Anda di halaman 1dari 6

Judul: Kisah Ramayana - Kitab Balakanda

Karakter:
Prabu Dasarata
Kosalya (Permaisuri 1)
Kekayi (Permaisuri 2)
Sumitra (Permaisuri 3)
Rama (Putra sulung)
Bharata (Putra kedua)
Lakshmana (Putra ketiga)
Satrughna (Putra bungsu)
Prabu Janaka (Raja Mithila)
Sita (Putri Prabu Janaka)
Lokasi: Istana Ayodya dan Istana Mithila
Sumber cerita scene
Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda menceritakan Prabu
Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata
berputra empat orang yaitu: Rama, Bharata, Lakshm ana dan Satrughna Kitab Balakanda
juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan
memperistri Sita, puteri Prabu Janaka. Berikut cerita lengkapnya... Kisah Ramayana dibuka
dengan kisah seorang raja dari kerajaan Ayodya, Dasarata. Dasarata adalah seorang raja
yang baik yang selalu melakukan darma. dan memahami betul kitab suci Veda Sayangnya, ia
tak memiliki seorang pun putra yang membuatnya begitu. bersedih hati. Suatu hari, la
teringat bahwa untuk mendapatkan sesuatu, ia harus memberikan persembahan.
Persembahan yang terbaik saat itu adalah kuda.. Sang raja pun memanggil para
penasihatnya dari kalangan Brahmana dan mengajak mereka berunding tentang niatnya itu.
Para brahmana. menyambut baik dan memberikan saran mereka tentang apa yang
sebaiknya raja itu lakukan supaya upacara persembahannya berlangsung dengan sempurna.
Dengan bantuan Risyaringa, seorang brahmana suci, upacara persembahan pun berlangsung
dengan sempurna. Ketika upacara itu selesai, diungkapkanlah ramalan bahwa Dasarata akan
memiliki empat orang anak lelaki yang membawa nama keluarga Dasarata ke dalam
kejayaan.

Narasi

(Scene: Istana Ayodya. Raja Dasarata duduk di tahtanya, sementara tiga permaisurinya
berdiri di depannya)
Kosalya: (khawatir) Ada apa sebenarnya, oh Raja? Kamu terlihat begitu gelisah.
Dasarata: (menarik nafas dalam-dalam) Aku mengkhawatirkan masa depan kerajaan ini. Aku
sudah tua, dan belum memiliki seorang putra yang mampu menggantikanku nanti.
Kekayi: (mencoba menenangkan suaminya) Jangan khawatir, Raja. Kami pasti akan
mendapatkan seorang putra.
Sumitra: (setuju) Benar. Kita harus tetap percaya pada kehendak Dewa.
Dasarata: (tersenyum lemah) Terima kasih, istri-istriku. Tapi aku merasa seperti ada yang
tidak beres. Seperti ada sesuatu yang harus kulakukan, tapi aku tidak tahu apa itu.
Kosalya: (menawarkan saran) Bagaimana jika kita mengadakan persembahan suci kepada
Dewa?
Kekayi: (setuju) Ya, kita bisa meminta para Brahmana untuk membantu kita mengadakan
upacara yang baik.
Sumitra: (mengangguk) Itu pasti akan membawa berkah bagi kita semua.
(Suasana berganti ke upacara persembahan. Para Brahmana sedang berkumpul dan
melakukan ritual)
Risyaringa: (mengangkat suara) Sebagai hadiah kepada Dewa, Raja Dasarata memberikan
seekor kuda yang sangat istimewa.
Para Brahmana: (mengulang) Seekor kuda yang sangat istimewa.
Risyaringa: (menyelidiki) Ada apa ini? Tampaknya ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh
para Dewa.
Para Brahmana: (mengulang) Ada apa ini? Tampaknya ada sesuatu yang ingin disampaikan
oleh para Dewa.
Risyaringa: (mengumumkan) Ramalan saya adalah, Raja Dasarata akan memiliki empat
orang anak laki-laki, yang nantinya akan membawa nama keluarga Dasarata ke dalam
kejayaan.
Para Brahmana: (tersenyum dan bersorak) Ramalan yang baik! Ramalan yang baik!
Sumber cerita/scene
Enam musim kemudian, lahirlah putra-putra raja tersebut. Istri pertama, Kausalya,
melahirkan Rama yang ditakdirkan untuk menjadi penguasa jagad raya. Istri kedua, Sumitra,
melahirkan putra kembar, Laksmana dan Satrugna, yang ahli dalam menggunakan senjata
dan memiliki seperempat kekuatan Wisnu. Sedangkan istri terakhir, Kaikeyi, melahirkan
Barata, yang memiliki seperempat kekuatan Wisnu dan seperempat kebijaksanaannya.
Waktu pun berlalu. Keempat putra Dasarata itu tumbuh menjadi lelaki yang mengagumkan,
tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi spiritual. Mereka adalah pangeran-pangeran
yang gagah perkasa tetapi lembut dan rendah hati, juga memahami betul kitab suci.
Dasarata yang mulai memikirkan perkawinan. mereka tiba-tiba kedatangan seorang Tamu,
Wismawitra, seorang petapa suci. Kedatangan Wismawitra adalah untuk meminta Dasarata
agar bersedia 'meminjamkan' putranya untuk melindungi upacara sucinya dari gangguan
raksasa. Dasarata, yang begitu menyayangi Rama, keberatan dengan hal ini. Putra
kesayangannya yang masih belia itu mana sanggup mengalahkan raksasa besar yang bahkan
tak sanggup dikalahkan oleh para dewa. Apalagi, ternyata dalang dari semua itu adalah
Rawana, raja para raksasa yang kejam. Wismawitra marah atas penolakan Dasarata, hingga
bumi berguncang karenanya Dasarata akhirnya disadarkan oleh penasihatnya, Wasista, akan
maksud Wismawitra sebenarnya. Wismawitra bukan ingin mencelakakan Rama, tetapi
justru ingin menunjukkan kepada dunia, siapa Rama sebenarnya
Wismawitra sendiri dapat dengan mudah mengalahkan para raksasa, tapi ia sengaja
memilih Rama, supaya nama pangeran itu cemerlang. Akhirnya, Dasarata menyuruh Rama
dan Laksmana untuk pergi bersama Wismawitra menumpas raksasa jahat kaki tangan
Rawana itu, Marica dan Subalu. Rama berhasil membunuh Tataka, seorang raksasi meskipun
awalnya Rama enggan membunuhnya karena ia seorang perempuan. Setelah mengalahkan
Tataka, Rama menerima senjata-senjata sakti dari Wismawitra, yang konon- mampu
mengalahkan dewa, raksasa, gandarwa, dan naga, Rama kemudian diajak berkelana oleh
Wismawitra, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja
Janaka. Raja Janaka memiliki putri yang sangat cantik bernama Sita. Sita sebenarnya bukan
putri kandung Raja Janaka. Sita lahir begitu saja di ladang persembahan Raja Janaka, hingga
ia diberinama seperti itu yang artinya adalah jalur hajakan. Hanya manusia luar biasa yang
mampu menikah dengan Sita. Raja Janaka memberikan syarat bagi semua pelamar untuk
mengangkat busur keramat yang dulu diberkati oleh Siwa. Tak ada seorangpun yang mampu
mengangkat busur itu. Rama, dengan restu dari Wismawitra, akhirnya sanggup mengangkat
busur sakti itu. Dengan demikian, Raja Janaka memutuskan untuk menikahkan putri
kesayangannya dengan Rama. Pernikahan Rama dan Sita berlangsung meriah. Raja Janaka
juga memberikan putri-putrinya kepada saudara laki-laki Rama lainnya.. Laksmana,
Satrugna, dan Barata

