Selama bekerja di Pabrik Kerupuk Renyah, LILIS SURTINI sering berutang kepada
atasannya dalam jumlah yang melebihi gaji bulanannya sehingga pada hari Jumat, 30 Maret
2018 hal tersebut menyebabkan dia dipecat dari pabrik tempat dia bekerja. Sementara itu,
AGUS SUTANTO juga dipecat dari pekerjaanya sebagai satpam Pabrik Tekstil Indah
dikarenakan pabrik tersebut mengalami kerugian sehingga harus gulung tikar.
Karena sudah tidak memiliki pekerjaan, AGUS SUTANTO dan LILIS SURTINI
kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Keadaan tersebut diperparah dengan
AGUS SUTANTO yang memiliki hobi berjudi sehingga memperburuk perekonomian
keluarga mereka.
Sejak hari pertama LILIS SURTINI bekerja menjadi ART yaitu pada hari Senin, 23
April 2018, LILIS SURTINI berangkat bekerja pada pagi hari, lalu akan pulang pada sore hari
ke indekos tempat dia dan suaminya tinggal. Majikan LILIS SURTINI merupakan sepasang
suami istri yang memiliki dua anak kembar yang bernama REZA NOVANTO (L berusia 20
tahun) dan RAHMA NOVANTI (P berusia 20 tahun). Sang suami, FERDIAN PUTRA (L
berusia 45 tahun) berprofesi sebagai pilot senior di maskapai Elang Air Indonesia, sedangkan
istrinya PUTRI ANGELINA (P berusia 39 tahun) menjalani kehidupan mewah sebagai
seorang sosialita
Baru 2 minggu bekerja di kota, bukannya membaik, ekonomi LILIS SURTINI dan
AGUS SUTANTO semakin sulit. Hal itu karena kehidupan kota yang membutuhkan biaya
cukup mahal, membuat LILIS SURTINI tersadar bahwa penghasilan dari pekerjaannya
sebagai ART yaitu sebesar Rp2.000.000,00 belum mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Ditambah lagi utang-utang yang ia pinjam untuk mencukupi kebutuhan mereka selama
mengganggur yang harus segera dibayarkan.
Pada hari Selasa, 8 Mei 2018 tepatnya pukul 08.00 WIB pagi saat AGUS SUTANTO
ingin mengantar LILIS SURTINI pergi bekerja, tiba-tiba ada rentenir yang datang dari
pedesaan bernama BAMBANG CAHYO (L berusia 38 tahun) dan SUTISNO (L berusia 36
tahun) untuk menagih utang Rp100.000.000,00 yang belum dilunasi oleh AGUS SUTANTO
dan LILIS SURTINI. Saat itu, melihat adanya rentenir yang datang membuat AGUS
SUTANTO dan LILIS SURTINI terkejut karena mereka belum mempunyai uang untuk
membayar utang tersebut. Karena AGUS SUTANTO yang selalu berjanji kepada
BAMBANG CAHYO dan SUTISNO untuk membayar tetapi tidak kunjung menepati
janjinya, membuat BAMBANG CAHYO marah dan menodongkan pistol ke arah AGUS
SUTANTO sambil memaksa AGUS SUTANTO untuk memberikan sertfikat rumahnya
sebagai jaminan utang AGUS SUTANTO dan LILIS SURTINI. Karena takut, AGUS
SUTANTO akhirnya memberikan sertifikat rumahnya di Kampung Kepuh RT.05 RW.01
Desa Pasir Muncang, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, untuk menjadi
jaminan utang mereka, lalu LILIS SURTINI mulai mengumpulkan uang tetapi belum
tercukupi.
Setelah LILIS SURTINI sebulan bekerja menjadi ART di rumah FERDIAN PUTRA
dan PUTRI ANGELINA, dia pun mendapatkan gaji pertamanya pada hari Rabu, 23 Mei
2018. Namun, LILIS SURTINI sadar bahwa gajinya masih belum cukup dikarenakan LILIS
SURTINI dan AGUS SUTANTO masih terlilit utang sebesar Rp100.000.000,00 dengan
jaminan sertifikat rumahnya di pedesaan yang sudah ada di tangan rentenir. LILIS SURTINI
dan AGUS SUTANTO berusaha mencari cara untuk melunasinya.
Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga. Belum juga LILIS SURTINI dan AGUS
SUTANTO mendapatkan cara untuk melunasi utangnya sebesar Rp100.000.000,00 dengan
jaminan sertifikat rumah, pada hari Rabu, 13 Juni 2018 pukul 17.30 WIB ketika LILIS
SURTINI baru saja pulang dari rumah majikannya, tiba-tiba terdengar suara gedoran di pintu
indekosnya. Ternyata hal itu disebabkan oleh teman judi AGUS SUTANTO bernama ARYO
SALOKA (L berusia 40 tahun) yang datang untuk mencari AGUS SUTANTO. LILIS
SURTINI yang ketakutan kemudian memanggil suaminya. Setelah keluar, AGUS SUTANTO
pun terkejut melihat kedatangan ARYO SALOKA. Ternyata ARYO SALOKA datang untuk
menagih utang judi yang belum AGUS SUTANTO bayarkan sebesar Rp15.000.000,00.
ARYO SALOKA juga mengancam sembari menodongkan pisau ke arah AGUS SUTANTO
sambil berkata jika mereka tidak melunasi utangnya dalam waktu satu minggu maka ARYO
SALOKA akan memberikan pelajaran pada mereka. Mendengar hal itu AGUS SUTANTO
semakin tertekan dan memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang guna melunasi
semua utangnya.
Rabu, 13 Juni 2018. Di saat waktu senggang sekitar pukul 18.00 WIB, di saat mereka
bersantai di teras indekos sembari menikmati sekuteng hangat yang dibuat oleh LILIS
SURTINI, LILIS SURTINI bercerita kepada suaminya tentang majikannya yang kaya raya
dan ia juga bercerita bahwa pada tanggal 16 Juni 2018 ia akan menginap dirumah majikannya
itu dikarenakan mereka akan pergi keluar kota dan pulang dua hari kemudian. Majikannya
pergi untuk menghadiri acara reuni SMA Tadika Mesra yang merupakan tempat FERDIAN
PUTRA bersekolah dulu. Mendengarkan cerita dari LILIS SURTINI, AGUS SUTANTO
langsung memiliki ide di kepalanya untuk melakukan pencurian di rumah majikan LILIS
SURTINI. AGUS SUTANTO teringat ALDO KUNCORO (L berusia 38 tahun) dan DITO
MUKLIS (L berusia 35 tahun), tetangga AGUS SUTANTO ketika dia masih tinggal di
kampung halamannya di Kampung Kepuh RT 05/01 desa Pasir Muncang, Jayanti, Tangerang
Banten. AGUS SUTANTO tidak sengaja bertemu ALDO KUNCORO dan DITO MUKLIS
ketika AGUS SUTANTO baru saja pindah ke daerah Bekasi Selatan, Jawa Barat. Saat itu,
AGUS SUTANTO sedang bersantai di warung kopi milik DIDI KUSUMO (L berusia 25
tahun) yang letaknya tidak jauh dari indekos milik AGUS SUTANTO. Warung kopi tersebut
merupakan tempat ALDO KUNCORO dan DITO MUKLIS nongkrong setiap harinya.
Akhirnya mereka berbincang-bincang dan bertukar nomor telepon. Tengah malam sekitar
pukul 23.00 WIB, setelah LILIS SURTINI tertidur, AGUS SUTANTO menghubungi ALDO
KUNCORO dan DITO MUKLIS melalui pesan whatsapp untuk bertemu keesokan harinya
guna membahas rencana pencurian yang AGUS SUTANTO miliki.
