Anda di halaman 1dari 146

Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page | 1
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PRAKATA

Pelaksanaan prosedur kerja dan peraturan di lapangan masih


kurang sepenuhnya dipahami, sehingga masih sering ditemukan
perilaku dan kondisi tidak aman pada saat di lapangan.

Dengan diterbitkannya Buku Saku Keselamatan dan Kesehataan


Kerja ini diharapkan pekerja dapat memahami sepenuhnya cara
praktik kerja aman saat sedang bekerja.

Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan


memudahakan pemahaman dan pemeriksaan prosedur
keamanan kerja.

Buku ini menjelaskan tentang bagaimana mencegah kecelakaan


kerja dan sakit akibat kerja pada seluruh pekerjaan atau kegiatan
yang berlangsung.

Terima kasih kepada Direksi PT. Brahmayasa Bahtera atas


dukungannya dan juga semua pihak yang telah berkonstribusi
dalam penyusunan Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ini.

Sebagai penutup, semoga Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan


Kerja ini bisa meningkatkan kesadaran akan perilaku bekerja
aman dan juga selamat.

Jakarta, 23 Nopember 2020

Direksi

--------------

Page | 2
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

DAFTAR ISI

Prosedure dan Peraturan Umum

1. Undang-Undang dan Peraturan terkait Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) 5
2. Ahli K3 7
3. Mekanisme Terjadinya Kecelakaan 9
4. Investigasi dan Laporan Insiden 10
5. Mengenal Rambu-rambu K3 11
6. Tata – tertib Proyek 14
7. Tata – tertib Lalu Lintas Proyek 15
8. Tata – tertib Mess 16
9. Jam Kerja 17
10. Perilaku Berbasi Keselamatan 18
11. Alat Pelindung Diri (APD) 19
12. Tim Tanggap Darurat 29
13. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) 34
14. Penatalaksanaan Tempat Kerja Berbasis 5R 36

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek

1. Memasuki Lokasi Kerja 42


2. Induksi Keselamatan (Safety Induction) 44
3. Agenda Komunikasi 46
4. Persiapan Kerja 48
5. Penggunaan APD 49
6. Ijin Kerja 51
7. Peraturan dan Tata-Tertib 52
8. Mengemudikan Kendaraan 53
9. Bekerja di Ketinggian 55

Page | 3
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

10. Crane dan Pengangkatan Material 59


11. Lift Sementara 65
12. Gondola 71
13. Eksavator / Excavator 74
14. Generator Set 81
15. Panel Distribusi Listrik Sementara 88
16. P.D.C.A 94
17. Fasilitas Proteksi Bahaya 95
18. Manual Handling 113
19. Bekerja Sendirian 115
20. Peralatan Kerja 116
21. Pengaman Alat Berputar 117
22. Ruang Terbatas 119
23. Bahan-Bahan Berbahaya 121
24. Penggunaan GAS 123
25. Pengelasan dan Pemotongan 125
26. Minuman Keras & Obat Terlarang 127
27. Alat Bantu Bertenaga Listrik 128
28. Api 130
29. Lock Out 132
30. Lubang 133
31. Galian 135
32. Housekeeping 137
33. Hygiene 139
34. Lingkungan 140
35. Laporkan Kecelakaan 141
36. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 142
37. Ketidaksesuaian 143
38. Prosedur Keamanan 144

Page | 4
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TERKAIT


KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN
DI INDONESIA

Undang-undang no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati
semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER/01/MEN/1980 tentang K3 pada


Konstruksi Bangunan
 Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan
pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat
kerja terhadap tenaga kerjanya.
 Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit
keselamatan dan kesehatan kerja, hal tersebut harus diberitahukan
kepada setiap tenaga kerja.
 Unit keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini meliputi usaha-
usaha pencegahan terhadap: kecelakaan, kebakaran, peledakan,
penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan
usaha-usaha penyelamatan.

Peraturan terkait Ketenagalistrikan Peraturan terkait Pengamanan


Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
Peraturan terkait APAR
Peraturan terkait Pertolongan
Peraturan terkait Bejana Tekan Pertama di tempat kerja

Peraturan terkait Pesawat Tenaga Peraturan terkait Operator &


dan Produksi Petugas Pes. Angkat dan Angkut

Peraturan terkait Pesawat Angkat Peraturan terkait APD


dan Angkut
Peraturan terkait NAB Faktor
Peraturan terkait Pemakaian Asbes Kimia dan Fisika

Peraturan terkait P2K3 Peraturan ttg kerja di ketinggian

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen K3

Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya. Kewajiban


sebagaimana dimaksud berlaku bagi perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang;
atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

Page | 5
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

UU No. 32 tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

 Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup


dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
 Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud meliputi:
o pencegahan;
o penanggulangan; dan
o pemulihan.
 Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai
dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing.

Peraturan terkait Izin Lingkungan Peraturan terkait Baku Mutu


Udara dan Kebisingan

Peraturan terkait Pengelolaan


Sampah Peraturan terkait Pencemaran
Udara dan Baku Mutu Emisi

Peraturan terkait Bahan


Berbahaya dan Beracun serta Peraturan terkait
penanganan Limbahnya Pengendalian Pencemaran air

UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

 Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
 Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung
jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
 Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat
dan menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja.
 Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaan/instansi,
hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
 Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya.

Peraturan terkait BPJS (Jaminan Peraturan terkait Narkotika


Kecelakaan dan Kesehatan)
Peraturan ttg Sanitasi Jasaboga
Peraturan terkait Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja
Peraturan terkait Pencegahan
dan Penanggulangan
HIV/AIDS

Page | 6
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

AHLI K3
Setiap tempat kerja harus memiliki Ahli K3 Umum. Setiap pekerjaan konstruksi
harus memiliki petugas K3 yang memiliki lisensi Ahli K3 Konstruksi sesuai dengan
Permenaker R.I Nomor : PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata cara
penunjukan Ahli K3 dan Surat Dirjen Binwasnaker RI No. Kep.
20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikat Kompetensi K3 bidang
Konstruksi Bangunan.

Surat Kep. Dirjen Binwasnaker No. Kep. 20/DJPPK/VI/2004.


1. Proyek dengan tenaga kerja > 100 orang atau pelaksanaan 6 bulan harus
memiliki 1 Ahli Utama K3, 1 AK3 Muda dan 2 AK3 Muda Konstruksi;
2. Proyek dengan tenaga kerja < 100 orang atau pelaksanaan < 6 bulan harus
memiliki 1 AK3 Madya dan 1 AK3 Muda Konstruksi;
Proyek dengan tenaga kerja < 25 orang atau pelaksanaan< 3 bulan harus memiliki
1 orang AK3 Muda Konstruksi.

Memiliki pengetahuan, keahlian,


kemampuan dan lisensi Ahli K3

Memiliki insting terkait dengan


potensi bahaya

Mampu memberikan pelatihan


terkait dengan K3

Memiliki kemampuan dalam


memcahkan masalah dan
memberikan solusi

Mampu dan mengerti kapan


saat akan mengehentikan
pekerjaan

Memiliki jiwa kepemimpinan


dan mampu mengambil
keputusan

Page | 7
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No. Deskripsi Hal Penting


1 Petugas K3 harus memiliki Petugas k3 harus memiliki paling tidak
sertifikat Ahli K3 Konstruksi salah satu dari lesensi yang diwajibkan
atau Ahli K3 yang masih
berlaku.
2 Memastikan Rencana K3 Rencana K3 proyek harus disetujui
Proyek pembangunan Pimpinan dan dimutakhirkan setiap ada
smelter dan power plant perubahan.
sudah dibuat sesuai
dengan standar dan
diinformasikan kepada
pihak yang berkepentingan.

3 Memastikan seluruh alat  Harus dilakukan inspeksi


berat dan peralatan pramobilisasi sebelum diizinkan
yang digunakan memiliki memasuki lokasi kegiatan;
sertifikasi yang masih • Alat harus diinspeksi oleh instansi
berlaku dan dilakukan pemerintah yang berwenang sebelum
commissioning terlebih digunakan (riksa uji)
dahulu sebelum digunakan • Pastikan umur alat sesuai dengan
diarea project PT. HPAL. persyaratan.

4 Memastikan perlindungan Seluruh area konstruksi steril dari orang


terhadap pihak ke-3 dan yang tidak berkepentingan, dan ketika
lingkungan sekitar sudah memasuki area projet harus seizin dan
direncanakan dengan aman sepengetahuan departemen terkait

5 Memastikan seluruh alat Hanya operator yang memiliki SIO (Surat


berat dioperasikan oleh Izin Operasi) yang boleh mengoperasikan
operator yang memiliki SIO alat berat.
(Surat Izin Operasi) dan
masih berlaku.

6 Dalam kondisi berbahaya Lapor kepada penanggung jawab pekerjaan


harus mampu atau departemen terkait dan lakukan rapat
menghentikan pekerjaan persiapan (TBM) kembali sebelum memulai
dan memberikan solusi aktivitas pekerjaan
terkait pemeberhentian
pekerjaan tersebut

7 Melaksanakan inspeksi Gunakan daftar priksa dan hasil di simpan


alat berat dnegan secara rapih
departemen terkait yang
terjadwal
8 Membuat laporan berkala Laporan ke instansi pemerintah yang
Kinerja K3 dan dilaporkan berwenang dan unit K3 setiap minggu,
kepada pihak yang memuat Kinerja K3, daftar alat berat dan
berwenang dan pihak yang operator, rencana, dan aktual K3.
berkepentingan.

Page | 8
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MEKANISME TERJADINYA KECELAKAAN

Penyebab Langsung

 Kelengkapan item pekerjaan kurang


 Kurang lengkap dalam melakukan pengukuran
 Akses kurang, lokasi kerja sempit
 Lingkungan kerja kurang aman
 Proteksi bahaya kurang/ tidak lengkap
 Keadaan tidak aman lainnya

Penyebab Tidak Langsung


Kondisi yang Tidak Terjadinya
Kurang Aman lingkungan
dalam kerja yang tidak
manajerial/ aman
pengaturan
pekerjaan Perilaku yang Tidak
Aman Kontak dengan
sumber bahaya

 Menon-aktifkan safety device


 Mengabaikan situasi tidak aman Kecelakaan/
 Gagal menaati prosedur safety Bencana
 Menyebabkan situasi yang tidak
aman
 Gagal menggunakan mesin dan,
peralatan dengan baik
 Tidak memeriksa dan memperbaiki
sebelum digunakan
 Tidak menggunakan APD dan
Adanya pekerja
pelindung lainnya
yang
 Mendekati area berbahaya
berperilaku
 Metode kerja yang salah
tidak aman
 Dan perilaku tidak aman lainnya

 Kecelakaan/ bencana tidak hanya dapat terjadi ketika situasi tidak aman
atau terdapat perilaku yang tidak aman, namun dalam sebagaian besar
kasus yang ada, merupakan kombinasi dari beberapa faktor
 Istilah lingkungan kerja disini meliputi perlatan, mesin, perlengkapan
proteksi , kondisi panas, pencahayaan , atau kondisi lingkungan lainnya
seperti kebisingan dll

Page | 9
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

INVESTIGASI DAN LAPORAN INSIDEN

Insiden MTC, fatality atau nearmiss dan FAC yang berulang minimal 3 kali harus
dibuatkan penyelidikan (investigasi), tindakan koreksi dan pencegahannya

CLASIFICATION INJURY TEAM PENYELIDIKAN (minimal)

NEAR MISS  Manager Safety


LOW  Personnel Section
FAC
 Section Head dimana incident
(Yang berulang 3
terjadi (Manager/ Chief)
kali)

 Manager Safety
 Personnel section
MEDIUM MTC  General Manager
 Section Head dimana incident
terjadi (Manager/ Chief)
 1 Anggota Safety / P2K3

 Presiden Director
 General Manager
 Manager Safety
 Personnel Section
HIGH FATALITY  Section Head dimana incident
terjadi (Manager/ Chief)
 Tenaga ahli terkait operasi/
peralatan/ fasilitas
 1 Anggota Safety / P2K3
 Building Management

Investigasi kecelakaan menggunakan Wawancara saksi dan informasi


metode fishbone, yaitu: dari korban jika memungkinkan
 Material
 Equipment
 Procedure/ Method
 Supervision
 People Tim investigasi melakukan
 Environment pemetaan data dan bukti

Tim investigasi melakukan analisa dan pembahasan hasil investigasi


kemudian membuat rekomendasi tindakan perbaikan dan pencegahan

Safety departemen/ Section melakukan verifikasi kesesuaian tindakan


perbaikan dan pencegahan yang telah ditetapkan oleh tim investigasi

Page | 10
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MENGENAL RAMBU-RAMBU DAN PAPAN


INFORMASI K3
BENTUK DASAR PENJELASAN ARTI

Tanda Larangan,
Bentuk bulat, dasar Contoh:
warna putih, lingkaran
merah dengan garis 45º
miring dari arah kiri atas
ke bawah logo warna
hitam

Tanda Wajib/
prasayarat
(syarat yang
harus dipenuhi
Bentuk bulat, dasar sebelum
warna biru, logo atau melakukan suatu
Logo/
keterangan gambar/icon pekerjaan),
icon contoh:
berwarna putih

Tanda waspada/
peringatan (jaga
- Bentuk segitiga,
jarak aman)
dasar warna kuning contoh:
garis hitam, dengan
logo/ gambar warna
hitam

- Warna dasar putih,


gambar disesuaikan
dengan instruksi/
bahaya yang ada
disekitar rambu-
rambu tersebut

Tanda Gawat
Darurat/

EXIT Bentuk segi empat, dasar


Emergency,
contoh:
warna hijau, logo/ gambar
berwarna putih atau
sebaliknya

Page | 11
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Papan Informasi K3

Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan
informasi K3 lainnya, papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap
lokasi kerja, memasang rambu dan banner sesuai dengan potensi bahaya pada
lokasi kerja.

