Analisa Perbandingan Sistem Hukum Didunia
Analisa Perbandingan Sistem Hukum Didunia
KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul “Analisa Perbandingan Sistem Hukum
Didunia”.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan
pengetahuan kepada kita semua tentang Sistem Hukum Didunia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Sehubungan dengan hal
ini, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun tentu saya harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa Meridhoi
segala usaha kita. AMIN.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
MUKA………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
……ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
MASALAH……………………………………………………….6
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………….………………..
…14
3.2 SARAN…………………………………………………………….
………………………..14
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perbandingan hukum ialah suatu metode penyelidikan; bukan suatu cabang ilmu
hukum, sebagaimana seringkali menjadi anggapan sementara orang. Metode yang dipakai
ialah dengan membanding-bandingkan salah satu lembaga hukum (legal institution) dari
system hukum yang satu dengan lambaga hukum, yang kurang lebih sama dari system
hukum yang lain. Dengan membanding-bandingkan itu kita dapat menemukan unsur-
unsur persamaan, tetapi juga unsur perbedaan dari kedua system hukum itu.
1.2RUMUSAN MASALAH
Penulis menggunakan metode kepustakaan , Cara yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
1. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gejala masyarakat yang universial; “ubi societas, ibi ius”, kata orang Romawi (dimana
terdapat suatu masyarakat, disitu pula akan ada hukum). Atau dapat didefinisikan sebagai
peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata
kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai
sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
2. Suatu metode penyelidikan; bukan suatu cabang ilmu hukum. Metode yang dipakai yaitu
membanding-bandingkan salah satu lembaga hukum (legal institution)dari system hukum
yang satu dengan lembaga hukum, yang kurang lebih sama dari system hukum yang lain.
3. Perbandingan hukum itu ada disebabkan oleh adanya kebutuhan suatu kebutuhan atau
lebih. Kebutuhan itu dapat dibedakan dalam:
a. Kebutuhan-kebutuhan ilmiah dan
b. Kebutuhan-kebutuhan praktis
4. Dapat menemukan inti atau hakekat dari pada hukum itu.
5. Pada system hokum Anglo-Saxon pada dasarnya Yurisprudensi sangat penting sebagai
sumber hukum. Sedangkan pada system hukum continental dasarnya peraturan perundang-
undangan sangat penting sebagai sumber hukum. Dalam system hukum continental ada
Pemeo, “hakim adalah mulut undang-undang”, dalam system Anglo-Saxon “hakim adalah
mulut Precedent yang mewajibkan hakim dalam perkara-perkara yang identik untuk
mengikuti putusan yang terdahulu.
Kendatipun inggris dan irlandia menganut system Common Law maka skotlandia
sampai dengan penggabungannya kedalam mahkota kerajaan inggris (1707) banyak
mengalami pengaruh tatanan hokum Romanistis continental Eropa walaupun sejak itu hokum
Skotlandia juga sangat dipengaruhi oleh Common Law Inggris, namun betapa juga
Skotlandia tetap mempertahankan suatau tatanan hokum tersendiri.
7
Tatanan-tatanan hokum Romanistis-Germanistis telah mengalami penyebaran
keseluruh dunia karena proses kolonisasi tersebut; hokum-hukum Spanyol dan Protugal di
Amerika Latin, hokum-hukum Prancis, Belgia dan Portugal di Afrika, hokum Prancis di
Lousiana Amerika Serikat dan di provinsi Quibec, Canada; hokum Belanda di Indonesia dan
Suriname. Disamping tatanan-tatanan hokum Romanistis-germanistis maka di Eropa Timur
(Rusia) dan dibagian tenggara Eropa Kontinental (republic-republik Eropa Selatan, Slavia
Selatan, Rumania, Bulgaria, dan Yunani) dijumpai pula tatanan-tatanan hokum yang
termaksud tradisi hokum Byzantium. Tradisi hokum ini pada hakikatnya masih serumpun
dengan tatanan-tatanan hokum Romanistis-germanistis tersebut, oleh karena itu telah
memasukkan unsur-unsur Romawi melalui hokum gereja dalam versi Byzantium-Orthodoks,
maupun melalui resepsi langsung tatanan-tatanan hokum Eropa Barat di Zaman modern
tersebut.