Keesokan harinya, pada Kamis, 14 Juni 2018, AGUS SUTANTO menemui 2 (dua)
orang temannya yaitu ALDO KUNCORO dan DITO MUKLIS untuk mengajak mereka
melakukan pencurian yang ia rencanakan sendiri karena sebelumnya mereka pernah
melakukan hal yang serupa. Pada saat mereka bertemu, AGUS SUTANTO menjelaskan
rencananya kepada ALDO KUNCORO dan DITO MUKLIS. AGUS SUTANTO menjelaskan
bahwa proses pencurian yang akan mereka lakukan harus berhasil meskipun harus memakan
korban. Hal ini dikatakan AGUS SUTANTO karena empat tahun yang lalu ketika AGUS
SUTANTO, ALDO KUNCORO, dan DITO MUKLIS masih tinggal di kampung halamannya
di Kampung Kepuh, Desa Pasir Muncang, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten,
mereka pernah mencuri salah satu sepeda motor yang ada di parkiran pasar untuk mereka jual
kembali. Namun, mereka gagal dan akhirnya mendekam di penjara karena ketika mereka
sedang melaksanakan kejahatan tersebut, AGUS SUTANTO, ALDO KUNCORO, dan DITO
MUKLIS tertangkap oleh warga sekitar pada 19 Juli 2014 dan diadili di Pengadilan Negeri
Tangerang. Perkara mereka diputus dengan putusan No: 1945/Pid.B/PN. TNG dengan
hukuman 3 tahun penjara dan dibebaskan pada 25 Agustus 2017. AGUS SUTANTO juga
menjelaskan bahwa rumah yang menjadi sasaran aksi pencurian mereka merupakan rumah
FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA yang terdiri dari dua lantai. Mereka pun setuju
untuk ikut melakukan aksi tersebut karena tergiur akan kekayaan majikan LILIS SURTINI.
Keesokannya, Jumat, 15 Juni 2018 AGUS SUTANTO, ALDO KUNCORO dan DITO
MUKLIS berkumpul di kediaman AGUS SUTANTO guna membagi tugas dan
mempersiapkan alat-alat yang akan mereka gunakan untuk melancarkan aksi pencuriannya di
tanggal 16 Juni 2018. AGUS SUTANTO dan ALDO KUNCORO bertugas untuk menyiapkan
barang-barang seperti kawat, dua buah pisau, sebuah keling, tiga buah tas, dan sebuah sapu
tangan. Sementara itu, DITO MUKLIS yang betugas untuk menyewa mobil rental sekaligus
mengganti plat palsu.
Sabtu 16 Juni 2018 sekitar pukul 21.00 WIB, AGUS SUTANTO menelepon LILIS
SURTINI untuk menanyakan keberadaan LILIS SURTINI. LILIS SURTINI pun menjawab
bahwa ia sedang berada di supermarket untuk belanja bulanan karena ketersediaan makanan
yang ada dirumah FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA kian menipis.
AGUS SUTANTO yang berada di lantai bawah memasuki kamar utama dengan
membobol pintu kamar tersebut. Setelah pintu terbuka AGUS SUTANTO segera
menggeledah dan mencari barang berharga di kamar tersebut. AGUS SUTANTO menemukan
sebuah brankas di dekat lemari, kemudian AGUS SUTANTO berusaha membukanya dengan
keling. Namun, setelah mencoba beberapa kali, usaha tersebut sia-sia. Brankas tersebut tidak
kunjung terbuka. Agar tidak menghabiskan banyak waktu, akhirnya ia melupakan dan segera
berlalu untuk mencari barang-barang lainnya.
Di sisi lain ALDO KUNCORO dan DITO MUKLIS yang berada di lantai dua rumah
itu menemukan sebuah tablet tergeletak di atas meja TV. DITO MUKLIS pun segera
memasukkan tablet tersebut ke dalam tas yang ia bawa. Setelah itu, DITO MUKLIS dan
ALDO KUNCORO pun melanjutkan mencari barang berharga lainnya. Ketika mereka sedang
mencari barang berharga lainnya di ruang makan, ALDO KUNCORO mencoba meraih
handphone yang berada di atas meja bar. Tak sengaja ia menjatuhkan gelas kaca sehingga
mengakibatkan suara bising. ALDO KUNCORO yang panik, langsung mengambil dan
memasukan handphone tersebut ke dalam tas yang mereka bawa. Setelahnya, ALDO
KUNCORO dan DITO MUKLIS segera bergerak meninggalkan mini bar dan menuju
ruangan lain.