Papan Informasi Konstruksi


Depan
1. Statistik kecelakaan kerja, FR, SR, safe manhour, total manhour, LTI terakhir
2. Pekerjaan hari ini dan JSA
3. Pekerjaan hari ini, penggunaan alat berat, lisensi dan nama penanggung jawab
4. Alur proses prosedur kerja aman setiap item pekerjaan
5. Sisa waktu pelaksanaan proyek dan progres
6. Alur proses tanggap darurat dan no. telepon penting

Belakang
Monitoring Izin kerja dan dokumen asuransi CAR dan Jamsostek

Page | 12
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No. Deskripsi Hal Penting


1. Tempatkan papan informasi Ukuran disesuaikan, tripleks bisa
pada lokasi yang mudah dilapis dengan cetak
terlihat. digital dan dilengkapi dengan
kantung plastik untuk
dokumen atau ditempel.

2. Kotak no. 1 adalah statistik Total jam kerja, jam kerja aman,
kecelakaan yang terjadi di tingkat keparahan, tingkat
dalam lokasi kegiatan dan frekuensi dimutakhirkan setiap
dampak pada pihak ke-3 minggu atau setelah terjadi LTI 2
(tamu dan lingkungan). (kecelakaan > 2 x 24 jam).

3. Kotak no. 2 hanya pekerjaan Dapat dibuat dalam bentuk peta


mayor atau yang memiliki (lihat gamb. 1) dan dimutakhirkan
risiko tinggi. setiap hari.
4. Kotak no. 3 menjelaskan Lisensi dan sertifikat adalah wajib,
semua alat berat yang alat yang tidak memiliki sertifikat
digunakan, lisensi operator dan operator yang tidak memiliki
dan sertifikat alat serta nama lisensi dilarang beroperasi dan
penanggung jawab. dimutakhirkan setiap hari.

5. Kotak no. 4 alur proses bisa Semua dibuat dalam bentuk alur
dimasukkan ke dalam proses dilengkapi dengan
kantong plastik bila cukup penjelasan pengendalian K3 dan
banyak hal yang mayor atau dimutakhirkan setiap hari.
berbahaya.

6. Kotak no. 5 sisa waktu Progres dimutakhirkan setiap


pelaksanaan dimutakhirkan minggu.
setiap hari.

7. Kotak no. 6 dimutakhirkan No. telepon penting termasuk no.


setiap ada perubahan. telepon sopir untuk
operasional bila terjadi kecelakaan
kerja.

8. Kotak belakang papan berisi Dokumen asuransi dimutakhirkan


izin kerja yang bila ada perubahan.
dimutakhirkan setiap hari.

Page | 13
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

TATA – TERTIB PROYEK

1. Semua pekerja baru harus mengikuti safety induction sebelum diijinkan


masuk ke dalam proyek dan tamu wajib lapor ke security untuk diberikan
safety induction visitor.
2. Semua pekerja yang masuk proyek harus menggunakan id cad, helm
dengan tali dagu, sepatu kerja, seragam kerja dan menggunakan safety
belt/ safety harness jika bekerja diketinggian.
3. Penambahan pekerja baru harus diinformasikan kepada bagian safety,
minimal 3 hari sebelum kedatangan pekerja baru tersebut.
4. Setiap orang atau pekerja yang keluar masuk lokasi proyek wajib diperiksa
(check body), dan semua kendaraan yang keluar wajib diperiksa.
5. Semua alat dan material yang keluar harus dilengkapi dengan surat jalan
yang diserahkan ke security dan mengetahui yang ditanda tangani.
6. Setiap masing-masing grup kerja harus membuat izin kerja.
7. Setiap pagi semua alat kerja (alat berat dan power tools) harus diperiksa
oleh operator dan Safety sebelum digunakan.
8. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standard keselamatan kerja
dan pekerjaan yang menimbulkan kerusakan atau pencemaran lingkungan
sekitar akan dihentikan sementara.
9. Setiap pagi seluruh pekerja wajib mengikuti tool box meeting (tbm)
10. Semua perwakilan subkontraktor wajib mengikuti weekly site patrol.
11. Dilarang merusak, merubah/ memindahkan, dan memakai fasilitas safety
untuk keperluan yang tidak seharusnya.
12. Setiap alat berat yang masuk ke proyek harus dilengkapi dengan surat ijin
layak operasi (silo) dan operatornya harus memiliki surat ijin operasi (sio)
yang masih berlaku.
13. Dilarang merokok, makan dan minum di seluruh area konstruksi, kecuali
pada tempat yang telah disediakan.
14. Jagalah kebersihan area kerja dengan membuang sampah pada tempat
yang telah disediakan.
15. Dilarang menyambung listrik ke panel temporary proyek tanpa izin kepada
teknisi/ mekanik yang berwenang.
16. Dilarang membakar sampah di area proyek dan dilarang menyalakan api di
lokasi bahan yang mudah terbakar (tank solar, gudang, genset, dll).
17. Segala tindakan kriminal: perjudian, perkelahian, narkoba, minuman keras,
membawa senjata api, pencurian, fitnah, menyebarkan isu sara, asusila dan
lain-lain, maka penyelesaiannya akan diserahkan ke pihak yang berwajib
(kepolisian).

Page | 14
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

TATA – TERTIB LALU LINTAS PROYEK

1. SETIAP KENDARAAN YANG MASUK KE PROYEK HARUS MENDAPATKAN


“VEHICLE PASS / KARTU PASS KENDARAAN” DARI SECURITY, VEHICLE
PASS HARUS DIKEMBALIKAN SAAT KELUAR PROYEK

2. SEMUA ALAT DAN MATERIAL YANG MASUK DAN KELUAR HARUS


DILENGKAPI DENGAN SURAT JALAN YANG DITUNJUKKAN / DISERAHKAN
KEPADA SECURITY ATAU LOGISTIC

3. SEBELUM MENINGGALKAN AREA PROYEK SEMUA KENDARAAN WAJIB


DIBERSIHKAN DARI KOTORAN LUMPUR DAN TANAH

4. SETIAP DUMP TRUCK WAJIB MENYEDIAKAN TERPAL UNTUK PROTEKSI


TUMPAHAN TANAH / TUMPAHAN LUMPUR DAN TANAH

5. TRUCK MIXER WAJIB MENYEDIAKAN PENUTUP / PELINDUNG TALANG


COR UNTUK PROTEKSI TUMPAHAN SISA CONCRETE

6. SECURITY DAN SAFETY BERHAK TIDAK MENGIJINKAN KENDARAAN


KELUAR PROYEK BILA DUMP TRUCK DAN TRUCK MIXER TIDAK
DILENGKAPI DENGAN PROTEKSI TUMPAHAN TANAH ATAU LUMPUR
SERTA PROTEKSI TUMPAHAN SISA CONCRETE PADA TALANG

7. SECURITY ATAU SAFETY TIDAK AKAN MENGIJINKAN KENDARAAN


KELUAR PROYEK BILA KONDISI KENDARAAN MASIH KOTOR,
KENDARAAN HARUS DIBERSIHKAN KEMBALI

8. SAFETY DAN SECURITY AKAN MEMONITOR JALAN RAYA (EXTERNAL


ROAD) UNTUK MEMASTIKAN TIDAK ADA KOTORAN LUMPUR, TANAH
ATAU SISA CONCRETE YANG MENGOTORI JALAN RAYA

9. BILA TERDAPAT KOTORAN LUMPUR, TANAH ATAU CONCRETE, PIHAK


SECURITY HARUS MENGHUBUNGI SAFETY AGAR DITINDAKLANJUTI

Page | 15
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

TATA – TERTIB MESS

1. MESS HANYA DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KARYAWAN DIBAWAH


NAUNGAN PT. BRAHMAYASA BAHTERA.
2. MENJAGA KEBERSIHAN, KETENANGAN, KETERTIBAN, DAN KEAMANAN
LINGKUNGAN MESS.
3. BERTINGKAH LAKU DAN BERTUTUR KATA SESUAI NORMA SOSIAL, AGAMA
DAN SOPAN SANTUN YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT.
4. MENJUNJUNG TINGGI DAN MENGHORMATI HARKAT MARTABAT SESAMA
PENGHUNI DAN LINGKUNGAN MESS.
5. MENJAGA KEHORMATAN SEBAGAI PEKERJA DIBAWAH NAUNGAN PT.
BRAHMAYASA BAHTERA.
6. WAJIB MENGGUNAKAN LISTRIK, AIR DAN FASILITAS LAIN SEPERLUNYA.
7. DILARANG MENGGUNAKAN DAN ATAU MENYALAKAN OBAT NYAMUK BAKAR.
8. DILARANG MERUSAK, MERUBAH, MENAMBAH DAN ATAU MENGGUNAKAN
SAMBUNGAN LISTRIK UNTUK KEUNTUNGAN PRIBADI TANPA SEIZIN PT.
BRAHMAYASA BAHTERA.
9. DILARANG MEMUTAR, MENGEDARKAN, MEMPERBANYAK, MEMASANG
TULISAN, GAMBAR DAN ATAU KASET-KASET YANG MENGANDUNG SARA ATAU
ASUSILA.
10. DILARANG BERJUDI DALAM BENTUK APAPUN ATAU BERBUSANA TIDAK
SOPAN DILINGKUNGAN MESS.
11. DILARANG MEMBAWA DAN ATAU MENGGUNAKAN SENJATA DALAM BENTUK
APAPUN DILINGKUNGAN MESS.
12. DILARANG MEROKOK, MENGGUNAKAN DAN ATAU MENGEDARKAN MINUMAN
KERAS, NARKOBA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA.
13. TIDAK MENEMPATKAN ATAU MENYIMPAN BARANG BERHARGA DALAM
BENTUK APAPUN DILINGKUNGAN MESS SELAIN PAKAIAN KERJA.
14. DILARANG MERUBAH ATAU MENAMBAH BANGUNAN TANPA SEIZIN P PT.
BRAHMAYASA BAHTERA.
15. DILARANG MELAKUKAN ATAU MEMBANTU PERBUATAN ASUSILA / TERCELA
ATAU PERBUATAN-PERBUATAN LAIN YANG DIANCAM DENGAN HUKUMAN
PIDANA.
16. DILARANG MEMBUAT KEONARAN/ KEGADUHAN, MENGHINA, MENGHASUT,
BERKELAHI, MENGANIAYA PIHAK MANAPUN DENGAN CARA APAPUN.
17. MENJAGA NAMA BAIK PT. BRAHMAYASA BAHTERA.
18. PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN INI DIKENAKAN SANKSI
DIKELUARKAN DARI LINGKUNGAN MESS SAMPAI BATAS WAKTU YANG TIDAK
DITENTUKAN.
19. JAM MALAM PEKERJA YANG TINGGAL DI MESS ADALAH SAMPAI PUKUL 23.00
WIB, SELEBIHNYA PEKERJA TIDAK BOLEH MELAKUKAN AKTIVITAS LAIN DI
LUAR MESS, KECUALI UNTUK PEKERJA YANG STORING LEBIH DARI PUKUL
23.00 WIB.

Page | 16
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

JAM KERJA

08.00 : Tool Box Meeting


Jam Kerja Normal

12.00 : Istirahat

13.00 : Jam Kerja Normal

16.00 : Jam Pulang Normal

Page | 17
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERILAKU BERBASIS KESELAMATAN

Bagi pekerja yang sengaja melakukan pelanggaran terhadap


ketentuan terkait perilaku berbasis keselamatan/ Behaviour-Based
Safety (BBS) di atas maka akan dikenakan sanksi dikeluarkan dari
proyek yang bersangkutan

Page | 18
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

GUNAKANLAH APD SESUAI DENGAN POTENSI BAHAYA PEKERJAAN

Page | 19
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page | 20
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No Deskripsi Hal Penting

1 Setiap APD yang akan digunakan


Gunakan APD yang bersih dan harus dicek oleh petugas K3 saat
sesuai dengan standar SNI induksi dan APD yang tidak standar
atau standar ANSI. dilarang digunakan untuk bekerja

2 Kencangkan dengan tali dagu dan


Cek secara berkala fisik helm ada nama perusahaan di depan
dan suspensinya helm, logo K3 di belakang, logo
induksi keselamatan di samping
kanan dan stiker kompetensi di
samping kiri.
3 Helm yang sudah tertimpa material
Cek secara berkala semua dan sabuk keselamatan/sabuk
APD yang digunakan dan pengaman tubuh yang sudah
periksa sebelum dipakai menahan beban jatuh atau
kondisinya sudah tidak normal
harus diganti setelah diinspeksi
(gunakan daftar periksa).
4 Helm yang sudah tertimpa material
Sabuk keselamatan dan sabuk dan sabuk keselamatan/sabuk
pengaman tubuh harus pengaman tubuh yang sudah
diperiksa setiap akan menahan beban jatuh atau
digunakan, pastikan tidak ada kondisinya sudah tidak normal
kerusakan pada kait tali, tali harus diganti setelah diinspeksi
koneksi, dll (gunakan daftar periksa).
5 Semua APD harus dipakai saat
Semua pekerja proyek harus briefing keselamatan untuk
memakai rompi reflektif, diperiksa oleh petugas K3
sepatu keselamatan dengan
pelindung jari yang terbuat dari
baja, safety glasses dan sarung
tangan
6 Kartu identitas dapat diberikan
Semua pekerja dan orang setelah mendapatkan induksi
yang memasuki proyek keselamatan (pekerja dan tamu)
harus menggunakan kartu
identitas.
7
Buat buku catatan masa Sepatu keselamatan bila
pakai APD dan siapkan APD sudah kadaluarsa, solnya akan
pengganti bila akan habis lepas.
masa pakainya.
8 Masker pengelasan,
APD lain harus digunakan pelindung/penutup telinga,
sesuai dengan jenis penutup mulut/hidung
pekerjaan dan potensi bahaya (masker), pelindung wajah,
alat bantu pernapasan ,
sarung tangan karet, dll.
9 Dikenakan saksi sesuai dengan
Pelanggaran terhadap
peraturan perusahaan PT.
penggunaan APD (tidak pakai
Brahmayasa Bahtera
atau tidak sesuai standar).

