Anda di halaman 1dari 26

PERAN BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN ANAK

 Belajar sesuatu yang tidak bisa diajarkan orang lain padanya.

 Belajar tentang dunianya dan tentang dirinya

 Cara mengaitkan sesuatu terhadap situasi

 Bagaimana beradaptasi

Berkesinambungan

 Proses kehidupan yang rumit

 Stressful

 Berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain

ISI BERMAIN

(a) Utama:

 Aspek fisik

 Hubungan sosial

 Mengikuti trend terarah

(b) Ad. 1. Aspek Fisik

 Umur sama

 Tipe penyakit relatif sama

 Ketergantungan pasien/anak

 Tidak harus di ruang yang khusus

(c) Ad. 2. Hubungan Sosial

 Dilihat dari kesesuaian, tema bermain dengan usianya

 Ada hubungan sosial dengan temannya

(d) Ad. 3. Mengikuti Trend Terarah

 Belajar naik sepeda bertahap dari roda 4 à 3 à 2

1
(E) BERMAIN AFEKTIF SOSIAL (SOCIAL AFFECTIVE PLAY)

 Bayi/anak merasa senang berhubungan dengan orang disekitarnya.

 Contohnya : Ortu berbicara, memeluk, bersenandung.

Memberi respon

Tersenyum, mendekur, tertawa, beraktivitas, dll

Beragam sesuai kultur

(F) BERMAIN UNTUK BERSENANG-SENANG (SENSE PLEASURE

PLAY)

 Tanpa ada interaksi orang lain pada diri anak itu

 Pengalaman tanpa stimulasi sosial

 Ex: obyek lingkungan seperti warna, bau, rasa, cahaya, dll.

Contohnya : benda alam, gerak tubuh

Menstimulasi indra

Memberi kesenangan

(G)BERMAIN UNTUK KETRAMPILAN/SKILL

Berulang kali melakukan dan melatih kemampuan yang baru di dapat

Nyeri dan frustasi. Contohnya : naik sepeda

(H)PERILAKU BERMALAS-MALASAN (UNOCCUPIED BEHAVIOR)

Tidak bermain tetapi memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang

menarik dirinya

2
Melamun

Dia tidak terlibat pada yang dia lihat

ON LOOKER à contohnya : lihat TV à ia terlibat secara emosional

(I) BERMAIN DRAMATIK/P. SIMBOLIK ATAU PURA-PURA

Dimulai pada akhir masa bayi (usia 11 – 13 bulan)

Contohnya : berpura-pura melakukan kegiatan keluarga, seperti: makan,

tidur, minum

 Pada usia Toddler kegiatan berupa hal-hal yang dikenalnya.

 Pada usia pra sekolah kegiatan sehari-hari à tetapi lebih rumit

 Bermain pura-pura merupakan acuan untuk mengujikan dan

mengasimilasikan perilaku dewasa (Connoly, Doyle dan Reznick, 1988)

(J)PERMAINAN GAME

Sendiri atau bersama-sama teman

contohnya : puzzle, soliter, komolter game dan video.

Pada bayi à permainan imitatif (ciluk ba)

(K)PERMAINAN KOMPETITIF

Permainan anak sekolah dan remaja

contohnya : kartu, catur, halma dan kasti.

Anak pra sekolah sulit

3
Permainan kompetitif tapi sukar untuk menerima kekalahan.

contohnya : Menipu untuk menang

Mengubah aturan main

(L) FUNGSI BERMAIN

A. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK

 Semua tingkat usia à terutama bayi

 Anak mengeksploitasi alam sekitarnya.

 Bayi

Melalui stimulasi taktil (sentuhan), audio, visual.

 Todler dan Pra sekolah

Gerakan-gerakan tubuh dan eksplorasi lingkungan

 Sekolah dan Remaja

Memodifikasi gerakan tubuh lebih terkoordinasi dan rumit.

contohnya : lari, balap sepeda

B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

 Melalui eksplorasi dan manipulasi

contohnya : belajar warna, bentuk, ukuran, manfaat benda, buku cerita,

angsa, film, koleksi, dll.