Di sisi lain pada pukul 21.40 WIB, mendengar suara seperti pecahan kaca, anak
pertama dari keluarga FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA yaitu REZA NOVANTO
terbangun. REZA NOVANTO hendak turun untuk memeriksa suara yang membangunkannya
sekaligus mengambil minum karena ia merasa haus. REZA NOVANTO yang hendak turun
mengambil minum di lantai bawah sangat terkejut dan reflek berteriak ketakukan karena
melihat dua orang asing berada di dalam rumahnya. ALDO KUNCORO pun ikut terkejut. Dia
menghampiri REZA NOVANTO dan langsung menusuk bagian perut REZA NOVANTO
dengan pisau yang ia bawa. Pisau tersebut menusuk ke perut REZA NOVANTO sehingga
REZA NOVANTO terjatuh. Dia merintih kesakitan dan melirih meminta bantuan. REZA
NOVANTO berusaha memanggil saudarinya, RAHMA NOVANTI, dengan sisa tenaga yang
ia punya sambil berusaha mengeluarkan pisau yang tertancap pada tubuhnya. REZA
NOVANTO tergeletak lemas dengan posisi pisau berada di dekat tangan kanannya. REZA
NOVANTO akhirnya kehilangan kesadaran akibat kehabisan banyak darah.
Setelah ALDO KUNCORO selesai mengambil barang dari kamar REZA NOVANTO,
ia masuk ke dalam kamar RAHMA NOVANTI dan mengajak DITO MUKLIS untuk kembali
turun ke lantai bawah untuk mencari barang lain, tetapi DITO MUKLIS malah menyuruhnya
untuk pergi duluan. ALDO KUNCORO pun berlalu ke bawah dan DITO MUKLIS yang
seketika muncul nafsu birahi melihat RAHMA NOVANTI tergeletak di kasur, ia mencoba
membuka kancing baju RAHMA NOVANTI. RAHMA NOVANTI yang tiba-tiba tersadar
langsung melakukan perlawanan dengan mendorong dan menendang DITO MUKLIS sampai
dia terjatuh, DITO MUKLIS yang marah seketika langsung menonjok RAHMA NOVANTI
berkali-kali hingga RAHMA NOVANTI kembali tak sadarkan diri di atas kasurnya. Karena
marah, nafsu DITO MUKLIS menjadi hilang. DITO MUKLIS akhirnya menyusul ALDO
KUNCORO ke bawah.
Setelah mereka berkumpul di bawah dan mengumpulkan barang hasil curian, tiba-tiba
terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah tersebut. Ternyata mobil tersebut
merupakan milik FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA yang pulang lebih cepat
dikarenakan FERDIAN PUTRA mendapatkan panggilan mendadak yang mengharuskannya
untuk terbang besok pagi.