Page | 21
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Pelindung Kepala

- Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI
atau MSA Import.
- Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet
serta model otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.
- Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat)
dan dilarang ditulis dengan spidol.
- Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
- Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti
baru.
- Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.

Cek kondisi helm minimal setiap 1 minggu sekali, ganti bila cacat atau rusak.

2. Sepatu Keselamatan

- Sepatu keselamatan harus standar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar


SNI 7079-2009 dan SNI 0111-2009.
- 2. Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat digunakan
sepatu karet biasa.
- Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan sepatu
dengan pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir.
- Catat tanggal pembelian pada buku catatan.
- Masa pakai sepatu paling lama adalah 3 tahun, setelah itu harus diganti
baru.
Cek kondisi sepatu minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.

3. Pelindung Mata

Page | 22
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

- Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan


pelindung mata.
- Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai
standar ANSI Z.87.1-2010.
- Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan,
pemotongan, dan gerinda harus menggunakan pelindung mata yang
sesuai.
- Pekerjaan pemotongan tiang pancang harus menggunakan pelindung
mata.

4. Pelindung Wajah

- Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja (pekerjaan


pengelasan, pemotongan, gerinda, dll.) harus menggunakan pelindung
muka sesuai standar ANSI Z.87.1-2010.
- Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baik dengan trafo las maupun las
potong harus menggunakan masker pengelasan.
- Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai,
sekop, dll.) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm, sedangkan pekerjaan di bengkel kerja
dapat menggunakan tameng wajah biasa.
- Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak.

5. Pelindung Jatuh dari Ketinggian

Page | 23
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

- Sabuk pengaman tubuh (gamb. 1) dan sabuk keselamatan (gamb. 2) yang


digunakan harus memenuhi standar ANSI Z.359.1-2016 atau standar SNI.
- Kait yang digunakan untuk sabuk pengaman tubuh atau sabuk
keselamatan harus menggunakan kait yang besar.
- Penggunaan sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan (gamb. 8).
- Panjang tali koneksi tidak boleh lebih dari 1,7 m.
- Setiap pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 m harus menggunakan sabuk
pengaman tubuh dan pengait dikaitkan minimal harus di atas pinggang
(gamb. 6).
- Setiap pekerjaan di ketinggian harus terpasang tali keselamatan
horizontal dari pipa galvanis atau tali bantu angkat (tali baja atau tali
serat) dia. 8 mm untuk mengaitkan kait pada sabuk pengaman tubuh
(gamb. 7).
- Bila menggunakan tali bantu angkat, 1 tali bantu angkat dilarang
digunakan untuk 2 sabuk pengaman tubuh (gamb. 9).
- Tali keselamatan vertikal untuk operator kran menara atau gondola atau
pekerjaan struktur baja, sabuk pengaman tubuh harus dikaitkan
menggunakan kelengkapan untuk turun dari ketinggian dengan tali yang
terdiri dari karmantel statis diameter minimum 8 mm (gamb. 5), karabiner
(gamb. 3) dan pemberhentian otomatis (gamb. 4).
- Pengait sabuk keselamatan pada penggunaan seperti gambar 2, harus
dikaitkan pada angkur atau bagian struktur bangunan yang kuat.

1. 2.

3. 4.

5. 6.

7.

Page | 24
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

8.

9.

6. Pelindung Tangan

Page | 25
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. 2.

3.

4. 5.

- Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar


SNI-06-0652-2015.
- Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min.
8 benang (gamb. 1).
- Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja, bekisting,
penanganan tali baja, kawat, dll, harus menggunakan sarung tangan
kombinasi (gamb. 2).
- Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus menggunakan
sarung tangan kulit (gamb. 3).
- Pekerjaan dengan bahan kimia dan beracun harus menggunakan
sarung tangan tahan kimia (bahan vynil, PVC, nitril, dll.) (gamb. 4).
- Teknisi listrik harus menggunakan sarung tangan tahan listrik min.
5KV (gamb. 5).
- Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, ganti bila cacat atau
rusak.

7. Pelindung Telinga

Page | 26
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

- Jika bekerja pada level bising di atas 85 dB untuk pemajanan selama


8 jam harus menggunakan pelindung telinga (sumbat telinga atau
penutup telinga).
- Sumbat telinga adalah sumbat yang dimasukkan ke liang telinga.
- Sumbat telinga (gamb. 1) harus terbuat dari bahan karet atau plastik
lunak dan harus dapat mereduksi bising X-85 dB (X adalah intensitas
bising yang diterima pekerja).
- Penutup telinga (gamb. 2) adalah penutup seluruh telinga yang dapat
mereduksi bising sebesar 35-45 dB.
- Periksa sumbat telinga atau penutup telinga sebelum digunakan,
pastikan dalam kondisi bersih dan simpan kembali ke dalam kotak
setelah digunakan setelah dibersihkan.

8. Pelindung Pernafasan

1. 2. 3.

- Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus
menggunakan pelindung pernapasan.
- Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan
dan potensi kontaminasi atau gangguan pernapasan.
- Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang
terbuat dari katun, kertas atau kasa (gamb. 1).
- Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator
dengan penyaring yang sesuai (gamb. 2).
- Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas
harus menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan) (gamb. 3).

9. Pakaian Pelindung

Page | 27
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. 2. 3.

- Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan


baju lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau
bolong-bolong (gamb. 1).
- Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung tahan api harus
dipakai pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda bila
diperlukan (gamb. 2).
- Pada saat hujan, pekerja harus menggunakan jas hujan (gamb. 3).

10. Seragam Kerja dan Kartu Identitas

1. 2. 3.

- Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi dan


rompi reflektif.
- Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/ reflektif
(gamb. 1). Bila menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi
dengan rompi reflektif (gamb. 2).
- Kartu identitas harus dipakai selama berada di dalam proyek.
- Kartu identitas harus ditandatangani pejabat proyek dan dapat
diberikan setelah lulus induksi keselamatan.

Page | 28
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

TIM TANGGAP DARURAT

Emergency Response Coordinator

Technician Communication

Fire First
Evacuation SAR Hazardous
Brigade Aid
Spillage
Handler

Flag Floor
Holder Warden

Berikut ini nomor-nomor emergency yang harus masuk dalam daftar:

DAMKAR

AMBULANCE

RUMAH SAKIT

DISNAKERTRANS

POLISI

BPJS KETENAGAKERJAAN

Page | 29
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

CARA PENGGUNAAN APAR

Page | 30
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page | 31
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

JIKA ANDA MENEMUKAN API/ IN CASE OF FIRE


1. Tetap tenang/ Keep calm
2. Jangan panik/ Don’t panic
3. Jika memungkinkan, padamkan api dengan APAR/ If possible, extinguish fire
with fire extinguisher
4. Jangan gunakan air ketika kebakaran disebabkan peralatan listrik/ Don’t use
water while fire which caused by electrical tools
5. Jika kondisi tidak bisa ditangani lagi, segeralah teriak “Kebakaran, Kebakaran,
Kebakaran” / If the condition couldn’t be handled, shout loudly “Fire, Fire, Fire”
6. Segera hubungi no. darurat yang tertera/ Contact related emergency call soon
SAAT TERJADI GEMPA BUMI/ EARTH QUAKE
1. Tetap tenang/ Keep calm
2. Jangan panik/ Don’t panic
3. Hindari bangunan/tiang yang mudah roboh/ Keep away from building or
object which easily collapse
4. Jaga jarak dari kaca/jendela yang ada/ Keep away from glass or window
5. Jika memungkinkan, berlindunglah dibawa meja/ If possible, refuge under the
desk or table
6. Perhatikan informasi yang diberikan tim ERT terkait kondisi darurat ini/ Pay
attention related information which be delivered by Emergency team
7. Dengarkan dan ikuti instruksi yang diberikan oleh ERT/ Listen and follow the
instruction by ERT
SAAT EVAKUASI/ EVACUATION
1. Tetap tenang/ Keep calm
2. Jangan panik / Don’t panic
3. Saat evakuasi, jangan membawa barang-barang yang berat dan besar/ When
evacuation, don’t bring anything which heavy or too large
4. Jika berada diatas/dibangunan bertingkat, jangan berlari saat menuruni tangga
darurat/ Don’t run when through emergency stair
5. Ikuti instruksi yang diberikan tim pemandu/ Follow the instruction by ERT
6. Bantulah rekan kerja yang cacat atau yang memiliki gerakan terbatas/ Help
immediately someone/victim which injury or disability
7. Segeralah menuju muster point yang telah ditentukan (lihat tanda muster
point)/ Take prompt escape to muster point area which had been determined
(see muster point sign)
JIKA KONDISI DARURAT MEDIS TERJADI/
MEDICAL AND INJURIED PERSON CASE

1. Buat nyaman si korban/ Take convenient for victim


2. Pada kasus orang yang terjatuh, jangan digerakan atau dipindahkan si korban
hingga tim medis tiba/ In the case of people falling, do not be moved or
removed the victim until medics arrived
3. Hubungi tim P3K/Paramedis untuk melakukan pertolongan pertama/ Contact
the team P3K/Paramedic to perform first aid
4. Jika kondisi korban makin buruk, hubungi ambulance (118) dan juga Rumah
Sakit Rujukan / If the victim's condition is getting worse, call an ambulance
(118) and transport to Hospital

Page | 32
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LINGKUNGAN/ ENVIRONMENT
1. Jangan membuang sampah di toilet dan di sembarang tempat/ Do not throw
rubbish in the closet and random places
2. Jangan masuk ke area terbatas seperti ruang genset, ruang penyimpanan
gedung, dsb tanpa keperluan dan seizin pihak gedung/ Do not enter restricted
area such as genset room, storage room, etc without any permitted from
authorized
3. Dilarang merokok di dalam area gedung/ Do not smoke in building
4. Dilarang menyalakan api/ Do not fire

Page | 33
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN (P3K)
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT P3K

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970


2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
3. Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008
4. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009

FASILITAS P3K DI TEMPAT KERJA

1. Ruang P3K (dilengkapi dengan tempat pencuci tangan)


2. Kotak P3K dan isinya (terbuat dari bahan yang kuat, warna dasar
putih dengan lambang P3K berwarna hijau)
3. Alat Evakuasi dan transportasi
4. Fasilitas tambahan misal APD/ peralatan khusus

JUMLAH DAN TIPE KOTAK P3K

1. Pekerja kurang dari 25 maka menyediakan 1 kotak tipe A


2. Pekerja 25 – 50 maka menyediakan 1 kotak tipe B atau 2 kotak
tipe A
3. Pekerja 51 – 100 maka menyediakan 1 kotak tipe C atau 2 kotak
tipe B atau 4 kotak tipe A
4. Setiap 100 pekerja maka menyediakan 1 kotak tipe C atau 2 kotak
tipe B atau 4 kotak tipe A
5. Catatan 1: 1 kotak tipe B steara dengan 2 kotak tipe A, sedangkan
1 kotak tipe C setara dengan 2 kotak tipe B

PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

1. Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari instansi


ketenagakerjaan setempat, memenuhi syarata sebagai berikut:
 Bekerja di perusahaan yang bersangkutan
 Sehat jasmani dan rohani
 Bersedia menjadi petugas P3K
 Memiliki keterampilan dasar di bidang P3K
2. Setiap tempat kerja yang berpotensi bahaya tinggi (misal proyek)
harus menyiapkan 1 orang petugas P3K berkompeten 1 orang
petugas per 100 pekerja dan berlaku kelipatannya

Page | 34
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

TIPE KOTAK
No. ISI
A B C
1 Kasa steril terbungkus 20 40 40

2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6

3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6

4 Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6

5 Plester Cepat 10 15 20

6 Kapas (25 gram) 1 2 3

7 Kain segitiga/mittela 2 4 6

8 Gunting 1 1 1

9 Peniti 12 12 12

10 Sarung tangan sekali pakai 2 3 4


Sarung Tangan sekali pakai
11 2 4 6
berpasangan
12 Masker 1 1 1

13 Pinset 1 1 1

14 Lampu senter 1 1 1

15 Gelas untuk cuci mata 1 2 3

16 Kantong plastik bersih 1 1 1

17 Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1

18 Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1

19 Alkohol 70% 1 1 1

20 Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1


Buku catatan
21 1 1 1
Daftar isi kotak

PENEMPATAN KOTAK P3K DI TEMPAT KERJA

1. Mudah dilihat, dijangkah, diangkat dan cukup cahaya


2. Pada tempat kerja dengan unit kerja yang berbeda masing-
masing harus disiapkan kotak P3K sesuai dengan jumlah
pekerjanya
3. Pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka harus
disediakan kotak P3K (sesuai dengan jumlah pekerjanya)

Page | 35
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENATALAKSANAAN TEMPAT KERJA


BERBASIS 5R

Page | 36
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1 Ringkas
Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan
dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan
disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat
mudah diakses terbukti sangat berguna bagi sebuah
perusahaan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendata
berbagai jenis barng yang dimiliki, menggolongkan sesuai
dengan jenis dan kegunaannya, memberi tanda untuk barang-
barang tertentu, kemudian menempatkan barang pada tempat
yang semestinya.