 Meningkatkan ketrampilan bahasa

 Menerapkan/mengulangi pengalaman masa lalu ke dalam persepsi dan

dihubungkan ke hubungan yang baru

 Membantu memahami dunia tempat tinggalnya

contohnya : Panas à siang Dingin à malam

 Membedakan khayalan dan kenyataan

(M) SOSIALISASI

 Bayi à perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran

contohnya : bayi menangis tidak ditolong à tidak percaya orang lain

 Kontak sosial pertama anak adalah figur ibu

4
 Sampai usia 1 tahun à bayi memeriksa bayi lain, memeriksa obyek lain

dilingkungan.

 Usia 2 – 3 tahun à permainan pura-pura dengan ibu dan anak, dokter,

pasien, penjual dan pembeli.

Kemudian meluas à teman sementara dan teman permanen

 Usia Pra sekolah

Sadar akan keberadaan teman sebaya, mengidenrtifikasi ciri yang

ada pada setiap teman bermainnya

 Usia sekolah à teman 1 atau 2 orang yang disukai, belajar memberi dan

menerima. Belajar peran gender, benar dan salah nilai moral dan etik,

mulai memahami tanggung jawab dari tindakannya.

(N) KREATIFITAS

Elkind ( 1991 )

“ Hebatnya tekanan akademik “ yang ditimpakan pada anak, perceraian orang tua,

orang tua bekerja lelah meningkatkan tanggungjawab yang dibebankan pada anak

dan mengurangi kesempatan anak untuk bermain spontan dan berkhayal

(O) KESADARAN DIRI

 Dimulai dengan eksplorasi aktif tubuh dan kesadaran bahwa dirinya

terpisah dari pengaruh.

 Kemampuan anak meningkat untuk mengatur dirinya

 Mulai membandingkan kemampuan dengan orang lain

 Belajar tentang efek perilakunya pada orang lain

(P) NILAI TERAPEUTIK

 Melepaskan stress dan ketegangan

(Q)NILAI MORAL

 Belajar salah/benar dari kultur, rumah, sekolah, interaksi.

5
 contohnya : bila ingin diterima sebagai anggota, kelompok, anak harus

mematuhi

Kode perilaku yang diterima secara kultur, adil, jujur, kendali diri,

mempertimbangkan kepentingan. Orang lain.

(R) KARAKTERISTIK SOSIAL

 Bayi à interaksi bermain terjadi antara bayi dan orang dewasa

Egosentris à akhir peduli pada oranglain.

 Todler à berkelahi à tidak mampu bertoleransi terhadap penundaan

kebutuhan personal.

 Pre School à berkompromi/menerima aturan, interaksi dengan teman sebaya,

meningkatkan kemampuan kenseptual dan ketrampilan sosial à sehingga

peran serta meningkat.

 Bermain Onlooker/mengamati

melihat apa yang dilakukan orang lain tapi tidak ada usaha untuk ikut bermain

contohnya : menonton TV

 Bermain Soliter/Mandiri

Menyukai kehadiran orang lain tapi tidak ada usaha untuk mendekat atau

berbicara hanya terpusat pada aktivitas/permainannya sendiri.

 Bermain Pararel

Bermain mandiri ditengah anak lain tidak sama dengan Assosiasi Kelompok.

(S) CIRI BERMAIN ANAK TODLER:

6
Bermain Assosiatif.

Bila bermain/beraktivitas serupa bersama tetapi tidak sama

aturan/pembagian kerja, pemimpin bersama.

Ciri penularan perilaku

Bermain kooperatif/terorganisir. Bermain dalam kelompok ada perasaan

kebersamaan/sebaliknya, terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut.

