Anda di halaman 1dari 52

1

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA YAYASAN ULIL

ALBAB AL-JA’AFARIAH PEKANBARU

Oleh :

MAULAYA IDLOVI
NPM. 175310457

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
2

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA YAYASAN ULIL


ALBAB AL-JA’AFARIAH PEKANBARU

MAULAYA IDLOVI
175310457

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah Pekanbaru,


dengan tujuan penelitian untuk mengatahui kesesuaian penerapan Akuntansi keuangan
pada Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah Pekanbaru dengan prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian kuantitatif
bersifat kualitatif.
Data yang digunakan yaitu data sekunder dengan teknik pengumpulan
data yang dipakai adalah dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan
metode deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Yayasan
Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru merupakan organisasi nirlaba bergerak
dibidang pendidikan (sekolah). Yayasan memulai pencatatan laporan keuangan
dengan mencatat penerimaan dan pengeluaran ke dalam buku harian kas,
kemudian dipindahkan ke catatan rekap bulanan dan yayasan juga mencatat daftar
penerimaan uang SPP dan terakhir menyusun laporan keuangan. Laporan
keuangan yang di susun atau di sajikan oleh Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah
Pekanbaru hanya laporan neraca dan laporan laba rugi. Dalam pencatatan aset
tetap, yayasan tidak melakukan atau tidak menghitung nilai penyusutan aset tetap,
sehingga aset tetap yang di sajikan dalam laporan keuangan pada akhir periode
tidak menunjukkan nilai sebenarnya. Akuntansi yang diterapkan yayasan pada
Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru belum sesuai dengan ISAK 35.

Kata Kunci: Analisis, Penerapan Akuntansi


3

ANALYSIS OF ACCOUNTING APPLICATION AT THE ULIL


ALBAB AL-JA'AFARIAH FOUNDATION PEKANBARU
MAULAYA IDLOVI
175310457

ABSTRACT

This research was conducted at the Ulil Albab Al-Ja'afariah Foundation,


Pekanbaru, with the aim of research to determine the suitability of the
application of financial accounting at the Ulil Albab Al-Ja'afariah Pekanbaru
Foundation with generally accepted accounting principles. This research is part
of a qualitative quantitative research.
The data used are secondary data with data collection techniques used
are documentation and data analysis techniques using descriptive methods. The
results obtained indicate that the Ulil Albab Al-ja'afariah Pekanbaru Foundation
is a non-profit organization engaged in education (schools). The foundation
begins recording financial statements by recording receipts and expenditures
into a cash diary, then transferred to a monthly recapitulation record and the
foundation also records a list of SPP money receipts and finally compiles
financial reports. ja'afariah Pekanbaru only balance sheet and income statement.
In recording fixed assets, the foundation does not do or does not calculate the
depreciation value of fixed assets, so that the fixed assets presented in the
financial statements at the end of the period do not show their true value. The
Ulil Albab Al-ja'afariah Pekanbaru Foundation has not complied with ISAK 35.

Keywords: Analysis, Accounting Application


4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pendidikan marupakan kebutuhan yang sangat penting bagi suatu negara,

khususnya di Indonesia, perkembangan dunia pendidikan sangatlah pesat. Hal ini

dapat dilihat dari berkembangnya sekolah-sekolah swasta baik yang berskala

nasional maupun internasional, Sehingga sangat diperlukannya organisasi-

organisasi pendukung salah satunya adalah Yayasan Pendidikan.

Pada dasarnya Yayasan bukanlah istilah yang asing di dengar oleh

masyarakat saat ini. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2001 Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang

dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.

Pendidikan juga diperlukan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik

lagi di masa yang akan datang. Tanpa Pendidikan akan dapat menimbulkan

kerugian dan kegagalan individu atau kegagalan suatu bangsa. Hal ini

menunjukan betapa pentingnya pendidikan, karena pendidikan dapat merubah

nasib bangsa. Pada saat ini banyak Lembaga dan Yayasan yang mendirikan

sekolah swasta agar dapat memenuhi kebutuhan serta membantu memperbaiki

kualitas pendidikan di Indonesia.

Yayasan di bidang pendidikan merupakan salah satu badan nirlaba di

Indonesia, Yayasan bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu bergerak di


5

bidang Pendidikan formal dan sektor pendidikan non formal. Dalam mendirikan

sekolah Yayasan bidang pendidikan wajib menggunakan dana seefektif dan

seefisien mungkin demi peningkatkan dan pelayanan kualitas pendidikan.

Sebagaimana halnya organisasi lainnya, organisasi nonprofit seperti

Yayasan juga membutuhkan jasa akuntansi. Baik untuk menghasilkan informasi

keuangan maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan Yayasan yang

bersangkutan, namun dikarenakan sifat Yayasan yang berbeda dengan organisasi

lainnya maka sifat akuntansinya juga berbeda. Berbagai aturan tersebut akhirnya

membuat akuntansi sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan publik. Hal ini

melahirkan suatu ilmu akuntansi baru yang pada saat ini dikenal oleh kalangan

masyarakat sebagai akuntansi sektor publik.

Organisasi nonlaba sejak tahun 1997 diatur dengan PSAK 45. Namun

mulai tahun 2019 PSAK 45 diganti dengan interpretasi standar akuntansi

keuangan (ISAK 35). Dengan keluarnya peraturan baru ini maka organisasi

nonlaba menyusun laporan keuangannya sesuai dengan ISAK 35. PSAK 45

dengan ISAK 35 terdapat perbedaan, dimana perbedaan yang mendasar yaitu

klasifikasi aset neto, yang mana menggabungkan aset neto dengan pembatasan

(with restrictions), oleh karena itu akan membawa pemahaman yang lebih baik

dan manfaat lebih besar bagi pengguna laporan keuangan entitas berorientasi

nonlaba.

Walaupun Lembaga Yayasan mempunyai karakteristik dan tujuan

organisasi yang berbeda dari perusahaan yang berorientasi terhadap laba, namun

penerapan akuntansinya tidak jauh berbeda. Akuntansi Yayasan dan akuntansi


6

perusahaan memiliki persamaan, persamaan tersebut meliputi keseluruhan proses

akuntansi mulai dari pengumpulkan bukti, mencatat transaksi kedalam jurnal,

kemudian memindahkan transaksi tersebut ke dalam buku besar, dan buku

pembantu, membuat ayat jurnal penyesuaiaan, menyiapkan laporan keuangan

serta membuat neraca saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik.

Akuntansi memiliki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan

Pendidikan yang baik, salah satunya yaitu akuntansi digunakan untuk menyusun

perencanaan sekolah, melakukan upaya-upaya koreksi yang diperlukan,

mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam mencapai tujuan, memberikan

informasi mengenai biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan oleh sekolah dalam

satu periode. Dalam siklus akuntansi, pencatatan dimulai dari bukti transaksi,

jurnal, posting buku besar, neraca jalur yang membuat neraca saldo dan

penyesuaian, hingga pada akhirnya menjadi sebuah laporan keuangan lengkap

yang idealnya terdiri dari laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan

modal, laporan neraca (posisi keuangan) dan catatan atas laporan keuangan.

Tujuan pembuatan laporan keuangan posisi keuangan adalah untuk

menyediakan informasi yang relevan guna memenuhi kepentingan para anggota

pengelola Yayasan yang menyediakan sumber daya bagi Yayasan tersebut.