2
Rapi
Rapi adalah menempatkan barang pada tempatnya sehingga tidak
terlihat berserakan pada tempat kerja yang mampu
membahayakan keamanan pekerjaanya. Rapi adalah menerapkan
prinsip kaizen yang merupakan perbaikan yang berkelanjutan.

Page | 37
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3
Resik
Resik adalah melakukan pembersihan tempat, peralatan maupun
pakaian kerja yang digunakan. Dengan prinsip ini diharapkan
mampu menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.

4
Rawat
Rawat adalah melakukan perawatan agar apa yang diperoleh pada
tiga tahapan sebelumnya dicapai dapat dipertahankan. Perawatan
tidak terbatas pada produk yang dihasilkan melainkan perawatan
pada peralatan yang digunakan dalm menjalankan proses
produksi.

Page | 38
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5 Rajin
Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk
menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajn adalh
terkait dengan ketepatan waktu kerja, ketepatan memenuhi
permintaan pelanggan, ketepatan mencapai terget yang hendak
dicapai. Setelah tercapi kemudian dipertahankan agar kondisi
kerja yang kondusif dapat dipertahankan.

Page | 39
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PELAKSANAAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DI
PROYEK

Page | 40
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MEMASUKI LOKASI KERJA

1. Setiap orang wajib melapor kepada pengawas security dan


mendapatkan tanda pengenal
2. Pekerja baru wajib mendapatkan safety induction terlebih dulu
sebelum mulai bekerja
3. Mandor / Site Manager Subkontraktor wajib mendampingi
setiap calon karyawan
4. Wajib menggunakan alat pelindung diri
5. Parkir kendaraan ditempat yang sudah ditentukan
6. Jika membawa material atau peralatan kerja harus
melampirkan surat jalan
7. Anak kecil / dibawah umur dilarang masuk
8. Selalu mengikuti petunjuk keselamatan

Page | 41
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

AKSES AREA KONSTRUKSI

 Akses keluar masuk kendaraan di area proyek konstruksi


harus dibuat terpisah.
• Semua kendaraan dan alat berat yang memasuki proyek
harus menerima induksi singkat dari sekuriti mengenai
peraturan berkendara di dalam area proyek.
• Kecepatan semua kendaraan dan alat berat yang melewati
akses di dalam area proyek maksimum adalah 10 km/jam.
• Saat melewati tikungan atau akses orang harus
membunyikan klakson.
• Prioritas adalah pejalan kaki, pastikan akses pejalan kaki/
akses pekerja selalu dibuat.

Page | 42
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No. Deskripsi Hal Penting


1. Di dalam dan diluar Dilarang berlari di dalam area kerja,
bangunan, buat akses dilarang memasukkan
pekerja pada sisi kiri, tangan ke dalam kantong celana.
lengkapi dengan rambu
petunjuk.
2. Berjalanlah pada akses yang Dilarang menyeberang di/melalui
sudah ditentukan dan depan kendaraan atau alat atau
menyeberanglah pada akses menyilang.
penyeberangan yang sudah
ditandai dengan marka.
3. Selalu perhatikan kiri dan Pengemudi dan operator harus
kanan ketika akan memberi jalan kepada
menyeberang akses jalan pejalan kaki.
kendaraan.

4. Akses keluar masuk proyek Rambu keluar masuk harus terbuat


harus terpasang lampu dari neon box.
berputar, rambu peringatan
keluar masuk kendaraan
proyek.
5. Semua akses pekerja harus Pasang rambu.
bebas dari penempatan
material dan peralatan.
6. Buat lokasi parkir kendaraan Pastikan kendaraan parkir telah direm
dan alat berat. tangan dan diganjal (bila berada pada
lahan miring).
7. Pengemudi dan operator Dapat diberikan vehicle pass yang
harus mendapatkan induksi berisi info mengenai
singkat mengenai aturan akses dan aturan berkendara.
berkendara di dalam area
proyek.
8. Kendaraan dan alat berat APAR harus diperiksa secara rutin
yang beroperasi di lokasi setiap minggu.
proyek, harus dilengkapi
dengan alat pemadam api,
alarm mundur, sabuk
pengaman, kotak P3K, dll.

9. Dilarang menggunakan alat Dikenakan sanksi sesuai dengan


komunikasi saat peraturan dan tata tertib yang berlaku
mengemudi,
sambil bekerja,
mengoperasikan alat berat,
dan sambil
berjalan.

Page | 43
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

INDUKSI KESELAMATAN
(SAFETY INDUCTION)
Seluruh karyawan baru, wajib mengikuti orientasi dan pelatihan
keselamatan kerja (safety induction) sebelum dimulai bekerja

Page | 44
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Setelah mendapatkan safety induction karyawan akan diberikan


tanda pengenal dan sticker induction pada helmnya masing-
masing sebagai bukti telah mengikuti orientasi

Page | 45
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

AGENDA KOMUNIKASI

Toolbox Meeting
Sarana komunikasi yang dilakukan setiap pagi yang dipimpin oleh
masing-masing pengawas (supervisor) guna mempersiapkan-
pekerjaan-pada-hari-tersebut.

General Safety Talk


Media berkumpulnya seluruh karyawan untuk menyampaikan hal-hal
K3 secara umum ataupun perkembangan-perkembangan-terbaru-
K3

Page | 46
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Weekly Safety Meeting


Dihadiri oleh jajaran manajemen, mandor dan site manager
subkontraktor. Pertemuan ini dipimpin oleh project manager guna
mengevaluasi performa K3dan melahirkan rencana-rencana
selanjutnya untuk meningkatkan performa K3.

Kick Off Meeting Subcontractors


Wajib dilakukan saat pertama kalinya subkontraktor terpilih dan
akan memulai bekerja untuk membahas seluruh hal-hal terkait
termasuk permasalahan K3.

Page | 47
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERSIAPAN KERJA

Persiapkan semua kebutuhan seperti peralatan


kerja, material, APD dan pikirkan bahaya

Page | 48
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENGGUNAAN APD

Ini Pelindung Diri Anda Yang Terakhir

Page | 49
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Perusahaan wajib menyediakan dan melatih penggunaan APD


yang di syaratkan kepada karyawan.
 Seluruh karyawan wajin menggunakan helem lengkap dengan
tali dagu serta sepatu keselamatan selama berada didalam
proyek.
 Karyawan yang bekerja diatas air wajib menggunakan baju
pelampung.
 Kacamata dan atau face shiled wajib digunakan selama bekerja
yang dapat membahayakan wajah dan mata.
 Karyawan wajib menggunakan penutup telinga ( ear plug / ear
muff) apabila bekerja pada kondisi bising diatas 85dBA.
 Masker wajib dikenakan saat bekerja pada lokasi yang berdebu,
berbau, berasap, beruap dan beracun.
 Karyawan yang bekerja pada ketinggian 2 meter atau lebih wajib
menggunakan safety belt / safety harness.
 Gunakan sarung tangan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
 Semua karyawan dan pekerja harus melaporkan apabila
merasa kehilangan atau kerusakan APD.

Page | 50
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IJIN KERJA

Dapatkan ijin kerja terlebih dahulu sebelum


memulai pekerjaan yang beresiko tinggi

Page | 51
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERATURAN DAN TATA-TERTIB

Patuhi peraturan dan tata-tertib yang ditetapkan


untuk menjamin keselamatan anda

Page | 52
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MENGEMUDIKAN KENDARAAN

Keselamatan di jalan adalah prioritas utama.


Dilarang mengemudikan kendaraan melebihi batas
yang telah ditentukan.

Page | 53
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Periksa perlengkapan kendaraan anda sebelum dihidupkan.


 Pahami batasan dan spesifikasi peralatan yang anda pakai.
Janganlah melewati batas-batas tersebut.
 Dilarang menggunakan kendaraan diluar fungsinya
 Semua operator dan pengendara kendaraan harus dilengkapi
Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari Kepolisian Indonesia yang
masih berlaku (SIM B1, B2 dan SIM A).

Page | 54
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

BEKERJA DI KETINGGIAN

Terjatuh dari ketinggian adalah penyebab kematian


kerja No. 1 pada pekerjaan konstruksi

Page | 55
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

SCAFFOLDING
Prosedur keselamatan kerja yang harus dijalankan dalam
menggunakan scaffolding adalah sebagai berikut :
 Scaffolding tidak boleh didirikan dekat kabel listrik berarus
 Scaffolding harus dipasang lengkap dengan aksesorisnya
 Dilarang naik dan turun melalui frame
 Roda mobile scaffolding harus terkunci
 Jangan menggunakan scaffolding dalam kondisi cuaca
buruk (angin kencang atau hujan deras)

Page | 56
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

TANGGA
 Periksa tangga sebelum digunakan
 Kondisi harus bersih dari lumpur, oli dan kotoran lainnya
 Tangga harus terikat atau dipegang oleh salah satu pekerja
lainnya
 Menaiki tangga dengan menghadap anak tangga, bukan
membelakangi
 Jangan mengangkat material atau peralatan saat menaiki
tangga

Page | 57
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Tangga kerja wajib dirawat dengan baik, diperiksa sebelum dan


sesudah dipakai. Segera laporkan kepada Pengawas apabila
ditemuakan kerusakan untuk perbaikan atau pengapkiran.
b. Pastikan tangga memiliki kaki atau tumpuan yang kuat dan anti
slip atau licin.
c. Untuk pekerjaan listrik, harus menggunakan tangga yang
terbuat dari bahan yang tidak menghantarkan listrik.
d. Tidak boleh menggunakan tangga kayu / buatan sendiri.
e. Tidak boleh membawa barang saat naik turun tangga. Hatus
menggunakan three (3) point contact.

Page | 58
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

CRANE & PENGANGKATAN MATERIAL

Pengangkatan menggunakan crane hanya boleh


dilakukan oleh personil yang ditunjuk dan sudah
memiliki lisensi keahlian

Page | 59
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Semua Operator harus memiliki sertifikat masing-masing crane


yang akan dioperasikan, bila pabrik pembuat modelnya berbeda.
b. Operator harus memeriksa mesin termasuk safety device-nya
terlebih dahulu sebelum menjalankannya. ……………………………
c. Operator bertanggung jawab atas terlaksananya keamanan
mesin. Operator bertanggung jawab penuh terhadap
pengangkatan barang. Dilarang melakukan pengangkatan
barang jika diragukan keamanannya
d. Salinan Load Chart harus selalu ada didalam kabin operator
crane, apabila sedang dioperasikan.
e. Daerah bebas didalam radius putar super structure counter
weight dari crane harus diberi perintang / penghalang untuk
menghindari seseorang terjatuh terdorong caounter weight
f. Beban dilarang diputar diatas orang. Dilarang berada
(menempatkan diri dibawah beban).
g. Bagian-bagian crane, seperti: load, hoiet (load & boom) lines,
boom & tag lines tidak dibenarkan dalam jaraak 5m dari jaringan
listrik yang sedang dalam pemakaian.
h. Kendaraan yang dilengkapi dengan alat pengangkatan harus
selalu dalam keadaan baik dan aman untuk dipakai. Operatornya
juga harus memiliki sertifikat (SIO).
i. Rigger ditandai dengan menggunakan baju rompi warna orange
danharus
membunyikan
sirine / alarm sebelum
pengangkatan
dilakukan.

Page | 60
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Setiap Crane / Hoist sebelum digunakan harus diinspeksi


terlebih dahulu ( pre used insprction) dan dilakukanperawatan
selama digunakan, tujuannya untuk memastikan kelayakan dan
keamanannya.
 Load chart harus tetap berada didalam kabin crane.
 JSA diperlukan pada setiap angkatan yang beratnya sama
dengan atau lebih dari 50% SWL crane / hoist pada radiusnya.
 Komfrehensif lifting plan diperlukan apabila pengangkatan
dilakukan lebih dari 75% SWL crane / hoist pada radiusnya.
 Pengangkatan tidak boleh dilakukan melintasi diatas (swing
over) pada lokasi orang bekerja. Apabila lokasi tidak
memungkinkan, Rigger harus membunyikan alarm TOA selama

Page | 61
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

pengangkatan dan memberitahukan orang yang ada dilokasi


tersebut.
 Tag line (tali pengimbang) harus digunakan pada setiap
angkatan untuk mengatiur angkatan itu sendiri saat diangkat/
diturunkan.
 Posisi angkatan, boom dan sling harus berjarak minimal 3m dari
setiap aktif electrical line kurang dari 50KV harus mendapat ijin
dari Safety Departement.
 Setiap sling harus diperiksa setiap hari sebelum digunakan.
 Crane harus dilengkapi dengan seluruh Safety Device yang
dibutuhkan menurut standard crane yang digunakan.

STANDAR KODE TANGAN OPERASIONAL CRANE

Page | 62
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENGGUNAAN TALI
Wire sling, rantai, synthetic webbing sling adalah alat yang lazim
digunakan dalam angkat-mengangkat (rigging operation).
Harus dalam kondisi baik, memiliki certificate dan melalui visual
check sebelum digunakan. Pengecekan berkala harus dilakukan guna
memastikan kelayakannya.