Pada sisi lain ia mempunyai cirri-ciri khas tersendiri oleh karena untuk waktu yang
cukup lama ia diputuskan dari proses perkembangan aliran-aliran total pada abad XIII sampai
XV dan kemudian oleh karena ia mengikuti perkembangan sendiri dari Negara-negara
EropaTenggara sebagai akibat dominisi bangsa Turki dan baru terlepaskan pada abad XIX.
Ciri adanya ikatan erat antara nasionalisme dan agama (Kristen-Ortodoks) di dalam
peperangan melawan dominasi asas itu dan pengaruh pandangan-pandangan otokrasi
Byzantium dalam bidang hubungan antara penguasa dan kaula-kaula Negara, karena hokum
terlambat diselenggarakan sebagai sebuah ilmu pengetahuan berlainan dengan di Eropa
Barat dan Tengah dimana hokum romawi dan hokum gereja telah dipelajari di universitas-
universitas sejak abad pertengahan, maka terjadilah pertalian dengan Rusia apa yang oleh
David disebut “Kelemahan tradisi yuridis”, antara lain disebabkan oleh pencampuran antar
hokum dan pemerintahan yang berlangsung berabad-abad sehingga hokum tidak
memberikan perlindungan sebagaimana mestinya terhadap birokrasi dan karenanya tidak
mendapatkan perhatian dan penilaian besar dari kesadaran panduduk.
8
B. Sistem Hukum Anglo-Saxon
9
C. Sistem Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum kaum muslimin, artinya persekutuan orang Mukmin
dalam agama Islam. Ia adalah hukum keagamaan oleh karena ia terdiri dari aturan-aturan
hidup yang diturunkan dari Kitab Suci AL-QUR’AN, “Hukum
ALLAH”, ia adalah hukum yang mengikat pada individu, yang berlaku bagi semua kaum
Mukmin di mana saja mereka itu berada.
Hukum Islam ini terutama dibangun dari “Ijmak”, artinya penafsiran para Ulama
dalam abad VIII dan IX. Sejak abad X Hukum Islam secara teoritis tidak pernah berubah
pada hakikatnya telah membantu menyebabkan kemunduran Negara-negara yang tidak
memahami ajaran Islam lebih mendalam, satu dan lain karena kurang menyesuaikan diri
dengan evolusi ekonomi di dunia.
Hukum Islam tetap diterapkan di wilayah-wilayah yang sangat luas Afrika Utara
dengan suatu tendensi penting penyebaran ke Afrika Hitam, Asia (antara lain Negara Arab,
Turki, Iran, Afganistan, Pakistan, Indonesia, dan sebagian Fhilipina), yang mewakili lebih
dari 900 juta orang. Dinegara-negara Islam sedang berlangsung suatu pertentangan antara
kaum tradisional (atau kaum Fundamentalis yang ingin mempertahankan kemurnian Islam
terhadap pengaruh-pengaruh barat dan unsur-unsur lebih Moderat (yang serba permisif) yang
berhasrat mengedepankan modernisasi antara lain dengan jalan menerima unsur-unsur
tatanan dan pandangan Hukum Barat.
10
Ideologi sosialis selalu dihubungkan dengan prinsip bahwa keseluruhan hukum
adalah instrumen dari kebijakan ekonomi dan sosial, dan kebiasaan common law dan civil
law menggambarkan kapitalis, burjuis, imperialis, eksploitasi masyarakat, ekonomi dan
pemerintahan. Teori Marxist dibangun diatas dasar doktrin “dialektikal/historikal
materialisme” yang berpendapat bahwa masyarakat bergerak menuju berbagai tingkatan dan
fase di dalam menjalaninya itu merupakan evolusi dan pembangunan. Itu kemungkinan
dimulai tanpa sistem hukum, kemudian menjadi salah satu kepemilikan buruh, diikuti dengan
tingkat dari abad pertengahan, sebelum bergerak menjadi kapitalisme, kemudian sosialisme
sebelum akhirnnya hukum bertambah buruk di dalam masyarakat tanpa kelas tanpa
kepentingan terhadap sistem hukum apapun karena semua manusia akan saling
membicarakan keadilan satu sama lain.