(T) KARAKTERISTIK BERMAIN

A. TRADISI

- Setiap generasi meniru permainan generasi berikutnya

- Permainan yang memuaskan akan dilanjutkan

- Perubahan musim

B. WAKTU DAN USIA

- Waktu berkurang sesuai usia

- Jumlah dan ragam aktivitas bermain berkurang

- Aktivitas fisik berkurang

- Waktu untuk aktivitas spesifik meningkat

- Perhatian menyempit tetapi > lama

- Jumlah dan usia teman ( > sedikit dan spesifik )

- Permainan anak 4 katagori

# Imitiatif

# Eksplorasi

# Menguji

# Model mainan / bangunan

- Satu tipe akan mempredomiare atas yang lain pada usia spesifik

contohnya : Bermain initiatif bayi

7
Ciluk ba

Bermain initiatif pra sekolah

Permainan Dramatik à rumah-rumahan, sekolah setelah dewasa à

Aktivitas spontan, lebih formal dan terstuktur serta kepatuhan seksnya

C. POLA PERKEMBANGAN

Usia bertambah

Penggunaan material > bermakna

contohnya : Balok

MAINAN

Adalah : Obyek dinamisasi untuk berinteraksi dan perkembangan kognitif

Terkait dengan keagaman dan kegunaan benda untuk dieksplorasi dan

bereksprimen.

MEMILIH MAINAN

 Mainan ditarik, didorong dan digelundungkan. Dimanipulasi mengajarkan

property fisik, membantu mengembangkan otot dan koordinasi.

 Aturan elemen kerja sama dan organisasi permainan yang ada aturannya

(board games).

 Untuk meningkatkan keterampilan dan menstimulasi imajinasi.

 Kotak, tanah liat/lilin dan balok memberi banyak obyek simbolik dan

8
menimbulkan impuls kreatif. Contoh: balok untuk menghitung, bentuk dan

ukuran.

 Tidak perlu mahal/elaborate

 Bayi dan anak kecil ; kebahagiaan dari alat dapur sederhana.

KEAMANAN PERMAINAN

 Evaluasi keamanannya merupakan tanggung jawab dewasa

 Tidak menimbulkan ancaman terhadap kesehatan dan kenyamanan

BERMAIN TERAPEUTIK

I. REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI

 Riset à Distress emosional terjadi selama dan setelah rawat inap

 Respon aktif : menangis, bergantung pada orang tua, menolak pengobatan dan

merusak.

 Respon pasif : tidur berlebihan, tidak mau berkomunikasi, mengurangi

aktifitas dan tidak mau makan.

 Gangguan perilaku dan masalah pembelajaran

 Regresi à tempetantrum dan toilet training

II. TEORI PERKEMBANGAN DAN BERMAIN TERAPEUTIK

Gibbon dan Boren à 3 type bermain yang bermanfaat untuk mengurangi

stress, yaitu:

1. Recreational Play à spontan dan tidak terstruktur

2. Terpeutik Play à orang dewasa menstruktur aktifitas untuk tujuan tertentu.

3. Play Therapy à interpretasikan permainan dan merekomendasikan intervensi

yang sesuai.

9
Untuk membantu anak memahami perilakunya dan mengubah yang tidak

sepantasnya.

Dua intervensi Terapautik (Delpo dan Frick, 1988)

a. Bermain terapeutik terarah

b. Bermain terapeutik tidak terarah

Pendekatan Psikososial

Tujuan sama:

 Memberi pengalaman pada anak untuk menyelesaikan konflik internal

 Memperoleh keterampilan mengatasi pengalaman hidup yang sulit.

III. 1. BERMAIN KETIKA ANAK MASUK RUANG RAWAT

Identifikasi sebagai periode kritis/titik stress.

Diperlukan intervensi secara periodik untuk koping dan penyesuaian diri.

Latar belakang informasi:

Reaksi anak hospitalisasi tergantung pada:

 kepribadiannya selama dirawat

 latar belakang sosial dan suku

 persiapan yang dimlikinya

 pengalaman sakit sebelumnya

diperoleh dari keluarga/kerabat

Perawat:

10
Perlu memahami kepedulian spesifik berbagai kelomok usia.

Contoh: perpisahan dengan orang tua

Bayi, toddler dan pra sekolah

Usia sekolah dan remaja

Keterlibatan teman sebaya sangat bermanfaat

III. 2. PERTIMBANGAN KHUSUS

 bermain membantu perawat kontak dan membina hubungan dengan keluarga.