Wire Sling
Adalah tali yang terbuat dari kawat baja yang dirancang sedemikian
rupa sehingga mebentuk satu kekuatan yang saling berhubungan dan
saling mengikat.
Wire Sling tidak dapat digunakan lagi dan harus dihancurkan apabila
dalam kondisi sebagai berikut:
 10 random putus kawat pada 1 lay (bentuk 1 untai kawat)
 4 kawat putus dalam 1 strand
 1 kawat putus pada titik angkat
 2 kawat putus pada tekukan
 Kinkling, crushing, bird caging, atau kerusakan lainnya akibat
distorsi
 Terbakar
 Kerusakan pada ujung-ujungnya
 Bengkok dan patah
 Berkarat
 Dll….

Page | 63
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Synthetic Webbing Sling


a. Memiliki label yang jelas – kode pabrik pembuat, SWL.
b. Webbing sling yang rusak harus dihancurkan.
c. Menggunakan websling yang diperbaiki (repaired) sangat tidak
diperbolehkan.
d. Segera dihancurkan bila:
- Terdapat kerusakan akibat panas / terbakar
- Terkena UV radiasi dalam kurun 3 bulan
- Terkena bahan-bahan kimia
e. Dilarang melakukan penyimpulan pada sling.

Page | 64
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LIFT SEMENTARA

Lift sementara adalah alat transportasi yang membantu pekerja


sampai ke lantai atas dan turun dari area konstruksi gedung
bertingkat. Selain sangat membantu, lift sementara juga memiliki
potensi bahaya serius, antara lain, rem tidak berfungsi, alat
pengaman tidak berfungsi, tali baja putus, dll, yang dapat
menyebabkan keranjang jatuh, juga kemungkinan kelebihan beban
atau pekerja terjatuh dari lantai atas akibat berdesakan ketika akan
naik lift sementara.

Gambar Persyaratan dan Operasi


A. Persiapan Umum
1. Pengadaan/Rental
a. Lift sementara yang boleh beroperasi
di Kawasan SCBD adalah lift
sementara dengan masa pakai
maksimal 3 tahun.
b. Lift sementara yang akan digunakan,
baik pembelian atau sewa, harus
dilakukan inspeksi pra-mobilisasi,
untuk memastikan lift sementara
yang akan masuk ke lokasi proyek
memiliki sertifikat dari instansi
pemerintah yang berwenang (SILO)
dan masih berlaku serta memiliki
catatan/rekaman perawatan yang
baik.
c. Ketika melakukan inspeksi pra-
mobilisasi, dipastikan operator lift
sementara wajib memiliki SIO (Surat
Izin Operator) yang masih berlaku.
B. IIjin Kerja, Isolir, Area dan APD

a. Pastikan sudah dibuat izin kerja


pemasangan lift sementara sebelum
dilakukan pekerjaan pemasangan lift
sementara.
b. Isolasi area pemasangan lift
sementara dengan pagar atau pita
demarkasi, lengkapi dengan rambu
dan pemasangan selalu dibawah
pengawasan petugas K3.

Page | 65
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

c. Petugas pemasangan harus


menggunakan APD yang sesuai (helm
dengan tali dagu, sabuk pengaman
tubuh lengkap dengan tali
keselamatan (karmantel-VSL-F, 16
mm, tali nilon dengan alat penahan
mekanis, dan alat pemberhentian
otomatis).

C. Bagian-bagian Lift Sementara

2. Pemasangan
a. Pastikan sudah dibuat izin kerja
pemasangan lift sementara sebelum
dilakukan pekerjaan dan izin kerja
dilengkapi dengan JSA.
b. Isolir area pemasangan lift sementara
dengan pagar atau pita demarkasi,
lengkapi dengan rambu, dan
pemasangan selalu dibawah
pengawasan petugas K3.
c. Petugas pemasangan harus
menggunakan APD yang sesuai (helm
dengan tali dagu, baju keselamatan
lengkap dengan tali keselamatan,
karmantel-VSL-F, 16 mm tali nilon
dengan alat penahan mekanis, dan
alat pemberhentian otomatis).
d. Lakukan perencanaan yang detail
terkait lokasi pemasangan lift
sementara, termasuk desain
bangunan yang menjadi akses
landasan lift sementara berhenti di
lantai-lantai gedung, kebutuhan daya
listrik, aktifitas pekerjaan di sekitar
lift sementara, dan akses bongkar
muat material. Jika memungkinkan,
siapkan angkur dan asesoris
landasan akses lift sementara seperti
penunjang, jembatan, dan pagar di

Page | 66
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

lantai-lantai dimana lift sementara


nanti berhenti.
e. Sediakan lokasi yang kering untuk
menyimpan bagian tiang utama dan
usahakan dekat dengan lift sementara
agar mudah digunakan bila akan
melakukan pemasangan, dan
pemanjangan lift sementara.
f. Siapkan fondasi lift sementara yang
kuat sesuai dengan buku manual alat,
dan sebelum dilakukan pengecoran
pastikan jarak antara pusat rangka
fondasi dengan sabuk sudah sesuai.
g. Lakukan pengecekan/inspeksi
bagian-bagian lift sementara yang
dikirim ke lapangan untuk mengetahui
ada atau tidaknya bagian yang rusak
pada saat pengiriman ke lokasi.
Jangan memasang lift sementara
dengan komponen/ bagian yang
rusak.
h. Pasang panel atau pagar secara
penuh untuk menutup fondasi dan
landasan bawah pada lift sementara
agar orang tidak dapat masuk area
landasan lift sementara.
i. Hubungi PJK3 (Perusahaan Jasa K3)
setempat untuk melakukan riksa uji
kran menara dan melakukan uji beban
yang disaksikan oleh petugas dari
instansi pemerintah yang berwenang
setempat.

3. Operasional
1. Persyaratan Operator Lift Sementara
a. Mempunyai SIO (Surat Izin
Operator) khusus lift sementara
yang masih berlaku dan
dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
b. Berumur 25 tahun ke atas.
c. Berpengalaman minimal 3 tahun
sebagai operator lift sementara.
d. Memahami bahasa teknik
komunikasi radio dengan staff
proyek.
e. Lulus tes untuk mendapatkan
SIMPER (jika ada).

Page | 67
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

f. Tidak suka meminum minuman


keras, merokok, dan sehat jasmani
serta rohani.
2. Inspeksi dan Pengaman
a. Lakukan inspeksi pra-operasi oleh
operator dan personel K3 setiap
sebelum lift sementara akan
dioperasikan.
b. Pastikan konektivitas mekanikal
dan elektrikal lift sementara
berfungsi dengan baik. Kunci kait
mekanikal berfungsi bila pintu
kabin lift sementara hanya dapat
dibuka ketika berada pada
landasan paling bawah dan lift
sementara akan secara otomatis
berhenti pada batas atas tiang
utama yang telah ditentukan.
Sedangkan kunci kait elektrikal
berfungsi bila pintu kabin lift
sementara tidak tertutup dengan
baik maka lift sementara akan
berhenti atau tidak dapat
beroperasi naik-turun.
c. Pasang rambu kapasitas
maksimum lift sementara (beban
dan jumlah pekerja maksimal)
untuk menghindari terjadinya
kelebihan beban. Contoh, beban
maks. lift sementara 2000 kg dan
maks. 18 orang. Rambu ditempel di
sisi luar pintu kabin lift sementara
agar dapat dilihat dengan jelas
oleh pekerja.
d. Pasang pagar pembatas akses ke
lift sementara apabila tidak dalam
posisi siaga, termasuk di lantai-
lantai dimana lift sementara
berhenti.
e. Harus dibuat pintu yang aman pada
setiap lantai untuk menaiki lift
sementara. Pintu harus di gembok
dan kunci dipegang oleh operator.
Buat peraturan naik dan turun lift
sementara.
f. Kunci motor lift sementara
disimpan secara khusus, operator
yang bertugas setiap hari harus
mengambil kunci ketika akan

Page | 68
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

mengoperasi lift sementara, dan


menyerahkan kunci setiap kali lift
sementara istirahat
g. Operator harus mengunci
kerangkeng setiap kali lift
sementara istirahat, dan harus
membuat label PIC dilengkapi
dengan nomor telepon operator
pada area tunggu lift sementara di
bawah dan pada setiap lantai.
h. Tempatkan APAR yang sesuai pada
setiap kerangkeng.
i. Buat jadwal pemeriksaan dan
perawatan berkala (dua mingguan)
pada lift sementara untuk
memastikan kondisi serta
operasional lift sementara tetap
aman digunakan. Perawatan lift
sementara dilakukan oleh mekanik
khusus lift sementara dari
subkontraktor dan/atau vendor
terkait.

4. Selesai Operasi
1. Matikan daya listrik.
2. Cabut kunci motor dan kunci/gembok
kabin, serahkan kunci ke Departemen
K3.

5. Pembongkaran Lift Sementara


1. Supervisor harus mengajukan izin
kerja kepada Departemen K3 sebelum
melakukan pembongkaran lift
sementara.
2. Cek kelengkapan APD dan alat bantu
pembongkaran lift sementara.
3. Siapkan barikade area pada area
pembongkaran dan penempatan
material lift sementara.
4. Pastikan tersedia petugas pengawas
pembongkaran lift sementara untuk
memastikan tidak ada orang yang
tidak berkepentingan memasuki area
pembongkaran lift sementara.
5. Pastikan pekerja pembongkaran
menggunakan sabuk pengaman tubuh
dan mengaitkan pengaitnya.
6. Pembongkaran lift sementara
biasanya dilakukan sebelum

Page | 69
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

pembongkaran kran menara, karena


kran menara digunakan untuk
membongkar dan menurunkan tiang
utama katrol pada lift sementara dan
material lift sementara lainnya.
7. Setelah selesai pembongkaran,
pastikan material lift sementara
segera dikeluarkan untuk
memberikan ruang pada area proyek
dan menghindari potensi bahaya lain
akibat penumpukan material lift
sementara.

Sanki bagi yang melanggar

No. Pelanggaran Sanksi


1. Operator tidak memiliki SIO Penghentian sementara operasi lift
atau lift sementara tidak sementara sampai operator dan lift
dilengkapi dengan SILO atau sementara memiliki dokumen yang
sertifikat riksa uji. sah.
2. Tidak ditemukan daftar Penghentian sementara operasi lift
periksa pra-operasi dan sementara dan dikenakan sanksi
daftar periksa perawatan lift sesuai dengan Peraturan.
sementara, tidak tersedia
APAR atau ditemukan
kondisi tidak aman (kabel
terkelupas, tali
bantu angkat rantas, alat
pengaman dimatikan,
proteksi area tunggu, naik
lift sementara tidak aman,
proteksi naik lift sementara
pada tiap lantai tidak aman).

Page | 70
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

GONDOLA

Membersihkan kaca bagian luar gedung-gedung


tinggi di Indonesia khususnya Jakarta, hampir 100%
menggunakan sistem gondola. Pekerjaan
membersihkan kaca luar gedung atau pemasangan
bagian luar bangunan proyek menggunakan gondola
ini mengandung risiko tinggi akan keselamatan
pekerja.

Page | 71
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Sebelum mendatangkan gondola, pastikan dilakukan inspeksi


pra-mobilisasi untuk memastikan komponen gondola dalam
kondisi baik dan memiliki sertifikat dari instansi pemerintah
yang berwenang (SILO).
 Pemasangan gondola harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan ahli.
 Sebelum dipergunakan, gondola harus dilakukan pengujian
(riksa uji) atas kelayakan operasinya oleh orang yang
berwenang instansi/lembaga pemerintah atau yang berwenang
lainnya dan diterbitkan sertifikat atau surat layak operasi.
 Operator yang bertugas dalam penggunaan gondola harus
mengetahui :
- Prosedur dan instruksi kerja pengoperasian dan
penggunaan gondola dengan benar.
- Potensi bahaya yang ada, beban maksimum yang
diperbolehkan, perbaikan, perawatan, dan penyimpanan.
 Operator yang bertugas dalam penggunaan gondola harus
mengetahui :
- Tidak mempunyai rintangan pada tali baja penggantungnya.
- Kemampuan daya ikat tuas pengaman terjamin.
- Kedudukan tali baja pada alurnya.
- Kelebihan tali baja yang berada di atas tanah selama
gondola tergantung minimal 1 m.
 Berat beban yang diangkat tidak boleh melebihi kapasitas
maksimum beban yang diizinkan. Berat beban yang diangkat
termasuk berat tali baja, mesin pengangkat, platform, berat
pekerja, dan peralatan yang digunakan.
 Setiap pekerja yang akan memakai gondola harus mendapat
izin dari pejabat/petugas yang berwenang.
 Platform kerja yang digunakan harus cukup kuat dan aman,
bila perlu dipasang jaring pengaman tambahan pada sisi
keranjang gondola untuk memastikan material yang di
platform kerja tidak jatuh.
 Tali baja yang dipergunakan harus :
- Terbuat dari bahan baja yang kuat dan berkualitas tinggi.
- Mempunyai faktor keamanan minimal 3,5 (tiga setengah)
kali beban maksimum.
- Tidak boleh ada sambungan.
- Tidak boleh cacat.
 Dilarang menurunkan platform kerja tempat pekerja dengan
kejutan.