Tujuan laporan keuangan menurut Hans (2016) adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat

keputusan ekonomi.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2019)


7

tentang Analisis Penerapan Akuntansi pada Yayasan Al Hidayah Sukamaju di

Desa Sukamaju Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Penerapan akuntansi untuk Yayasan Al Hidayah Sukamaju hanya membuat buku

kas harian dan langsung melaporkan arus kas dan neraca. Yayasan Al Hidayah

Sukamaju tidak menghasilkan laporan aktivitas dan catatan atas laporan

keuangan.Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Dari uraian

pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan penulis,diketahui bahwa

Penerapan Akuntansi Pada Yayasan Al Hidayah Sukamaju belum sesuai dengan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum.

Penelitian terdahulu lain yang dilakukan oleh Saputra (2021) terkait

analisis penerapan akuntansi pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) X

Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. Terdapat masalah yang

ditemukan oleh peneliti pada BUMDes X yaitu pihak BUMDes tidak menghitung

penyisihan piutang tidak tertagih, BUMDes X tidak menghitung penyusutan aset

selama tahun berjalan di bagian aset pada neracanya tahun 2018, Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) belum menyajikan laporan arus kas, laporan ekuitas dan

laporan keuangan yang baik.

Pada sebuah Yayasan Pendidikan, pelaksanaan sistem akuntansi harus

berdasarkan standar akuntansi keuangan dalam menyusun laporannya Pernyataan

dari standar akuntansi keuangan ini menjelaskan berbagai jenis perkiraan yang

tertera dalam laporan keuangan dan setiap perkiraan memiliki ketentuan

tersendiri, artinya setiap perkiraan memiliki metode, sistem, dan pencatatan serta
8

pengkuan yang berbeda-beda. Setiap unit usaha maupun organisasi harus

membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban kinerja.

Di kota Pekanbaru sendiri ada banyak Yayasan Pendidikan yang ada.

Sebagaimana Kota Pekanbaru merupakan kota madani yang mendukung

Pendidikan berlandaskan iman dan takwa. Selaras dengan didukungnya program

pendidikan islam Yayasan sangat membantu dalam berkembangnya masyarakat

memiliki ilmu serta beriman dan bertakwa. Yayasan Pendidikan dapat menjadi

pendorong tercapainya visi Kota Pekanbaru yaitu Terwujudnya Kota Pekanbaru

sebagai pusat perdagangan dan jasa, pendidikan serta pusat kebudayaan melayu,

menuju masyarakat sejahtera berlandaskan iman dan taqwa. Salah satu aspek yang

dapat mengembangkan Yayasan Pendidikan ialah dengan melakukan pengelolaan

keuangan yang baik dan sesuai dengan standar keuangan yang berlaku, karena

dengan laporan keuangan yang baik dapat memberikan informasi tentang keadaan

Yayasan dam pihak yang bersangkutan dapat mengambil keputusan terbaik dalam

pengembangannya.

Salah satu Yayasan yang ada di Pekanbaru ialah Yayasan Ulil Albab Al-

Ja’afariah. Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah merupakan Yayasan yang bergerak

dibidang Pendidikan yang hasilnya berupa pelayanan kepada masyarakat,

Yayasan Pendidikan ini merupakan Lembaga Pendidikan yang memberikan jasa

kegiatan belajar mengajar berbasis islami yang berada dikota pekanbaru. Sekolah

Ibnu Al- Mubarak berada dibawah wewenang Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah

yang berdiri pada tahun 2016. Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah sudah memiliki 2

sekolah yaitu Madrasah Ibtidaiyah dan SMP UT. Sekolah Ibnu Al-Mubarak
9

memiliki murid kurang lebih sebanyak 300 murid dan memiliki 13 orang guru.

Sebagai organisasi nirlaba. Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah harus menyusun

laporan keuangannya sesuai prinsip dan standar akuntansi.

Proses akuntansi merupakan serangkaian kegiatan yang diawali dengan

transaksi dan berakhir dengan laporan keuangan. Proses akuntansi keuangan yang

diterapkan di Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah dimulai dengan melakukan

pencatatan secara single entry terhadap semua transaksi kedalam buku kas umum

(Lampiran 4), yang terdiri dari pencatatan penerimaan kas pembayaran SPP murid

RA dan SMP UT dan penerimaan murid baru, selanjutnya pengeluaran kas terjadi

dari transaksi (Pembayaran gaji guru dan karyawan, biaya alat tulis kantor, biaya

konsumsi setiap bulannya dan lainnya). Sebelum membuat laporan keuangan

Yayasan tidak membuat buku besar dan neraca saldo sehingga penentuan saldo

dihitung secara manual dari buku kas umum.

Dalam penyajian laporan keuangan Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah

membuat laporan laba rugi (Lampiran 1). Istilah laporan yang digunakan juga

belum sesuai. Judul untuk laporan laba rugi, seharusnya menggunakan istilah

laporan aktivitas. Sumber pendapatan terdiri dari pendapatan SPP RA, SMP UT

dan pendaftaran murid baru dan Laporan laba rugi yang dibuat menggambarkan

pendapatan dikurangi beban-beban yang terjadi pada Yayasan Ulil Albab Al-

Ja’afariah pekanbaru. Jika total pendapatan yang diterima lebih besar dari total

biaya yang dikeluarkan, maka Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah suplus/laba,

sebaliknya jika total biaya yang dikeluarkan Yayasan lebih besar dari total

pendapatan maka akan terjadi defisit/rugi.


10

Selain menyajikan laporan laba rugi, Yayasan juga menyajikan laporan

neraca (Lampiran 2). Judul untuk neraca seharusnya menggunakan istilah laporan

posisi keuangan. Neraca yang dibuat terdiri dari posisi aktiva yaitu aktiva lancar

dan aktiva tetap dan untuk posisi pasiva nya terdiri dari hutang, modal dan laba

tahunan.

Pada laporan posisi keuangan Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah tahun

2019 dan 2020 saldo kas bernilai negatif. Pada tahun 2019 saldo kas bernilai

negatif sejumlah (-115.502.381,98) dan pada tahun 2020 berjumlah (-

257.942.394,00) Saldo kas negatif akibat kerugian yang dialami oleh Yayasan dan

besarnya beban yang dikeluarkan. Untuk menutupi beban yang harus dikeluarkan,

pihak Yayasan menggunakan dana pribadi.

Pada laporan posisi keuangan, nilai modal pada akhir tahun 2019 tidak

sesuai dengan nilai modal di awal tahun 2020. Modal akhir di tahun 2019 sebesar

Rp.6.357.857.618 sedangkan modal awal di tahun 2020 sebesar

Rp.6.922.936.606. Dari perbedaan ini terjadi selisih sebesar Rp.565.078.988.

(Lampiran 2). Peneliti telah menanyakan hal ini kepada pihak yang bersangkutan

berdasarkan pengakuannya perbedaan saldo modal disebabkan adanya

penambahan kas atas modal yang dilakukan pemilik Yayasan Ulil Albab Al -

Ja’afariah pada bulan Mei, Juni dan Juli dengan tujuan untuk menutupi kerugian

pada tahun bersangkutan yang tidak tercatat penambahannya.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan pihak keuangan Yayasan Ulil

Albab Al-Ja’afariah, pada bulan Mei 2020 pemilik melakukan penambahan kas

sejumlah Rp. 250.000.000,00, selanjutnya pada bulan Juni pemilik melakukan


11

penambahan kas sejumlah Rp. 160.000.000,00, dan pada bulan Juli pemilik

melakukan penambahan kas sejumlah Rp. 155.078.988,00, (Lampiran 5).

Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah juga tidak melakukan penyusutan pada

daftar aset tetap untuk tahun 2020 yang terdapat pada nilai bangunan dan

peralatan. Untuk nilai bangunan sebesar Rp5.200.000.000 yang terdiri dari ruang

belajar, ruang guru, toilet guru dan tempat wudhu dan untuk nilai peralatan

sebesar Rp95.860.000 yang terdiri dari meja guru, kursi guru, meja siswa, kursi

siswa, papan tulis, lemari arsip, dan printer (lampiran 3). Pada daftar aset tetap

juga tidak merincikan umur ekonomis dan tanggal perolahan dari masing-masing

aset tetap tersebut. Untuk aset tetap seperti dalam laporan posisi keuangan tahun

2020 yang terdiri dari bangunan dan peralatan ditunjukkan berdasarkan harga

perolehan aset tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah, Sekolah Ibnu Al-

Mubarak. Dengan demikian penulis melakukan penelitian dengan judul: Analisis

Penerapan Akuntansi Pada Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah Pekanbaru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan

diatas maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian yaitu:

Apakah penerapan akuntansi pada Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah Pekanbaru

telah sesuai dengan prinsip Akuntansi yang Berterima Umum?

1.3 Tujuan Penelitian


12

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui kesesuaian penerapan

Akuntansi keuangan pada Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah Pekanbaru dengan

prinsip Akuntansi yang Berterima Umum.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat bagi penulis, manfaat bagi

pihak Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah dan bahan referensi penelitian lain yang

dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti tentang bagaimana penerapan akuntansi keuangan pada Yayasan.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak Yayasan Ulil

Albab Al- Ja’afariah Pekanbaru sebagai bahan pertimbangan khususnya

dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam menetapkan

penerapan akuntansi keuangan.

3. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan berguna untuk menjadi bahan

referensi penelitian lain yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini

dimasa yang akan datang.

1.5 Sistematika Penulis

Untuk mendapatkan gambaran yang telah jelas dan menyeluruh

mengenai penulisan skripsi ini, maka penulisan membuatnya saling berkaitan.

Selengkapnya sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,


13

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan

penulis sebagai pendukung dalam penulisan ini yang terdiri

dari pengertian akuntansi, pengertian Yayasan, konsep dan

prinsip akuntansi, akuntansi yayasan, siklus akuntansi,

laporan keuangan dan komponennya, dan pernyataan Standar

Akuntansi 35 (ISAK 35).

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode penelitian yang terdiri dari

desain penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data,

Teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum objek penelitian,

hasil dari penelitian dan pembahasannya.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan dan saran perbaikan yang diharapkan

dapat bermanfaat bagi sekolah dan pihak lainnya.


14

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah proses pencatatan, pengkasifikasian, pengolaan data

transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat

dipahami dan dapat digunakan oleh pihak untuk pengambilan keputusan. Menurut

AAA (American Accounting Association) “akuntansi merupakan proses

identifikasi,pelaporan serta pengukuran informasi ekonomi sehingga dapat

menjadi acuan dalam penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas

bagi pihak pengguna laporan tersebut”. Dengan demikian akuntansi sangat

berperan penting dalam keberhasilan usaha.

Menurut Abdul (2012) akuntansi di difinisikan sebagai Suatu proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi

(keuangan) dari suatu organisasi, entitas yang dijadikan informasi dalam rangka

pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.

Pengertian akuntansi menurut AICPA (American Insitute of Certified

Public Accounting) menjelaskan bahwa akuntansi merupakan seni pencatatan,

pengikhtisaran, dan penggolongan transaksi dan kejadian umum yang bersifat

finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.

Akuntansi sangat berperan dalam suatu bisnis. Menurut Mulyadi (2018)

fungsi dan peran akuntansi dalam bisnis adalah menyajikan informasi dan

fungsi laporan kegiatan usaha dalam bentuk laporan keuangan dan juga dapat
15

memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang ada sebelumnya, serta

mengurangi biaya klerikal yang dihasilkan dari proses bisnis.

Sedangkan menurut Jr (2012) pengertian akuntansi adalah Suatu sistem

akuntansi, yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang dapat

mempengaruhi aktivitas usaha.

Menurut Sari (2017) Akuntansi dapat dipahami dari tiga sudut pandang,

yaitu (a) sebagai kegiatan jasa, (b) bidang studi, dan (c) proses atau kegiatan.

Sebagai kegiatan jasa, akuntansi merupakan “kegiatan jasa yang menyidiakan

informasi (kuantitatif dan kualitatif) mengenai unit-unit usaha ekonomi, terutama

yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan

ekonomi”. Menurut Hery (2016) akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah

sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi

akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders)

terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.

Dari beberapa pengertian akuntansi diatas dapat disimpulkan bahwa

akuntansi adalah sistem yang memberikan informasi berupa data kuantitatif yang

bertujuan dapat memberikan keputusan baik dari pihak yang berasal dari

organisasi laba, maupun organisasi nirlaba.

2.1.2 Pengertian Yayasan

Menurut Bahari (2010) Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri

atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan mencapai tujuan tertentu di

bidang sosial,keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.


16

Penghasilan yang didapatkan pada periode mendatang dipengaruhi oleh

biaya dalam organisasi nirlaba, yang ditentukan oleh jumlah pendapatan.

Sementara jumlah komitmen donasi dan pendapatkan tidak terkait lainnya

merupakan faktor penting dalam pendapatan dari bisnis Yayasan.

Dibandingkan dengan biaya pada perusahaan komersial, Yayasan wajib

mempunyai fleksibilitas dan kelunturan yang jauh lebih tinggi. Kelunturan atas

pengendalian biaya ini dibutuhkan lebih karena pendapatan dalam Yayasan

merupakan komponen yang tidak tetap.

Di Lembaga nirlaba seperti Yayasan ini, biaya yang dikeluarkan tidak

menjamin akan menghasilkan pendapatan karena bisa terjadi tidak mengeluarkan

biaya sama sekali, tiba-tiba mendapat donasi. Atau sebalikanya sudah

mengeluarkan biaya banyak ternyata tidak diperoleh donasi yang memadai. Oleh

karena itu manajemen Yayasan harus selalu siap untuk menghadapi hal seperti itu.

Di dalam praktek hukum yang berlaku di Indonesia, pada umumnya

Yayasan didirikan dengan akta notaris. Akta notaris ini ada yang didaftarkan

pengadilan negeri, dan diumumkan dalam Berita negara. Hal ini dikarenakan tidak

ada ketentuan yang mengaturnya sehingga masih bebas bentuk. Dengan

demikian,Yayasan dapat juga didirikan dengan akta dibawah tangan setelah

keluarnya UU Yayasan, secara otomatis penentuan status badan hukum Yayasan

harus mengikuti ketentuan yang ada dalam UU Yayasan tersebut. Dalam UU

Yayasan disebutkan bahwa Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta

pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri.

Dari kententuan UU Yayasan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa


17

syarat penderian, yaitu (1) Didirikan oleh 1 (satu) orang atau lebih; (2) Ada

kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya; (3) Harus dilakukan dengan

akta notaris dan dibuat dalam Bahasa Indonesia; (4) Harus memperoleh

pengesahan dari Menteri; (5) Diumumkan dalam tambahan Berita Negara

Republik Indonesia; (6) Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah

oleh Yayasan lain, atau bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau

kesusilaan; (7) Nama Yayasan harus didahului dengan kata Yayasan.