Cara supportif dan tidak mengancam

 harus mengamati komunikasi verbal dan non verbal anak.

Untuk mengetahui:

 kesesuaian perilaku anak dengan usianya

 maturasi emosional

 kemampuan memahami arahan/informasi dan keterampilan

Indikator psikologis selama pengamatan adalah:

 jumlah MRS

 sistem pendukung keluarga

 faktor stress di rumah

 alasan masuk

TUJUAN KEGIATAN

Empat (4) strategi kegiatan utama:

11
1. memeberi informasi:

mengorientasikan klien dengan tujuan: mengurangi keasingan dan prosedur

asing.

2. memicu normalisasi

MRS stressfull menganggu rutinitas normal karena lingkungan asing. “Proses

Normalisasi”: menjadikan lingkungan RS menyerupai rumah.

3. menggunakan sistem pendukung

kehadiran orangtua dan kerabat akrab adalah sangatlah penting.

4. mengidentifikasi teknik koping

perawat membantu mengenal teknik koping.

PERHATIAN PERAWAT KETIKA ANAK MASUK RUANG RAWAT

 Mendesain tanda “ Selamat Datang” dan menggantungnya di pintu

 Meminta orantua mengisi angket untuk mengidentifikasi kebiasaan makan,

mandi dan tidur anak.

 Menyediakan radio di ruangan, buku-buku cerita, dll

 Perhatian khusus keterlibatan kontrol dewasa.

 Bentuk pertanyaan yang digunakan: adakah sesuatu yang khusus yang terfikir

olehmu sementara kamu sedang ……………. Atau apa ini ?.

AKTIVITAS SENI EKSPRESIF DENGAN ALAT KEDOKTERAN

“Dilakukan bila anak terlalu cemas/takut dengan tipe alat kedokteran atau anak

terlalu tua untuk main dokter-dokteran.

Bermain tidak langsung/humor

Empat (4) tipe bermain medikal:

1. Bermain dokter-dokteran mengulang peran (Role rehearsal/Role reversal)

2. Bermain dokter-dokteran fantasi

12
3. Bermain dokter-dokteran tidak langsung

4. Bermain seni dokter-dokteran

Peralatan medik secara langsung/tidak langsung dengan menggambar, melukis,

memegang alat, dll (untuk mengatasi, menyalurkan dan menyelesaikan konflik

tanpa kata-kata)

Tujuan Terapi Seni:

1. Meluaskan rentang komunikasi

2. Pembelajaran eksplorasi yang menarik

3. Memberikan tugas dan penghargaan

4. Meningkatkan penghargaan emosional

Anak dapat mengekspresikan dirinya secara efektif, kognitif, simbolik dan kreatif.

Contoh: bentuk permainan:

 Gunakan kantong/botol infus untuk membuat boneka dan kepala bisa dibuat

dari balon yang dilapisi perban.

 Gunakan penekan lidah sebagai alat bermain dengan tanah liat.

KONSEP BERMAIN DALAM AKTIFITAS SEHARI-HARI

DAN RUMATAN KESEHATAN

Penyakit dan hospitalisasi

à kopingnya terbatas

stessfull

ß reaksi sesuai usia

Perubahan status kesehatan dan rutinitas

 Nutrisi

13
 Cairan

 Higiene

TINJAUAN TEORITIS

A. Stressor Utama Bayi

“Perpisahan dengan orangtua”.

Timbulkan segera rasa percaya dengan perhatian untuk memenuhi kebutuhan

bayi.

Keseimbangan antara stimulasi motor dan istirahat.

B. Toddler

Mempunyai otonomi dan ritual tertentu terutama: makan, minum, mandi dan

toilet.

Aktivitas sehari-hari:

à terganggu à Respon negativisme dan Regresi.

C. Pra Sekolah

Memerlukan penjelasan yang sederhana, jelas dan ilustrasi.

D. Usia Sekolah dan Remaja

 Kemandirian

 Identitas individual

 Penerimaan teman sebaya.

Berkurang selama hospitalisasi.