Quigley menggambarkan (lebih baik mendefinisikan):“socialist law as the law of
countries whose governments officially view the country as being either socialist or moving
from capitalism to socialism, and which hold a communistic society as an ultimate goal”
yang artinya: “hukum sosialis sebagai hukum negara-negara yang pemerintahnya secara
resmi melihat negara sebagai salah satu sosialis atau bergerak dari kapitalisme ke sosialisme
dan yang memegang teguh masyarakat komunistik sebagai sebuah tujuan akhir”. Christine
Sypnowich, dalam bukunya “The Socialist Concept of Law” mendefinisikan: “socialism as a
society where private propety in the form of capital has been eliminated and replaced by
common ownership of the means of production thereby permitting a large measure of
equality and fraternity in social relations”, yang artinya: “sosialisme sebagai suatu
masyarakat dimana kepemilikan pribadi dalam bentuk modal telah dihapus dan diganti
dengan kepemilikan umum dimana berarti produksi oleh karenanya diizinkan dalam ukuran
besar dari persamaan dan persaudaraan di dalam hubungan kemasyarakatan”. Teori Marxist-
Leninist mengagung-agungkan kedudukan istimewa ekonomi dalam hubungan
kemasyarakatan, dengan mengambil kekuatan mengikat dari politik dan hukum. Dalam
istilah internasional, teori Marxist-Leninist berarti pengasingan dari dunia Barat, kadang-
kadang meninggalkannya dengan interaksi yang selektif dengan pihak komunis asing.
11
Hukum, ketika digunakan oleh pemimpin Soviet oleh karenanya telah menjadi alat
belaka dalam merencanakan dan mengelola ekonomi dan struktur sosial dari negara. Hukum
adalah bagian sederhana dari ideologi super struktur yang mengontrol kenyataan material dari
produksi; dimana ditetapkan dan didefinisikan dalam kata dari fungsi politik. Kelompok
negara-negara yang telah menerima socialist law dapat dibagi ke dalam dua kategori utama:
a) Jurisdiksi sosialis kuno, seperti Polandia, Bulgaria, Hungaria, Czechoslovakia, Rumania,
Albania, Repbulik Rakyat China, Republik Rakyat Vietnam, Republik Rakyat Demokratik
Korea, Mongolia (merupakan sistem hukum nasionalnya yang tertua di dalam kelompok ini)
dan Kuba;
b) Sistem Hukum Sosialis yang terbaru atau yang kemudian berkembang, seperti Republik
Demokratic Kamboja, Laos, Mozambique, Angola, Somalia, Libya, Ethiopia, Guiena dan
Guyana. Partai Komunis adalah badan yang benar-benar memerintah dan merencanakan
pada sistem hukum sosialis. Sekali itu diputuskan sebagai bagian dari kebijakan, mereka
mengkomunikasikan rencana mereka ke seluruh lembaga negara dan kebijakan ini akan
diikuti legislatif, eksekutif dan yudisial
Perbedaan antara Civil Law dan Socialist
System Kebanyakan sarjana hukum Barat berpendapat bahwa bentuk keluarga hukum
sosialis terpisah dari keluarga hukum sipil. Bagaimanapun juga, pemikiran mereka yang
menyakini bahwa socialist law adalah bentuk sederhana dari anggota kelompok civil law atau
subspecies dari civil law. Banyak sarjana mengidentifikasi perbedaan antara socialist law dari
civil law. Ini adalah sebagai rangkuman dari Quigley:
a. Socialist law diprogram untuk menjauhkan keburukan yang tidak muncul dari
kepemilikan pribadi dan kelas sosial dan perubahan ke aturan sosial umum;
b. Negara-negara sosialis di dominasi oleh satu partai politik;
c. Dalam sistem sosialis, hukum adalah subordinasi untuk
menciptakan aturan ekonomi, dimana hukum privat diserap oleh hukum publik;
d. Socialist law mempunyai karakter religius-
palsu;
12
3.2 SARAN
Pahami dan patuhilah semua hukum dengan baik agar kehidupan kita pun dapat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syarifin, pipin.SH. 1992, Pengantar Ilmu Hukum; Surabaya: CV Pustaka Setia.
Manan,Abdul.SH. 2006, Pengubah Hukum; Jakarta: CV Kencana.
Hartono,Sunarjati.SH. 1976, Perbandingan Hukum; Bandung: Alumni.
Soeroso,R.SH. 2009, Pengantar Ilmu Hukum; Jakarta: Sinar Grafika.
Tengker,Freddy.SH. 1991. Sejarah Hukum; Bandung: Pt Refika Aditama