Menurut Poerwadarminta (2014) pengertian Yayasan ada dua sebagai

berikut :

a. Badan yang didirikan dengan maksud mengusahakan sesuatu seperti

sekolah dan sebagainya (sebagai badan hukum bermodal, tetapi tidak

mempunyai anggota)

b. Gedung-gedung yang teristimewa untuk sesuatu maksud yang tertentu

seperti rumah sakit dan sebagainya).

Bagi Yayasan yang belum terdaftar, harus melakukan pendaftaran lebih

dahulu, kemudian menyesuaikan aturan dasarnya. Persyaratan pendaftaran

merupakan suatu hal yang kontradiktif, karena justru didalam Undang- Undang

Nomor 16 (2001) tidak ada kewajiban bagi Yayasan yang baru untuk didaftarkan

setelah mendapatkan pengesahan dari Menteri. Kewajiban yang dibebankan

kepada pihak Yayasan setelah disahkan hanyalah kewajiban untuk mengumumkan

dalam berita Negara.

Seharusnya penekanan aturan peralihan bukan di pendaftarannya,

melainkan pada syarat jumlah minimal kekayaan yang dimiliki serta prospek
18

kegiatan Yayasan itu sendiri. Bagi Yayasan yang tidak memenuhi syarat jumlah

minimal kekayaan yang harus dimiliki oleh Yayasan atau prospek kegiatan

Yayasan tidak mungkin untuk dikembangkan, Yayasan tersebut dapat dibubarkan

Dengan demikian kerugian yang mungkin timbul baik bagi pihak Yayasan

maupun dengan pihak ketiga dapat diminimalisir.

2.1.3 Konsep dan Prinsip Akuntansi

Dalam mengaplikasikan akuntansi membutuhkan adanya suatu pedoman

tertentu yang dapat menjadi acuan. Pedoman tersebut adalah sebuah konsep,

standar dan prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi haruslah dapat diterima umum.

Prinsip akuntansi menurut Bahri (2016) adalah sebagai berikut:

1. Kontinuitas usaha (going concern) adalah suatu kesinambungan usaha.

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan akan terus mengalami

kelanjutan atau akan berlanjut dan tidak terjadi likuidasi dimasa

mendatang.

2. Kesatuan usaha (business entity) konsep ini berkonsep bahwa perusahaan

atau lembaga dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri

dan yang terpisah dari pemiliknya.

3. Periode akuntansi (accounting periode) merupakan kegiatan perusahaan

atau lembaga yang disajikan dalam sebuah laporan keuangan disusun per

periode pelaporan.

4. Kesatuan pengukuran (meansurent unit). Konsep ini menganggap bahwa

semua transaksi yang telah terjadi akan dinyatakan dalam bentuk uang

(dalam artian mata uang satuan uang yang digunakan adalah dari negara
19

tempat perusahaan itu berdiri)

5. Bukti yang objektif (objective evidences). Informasi yang terjadi harus

disampaikan secara objektif. Suatu informasi dikatakan objektif apabila

informasi yang diterima dapat diandalkan, sehingga informasi yang

disajikan harus berdasarkan pada bukti yang sudah ada.

6. Pengungkapan sepenuhnya (full disclousure). Konsep ini menganggap

bahwa hal-hal yang berhubungan dengan laporan keuangan harus

diungkapkan secara memadai.

7. Konsistensi (consistency). Konsep ini menghendaki bahwa perusahaan

harus menerapkan metode akuntansi yang sama dari awal periode ke

periode selanjutnya yang lain agar laporan keuangan yang dibuat dapat

dibandingkan.

8. Realisasi (matching expense with revenue). Prinsip ini mempertemukan

pendapatan periode berjalan dengan beban periode berjalan untuk

mengetahui seberapa besar dari laba-rugi yang dihasilkan setiap periode

berjalan.

Konsep dan prinsip akuntansi merupakan pedoman operasional yang

digunakan dalam mengakui dan mengukur elemen laporan keuangan serta

menyajikan informasi keuangan. Konsep dasar akuntansi merupakan pernyataan

atau aksioma yang kebenarannya terbukti dengan sendirinya, dan menggambarkan

lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi dipraktekan .

Konsep dasar meliputi:

1. Economic entity (Kesatuan Usaha) Ini berarti bahwa unit bisnis dianggap
20

sebagai unit bisnis terpisah yang bertindak atas Namanya sendiri dan

terpisah dari pemilik yang menginvestasikan modal dalam unit bisnis

tersebut.

2. Going concern (Kontuitas Usaha) yaitu jika tidak ada tanda-tanda atau

rencana pasti untuk mengakhiri perusahaan, diharapakan kegiatan

perusahaan akan berlanjut dan akan berlanjut di masa depan.

3. Monetary Unit (Penggunaan Unit Moneter) yaitu semua transaksi yang

terjadi akan dinyatakan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya

transaksi.

4. Accrual basis (Dasar Akrual) yaitu agar laporan keuangan mencapai

tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas dasar konsep akrual.

Prinsip akuntansi adalah serangkaian aturan umum dan universal yang

diberikan sebagai objek pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis dan

membentuk dasar untuk pengembangan Teknik akuntansi.

2.1.4 Akuntansi Yayasan

Menurut Nainggolan (2015) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:

Lembaga berbentuk Yayasan yang berkecimpung dalam berbagai variasi bentuk

kegiatan. Beberapa fokus ke kegiatan advokasi dan pendapingan masyarakat

sedangkan yang lainnya terjun keimplementasi program untuk secara langsung

menyelesaikan suatu isu yang berkembang. Masyarakat menuntut diterapkan good

governance atau tata Kelola organisasi yang baik pada Yayasan. Pada

pelaksanaan prinsip-prinsip transpirasi dan akuntanbilitas harus dapat

dibuktikan, transparasi dan akuntabilitas memerlukan infrastruktur


21

pengadminitrasian dan pelaporan memadai. Demikian juga pemenuhan kewajiban

perpajakan hanya dapat dilakukan bila sistem keuangan sudah berjalan dengan

baik. Disamping itu, stakeholders Yayasan termasuk para donor apalagi jika

pendapatan Yayasan dari publik, jelas memerlukan segala informasi tentang

mengelolaan Yayasan. Dengan demikian, pentingnya sistem keuangan yang

dibangun di dalam Yayasan karena terkaitannya oleh kebutuhan stakeholdersnya.

Akuntansi sebagai salah satu untuk menghasilkan informasi yang

berkaitan dengan keuangan Lembaga dapat mendorong keterbukaan Lembaga.

Dengan sistem dan prosedur keuangan yang terstruktur, Lembaga dapat dengan

mudah memenuhi tuntutan transparasi kepada stakeholdersnya. Pelaporan yang

tepat waktu dan diikuti dengan kualitas informasi yang tinggi pada satu sisi

dapat mendorong keterbukaan, pada sisi yang lain justru menjadi umpan balik

kepada internal Lembaga.

2.1.5 Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi pada entitas nonlaba hampir sama dengan siklus

akuntansi pada umumnya. Menurut Halim dan Kusufi (2013), siklus akuntansi

dikelompokkan dalam tiga tahap, adalah sebagai berikut :

a) Tahap pencatatan, terdiri dari kegiatan pengidentifikasian dan

pengukuran dalam bentuk transaksi dan buku pencatatan, kegiatan

pencatatan bukti transaksi ke dalam buku jurnal, dan memindah

bukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke

dalam akun buku besar.

b) Tahap pengikhtisaran, terdiri dari penyusunan neraca saldo berdasarkan


22

akun- akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian, penyusunan

kertas kerja, pembuatan ayat jurnal penutup, membuat neraca saldo

setelah penutupan, membuat ayat jurnal pembalik.

c) Tahap pelaporan, yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan

penghasil komperhensif, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan.