Page | 72
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Operator/pekerja harus memastikan rem berfungsi dengan


baik dan secara efektif mampu mengerem suatu bobot
minimal 1,5 (satu setengah) kali beban yang diizinkan.
 Gondola harus dipasang sedemikian rupa sehingga terhindar
dari sentuhansentuhan ke dinding bangunan.
 Alat pelindung diri (sabuk pengaman tubuh) yang dipakai
pekerja harus ditautkan ke tempat yang terpisah dari seluruh
konstruksi gondola, agar sewaktu gondola jatuh, pekerja
tidak terikut.

No. Pelanggaran Sanksi


1. Pekerjaan gondola Dikenakan sanksi sesuai
tidak dilengkapi dengan Peraturan
dengan izin kerja
ketinggian yang sah.
2. Operator dan pekerja Dikenakan sanksi sesuai
tidak menggunakan dengan Peraturan
karmantel dan
sabuk pengaman tubuh
atau menggunakan tapi
tidak
dikaitkan ke karmantel.

Page | 73
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

EKSAVATOR / EXCAVATOR

Ekskavator adalah alat berat yang digunakan untuk


menggali. Ekskavator terdiri dari lengan, bahu dan
baket yang digerakkan oleh tenaga hidraulik yang
dimotori oleh mesin diesel dan berada diatas
penggerak dari roda rantai. Potensi bahaya dari
operasional ekskavator adalah terkena manuver
ekskavator, terguling, dan terlindas/tertimpa.

Page | 74
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Urutan Kerja

 Setiap kali akan beroperasi harus dilakukan pemeriksaan pra-


operasi oleh operator.
 Sebelum beroperasi, buat proteksi area ayunan ekskavator
dengan memasang rambu “Area Manuver Ekskavator“.
 Lakukan penggalian diawali dengan membuat jalan akses dan
penggalian kedalaman dengan memperhatikan kemiringan yang
aman sehingga tidak mengakibatkan longsor.
 Penempatan sisa galian atau langsung dinaikkan/dibuang.
 Penggalian dilakukan sampai elevasi pada awal sebelum
mengoperasikan alat.
 Lakukan pemeriksaan visual pada awal sebelum
mengoperasikan alat.
 Ketika beroperasi/manuver, harus ada supervisor atau petugas
sinyal yang mengawasi operasional alat.
 Ketika istirahat, pastikan ekskavator diparkir pada lahan yang
stabil dan rata.
 Larang operator atau pekerja untuk istirahat di bawah atau di
sekitar ekskavator.
 Beri pengamanan dengan barikade yang kokoh pada area yang
telah digali dan dipasang rambu “Awas Galian Dalam”, “Awas
Area Rawan Longsor”.

Page | 75
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Hal-hal yang perlu diperhatikan

 Operator harus memakai APD yang sesuai, seperti helm, sepatu


keselamatan, dan penutup telinga.
 Operator yang mengoperasikan ekskavator adalah operator
yang memiliki SIO ekskavator yang masih berlaku.
 Ekskavator yang dioperasikan harus memiliki SILO dan telah
dilakukan pemeriksaan oleh petugas berwenang dari instansi
pemerintah setempat.
 Proteksi jalan sementara untuk masuknya alat ekskavator.
 Perhatikan manuver alat, areanya harus bebas dari
bangunan/fasilitas umum.
Kedalaman galian :
- Terjangkau ekskavator atau tidak.
- Posisi ekskavator di atas galian atau masuk ke dalam
galian.
 Ekskavator dilarang mencabut material yang tertanam.
 Operator ekskavator harus menggunakan sabuk pengaman saat
berada di dalam kabin.
 Apabila ekskavator digunakan untuk pekerjaan penggalian
permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 2 m, maka izin
kerja penggalian harus dibuat.
 Ada tipe ekskavator khusus yang diperbolehkan untuk
mengangkat material menggunakan tali baja atau rantai yaitu
ekskavator fungsi kran, SWL bisa dilihat pada manual
ekskavator. Ekskavator biasa apabila akan difungsikan untuk
mengangkat material, harus mendapat izin khusus dari
Departemen K3 untuk menentukan SWL-nya.
 Saat ekskavator digunakan untuk memuat tanah atau material
ke truk pembuang, pastikan posisi truk pembuang telah aman
saat akan dimuat.

Page | 76
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5 Prinsip Kerja Aman Untuk Pengoperasian Ekskavator

1. Pembatas Area
Orang yang tidak berkepentingan harus dijauhkan dari area
kerja ekskavator dengan memasang barikade.
2. Jarak Aman
Ketika mengayun dalam area sempit (harus ada jarak min. 0,5
m antara alat dengan halangan).
3. Penglihatan
Ekskavator harus dilengkapi dengan alat yang mempermudah
penglihatan (cermin kaca spion), sehingga operator dapat
melihat ke area dimana seseorang berada pada lokasi yang
membahayakan.
4. Juru Parkir
Seorang petugas sinyal harus berada pada posisi yang aman
(untuk mengatur pergerakan ekskavator dan orang yang
lewat).
5. Alat Tambahan Pada Pengeruk
Pengait pengeruk bisa saja dipasangkan ke lengan ekskavator
bila digunakan untuk mengangkat (banyak kasus kematian
diakibatkan pengeruk yang copot dari ekskavator saat angkat
material, bisa karena selang rusak atau tali bantu angkatnya
putus).

Page | 77
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Area Buta disekitar Alat Berat

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Pengertian area tidak terlihat adalah area di sekitar
kendaraan/alat berat yang tidak dapat dilihat/diamati secara
langsung oleh operator melalui kaca spion samping/belakang
tanpa harus menolehkan kepala atau mengubah posisi badan
ketika mengoperasikan kendaraan.
 Pada ekskavator, area 1 dan 2 adalah area tidak terlihat bagi
operator, operator hanya bisa memantau area 3 saja.
 Orang yang berada di dekat area pengoperasian alat berat harus
memiliki pemahaman bahwa operator tidak melihat anda,
walaupun anda berada di area 3.
 Banyak kecelakaan ekskavator dan alat berat lainnya karena
antara lain: tidak adanya barikade/pembatas area kerja alat
berat pada area padat aktivitas, tidak mengerti area tidak
terlihat , dan kurangnya/rusaknya alat bantu untuk mengurangi
area tidak terlihat pada alat berat seperti: kaca spion, kamera,
alarm, klakson, dan tidak adanya petugas sinyal.
 Berikut adalah 4 pendekatan dasar pencegahan kecelakaan
ekskavator dan alat berat lainnya:

1. Perencanaan Lapangan
- Selalu rencanakan lokasi keluar masuk serta bongkar
muat kendaraan dengan mengatur lalu lintas kendaraan.
- Isolasi area pekerjaan yang berdekatan dengan jalur
kendaraan menggunakan barikade atau pagar, contoh:
area galian, pabrikasi, parkir, perancah, dan operasi alat
berat.
- Jika memungkinkan, atur akses jalan pekerja dengan
memisahkan antara jalur kendaraan dengan jalan khusus
pekerja.

2. Petugas Sinyal
Di lapangan mungkin tidak dapat dihindari manuver
kendaraan/alat harus berdekatan dengan aktivitas pekerja.
Pekerja yang berdekatan dengan alat juga harus
diinformasikan terkait adanya manuver alat tersebut.

Page | 78
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. Pelatihan

Pelatihan kepada Pekerja :


Mengetahui bagaimana bekerja aman di sekitar
kendaraan/alat, mengerti dampak area tidak terlihat, selalu
melakukan KONTAK MATA dengan operator sebelum
mendekati kendaraan/alat berat, jika memungkinkan,
gunakan akses terpisah dengan jalur kendaraan/alat berat
dan hindari berdiri dan berbicara (ngobrol) dekat jalur alat
berat.

Pelatihan kepada Pengendara dan Operator :


 Selalu patuhi instruksi petugas sinyal. Jika banyak orang
yang menjadi petugas sinyal, hentikan kendaraan dan
tentukan petugas sinyal mana yang diikuti.
 Pastikan alat bantu untuk mengurangi area tidak terlihat
alat berat (kaca spion, kamera, sensor berfungsi dengan
baik).
 Bunyikan klakson dua kali ketika akan melakukan
manuver alat berat.
 Jika dalam kondisi tidak ada petugas sinyal, operator
harus keluar dari kabin dan memastikan akses manuver
alat berat sudah aman dan lakukan manuver dengan
perlahan.
 Hentikan manuver alat bila petugas sinyal atau pekerja
lainnya tidak terlihat dalam pandangan.

Petugas sinyal :
 Mengetahui potensi bahaya dimana alat/kendaraan akan
melakukan manuver.
 Petugas sinyal dan operator harus saling memahami
terkait kode/ arahan manuver alat.
 Petugas sinyal sebaiknya menggunakan rompi reflektif
atau pakaian warna cerah agar terlihat jelas oleh
operator.
 Mengerti keterbatasan dari manuver kendaraan/alat
berat.
 Mengetahui area tidak terlihat dari operator.
 Berdiri di lokasi yang terlihat dan memberikan kode yang
jelas pada operator.

Page | 79
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Lakukan komunikasi langsung dengan operator terkait


perpindahan lokasi atau alasan kritis terkait manuver
dari kendaraan/alat berat.

Alat bantu :
 Pastikan kendaraan/alat berat dipasang alat bantu untuk
mengurangi area tidak terlihat kendaraan/alat berat
(kaca spion, kamera, sensor, dll.) sesuai standar dan
berfungsi dengan baik.
 Lakukan pengecekan serta perawatan berkala terkait
alat bantu tersebut.

No. Pelanggaran Sanksi


1. Operator ekskavator Penghentian sementara
tidak memiliki SIO atau operasi ekskavator sampai
ekskavator tidak operator dan ekskavator
dilengkapi dengan SILO memiliki dokumen yang
atau sertifikat riksa uji. sah.
2. Daftar periksa pra- Penghentian sementara
operasi dan daftar operasi ekskavator dan
periksa perawatan dikenakan sanksi sesuai
tidak ditemukan atau dengan Peraturan
operasi ekskavator
tidak diawasi
oleh petugas sinyal
atau ada komponen
ekskavator yang tidak
lengkap).

Page | 80
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

GENERATOR SET

Unit generator adalah sumber listrik utama dalam


kegiatan konstruksi selain juga digunakan sebagai
sistem cadangan listrik (sumber daya yang
tergantung atas kebutuhan pemakai) pada
bangunan. Selain sangat berguna untuk sumber
listrik utama maupun cadangan, listrik juga memiliki
potensi bahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan
yang dapat serius bahkan fatal, bahaya dari
operasional unit generator, mulai dari terkena
cipratan oli, solar, terjepit, terkena panas, bising
yang terusmenerus, tersengat listrik, menghirup
gas karbon monoksida dari knalpot unit generator
hingga unit generator terbakar dan meledak.

Page | 81
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERSYARATAN DAN OPERASI

1. Sebelum Menghidupkan Unit Generator


 Pastikan operator memiliki kompetensi dan lisensi yang
sesuai sebagai operator unit generator.
 Unit generator harus mendapat sertifikasi kelayakan dari
instansi pemerintah yang berwenang (SILO) dan dilakukan
riksa uji melalui PJK3 (Perusahaan Jasa K3) setiap tahun.
 Teknisi unit generator harus memiliki pengetahuan yang
cukup terhadap proses, spesifikasi, dan potensi bahaya
dari unit generator dan lulus uji oleh Departemen K3 untuk
mendapatkan SIMPER (jika ada).
 Lakukan daftar periksa pra-operasi pada unit generator
setiap hari:
- Kabel-kabel dari kebocoran atau terkelupas.
- Knalpot, dipastikan tidak ada kebocoran dan
pembuangan keluar bangunan.
- Pastikan tidak ada kebocoran oli dan solar.
- Pastikan kipas berfungsi dan ventilasi cukup.
Lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
- Mengecek air radiator.
- Mengecek permukaan air pendingin
- Mengecek oli.
- Mengecek cairan baterai pada batas yang ditentukan.
- Melakukan pengecekan solar.
- Memastikan alat pengaman mesin ada pada tempatnya.
- Memperbaiki dan mengganti semua alat pengaman yang
rusak.

Page | 82
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MENGHIDUPKAN GENERATOR SET

 Putar tombol “START” untuk menghidupkan mesin unit


generator
 Jangan memberikan beban terhadap mesin unit generator
sebelum tegangan yang diinginkan (50 Hz) tercapai.
 Cek semua alat pengukur saat pemanasan (tekanan oli,
tekanan mesin).
 Cek tegangan dan Hz (kecepatan).
 Lakukan pengecekan kabel listrik dari mesin unit generator ke
unit dan pastikan bahwa tidak ada kerusakan pada kabel.
 Cek semua alat pengukur elektrikal unit generator sebelum
menghidupkan pemutus listrik.
 Pastikan semua alat pengukur beroperasi dengan benar.

MEMATIKAN GENERATOR SET

 Matikan semua pemutus arus dalam kontrol panel.


 Kurangi kecepatan mesin unit generator.
 Putar tombol “START” ke posisi “OFF“.