Narasi
(Scene berganti ke enam musim kemudian. Empat pangeran tumbuh menjadi lelaki yang
gagah perkasa)
(Enam musim kemudian, tiba-tiba datanglah seorang tamu ke istana)

Dasarata: Selamat datang, tamu. Apa yang membawa kamu ke istanaku?

Wismawitra: Salam, Raja Dasarata. Saya datang untuk meminta sesuatu dari Anda.

Dasarata: Apa itu? Silakan sampaikan.

Wismawitra: Saya membutuhkan putra Anda, Pangeran Rama, untuk membantu


melindungi upacara suciku dari serangan raksasa.

Dasarata: Maafkan saya, tetapi Rama masih terlalu muda untuk melawan raksasa.
Dan Rawana, raja para raksasa, pasti akan mengirim pasukannya untuk mengganggu
upacara itu.

Wismawitra: Saya mengerti kekhawatiran Anda, tetapi Rama tidak akan sendirian.
Saya akan bersamanya dan memberikan senjata-senjata sakti untuk melawan
raksasa.

Dasarata: Saya tidak tahu, itu terdengar berbahaya. Bagaimana jika terjadi sesuatu
pada Rama?

Wismawitra: Saya memahami kekhawatiran Anda, tetapi percayalah, saya hanya ingin
menunjukkan kepada dunia siapa Rama sebenarnya.

(Wismawitra pergi, dan Dasarata masih ragu)

Wasista: Raja Dasarata, sepertinya Wismawitra benar-benar ingin menunjukkan


kehebatan Rama. Ini kesempatan baik untuk membuktikan bahwa putra Anda adalah
pangeran yang luar biasa.

Dasarata: Apa yang harus saya lakukan?

Wasista: Izinkan Rama pergi bersama Wismawitra untuk melawan raksasa. Percayalah
pada putra Anda, Raja Dasarata.

(Dasarata akhirnya setuju)

(Sekarang, Rama dan Laksmana sedang dalam perjalanan dengan Wismawitra)

Rama: Siapa sebenarnya Wismawitra ini? Dia sangat kuat dan bisa melawan raksasa
sendirian.

Laksmana: Saya tidak tahu, tetapi saya percaya dia memiliki maksud baik.

Wismawitra: Pangeran, saya ingin memberikan sesuatu untukmu. (memberikan


senjata sakti pada Rama dan Laksmana)

Rama: Terima kasih, Tuan. Saya akan berusaha semampuku untuk melindungi
upacara sucimu.
(Mereka kemudian melawan raksasa jahat dan membunuhnya)

Wismawitra: Sangat bagus, Pangeran Rama. Sekarang, kita akan berkelana bersama-
sama.

(Rama kemudian diajak berkelana hingga tiba di kerajaan Raja Janaka)

Wismawitra: Raja Janaka, saya membawa Pangeran Rama dan adiknya, Pangeran
Laksmana.

Raja Janaka: Selamat datang, para pangeran. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan.
Siapakah di antara kalian yang mampu mengangkat busur sakti Siwa?

(Rama mengangkat busur itu dengan mudah)

Raja Janaka: Kau adalah orang yang terpilih untuk menikahi putriku, Sita.

(Rama menikahi Sita

Anda mungkin juga menyukai