2.1.6 Laporan Keuangan dan Komponennya

Menurut Mulyadi (2018) sekolah merupakan entitas tanpa akuntabilitas

publik sehingga laporan keuangan sekolah disusun sesuai dengan entitas tanpa

akuntabilitas publik yang terdiri dari neraca, laporan lama rugi, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan.

1) Neraca

Menurut Kasmir (2012) laporan perubahan modal merupakan laporan

yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Menurut

Sodikin & Riyono (2014) laporan perubahan ekuitas adalah laporan

keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai

perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi

dengan pemilik pada satu periode akuntansi tertentu.


23

Gambar 2.1. Bentuk laporan posisi keuangan A Sumber : SAK IAI ONLINE (ISAK 35)
24

2) Laporan Laba Rugi

Menurut Sirait (2014) laporan laba yaitu suatu laporan yang memberikan

informasi kinerja perusahaan menjalankan operasinya dalam jangka waktu

tertentu. Laporan ini pada hakekatnya melaporkan pendapatan dan beban

laba rugi selama periode tertentu. Antara hasil dengan beban ditandingkan

sehingga memperoleh laba bersih (matching concept). Apabila hasil lebih

besar dari beban, maka selisihnya laba bersih. Sebaliknya apabila hasil

lebih kecil dari beban, maka selisihnya rugi bersih.

Pendapat Hery (2014) menyatakan bahwa “Laporan laba adalah laporan

yang menyajikan ukuran keberhasilan operasional perubahan selama

periode waktu tertentu”. Laba rugi sangat penting keberadaannya karna

memiliki beberapa fungsi sebagaimana yang telah dikemukakan oleh

Sofyan (2015) sebagai berikut:

1. Kemampuan perusahaan dalam generate kas, merencanakan,

mengontrol arus kas masuk dan kas keluar perusahaan dalam pada

masa lalu.

2. Menghitung laba dan rugi setiap pemesanan.

3. Menentukan harga pokok persediaan, produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca.


25

Gambar 2.2. Bentuk Laporan Komperensif


Sumber : SAK IAI ONLINE (ISAK 35)
26

3) Laporan Perubahan Modal

Menurut Kasmir (2012) laporan perubahan modal merupakan laporan yang

berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Menurut Sodikin

& Riyono (2014) laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas

perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada

satu periode akuntansi tertentu.

Gambar 2.3. Bentuk Laporan Perubahan Aset Neto Sumber : SAK IAI ONLINE (ISAK 35)
27

4) Laporan Arus Kas

Menurut Kasmir (2012) laporan arus kas merupakan laporan yang

menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan,

baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.

Menurut Rudianto (2012) laporan arus kas adalah alat pembayaran yang

dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi maupun

menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan.

Gambar 2.4. Bentuk Laporan Arus Kas


Sumber : SAK IAI ONLINE (ISAK 35)
28

2.1.7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35

Pada tanggal 11 April 2019 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan

Akuntansi Indonesia telah mengesahkan ISAK 35 (Interpretasi Standar Akuntansi

Keuangan) yang mengatur tentang penyajian laporan keuangan entitas

beriorentasi nonlaba yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai

pada tanggal 1 Januari 2020. Dimana sebelumnya untuk organisasi nonlaba diatur

dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (PSAK 45) revisi 2017 yang

sekarang telah diganti menjadi ISAK 35. PSAK 45 dengan ISAK 35 terdapat

perbedaan, dimana perbedaan yang mendasar yaitu klasifikasi aset neto, yang

mana menggabungkan aset neto terikat permanen dan aset neto terikat temporer

menjadi aset neto dengan pembatasan (with restrictions) akan mengurangi

kompleksitas dan aset neto tidak terikat menjadi aset neto tanpa pembatasan

(without restrictions), oleh karena itu akan membawa pemahaman yang lebih baik

dan manfaat lebih besar bagi pengguna laporan keuangan entitas berorientasi

nonlaba.

Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK 35) menjelaskan

perincian penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba yang telah

disajikan seperti berikut:

1. PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan paragraf 05 menyatakan bahwa

“Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang

berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas dengan

aktivitas nonlaba di sektor swasta atau sektor publik menerapkan

pernyataan ini, maka entitas tersebut mungkin perlu menyesuaikan


29

deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam

sendiri”. “ Dengan demikian, ruang lingkup PSAK 1 secara substansi

telah mencangkup ruang lingkup penyajian laporan keuangan entitas

dengan aktifitas nonlaba.

2. PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan tidak menyediakan pedoman

bagaimana entitas dengan aktivitas nonlaba menyajikan laporan

keuangannya. Entitas dengan aktivitas nonlaba dalam interpretasi ini

selanjutnya merujuk kepada entitas berorientansi nonlaba.

3. Karakteristik entitas berorientansi nonlaba berbeda dengan entitas bisnis

berorientasi laba. Perbedaan utama yang mendasar antara entitas

berorientasi nonlaba dengan entitas bisnis berorientasi laba terletak pada

cara entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber untuk melakukan

berbagai aktivitas operasinya. Entitas berorientansi nonlaba memperoleh

sumber daya dari yang tidak mengharapkan pembayaran Kembali atau

manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang

diberikan.

4. Pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba umumnya

memiliki kepentingan untuk menilai: (a) cara manajemen melaksanakan

tanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka; serta (b) informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan

dan arus kas entitas yang bermafaat dalam pembuatan keputusan

ekonomik. Kemampuan entitas berorientasi nonlaba dalam menggunakan

sumber daya tersebut dikomunikasikan melalui laporan keuangan.


30

2.2 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan telaah Pustaka yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai

berikut: Penerapan Akuntansi Pada Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah belum

sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum.


31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian dibutuhkan suatu perencanaan dan

perancangan agar pelaksanaan penelitian tersebut berjalan dengan lancar. Seluruh

perencanaan dan rancangan penelitian tersusun dalam sebuah desain penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2012) pendekatan kualitatif adalah Pengukuran data

kualitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang berasal dari

sempel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah

pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan

mereka.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

yang bertujuan mengumpulkan data-data dan informasi untuk disusun, disajikan,

dan dianalisa dengan maksud memperoleh informasi kebijakan yang digunakan

oleh Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah Pekanbaru dalam penyusuanan laporan

keuangan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dagarilakukan pada Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah

(Sekolah Ibnu Al-Mubarak), yang berlokasi di Jl. Sri Amanah Palas kiri, Rumbai

Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.


32

3.3 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang akan penulis kumpulkan dalam penyelesaian proposal ini

nantinya adalah:

a. Data Primer, merupakan data yang di ambil dari sumber asli ( tidak

melalui media perantara) dengan cara melakukan wawancara yang

diperoleh secara langsung. Data primer diperoleh dengan melakukan

wawancara dengan pihak terkait dari Yayasan Ulil Albab Al-

Ja’afariah, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bukti catatan dalam

arsip yang digunakan dalam memperoleh segala data yang

berkaitan dengan Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah, Kecamatan

Rumbai, Kota Pekanbaru.