Pada pukul 21.50 WIB AGUS SUTANTO, ALDO KUNCORO, dan DITO MUKLIS
panik dan seketika berlari keluar rumah sambil berusaha membawa barang curian mereka
yang disimpan di dalam tas besar yang sudah mereka siapkan, tetapi berpapasan dengan
FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA. FERDIAN PUTRA mencoba menahan AGUS
SUTANTO, tetapi AGUS SUTANTO melakukan perlawanan dengan menonjok FERDIAN
PUTRA. Tonjokan AGUS SUTANTO tepat mengenai kepala bagian samping kanan
FERDIAN PUTRA, menyebabkan FERDIAN PUTRA kehilangan keseimbangan dan terjatuh
dengan matanya menabrak tepian pilar di teras yang permukaannya tajam. Sedangkan DITO
MUKLIS mendorong PUTRI ANGELINA hingga terjatuh. Akhirnya, mereka dapat masuk ke
mobil yang mereka rental dan melarikan diri dengan barang curian mereka. FERDIAN
PUTRA berusaha bangkit sambil berteriak kesakitan dan memegangi sebelah matanya yang
berlumuran darah, sementara itu PUTRI ANGELINA yang melihat keadaan suaminya sontak
berteriak histeris. FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA seketika teringat anak-
anaknya yang berada di dalam rumah. Mereka lalu memasuki rumah dengan PUTRI
ANGELINA yang berusaha menuntun suaminya karena FERDIAN PUTRA mulai kesulitan
melihat. Saat memasuki rumah, FERDIAN PUTRA dan PUTRI ANGELINA langsung
menuju kamar anak mereka. Sesampainya di lantai 2 mereka terkejut melihat rumahnya yang
berantakan dengan REZA NOVANTO yang sudah tidak bernafas serta berlumuran darah
dengan pisau yang tergeletak di dekat tangannya. Melihat hal tersebut, FERDIAN PUTRA
dan PUTRI ANGELINA segera menuju ke kamar RAHMA NOVANTI. Ketika memasuki
kamar anak perempuannya, mereka melihat RAHMA NOVANTI yang sedang menangis
dalam keadaan lemah dengan lebam di wajahnya, melihat hal tersebut tangisan PUTRI
ANGELINA semakin menjadi-jadi, PUTRI ANGELINA langsung memeluk RAHMA
NOVANTI berusaha menenangkan anaknya. Sementara itu, FERDIAN PUTRA langsung
menghubungi Polisi dan Ambulans. Polisi pun datang beberapa saat setelah ditelpon
FERDIAN PUTRA dan langsung mengamankan TKP dengan garis polisi. Polisi menemukan
barang bukti berupa sebuah pisau di dekat mayat REZA NOVANTO, serta keterangan dari
FERDIAN PUTRA yang kehilangan beberapa barang.
Pada pukul 22.30 WIB LILIS SURTINI yang baru saja pulang dari supermarket
dengan tangan yang penuh belanjaan terkejut melihat rumah FERDIAN PUTRA dan PUTRI
ANGELINA yang diberi garis polisi dan sudah ramai dengan warga, polisi, dan ambulans.
LILIS SURTINI yang kebingungan pun segera mendekat dan bertanya kepada salah satu
polisi yang berada di rumah majikannya, dia pun mengetahui bahwa selama dia pergi telah
terjadi pencurian. LILIS SURTINI juga melihat tenaga medis yang sedang berjalan membawa
sebuah kantong mayat menuju sebuah ambulans dengan FERDIAN PUTRA, PUTRI
ANGELINA, dan RAHMA NOVANTI yang mengikuti di belakangnya. Melihat hal tersebut,
LILIS SURTINI berlari menghampiri dan menanyakan keadaan mereka. LILIS SURTINI
akhirnya ikut bersama keluarga FERDIAN PUTRA menuju Rumah Sakit Citra Medika di Jl.
Cikunir Raya Gg. H. Napiah No.8, RT.003/RW.003, Jaka Mulya, Kecamatan Bekasi Selatan,
Kota Bekasi, Jawa Barat. Rumah sakit memberikan pernyataan bahwa REZA NOVANTO
meninggal di rumahnya ketika pencurian terjadi, RAHMA NOVANTI dinyatakan trauma
berat akibat peristiwa yang dia alami serta lebam di wajah, mata kiri FERDIAN PUTRA
dinyatakan buta permanen, dan PUTRI ANGELINA mengalami trauma mendalam akibat
kehilangan putranya.
Kemudian, pada pukul 22.30 WIB polisi langsung membawa mereka ke polresta
Bekasi di Jl. Pulo Ribung No.3, RT.010/RW.013, Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan,
Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk di interogasi lebih lanjut.