MAKALAH Agresi Militer Belanda I
MAKALAH Agresi Militer Belanda I
DISUSUN OLEH:
1. Anugrah Romadhon
2. Jauhari Maktum
3. Sunarsih
4. Sahriyah
5. Isnaini Maulidia
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agresi Militer Belanda I” ini
dengan tepat waktu. Dengan di susunnya makalah ini diharapkan dapat membantu anda
dalam menganalisa dan memahami mengenai Agresi Militer Belanda I.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan dan penelitian ini, baik dari isi maupun penulisannya .untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa saya harapkan demi penyempurnaan
penuyusunan ini dimasa yang akan datang.
Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan
semua pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan..............................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8
Daftar Pustaka........................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
Mengetahui latar belakang Agresi Militer Belanda I
Mengetahui Kronologi Agresi Militer Belanda I
Mengetahui Pemerintah Menghadapi Agresi Militer Belanda I
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dibeberapa daerah terjadi aksi-aksi pembalasan detik terakhir: orang-orang Cina di Jawa
Barat dan kaum bangsawan dipenjarakan di Sumatera timur dibunuh. Beberapa orang
Belanda, termasuk Van Mook, ingin melanjutkan merebutkan Yogyakarta dan membentuk
suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang tidak
menyukai ‘aksi polisionil’ tersebut mengiring Belanda untuk segera menghentikan
penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.
3
Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan
pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya
ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas
Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda
Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.
Pada 9 Desember 1947, terjadi Pembantaian Rawagede dimana tentara Belanda
membantai 431 penduduk desa Rawagede, yang terletak di antara Karawang dan Bekasi,
Jawa Barat.
Pihak Belanda menamakan agresi ini aksi polisionil 1. Beberapa buku sejarah
Indonesia menyebutnya perang kemerdekaan 1. Walaupun serangan tentara itu dilakukan
mendadak, pihak trepublik sudah menduganya. Adanya serangan ini justru merugikan
Belanda di mata Internasional.
4
bantuan pembangunan kembali di masa sesudah perang), tidak mengakui hak semacam itu
kecuali kalau rakyat Indonesia mengakuinya, yang jelas tidak demikian apabila pihak
Belanda harus menyandarkan diri pada penaklukan militer.mereka mulai mendesak negeri
Belanda supaya mengambil sikap yang tidak begitu kaku, dan PBB menjadi forum umum
untuk memeriksa tindakan-tindakan Belanda. Keadaan ini justru semakin memperbesar hasrat
Belanda untuk menemukan cara penyelesaian secepatnya di Indonesia.
Pada akhir bulan Juli 1947 pihak Belanda menyadari bahwa mereka harus menerima
himbauan PBB agar diadakan suatu gencatan senjata, yang diperintahkan oleh Pihak Belanda
dan Sukarno pada tanggal 4 Agutus. PBB kemudian memperkenankan Sjahrir untuk
berbicara atas nama Republik, tetapi tidak bersedia menerima para wakil dari daerah-daerah
yang dikuasai Belanda. Pada bulan Oktober dibentuklah suatu komite Jasa Baik PBB yang
beranggotakan wakil-wakil Amerika, Australia dan Belgia untuk membantu perundingan-
perundingan Belanda-Republik dalam mencapai gencatan senjata yang baru.sejak bulan
Agustus pihak Belanda telah melanjutkan operasi-operasi pembersihan di belakang garis
terdepan, mereka, dmana banyak kaum pejuang republic tinggal.
5
Dewan keamanan yang memperdebatkan masalah Indonesia akhirnya menyetujui
usul Amerika Serikat, bahwa ubtuk mengawasi penghentian permusuhan ini harus dibentuk
sebuah komisi-komisi jasa baik. Indonesia dan belanda dipersilahkan masing-masing memilih
satu negara yang dipercaya untuk mengawasi tembak menembak. Dua negara yang terpilih
oleh Indonesia dan Belanda dipersilahkan memilih satu negara untuk ikut serta sebagai
anggota komisi. Pemerintah Indonesia meminta Australia menjadi anggota komisi, Belanda
memilih Belgia dan kedua negara memilih Amerika serikat untuk menjadi anggota ketiga dari
Komisi. Dalam masalah militer, KTN mengambil inisiatif tetapi dalam masalah politik KTN
hanya memberikan saran dan usul, tidak mempunyai hak untuk memutuskan persoalan
politik. KTN memulai bekerja di Indonesia pada bulan Oktober 1947. setelah KTN
mengadakan pembicaraan dengan kedua pemerintah, akhirnya disepakati untuk kembali ke
meja perundingan. Belanda mengajukan Jakarta sebagai tempat berunding, tetapi ditolak oleh
pihak republik . Republik menganggap bahwa di Jakrta tidak ada kebebasan untuk
menyatakan pendapat dan tidak ada jawatan RI yang aktif, akibat aksi militer. (Merdeka
dalam SNI VI). Republik menginginkan perundingan diselenggarakan pada suatu tempat
diluar pendudukan Belanda. KTN mengambil jalan tengah dan mengususlkan agar kedua
belah pihak menerima tempat perundingan di atas sebuah kapal Amerika serikat yang
disediakan atas perantara KTN.