2. Sumber Data

Sumber data adalah hasil hasil wawancara dan observasi dengan pihak

Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data yang diperlukan sebagai landasan dan peyusunan

skripsi ini nantinya, maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan:

1. Teknik Interview

Penulis mengadakan wawancara tanya jawab langsung kepada informan

seperti Bendahara Yayasan, Ketua Yayasan, maupun pihak lainnya


33

2. Teknik Dokumentasi

Penulis mendapatkan dokumen-dokumen atas laporan keuangan dan

dokumen lainnya yang ada seperti buku kas umum, neraca laporan laba

rugi dan lain-lain tanpa ada pengolahan Kembali.

3.5 Analisis Data

Dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data yang diperlukan kemudian dibandingkan dengan teori-

teori yang relevan berdasarkan pokok masalah yang diteliti. Dari perbandingan

tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan .


34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

Yayasan Ulil Albab Al Jafariyah merupakan salah satu Yayasan Pendidikan

yang ada di Kota Pekanbaru. Pimpinan yayasan adalah Ibu Rinwiningsih dengan

operator yayasan adalah Eva Handayani. Adapun belajar mengajar di Yayasan ini

menggunakan kurikulum yang berlaku di tambah dengan ilmu agama. Ada juga

kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler sekolah untuk santri seperti karate, basket,

futsal, grup belajar dan lainnya.

Yayasan Ulil Albab Al Jafariyah memiliki staf pengajar uztad/uztazah serta

guru yang kompeten pada bidang pelajarannya masing-masing sehingga

berkualitas dan menjadi salah satu Yayasan Pendidikan terbaik di Kota

Pekanbaru. Tersedia juga berbagai fasilitas seperti ruang kelas yang nyaman,

asrama yang nyaman, laboratorium praktikum, perpustakaan, lapangan olahraga,

kantin, masjid dan lainnya.

4.1.2. Visi dan Misi Yayasan

1. Visi

Terwujudnya lembaga pendidikan dan tarbiyah Islam yang benar,

bermanhaj, amanah, unggul, mandiri, dan bermanfaaat.

31
35

2. Misi

1. Melahirkan calon-calon da’i bermanhaj Salafus Shalih Ahluss Sunnah

Wal Jama’ah

2. Menumbuhkan semangat  juang dan berkorban untuk islam

3. Menumbuhkan semangat unggulan dan profesonialisme dalam setiap

kegiatan

4. Menanamkan dasar-dasar menjadi ‘alim

4.1.3. Struktur Organisasi

Didalam sebuah organisasi, kita mengenal adanya struktur organisasi yang

memuat tentang suatu kumpulan orang-orang atau kumpulan-kumpulan yang

mempunyai suatu tujuan yang diinginkan pada setiap aktivitasnya. Berikut adalah

struktur organisasi di Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru.

Dalam struktur organisasi Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

terdapat susunan pengurus sebagai berikut :

1. Dewan Pendiri

Merupakan pendukung segala kegiatan yayasan.

2. Dewan Penasehat

Adalah orang yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi

nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.

3. Ketua Yayasan

a. Mengangkat dan menhentikan bawahan

b. Mengawasi jalannya operasi yayasan


36

4. Pembina Pondok

Adalah orang yang memberikan arahan kepada bawahannya dalam membina

pondok.

5. Sekretaris

a. Mengatur rapat yayasan

b. Mengagendakan surat menyurat

6. Bendahara dan Pembukuan

a. Menyusun laporan keuangan yayasan

b. Mengatur pengeluaran dan penerimaan dana yayasan

7. Pimpinan Pondok

a. Mewakili ketua yayasan dalam menjalankan tugas apabila ketua yayasan

berhalangan

b. Dapat mewakili ketua yayasan dalam pengambilan keputusan

8. Kepala Sekolah

a. Merencanakan, menyusun dan mengembangkan program kegiatan

sekolah

b. Bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan sekolah

4.1.4. Aktivitas Organisasi

Adapun aktivitas yang dijalankan di Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru meliputi :

1. Proses belajar mengajar

2. Upacara bendera

3. Pembinaan bakat dan prestasi berupa :


37

a. Seni musik

b. Seni suara

c. Menggambar

4.2. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan akuntansi pada Yayasan

Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru. Berdasarkan pada permasalahan yang

dikemukakan pada Bab I dengan berpedoman pada teoritis yang relevan maka

penulis akan mencoba menganalisis tentang penerapan akuntansi yang diterapkan

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru.

4.2.1. Dasar Pencatatan

Dasar pencatatan transaksi keuangan Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru adalah basis kas (cash basis) yaitu pencatatan transaksi pada saat

penerimaan dan pengeluaran kas terjadi.

Sedangkan menurut ISAK 35 (Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan),

yayasan diasumsikan akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang

panjang, sehingga pencatatan yang dilakukan harus menggunakan basis akrual.

Perubahan kebiasaan pencatatan dari basis kas ke basis akrual murni bisa disiasati

dengan cara mencatat transaksi rutin dengan basis kas, dan kemudian lakukan

penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan informasi

keuangan.

4.2.2. Proses Akuntansi pada Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

1. Tahap Pencatatan

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru melakukan pencatatan


38

terhadap seluruh transaksi-transaksi keuangan kebuku kas harian yaitu mencatat

penerimaan dan pengeluaran kas. Transaksi yang terjadi dicatat oleh Yayasan Ulil

Albab Al-ja’afariah Pekanbaru adalah mengunakan buku kas harian, pencatatan

dibedakan berdasarkan penerimaan kas dan pengeluaran kas.

Pencatatan transaksi biaya-biaya dicatat oleh Yayasan Ulil Albab Al-

ja’afariah Pekanbaru seperti biaya Fotocopy & perlengkap belajar, biaya gaji,

biaya konsumsi santri, biaya perlengkapan sekolah, biaya ekskul, biaya

kebersihan, biaya telepon, biaya listrik, dan biaya lain-lain. Bentuk catatan buku

harian Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru, seperti tabel 4.1:

Tabel 4.1
Buku Kas Harian
Periode Januari 2020

Sumber: Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru hanya mencatat transaksi

yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran laporan kas harian,

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru tidak membuat jurnal pada saat

terjadinya transaksi sehingga juga tidak melakukan kegiatan memposting ke buku


39

besar dan neraca saldo. Pada akhir periode Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru menyusun laporan keuangan berdasarkan perhitungan manual saldo

transaksi yang diperoleh dari kas harian.

2. Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Pendapatan pada yayasan berasal dari transaksi-transaksi yang

berhubungan dengan aktivitas pembayaran uang SPP dan penerimaan lainnya.

Pencatatan penerimaan kas dicatat kedalam buku kas. Sedangkan pengeluaran kas,

berasal dari aktivitas pengeluaran yang terjadi dari pembayaran honor guru, biaya

listrik/telepon, biaya ATK, biaya perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya P3K,

biaya social, biaya lain-lain. Semua pengeluaran dicatat dibuku kas. Setiap akhir

bulan dilakukan rekap terhadap pengeluaran dan penerimaan kas. Berdasarkam

hasil rekap disusunlah laporan keuangan seperti laporan Neraca dan Laporan

Laba/Rugi. Seharusnya transaksi dicatat kedalam jurnal, buku besar, neraca saldo,

jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, neraca, laporan laba rugi,

jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, jurnal pembalik.