Page | 83
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PEMELIHARAAN GENERATOR SET

Kipas tambahan untuk ventilasi ruangan

Desain system ventilasi

Aliran udara diperlukan


melewati
ruang unit generator untuk :
• Radiasi panas dari bagian
mesin yang panas
• Asupan udara untuk mesin
• Pendingin alternator

1. Tekan pemutus arus utama dalam unit generator.


2. Putar kunci ke posisi menutup.
3. Putar ke bawah sakelar baterai ke posisi menutup.
4. Lakukan pengecekan air/pendingin dalam tabung radiator
(jangan buka tabung radiator ketika unit generator sedang
dipanaskan). Isi air radiator jika posisinya dibawah tingkat yang
ditentukan.
5. Mengecek oli mesin. Posisinya harus berada diantara L dan H
(tidak boleh kurang dari L dan tidak boleh lebih dari H).
6. Mengecek air aki dalam baterai, posisinya harus ada di tengah
(diantara rendah dan tinggi).
7. Mengecek setiap tetesan/bocoran air, oli, air diesel atau air aki,
yang seharusnya diperbaiki agar tidak lagi bocor.
8. Mengecek setiap baut, kabel listrik yang ada di dalam kotak
terminal, yang seharusnya diperbaiki jika lepas atau kendor.
9. Cek semua v-belt yang perlu dikencangkan atau diganti jika
sudah kendor.
10. Bersihkan radiator, mesin, housing dan lantai dengan air
bertekanan.

Page | 84
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERSYARATAN KESELAMATAN

1. Sebelum memasuki ruang unit generator dan selama


mengoperasikan unit generator, operator harus menggunakan
alat pelindung diri, seperti : helm, kacamata pengaman, sepatu
keselamatan, dan sumbat telinga.
2. Di area unit generator harus disediakan alat pemadam
kebakaran jenis C02.
3. Ruang unit generator harus di kunci dan diberi label status dan
juga harus terpasang PIC ruang unit generator dilengkapi
dengan No. HP dan diagram pengkabelan.
4. Pasang rambu sesuai potensi bahaya dari operasional unit
generator, larangan merokok, bahaya kebakaran, bahaya
sengatan listrik, dan rambu APD yang harus digunakan.
5. Bersihkan area unit generator setelah selesai digunakan, dan
pastikan bahwa tidak ada ceceran/kebocoran oli atau solar.
6. Personel yang mengoperasikan unit generator harus
kompeten dan berpengalaman.
7. Gunakan meter jam pemeliharaan untuk menentukan
interval/waktu pemeliharaan.
8. Pada kondisi operasi yang sangat berat harus dilaksanakan
pemeliharaan lebih sering daripada yang ditentukan dalam hal
pelumasan dan pemeliharaan.
9. Laksanakan pemeliharaan lebih sering terhadap bagian
tertentu dibandingkan persyaratan awal (misalnya: tiap 250

Page | 85
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

jam dilakukan pemeliharaan), tetapi lakukan pemeliharaan tiap


50 jam dan tiap 10 jam.
10. Ruang unit generator tidak boleh ditempati material lain selain
untuk keperluan unit generator.
11. Pada tangki solar dan dimana terjadi potensi solar atau oli
tumpah atau kebocoran harus terpasang penjerap minyak.
Lakukan uji emisi setiap tahun.
12. Lakukan uji emisi setiap tahun, untuk memastikan gas buang
unit generator selalu dibawah NAB. Lakukan perbaikan segera
bila hasil uji diatas NAB.
13. Pastikan pembumian pada unit generator terpasang dengan
benar dan sudah dilakukan pengetesan dan hasilnya dibawah
5 Ohm dan semua system saluran pengaman unit generator
terpasang dengan benar.
14. Ruang unit generator harus memiliki ventilasi yang cukup
sesuai peraturan dan buangan knalpot harus diperiksa dari
kebocoran dan dipastikan pembuangan gas knalpot keluar
ruang unit generator tetapi tidak mengarah pada aktifitas
orang (sebaiknya mengarah ke atas) dan terpasang penyangga
pada knalpot.

Persyaratan Ruang Generator Set


1. Dasar permukaan harus di lantai, fondasi harus dirancang untuk
peredam getaran mesin.
2. Tersedia APAR jenis CO2 atau tepung kering.
3. Spillage kit (kotak berisi pasir 0.5 m3 dan sekop).
4. Oil trap dan drum untuk oli bekas harus tersedia.
5. Kotak obat-obatan.
6. Rambu larangan merokok dan menyalakan api serta larangan
masuk bagi yang tidak berkepentingan.
7. Arah cerobong dilarang langsung ke jalan atau ke area aktifitas
personel.
8. Pengujian alat dan emisi setahun sekali.

Page | 86
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No. Pelanggaran Sanksi


1. Unit generator tidak Dikenakan sanksi sesuai
dilengkapi dengan dengan Peraturan
pembumian
2. Hasil tes pembumian Penghentian sementara
tidak sesuai standar operasi unit generator,
PUIL (maks. 5 sampai
Ohm). hasil tes pembumian
dibawah 5 Ohm.

3. Operator tidak memiliki Penghentian sementara


SIO atau unit generator operasi unit generator
tidak dilengkapi dengan sampai operator dan unit
SILO atau sertifikat generator memiliki
riksa uji. dokumen yang sah.

Page | 87
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PANEL DISTRIBUSI LISTRIK SEMENTARA

Panel listrik adalah sebuah perangkat yang


berfungsi membagi, menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik dari sumber/pusat
listrik ke konsumen/pemakai. Karena listrik sangat
berbahaya, bahkan dapat berujung pada kematian,
panel harus memenuhi standar yang diatur di dalam
PUIL 2011 dan memenuhi beberapa peraturan terkait
keselamatan listrik, seperti panel harus selalu
terkunci, hasil pengukuran pembumian dibawah 5
Ohm dan terpasang pembumian pintu, dilakukan
inspeksi secara berkala, serta proyek harus
memiliki Ahli K3 Listrik atau Teknisi K3 Listrik.

PERSIAPAN UMUM

Page | 88
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Kotak panel distribusi sementara harus dipasang dengan


perbandingan sekitar: 1 DB panel per 1.000 m2.
2. Ada 3 tipe kotak panel yang digunakan di proyek:
- Panel utama sementara: daya langsung dari PLN atau dari
generator set, daya listrik didistribusikan ke kotak panel
distribusi.
Spesifikasinya :
Warna : serbuk pelapis cat
Ukuran : 600 x 700 x 220 mm
Tipe : panel luar ruangan

- Kotak panel distribusi sementara: daya dari panel listrik


utama, digunakan untuk trafo las, mesin, dan alat listrik
Spesifikasinya:
Warna : serbuk pelapis cat
Ukuran : 600 x 700 x 220 mm
Tipe : panel luar ruangan

- Kotak panel distribusi sementara: daya dari panel listrik


utama, digunakan untuk pencahayaan sementara dan alat
listrik (harus menggunakan ELCB portabel).
Spesifikasinya:
Warna : serbuk pelapis cat
Ukuran : 500 x 650 x 220 mm
Tipe : panel dalam dan luar ruangan

Page | 89
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

SPESIFIKASI KHUSUS KOTAK PANEL DISTRIBUSI

1. Panel harus hanya dalam satu jenis tipe luar ruangan, dengan
bentuk yang tahan lembab (IP-54), dan ini digunakan pada
dua area, baik di dalam dan di luar ruangan.
2. Kotak panel dibuat dengan ketebalan pelat sesuai dengan
standar ukuran panel, dan dapat tahan pada penggunaan
pekerjaan yang berat di lokasi konstruksi. Kotak panel
didesain untuk penggunaan jangka panjang (inventaris).
3. Panel mempunyai penunjang yang tergabung dalam kesatuan
di kotak panel, dan kabel pengumpan serta kabel sekunder
sementara harus masuk dan keluar dari bawah panel.
4. Semua panel tersebut di atas harus dikunci dengan kunci
panel normal.
5. Panel memiliki daya dengan indikator berupa LED berwarna
putih pada penutup panel karena untuk memberikan daya
datang dari panel utama.
6. Panel dicat dengan warna serbuk pelapis cat, dan ditempel
stiker bahaya tegangan tinggi yang ditempelkan pada penutup
panel.
7. Stop kontak tidak dipasang pada penutup panel namun
dipasang di dalam panel.
8. Ukuran standar mengacu kepada gambar (terlampir).
9. Panel pendukung mempunyai penunjang tambahan untuk
memperkuat/ mempererat kabel sekunder sementara dan
posisi dengan ketinggian 1,5 m.

Page | 90
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

SPESIFIKASI INTERIOR PANEL DISTRIBUSI

1. Panel selalu memiliki gambar diagram tunggal di dalam kotak


panel.
2. Panel tidak memiliki penutup depan komponen, namun rel
tertutup oleh kaca akrilik atau penghalang lainnya.
3. Daya masuk 3φ4W 380-220V dan pemutus utama pada
dasarnya adalah MCCB 3P 125AF/100AT (proyek dengan
kebutuhan DB panel < 50 unit) atau ELCB 3P 50 A untuk
proyek dengan kebutuhan DB Panel > 50 unit.
4. Panel mempunyai MCB 1P 220V 20AT x 2 untuk pencahayaan
sementara, MCB 1P 220V 20AT x 4 untuk stop kontak
sementara, MCCB 380V 2P 50 AT x 2 untuk mesin las dan
MCCB tambahan untuk beberapa ruang.
5. Panel tidak memiliki stop kontak asli sesuai produk dari
pabrik manufaktur.Stop kontak akan dipasang oleh mekanik
di proyek sesuai dengan kondisi proyek. Panel tersebut
memiliki ruang untuk pemasangan 4 stop kontak.
6. Panel memiliki 3 terminal khusus untuk trafo las. Terminal
dapat terhubung 2 fase kawat (RS atau ST atau TR) + kabel
pembumian untuk setiap trafo las.
7. Ruang stop kontak dan ruang pemutusan kabel mesin las
mempunyai penutup tersendiri yang mana selalu dapat
dibuka.
8. Tiang netral dan tiang pembumian terletak pada posisi yang
tidak mengganggu kabel-kabel sekunder. (rekomendasi: di
samping pemutus arus utama). Pintu panel harus dipasang
pembumian pintu.
9. Kabel pembumian untuk panel harus berupa kabel dari panel
distribusi utama bersama-sama dengan kabel pengumpan,
namun bila pembumian dapat diambil dari bahan dibumikan
(tertanam, besi/tembaga, dll.), hal tersebut juga dapat
diterima.
10. Kabel-kabel yang keluar dari panel harus disatukan dan
terikat kuat menggunakan pengikat kabel. Kabel-kabel
distribusi ke peralatan penerangan dan peralatan kerja
dilarang diletakkan di lantai, kabel harus menggunakan
penyangga dan penggantung.

Page | 91
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENGGUNAAN ELCB DAN LOTO

1. Penggunaan ELCB merupakan keharusan untuk mencegah


terjadinya hubungan pendek/korsleting dan mengakibatkan
kebakaran atau orang tersengat listrik.
2. Ada 2 pilihan penggunaan ELCB :
- Khusus proyek besar dan menggunakan kotak panel
distribusi sementara dalam jumlah banyak (> 50 unit DB
panel) maka penggunaan ELCB dapat dipasang pada di
dalam kotak panel distribusi sementara (DB panel).
Besaran ampere yang dipasang min. 50 Ampere dan
maks. 125 Ampere. Daftar periksa panel dilakukan
harian dan bulanan oleh staff M/E dan petugas K3.
- Untuk proyek dengan penggunaan kotak panel distribusi
< 50 unit dapat menggunakan ELCB portabel. ELCB
portabel harus dicat warna merah dan dilengkapi
dengan stiker peralatan lulus pemeriksaan dan stiker
daftar periksa harian.
3. Semua alat listrik dan trafo las harus
dihubungkan/menggunakan ELCB kotak portabel.
4. Prosedur Penguncian dan pelabelan harus diterapkan, antara
lain panelharus selalu terkunci (hanya mekanik/teknisi yang
memiliki otoritas yang berhak untuk membuka dan
menyambungkan alat listrik ke panel) dan terdapat rambu
bahaya arus listrik/tegangan listrik.
5. Apabila panel dalam kondisi rusak atau sedang dalam
perbaikan atau belum dapat digunakan, harus terpasang label
Bahaya - Jangan Dioperasikan, label bisa dilepas setelah
panel selesai diperbaiki.
6. Label pengguna dan label nama perusahaan pengguna harus
ditempatkan di setiap kabel sekunder sementara di luar panel.

Page | 92
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERSYARATAN

1. Penggunaan sumber daya listrik sementara untuk pekerjaan


konstruksi harus disambungkan pada soket 16 Ampere yang
disediakan di bawah kotak pembagi tenaga listrik. Dilarang
membuka kotak pembagi tenaga listrik dan menyambung
kabel tanpa persetujuan dari penanggung jawab listrik.
2. Setiap penambahan soket maksimal 2 buah. Maksimal
ampere yang diizinkan tidak lebih dari 12 Ampere.
3. Peralatan listrik untuk pekerjaan konstruksi harus diinspeksi
dan disetujui sebelum disambungkan ke kotak pembagi
tenaga listrik. Label inspeksi harus disediakan oleh
Departemen K3.
4. Untuk memperoleh persetujuan dari Departemen K3 sebelum
menggunakan daya dari kotak pembagi tenaga listrik untuk
mesin pengelasan, masingmasing subkontraktor harus
mengirimkan spesifikasi dari mesin las kepada Departemen
K3 untuk di-review dan disetujui sebelum dipakai.
5. Kabel harus diinspeksi oleh petugas K3 dari kontraktor
sebelum disambungkan ke kotak pembagi tenaga listrik.
6. Jika diperlukan untuk menyambung kabel dalam kotak
pembagi tenaga listrik harus dilakukan oleh teknisi listrik.
7. Kabel yang rusak dan tidak sesuai dengan ketentuan dilarang
untuk disambung ke kotak pembagi tenaga listrik dan harus
segera disingkirkan.

