebagai negara kepulauan, I ndonesia memiliki sejumlah sistem kelistrikan
sebagai upaya untuk mempermudah pengawasa n kondisi kelistrikan
Nusantara. Saat ini, Indonesia terdiri dari 38 sistem besar dan sistem-sistem
kecil yang mengel il ing inya. Untu k Jawa dan Ba li sudah menjadi satu
kesatuan sistem atau biasa disebut sistem interkoneksi.
Prioritas utama dari sistem tenaga listrik adalah kebutuhan kapasitas daya listrik
di suatu kawasan tersebut tercukupi bahkan harus mempunyai

cadangan daya listrik yang cukup. Setelah terpenuhi, daya listrik kawasan
wilayah usaha PLN, prioritas sistem tenaga listrik yang dibangun harus
mempertim bangkan biaya yang ekonomis tanpa mengesampingkan
keandalan sistem.

Rangkuman materi
Listrik telah ada sejak bumi ada, dalam dasawarsa terakhir perkembangannya sangat
pesat, hampir semua kegiatan manusia berhubungan dengan listrik. Penyediaan daya
listrik yang besa r seka rang ini menggunakan sistem 3 fasa karena lebih
menguntungkan. Energi listrikdari pembangkit sampai ke pelanggan menggunakan skema
sistem tenaga listrik 3 fasa yang terdiri atas sistem pem bangkitan, sistem transm isi,
dan sistem distribusi. Tegangan listrik dari pembangkit menghasilkan tegangan sangat
tinggi, kemudian disalurkan sampai pelanggan dengan tegangan rendah.
Tegangan sistem distribusi dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu distribusi
primer (20 kV) dan distribusi sekunder (380/220 V). Jaringan distribusi 20 kV sering
disebut jaringan tegangan menengah dan jaringan distribusi 380/220V sering
disebutjaringan distribusi sekunder atau disebutjaringan tegangan rendah
380/220V.

Anda mungkin juga menyukai