Pada laporan posisi keuangan Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah tahun

2019 dan 2020 saldo kas bernilai negatif. Pada tahun 2019 saldo kas bernilai

negatif sejumlah -Rp.115.502.381,98 (Lampiran 2) dan pada tahun 2020

berjumlah –Rp. 257.942.394,00 (Lampiran 2). Saldo kas negatif dikarenakan

adalanya kekeliruan staf yayasan dalam mencatat kerugian. Berdasarkan dari

laporan kas terdapat pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan

pendapatan disetiap tahunnya, sehingga kekurangan tersebut ditutupi dengan

Uang Pribadi ketua Yayasan. Namun Staf mencatat kekurangan tersebut sebagai
40

saldo negative pada akun kas.

Seharunya penutupan beban oleh ketua Yayasan diakui terlebih dahulu

sebagai penambahan modal, dengan mencatat:

Kas XXX

Modal XXX

lalu, kas tersebut digunakan untuk menutupi beban:

Beban XXX

Kas XXX

3. Buku Besar

Buku besar adalah kumpulan akun yang telah dipisahkan sebelumnya

untuk mengelompokkan masing – masing akun. Diketahui dari penjelasan

sebelumnya bahwa yayasan tidak melakukan posting transaksi ke buku besar.

seharusnya yayasan melakukan posting ke buku besar untuk dapat mengetahui

saldo akhir masing – masing akun. Sebelum membuat buku besar, seharusnya

dapat membuat daftar akun dan menentukan nomor akun tersebut. Berikut contoh

daftar akun yang dapat digunakan untuk mengelompokkan akun;


41

Tabel 4.2
Daftar Akun
Kode Akun
1 Kas
2 Piutang
3 Perlengkapan
4 Akumulasi penyusutan bangunan
5 Peralatan
6 Utang
7 Modal
8 Pendapatan SPP
9 Pendapatan Dana BOS
10 Beban Gaji
11 Beban Perlengkapan ATK
12 Beban Kegiatan Sekolah
13 Beban Seragam
14 Beban Lain-lain
Sumber: Data Olahan 2022

Setelah membuat daftar akun, selanjutnya dapat membuat buku besar

sesuai urutan kode akun. Total yang ada di jurnal khusus yang telah dibuat

sebelumnya dapat diposting sesuai pengelompokkan akun buku besar. Berikut

contoh buku besar yang sebaiknya dibuat oleh yayasan;

Tabel 4.3
Buku Besar
Desember 2020
Akun : Kas
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
Des-20 Penerimaan Kas Rp. 257.942.394 Rp. 257.942.394
Des-20 Pengeluaran Kas Rp. 115.502.381 Rp. 115.502.381

Akun : Pendapatan SPP


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
Des-20 Uang SPP Murid Rp. Rp. 125.440.000
125.440.000
42

4. Neraca Saldo

Neraca saldo (Trial Balance) berfungsi untuk mencatat saldo akhir setiap

akun yang ada di buku besar. Dengan dibuatnya neraca saldo akan diketahui

keseimbangan jumlah debit dan kredit dalam buku besar yang telah disusun

sebelumnya. Adanya pembuatan neraca saldo juga membantu memberikan

informasi yang valid pada setiap akun dalam penyusunan laporan keuangan.

Setelah membuat buku besar sebaiknya yayasan membuat neraca saldo. Berikut

contoh neraca saldo sebelum disesuaikan:

Tabel 4.4
Neraca Saldo Sebelum Disesuaikan
Periode 2020
Nama Akun Saldo
Debit Kredit
Kas XXXX
Piutang SPP XXXX
Tanah XXXX
Bangunan XXXX
Peralatan XXXX
Utang -
Modal XXXX
SPP Murid XXXX
Beban Gaji XXXX
Beban Konsumsi XXXX
Beban Utilitas XXXX
Total XXXX XXXX

5. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan saldo akun perkiraan

menjadi saldo yang sebenarnya. Dengan dibuatnya jurnal penyesuaian akan

menghasilkan nilai sebenarnya untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan

selama periode tertentu. Jika jurnal penyesuaian tidak dibuat maka dapat

mempengaruhi laporan keuangan. Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah tidak


43

membuat jurnal penyesuaian terkait aktiva tetap. Jurnal penyesuaian yang

seharusnya dibuat oleh Yayasan Ulil Albab Al-Ja’afariah untuk penyesuaian

aktiva tetap adalah sebagai berikut:

Berikut adalah contoh asumsi perhitungan penyusutan asset tetap pada

salah satu kekayaan milik Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru dengan

asumsi pada tanggal Tahun 2016 dibeli laptop dengan tunai sebesar Rp.

5.500.000. pancatatan untuk perolehan aset tetap berupa laptop:

Peralatan – laptop Rp. 5.500.000

Kas Rp. 5.500.000

Penyusutan Pertahun = Rp. 5.500.000 : 4 tahun

= Rp. 1.375.000

Untuk metode yang digunakan oleh Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru bisa menggunakan metode garis lurus. Yayasan Ulil Albab Al-

ja’afariah Pekanbaru belum melakukan beban penyusutan dan akumulasi

penyusutannnya pertahunnya adalah sebagai berikut:

Beban Penyusutan Peralatan Rp. 1.375.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp. 1.375.000

Pihak Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru sebaiknya membuat

panyusutan atas aset tetap yang dimiliki agar dapat mengetahui nilai

sesungguhnya. Dalam membuat penyusutan aset tetap harus memperhatikan

pengelompokannya karena tidak semua dapat disusutkan dan memiliki kriteria


44

dalam menyusutkan. Barang seperti hekter, kalkulator, buku kas, sapu dan pel

termasuk ke dalam perlengkapan karena masa pakainya dapat habis dalam satu

periode. Aktiva yang sudah tidak dapat digunakan lagi tetapi masih memiliki nilai

sisa atau masih dapat digunakan dalam periode berikutnya, maka aktiva tersebut

bisa dijual atau dapat dicatat sebesar 1. Total keseluruhan aset tetap dicatat

berdasarkan nilai buku sebesar Rp. 6.454.860.000 tahun 2020.

4.2.3. Penyajian Laporan Keuangan

1. Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas terdiri dari dua bagian besar yaitu pendapatan dan beban

biaya lembaga. Tujuan utama aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai

(a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva

bersih, (b) hubungan antara saksi dan peristiwa lain, serta (c) bagaimana

penggunaan sumber daya dalam melaksanakan berbagai program atau jasa.

Laporan keuangan yang disusun Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru terkait dengan pendapatan dan pengeluaran biaya operasional yayasan

adalah laporan laba rugi yayasan, seperti pada tabel 4.5:

Tabel 4.5

Sumber: Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru


45

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa format laporan laba – rugi yang

disusun Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru tidak sesuai dengan format

akuntansi yayasan, dimana dalam laporan yang disusun yayasan akun laba rugi,

sementara untuk akuntansi yayasan merupakan organisasi nirlaba. Maka dari itu

yayasan seharusnya menyusun laporan aktivitas.

Berdasarkan penerimaan kas, terdapat penerimaan dan pengeluaran.