Sebelum itu sebelumnya sudah dibentuk komisi untuk melaksanakan gencatan
senjata yang disebut komisi teknis. Anggota-anggota komisi teknis dari pihak Republik di
bawah pimpinan Menteri kesehatan Dr. Leimena. Anggota-anggotanya adalah Mr. Abdul
Madjid, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, mayor Jenderal Didi Kartasasmitha, Kolonel
Simbolon dan Letnan Kolonel Bustomi. Komisi teknis pihak Belanda dipimpin oleh Van
Vredenburgh dengan anggota-anggotanya : Mayor Jenderal Buurman van Vreden, Kolonel
Drost, Mr. Zulkarnaen, Letkol Surio Santoso, Dr. Stuyt dan Dr. P.J. Koets. Di dalam
perundingan Komisi Teknis yang telah dilakukan, usul mengenai daerah bebas militer
dianggap kurang praktis dan Belanda tetap menuntut dipertahankanya garis Van Mook yakni
suatu garis yang menghubungkan pucuk-pucuk Pasukan belanda yang dimajukan sesudah
keluarnya perintah dewan keamanan untuk menghentikan tembak-menembak. Kemudian
mereka mengeluarkan pernyataan dari tempat perundinganya di Kaliurang, yang berisi:
dilarang melakukan sabotase, intimidasi, pembalasan dendam, dan tindakan yang semacam
terhadap orang-orang, golongan dan harta benda kedua pihak.
Setelah jatuhnya kabinet Sjahrir III, Presiden menunjuk Mr. Amir Sjarifuddin untuk
menyusun Kabinet baru. Setelah Amir berhasil menyusun kabinet baru, mulailah delegasi
6
untuk menghadapi perundingan dengan Belanda. Delegasi republik dipimpin oleh Mr.
Sjarifu. din sendiri, dengan Ali Sastroamidjojo sebagai wakil ketua. Anggota-anggota terdiri
dari: dr. Tjoa Siek Ien, Sultan Sutan Sjahrir, H.A. Salim, mr. Nasrun, dan dua anggota
cadangan masing-masing Ir. Juanda dan Setiadjid, serta 32 orang penasehat. Delegasi
Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Widjoatmodjo, dengan Mr. H. A. L. van Vredenburg
sebagai Wakil Ketua.
Pada bulan Januari 1948 tercapai suatu persetujuan baru di atas kapal Amerika USS
Renville di pelabuhan Jakarta. Persetujuan ini mengakui suatu gencatan senjata disepanjang
apa yang disebut dengan “garis Van Mook”, suatu garis buatan yang menghubungkan titik-
titik terdepan pihak Belanda walaupun dalam kenyataanya masih tetap ada banyak daerah
yang dikuasai pihak republic di belakangnya. Walaupun persetujuan ini tampaknya seperti
kemenangan besar pihak Belanda dalam perundingan, namun tindakan yang bijaksana dari
pihak Republik dalam menerima persetujuan itu (suatu tindakan yang sebagian didorong oleh
kurangnya amunisi di pihak Republik) menyebabkan mereka memenangkan kemauan baik
Amerika yang sangat menetukan
Penghinaan dari ‘aksi polisionil’ pertama dan persetujuan Renville yang
mengikutinya menyebabkan jatuhnya pemerintahan Amir Sjarifuddin. Anggota-anggota
Masyumi dan PNI dalam kabinetnya meletakan jabatan ketika persetujuan renville
ditandatangani, dan kemudian Amir meletakan jabatanya sebagai perdana menteri pada
tanggal 23 Januari 1948.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Agresi militer Belanda yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947, yang sasaran utamanya
adalah di tiga tempat yaitu tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sasaran mereka adalah kawasan perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai
seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, serta wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan
pabrik-pabrik gula. Agresi tersebut mendapat perhatian dari Dewan Keamanan PBB serta
beberapa negara yang juga mendukung Indonesia. Hingga akhirnya dibentuklah Committee
of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), dan lebih dikenal sebagai
Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih
oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sebagai pihak yang
netral.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga
dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan kreatifitas
mahasiswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang proses
pembelajaran.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kahin, George McTurnan. 1995. Nasionalisme dan Revolusi Di Indonesia. Sebelas Maret
University Press dan Pustaka Sinar Harapan.
Ricklefs. 1989. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Website:
WikipediaIndonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_I)