Reaksi marah dan frustasi terhadap:

 Tirah baring

14
 Makanan rumah sakit

 Bantuan mandi dan aktivitas

- Beri kesempatan untuk berperan dalam perencanaan keperawatan

- Menambah Keleluasaan pribadi

- Memfasilitasi beberapa bentuk interaksi dengan teman sebaya.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM

RUMATAN KESEHATAN PADA ANAK

 Nutrisi dan cairan

Cairan tubuh didapat dari:

oral, makanan, karbohidrat, protein dan lemak.

Cairan keluar melalui: ginjal, saluran cerna, paru-paru, kulit, drainage luka,

fistel, dan perdarahan.

Riset:

 Walaupun singkat puasa dapat menambah kinerja pendidikan

 Defisit zat besi/anemia terkait dengan buruknya keluasan perhatian

 Defisit kognitif terkait dengan nutrisi dan atau diit.

NUTRISI BERDASARKAN USIA:

Bayi:

Stimulus internal menentukan rasa lapar. Makan berkaitan dengan interaksi, rasa

aman, nyaman dan kasih sayang.

Toddler dan Pre School:

15
 Telah terbina kebiasaan makannya

 Telah belajar banyak tentang makanan sesuai dengan kultur dan sosial

ekonomi keluarga.

Sekolah dan Remaja:

 Pilih makanan sesuai perubahan fisik dan tuntutan kebutuhan nutrisi

 Gangguan nutrisi (anoreksia dan obesitas), disebabkan:

- meningkatnya kemandirian

- kurangnya penerimaan akan nilai yang ada

BATASAN DIIT YANG BERKAITAN DENGAN SITUASI KONFLIK

 Persiapan untuk tes diagnosa

Mencegah terpengaruhnya hasil test.

Contoh: test untuk sistem gastrointestinal yang memerlukan pembersihan

usus.

 Presedasi untuk anastesi

Lambung kosong (mencegah mual, muntah, resiko aspirasi)

 Diit terapeutik (dikombinasikan dengan medikasi).

Contoh: DM : insulin dan diiit diresepkan spesipik.

 Pembatasan cairan dan garam

Contoh: Ginjal/jantung

 Suplemen diit

Makanan tambahan seperti: vitamin, infus, dll.

PERAWAT

16
RUTINITAS SEHARI-HARI ANAK

 Memberi perasaan konsisten untuk setiap kegiatan sehari-hari

 Beri penjelasan tentang perlunya fleksibilitas jadwal

 Mengingatkan anak tentang perubahan jadwal dan memberi kesempatan untuk

persiapan mengikuti rutinitas sehari-hari.

Perilaku kooperatif pada anak

Tujuan:

Memberi rasa nyaman dan aman, memberi informasi apa yang akan

terjadi, yang diharapkan, dilakukan pada anak dan berapa lama kegiatan

berlangsung.

AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN JATI DIRI

Tinjauan Teoritis

Gambaran Jati diri Gambaran

mental

Sumber Personal

Ide, keyakinan, konsep diri,

17
Pikiran & person, citra diri, Dunia secara efektif

Harga diri

Menurut Meisenhelder, 1985 :

Jati diri

Interaksi dengan orla Umpan balik

- Ortu

- Guru

- Role model

- Teman

Menurut Stanwick ( 1983 ) 4 Elemen Pengalaman Hidup à Jati diri

1. Kerabat hidup / akrab

2. Harapan peran sosial

3. Krisis perkembangan psikososial

4. Gaya koping / komunikasi keluarga

Leonardson, 1986 mengatakan :

a. Hubungan positif : Konsep diri Kesehatan anak

b. Konsep diri negatif :

 Perilaku merusak diri seperti

18
- Makan berlebihan

- Alkoholisme

- Merokok

- Naza

Intervensi untuk peningkatan jati diri , ditujukan pada 5 sikap dasar anak :