Penerimaan kas atau pendapatan diperoleh dari penerimaan SPP, penerimaan

pendaftaran ulang siswa lama dan baru. Sedangkan pengeluaran kas berupa biaya

gaji guru dan karyawan, biaya penerimaan siswa baru, biaya kegiatan sekolah dan

ujian, biaya seragam, biaya konsumsi, biaya ATK. Dalam mencatat penerimaan

harus dicatat dengan jelas agar tidak adanya kesalahan dalam perhitungan

penerimaan maupun pengeluaran. Seperti pada Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru ada penerimaan dari penjualan pisang, cabe, kalender dan lain-lain

tidak di catat di pendapatan. Seharusnya penerimaan tersbut dapat tercatat sebgaia

pendapatan lain lain dengan jurnal sebagai berikut:

Kas XXX

Pendapatan lain-lain XXXXX

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah Beban berbeda

dengan jumlah pengeluaran kas pada Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

karena adanya suatu transaksi yang tidak dicatat di pengeluaran kas, adanya

kesalahan dalam menginput nominar dari setiap transaksi pengeluaran sebagai

biaya operasional yayasan serta ada biaya pengeluaran kas tetapi tidak termasuk

pada beban biaya sehingga tidak dicatat. Seperti adanya kegiatan sekolah yaitu
46

penanaman buah-buahan dengan membeli bibit, pupuk dan lain sebagainya tidak

dicatat ke pengeluaran kas. Sehingga mengakibatkan perbedaan jumlah antara

beban dengan pengeluaran kas.

2. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan merupakan sebuah laporan yang menyediakan

informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih yayasan pada satu titik

waktu tertentu dan menyajikan hubungan diantara unsur-unsur yang

membentuknya.

Laporan keuangan yang disusun Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Sumber: Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa format Neraca yang dibuat

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru tidak sesuai dengan format akuntansi

yayasan, dimana masih terdapat akun modal. Sementara dalam format akuntansi
47

yayasan tidak terdapat akun modal melainkan akun aktiva bersih.

3. Laporan Arus Kas

Menurut ISAK 35 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba,

laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam

satu periode akuntansi. Di dalam laporan arus kas, perubahan posisi kas akan

dilihat dari tiga sisi, yakni dari kegiatan operasi, pembiayaan, dan investasi.

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru tidak menyusun laporan arus

kas sehingga tidak ada informasi yang rinci tentang arus kas masuk maupun

keluar dari yayasan yang berguna memberikan gambaran tentang alokasi kas ke

dalam berbagai kegiatan yayasan.

Seharusnya Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru menyusun

laporan arus kas seperti tabel dibawah ini

Tabel 4.7
Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru
Laporan Arus Kas
Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2020
Arus Kas dari Aktivitas Operasi :
Kas dari Pendapatan Jasa Rp. xxx.xxx.xxx
Kas dari penyumbang xxx.xxx.xxx
Kas dari piutang lain-lain xxx.xxx.xxx
Penerimaan lain-lain xxx.xxx.xxx
Kas yang dibayarkan kepada karyawan xxx.xxx.xxx
Utang lain-lain yang dilunasi xxx.xxx.xxx
Kas bersih yang diterima (digunakan dari aktivitas operasi Rp. xxx.xxx.xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Ganti rugi dan asuransi kebakaran Rp. xxx.xxx.xxx
Pembelian peralatan xxx.xxx.xxx
Kas Bersih yang diterima (digunakan) dari aktivitas investasi Rp. xxx.xxx.xxx
Arus kas dari Aktivitas Pendanaan:
Pembayaran kewajiban tahunan Rp. xxx.xxx.xxx
Pembayaran kewajiban jangka panjang xxx.xxx.xxx
Kenaikan dan penurunan bersih kas dan setara kas Rp. xxx.xxx.xxx
Kas dan setara kas pada awal tahun xxx.xxx.xxx
Kas dan setara kas pada akhir tahun Rp. xxx.xxx.xxx
Sumber: Data Olahan
48

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan

yang menyajikan informasi tambahan mengenai kebijakan yang tidak

dicantumkan dalam laporan keuangan lainnya.

Catatan atas laporan keuangan tidak disajikan dalam laporan keuangan

Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru sehingga tidak diketahui kebijakan

akuntansi yang diterapkan yayasan.


49

BAB VI

PENUTUP

Setelah dilakukan penelitian dan analisa pada Yayasan Ulil Albab Al-

ja’afariah Pekanbaru, penulis menemukan berbagai permasalahan dalam laporan

keuangan, maka dari itu penulis menarik beberapa kesimpulan dan sarana-saran

yang mungkin akan bermanfaat bagi yayasan.

A. Kesimpulan

1. Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru merupakan organisasi nirlaba

bergerak dibidang pendidikan (sekolah)

2. Yayasan memulai pencatatan laporan keuangan dengan mencatat

penerimaan dan pengeluaran ke dalam buku harian kas, kemudian

dipindahkan ke catatan rekap bulanan dan yayasan juga mencatat daftar

penerimaan uang SPP dan terakhir menyusun laporan keuangan.

3. Laporan keuangan yang di susun atau di sajikan oleh Yayasan Ulil Albab

Al-ja’afariah Pekanbaru hanya laporan neraca dan laporan laba rugi

4. Dalam pencatatan aset tetap, yayasan tidak melakukan atau tidak

menghitung nilai penyusutan aset tetap, sehingga aset tetap yang di sajikan

dalam laporan keuangan pada akhir periode tidak menunjukkan nilai

sebenarnya.

5. Akuntansi yang diterapkan yayasan pada Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah

Pekanbaru belum sesuai dengan ISAK 35.


50

B. Saran

1. Untuk laporan keuangan, Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru

seharusnya menyajikan laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan

aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

2. Sebaiknya Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru menggunakan jurnal

khusus yaitu untuk penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal

umum yang digunakan untuk transaksi-transaksi yang sering terjadi

terutama penerimaan dan pengeluaran kas dan bukan hanya menggunakan

bukun kas harian saja.

3. Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru dalam menyajikan laporan

keuangan neraca (laporan posisi keuangan) seharusnya menyajikan aset

bersih tidak terikat, terikat temporer, dan terikat permanen.

4. Seharusnya Yayasan Ulil Albab Al-ja’afariah Pekanbaru dalam melakukan

penerapan akuntansi keuangan sesuai dengan ISAK 35.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian di organisasi

nirlaba di bidang yang berbeda (selain LSM, yayasan dan sekolah) untuk

mengetahui bagaimana penerapan akuntansi keuangan organisasi nirlaba

sesuai dengan ISAK 35 sebagai Standar Akuntansi berlaku umum di

Indonesia.
51

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2012 Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.


Keempat. Penerbit Selemba Empat. Jakarta.

Bahari, Adib. 2010. Prosedur Pendirian Yayasan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka


Yustisia.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.

Hery. 2014. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1-10.
Jakarta: Rajawali Pers.

Jr, Walker, T. Harison dkk. 2012. Akuntansi keuangan. Penerbit Erlangga.


Jakarta.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyadi, 2013. Sistem Akuntansi, penerbit Selemba Empat, Jakarta.

Mulyadi . 2018. Sistem Akuntansi Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Sirait,
P. 2014. Pelaporan dan Laporan Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nainggolan, Pahala. 2015. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba


Sejenis, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Poerwadarminta. 2009. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai


Pustaka. Jakarta.

Rudianto. 2012. Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta:


Erlangga.

Sari, Ati Retna. Dkk 2017. Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Sodikin, S.S dan B.A Riyono. 2014. Akuntansi Pengantar 1 Edisi 9. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
52

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta.

Saputra, Dian. 2021. “Analisis Penerapan Akuntansi Pada Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) X Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu”. Jurnal
valuta 7(2) 97.

SAK Ikatan Akuntan Indonesia Online. ISAK 35. Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Berorientasi Nonlaba per 1 Januari 2020. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Graha


Akuntan.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. PSAK NO 45 Pelaporan Keuangan Entitas


Nirlaba, Salemba Empat, Jakarta.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan.

Anda mungkin juga menyukai