1. Perasaan aman

2. Perasaan identitas

3. konsep diri

4. Perasaan memiliki dan dimiliki

5. Perasaan kompetensi

A.d. 1. Anak merasa bisa mempercayai & yakin pada orang dewasa yang

bertanggung jawab terhadapnya

A.d. 2. Umpan balik + support untuk mengevaluasi kelebihan & kekurangan

A.d. 4. Pengalaman untuk menyadari saat menjadi individu yang unik

&mengidentifikasi diri bagian dari klm

A.d. 5. Yakin memiliki koping untuk mencapai tujuan, terbina dengan

pengalaman keberhasilan

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

 Kaji kerabat akrab anak

 Peran perawat sebagai kerabat

 Memfasilitasi kontak klien dengan kerabat

 Komunikasi non verbal

Contoh : - Menggunakan tref bermain untuk meningkatkan verbalisasi

19
selama bermain dramatik

- Meletakkan kotak saran

AKTIVITAS UNTUK MOBILISASI & ISOLASI

Beresiko terjadinya masalah fisik & psikologik karena kehilangan kesempatan

untuk melakukan gerakan normal & isolasi sosial.

Riset à < Kemampuan koping & mekanisme keragaman aktifitas motorik

membantu anak mengatasi stress.

Usia à Mempengaruhi reaksi anak terhadap imobilisasi & isolasi

a. Usia < 6 bulan

Reaksi < terhadap imobilisasi à ≠ dapat membedakan imobilisasi & cepat

beradaptasi selama kebutuhan fisik & emosional terpenuhi

b. Usia 6 - 18 bulan

Depresi à Faktor utama yang mempengaruhi reaksi anak terhadap

imobilisasi & isolasi

Kecewa à Ketika ortu dan kerabat meninggalkan ruangan / tempat tidur.

c. Toddler

Sulit memahami alasan restrain / isolasi à Regester / gelisah

d. Pra Sekolah

Mengalami rasa bersalah & kurang mengeksplorasi lingkungan

20
e. Sekolah

 Kehilangan kendali , rasa marah, & permusuhan bila anak dikekang

secara fisik & sosial.

 Perasaan frustasi pada permulaan Imobilisasi

 Anak memilih salah satu dari beberapa peran untuk mengatasi situasi yaitu

 Mandiri bertanggung jawab

 Ketidak mandirian fasif

 Manifulasi.

f. Remaja.

 Peduli tentang citra tubuh & takut berbeda dgn teman sebayanya.

 Depresi, frustasi, regresi, marah, mengingkari & bermusuhan à reaksi

terhadap pengekangan fisik & sosial.

 Saat kes à baik à kebosanan & apatis merupakan masalah yang

mungkin terjadi

Berapapun usia anak, imobilisasi & isolasi berhubungan dengan :

 Pembatasan gerak, ruang & kontak dengan lingkungan

 Orientasi waktu & tempat akan terpengaruh

 Kehilangan kontrol tubuh & lingkungan.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

KRAN & RAGIEL (1986) :

“ Menekankan pentingnya mengkaji efek imobilisasi & isolasi pada

anak.”

21
Mereka merekomendasikan 9 Area pengkajian yaitu :

1. Perilaku & kapasitas yg sesuai usia.

2. Sistem pendukung

3. Kinerja sekolah

4. Isi bermain

5. Proses berfikir

6. Pola diet & Eliminasi

7. Obat yang digunakan

8. Tingkat aktifitas

9. Pola tidur.

Tujuan Kegiatan

Aktifitas imobilisasi & isolasi dikelompokkan dalam 5 tujuan yaitu memberi :

1. Stimulasi sensorik

à menstimulasi kesehatan indera

2. Stimulasi Kinestesia

Kinestesia / perasaan gerakan bisa real / sebenarnya dirasakan

3. Interaksi sosial.

à mengurangi isolasi.

4. Mengurangi depersonalisasi

à Anak perlu mempertahankan perasaan diri & hubungannya dengan orang

lain diluar RS

Contoh : Membawa foto keluarga, main atau bantal dari rumah.

Contoh Pemainan

 Mobil-mobilan remote kontrol bisa memberi rasa gerak & kemampuan

bermain pada anak terisolasi.

22
 Dekatkan tempat tidur 2 anak yang imobilisasi dengan sekeping papan

mereka bisa menggunakannya untuk bermain game atau

menggelindingkan mainan 1 sama lainnya

PERMAINAN UNTUK PERNAFASAN

Metabolisma meningkat

Penyakit Paru à fungsi pernafasan

Meningkatkan kebutuhan metabolik & O2

Tinjauan Teoritis :

Anak tidak mampu menjelaskan disiplin untuk yang dialami.

Amati prilaku anak selama kegiatan

Anak yang mengalami Nafas pendek, tanda :

 Diam

 Tidak aktif

 Kurang perhatian

 Tidak Antusias untuk bermain

Anak dengan Edema Pulmonal / Asma

 Tidak nyaman keluhan : pada posisi duduk

23
 Nasal Kanula à Metode yang paling sering untuk pemberian O2 à

iritasi dan pemahaman tentang bagaimana mengganti &

mengamankan Kanula.

 Anak dgn mengalami gangguan pernafasan à kesulitan makan

sedangkan tubuh memerlukan peningkatan masukan makanan

kalori.

 Pola tidur terganggu à waktu tenang selama siang hari

 Rencanakan kegiatan untuk menghemat energi anak

 Aktifitas bermain efektif à bagian integral dan rencana

pengobatan

 Diharafkan secara fsikologis à anak merasakan bermain à

menfaat untuk menenangkan Stress & Anseitas dan memberikan

perasaan kontrol / kendali.

 Kolaborasi dengan dokter à keterbatasan yg dimiliki oleh anak.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

A. PASIEN BEDAH

 Tergantung pada tipe bedah, lokasi, Ukuran insisi & jumlah mobilisasi

yang diizinkan à aktivitas terapetik

 Penggunaan anestesi umum

Latihan pernafasan

Mempromosikan ekspansi alveolar, pertukaran O2 & CO2

24
 Yakinkan pada anak bahwa insisi aman à untuk meningkatkan rasa

nyaman à bantal / tangan / boneka untuk menopang sisi insisi

 Pastikan keter

Anak Dengan Trakheostomi

Dalam waktu lama, direncanakan beberapa kegiatan, hal berikut harus

dipertimbangkan :

1. Monitor permainan anak sehingga jari, makanan & mainan tidak masuk

keselang Tracheastomo

2. Pastikan tube tidak terlepas selama kegiatan

3. Jangan gunakan mainan isi / piaraan berbulu

4. Sediakan mesin isap lendir potabel & kateter

5. Monitor tanda – tanda kesukaran bernafas

Tujuan Aktivitas & Informasi

 Jangan gunakan media balon pada anak yang berumur < 3 tahun karena bisa

terjadi asfirasi.

 Media balon à meniup balon berulang memerlukan Nafas dalam &

penggunaan otot-otot pernafasan. Pastikan balon cukup fleksibel

Bermain dikelompokkan sesuai tujuan utama :

A. Promosi Batuk

 Meminta anak à Nafas beruntun dengan meningkatkan kecemasan &

kekuatan

B. Promosi Bernafas Dalam

 Kegiatan bermain à untuk bernafas dalam à inhalasi lambat & dalam

25
 Tipe pernafasan à ekspansi penuh Alucolus pada semua lobus paru

C. Promosi Bernafas Pursed - lip

 Untuk membantu membukakan jalan nafas & mempertahankan jalan

nafas bersih

 Pursed – lip à bernafas dalam & lambat

 Selama ekshalasi lambat melalui mulut, mulut dimonyongkan &

dikerutkan à meningkatkan retensi udara selama fase ekshalasi,

mempertahankan tekanan akhir ekspirasi dalam alveolus, mencegah

kolaps paru total & memperpanjang pertukaran udara dan runtun

respirasi.

Ide Tambahan

 Melakukan kontes meniup permen karet. Hati-hati

 Lakukan ( pura-pura) pesta ultah anjurkan untuk meniup lilin pada kue

 Gunakan harmonika / suling & pilu anak untuk memainkan musik

 Meniup kantong kertas / plastik & menggelembungkannya.

26

Anda mungkin juga menyukai