Page | 93
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

P. D . C. A

Merencanakan; Menerapkan; Memantau; Menindak-


lanjuti

Page | 94
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

FASILITAS PROTEKSI BAHAYA

Proyek konstruksi harus merencanakan, menganggarkan, dan


membuat fasilitas proteksi bahaya nyata yang ada disetiap pekerjaan
konstruksi baik proyek bangunan maupun pekerjaan renovasi.
Standar yang dibuat ini adalah standar minimum, setiap kontraktor
dapat melakukan improvisasi atau menerapkan standar yang lebih
tinggi. Pengelola akan melakukan inspeksi secara berkala dan
mendadak untuk memastikan fasiltas proteksi bahaya dibuat dan
dipelihara hingga memenuhi standar keselamatan.

SARANA PROTEKSI

A. Proteksi Bahaya Area Galian


1. Pemasangan Pagar Pengaman Area Galian

a. Area galian harus dipasang proteksi yang terbuat dari


material dan fondasi yang kokoh. Proteksi dipasang
untuk mencegah orang terperosok jatuh dan
mencegah material terjatuh ke area galian. Material
yang digunakan sebagai pagar adalah pipa galvanis
diameter 2 inci.
b. Konstruksi pagar adalah sebagai berikut: tiang pipa
galvanis setinggi 110 cm setiap jarak 2 m, pipa
galvanis 2 baris, dengan tinggi pemasangan bagian
tengah 60 cm dan bagian atas 110 cm dari tanah.
c. Pagar harus dipasang jaring pengaman (polinet)
hingga menutup seluruh bagian jaring pada bagian
luar.

Page | 95
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

d. Pada bagian bawah dipasang papan kayu sebagai


pengaman pinggir lantai untuk menahan benda yang
kemungkinan tertendang jatuh ke area galian.
e. Pada bagian atas dapat dipasang rambu-rambu
peringatan seperti: dilarang bersandar pada pagar,
rawan longsor, dilarang menjatuhkan benda ke area
galian, dll.

2. Proteksi Lubang Tiang Bor

a. Lubang tiang bor harus diberi pagar pengaman yang


kuat dan jelas terlihat.
b. Barikade yang digunakan sebagai proteksi terbuat
dari pipa galvanis atau besi beton minimum diameter
25 mm. Jarak tiang dari bibir lubang min. 50 cm dan
tinggi barikade 110 cm terdiri dari bagian atas dan 60
cm pada bagian tengah.
c. Pada barikade dipasang pita demarkasi merah putih.
d. Lubang tiang bor yang sudah diisi dengan
bentonit/polimer tetap dipasang barikade.

Page | 96
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. Pemasangan Tangga Perancah Sementara

a. Untuk dapat mengakses area galian perlu dipasang


tangga sementara.
b. Tangga sementara yang dipasang menggunakan
perancah. Standar pemasangan perancah harus
sesuai dengan standar perancah.
c. Tangga harus diselubungi dengan jaring pengaman
(polinet), dilengkapi dengan pegangan dan
penghalang pada akhir kerangka.
d. Lengkapi pula dengan rambu peringatan yang sesuai,
seperti: hati-hati tersandung, hati-hati terperosok, dll.
e. Sebelum diizinkan untuk digunakan, tangga
sementara harus melalui pemeriksaan oleh petugas
K3 dan ditandai dengan label hijau.

4. Penempatan Kabel di Area Galian dan pada Pagar Galian

Page | 97
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Kabel listrik yang ditempatkan di pagar harus


menggunakan gantungan yang dilapisi dengan selang
plastik untuk menghindari induksi pada pagar.
b. Kabel yang ditempatkan di pagar dengan gantungan
harus diikat dengan pengikat kabel untuk
menghindari jatuh.
c. Kabel distribusi dilarang diletakkan di atas
lantai/tanah, kabel harus menggunakan penyangga
yang pada bagian gantungan dan diisolasi
menggunakan selang plastik. Tinggi minimal
penyangga kabel 150-200 cm dan harus kokoh.

5. Kebersihan Area Galian Sebelum dan Sesudah


Pengecoran

Pada akses masuk ke area galian yang akan segera


dilakukan pengecoran perlu ditempatkan bak cuci sepatu,
ini untuk meminimalisir kotoran tanah merah yang
menempel di sepatu pekerja yang dapat mengotori area
galian yang akan dicor maupun setelah pengecoran
dilakukan.

6. Perlindungan Dinding Galian (Talud)


a. Dinding galian yang belum diberi dinding penahan
atau dilakukan pengecoran harus diberi perlindungan
dengan memasang terpal plastik pada seluruh
dinding area galian.
b. Pemasangan terpal plastik dimaksudkan untuk
menghindari dinding galian longsor akibat gerusan
air hujan dan juga mencegah lantai area galian
menjadi kotor akibat gerusan hujan.

Page | 98
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

7. Penandaan dan Proteksi Stek Tiang Bor


Tiap pancang yang sudah dipotong dan menyebabkan stek
besi dapat menyebabkan pekerja tergores, stek-stek
harus diberi proteksi sehingga tidak menyebabkan orang
terluka. Proteksi dapat menggunakan selang yang
dipasang pada bagian ujung stek.

Page | 99
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

B. Proteksi Bahaya Jatuh Dari Ketinggian

1. Pemasangan Pipa Pagar Tangga Darurat Perancah


a. Dipasang pada rangkaian perancah yang difungsikan
sebagai tangga darurat sementara.
b. Pemasangan pipa pagar mengikuti kerangka tangga.
c. Pemasangan pipa pagar menggunakan penjepit putar.
d. Tinggi pemasangan bagian atas 110 cm (setinggi
pinggang) dan bagian tengah 60 cm dari lantai.

2. Pemasangan Pipa Pagar Perancah


a. Dipasang pada rangkaian perancah pada rangka
utama paling atas.
b. Digunakan pada perancah yang dipakai untuk
platform pada suatu pekerjaan.
c. Material dapat menggunakan kerangka perancah
ukuran 90 cm atau menggunakan pipa dan penjepit.
d. Selain berfungsi sebagai pembatas juga difungsikan
untuk mengaitkan kait sabuk keselamatan/sabuk
pengaman tubuh.

Page | 100
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. Pemasangan Tali Keselamatan


a. Dipasang pada lokasi kerja/platform yang berada di
ketinggian lebih dari 2 m dari lantai.
b. Digunakan untuk mengaitkan kait sabuk pengaman
tubuh, pipa atau tali bantu angkat (tali baja) dipasang
per kolom atau per tiang yang digunakan sebagai
tempat menautkan sabuk pengaman tubuh.
c. Pemasangan tali baja atau tali bantu angkat hanya
bersifat sementara, sampai bisa dipasang pipa
galvanis sebagai tepi pagar sekaligus untuk
menautkan sabuk pengaman tubuh (harness).

4. Pemasangan Pipa Pagar Area Tangga Darurat Gedung


a. Material yang digunakan berupa pipa galvanis
diameter 2 inci.
b. Tinggi pemasangan pipa pagar 110 cm pada bagian
atas dan 60 cm pada bagian bawah.
c. Tiang dapat juga menggunakan pipa pendukung.
d. Pagar dilengkapi dengan penanda yang tidak melukai
tangan.

Page | 101
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5. Pemasangan Pagar Area Bekisting (Cetakan Beton)

a. Material yang digunakan berupa besi CNP.


b. Tinggi tiang 110 cm.
c. Dipasang bagian tengah dan bagian atas serta
dilengkapi dengan jaring pengaman (polinet).
d. Bekisting menggunakan platform atau material lain
yang kuat dan rapat.
e. Pada bagian yang belum tersambung atau ujung dari
sisi atas harus dipasang penghalang lengkap dengan
jaring pengaman (polinet).

6. Pemasangan Pipa Pagar Area Koridor Tangga Darurat dan


Koridor Lift
a. Material yang digunakan berupa pipa galvanis
diameter 2 inci.
b. Tinggi tiang 110 cm.
c. Dipasang bagian bawah yang berfungsi sebagai
pengaman pinggir lantai dan pengikat jaring.
d. Dipasang jaring untuk menahan benda jatuh.

Page | 102
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

7. Pemasangan Pipa Pagar Perimeter Gedung


a. Material yang digunakan berupa pipa galvanis
diameter 2 inci atau tali baja diameter 8 mm yang
disambung dengan klip baja.
b. Tinggi tiang 110 cm dipasang tiap jarak 2 m atau diikat
ke kolom bila menggunakan tali baja.
c. Untuk memasang tiang menggunakan pelat dasar.
d. Tiang dapat juga dipasang pada
kedudukan/penunjang dinding pracetak.
e. Pagar terdiri dari 2 baris, bagian atas 110 cm dan
bagian tengah dipasang pada ketinggian 60 cm dari
lantai.
f. Pipa untuk pagar dicat warna kuning.

8. Pemasangan Pagar Perimeter Gedung pada Puncak


Gedung

a. Pada bagian atas gedung harus dipasang pagar


perimeter untuk mencegah benda jatuh dan orang
jatuh, pagar harus dilapisi dengan jaring pengaman
(polinet) yang menutup seluruh area konstruksi.
b. Tinggi tiang 110 cm dan dilapisi dengan jaring
pengaman (polinet).
c. Pasang papan kaki dari papan atau dapat juga
digunakan jarring pengaman (polinet) yang diikatkan
pada bagian bawah pipa galvanis.

Page | 103
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

9. Pemasangan Pipa Pagar Area Terminal Material


a. Material yang digunakan berupa pipa galvanis
diameter 1 inci.
b. Tinggi tiang 110 cm.
c. Dipasang jaring untuk menahan benda jatuh.
d. Dipasang jaring pengaman pada sisi kiri dan kanan
untuk menahan benda jatuh saat pengangkatan
material.

10. Pemasangan Tali Keselamatan pada Gondola


a. Material yang digunakan berupa tambang khusus dari
bahan nilon/ karmantel.
b. Digunakan alat pemberhenti otomatis untuk
mengaitkan kait sabuk pengaman tubuh.
c. Tambang dipasang mengikuti ketinggian gondola
sampai dengan lantai dasar (lokasi awal naik
keranjang gondola).
d. Pemasangan tambang dikaitkan pada struktur
bangunan yang kuat yang tidak berhubungan dengan
gondola dan dipasang selubung tambang untuk
mengurangi gesekan dengan ujung lantai/perimeter
lantai beton.
e. Keranjang dipasang jaring pengaman pada sisi untuk
memastikan material yang diangkat tidak terjatuh.

Page | 104
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

11. Pengaman Naik Lift Sementara di Lantai Atas

a. Pada lantai atas dimana pekerja menunggu lift


sementara untuk turun maupun naik, harus dipasang
pengaman naik lift sementara.
b. Harus dipastikan pengaman naik lift sementara
minimal sesuai dengan desain di samping, untuk
memastikan pekerja tidak berdesakan naik lift
sementara.
c. Pintu pengaman naik lift sementara harus di gembok
dan kunci gembok dipegang oleh operator lift
sementara.
d. Operator lift sementara harus membawa radio
komunikasi.
e. Buat peraturan maksimal kapasitas angkut (orang
dan material), jam angkut pekerja, dan jam angkut
material.

C. Proteksi Bahaya Benda Jatuh

1. Pemasangan Jaring Pengaman (Polinet) pada Perancah


Eksternal
a. Material yang digunakan adalah jaring pengaman
(polinet).
b. Dipasang di seluruh perancah yang digunakan
sebagai platform (perancah tetap)/kemungkinan ada
material yang jatuh atau material yang terbawa
angin dari dalam gedung.
c. Ukuran jaring disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan.

Page | 105
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

d. Pada area-area yang menjadi akses masuk, harus


dibuat kanopi yang melindungi pekerja dari
kejatuhan benda dari area perancah.

2. Pemasangan Jaring Vertikal di Bekisting (Cetakan Beton)


Atas
a. Material yang digunakan adalah jaring pengaman
(polinet).
b. Ukuran jaring disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan.
c. Jaring dipasang di tiap-tiap bagian/unit bekisting dan
bersifat tetap pada setiap unit.
d. Pada saat setelah pengaturan bekisting (cetakan
beton) antar bagian jaring disambung menjadi satu
kesatuan.

Page | 106
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. Pemasangan Jaring di Perancah Area Inti Lift


a. Pada pemasangan perancah di area inti lift, pada
bagian atas harus dipasang platform dilengkapi
jaring untuk proteksi benda jatuh dari area kerja di
atas dan dipasang pada setiap 5 lantai.
b. Jaring harus diperiksa berkala untuk memastikan
tidak ada bagian yang robek tertimpa material.

4. Pemasangan Jaring Vertikal di Perimeter Gedung

a. Seluruh sisi luar gedung harus dipasang jaring


pengaman (polinet) sebagai selubung gedung secara
solid. Jaring dipasang di luar pagar perimeter.
Pemasangan jaring dimaksudkan tidak ada benda
berat maupun ringan yang jatuh akibat tertendang
ataupun terbawa angina jatuh keluar area gedung.
Seluruh area konstruksi harus tertutup jaring.
b. Pemasangan harus rapi, kuat, dan kencang.
c. Metode pemasangan disesuaikan dengan struktur
bangunan dan terkoneksi dengan jaring pengaman.

5. Pemasangan Jaring Pengaman di Terminal Material


a. Untuk menghindari material jatuh saat bongkar muat
material pada terminal material, 3 sisi harus
dipasang jaring pengaman yang berpotensi jatuh,
sehingga ketika terminal dipindahkan ke lantai atas
mudah untuk dibongkar pasang.

Page | 107
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

6. Pemasangan Pengaman Jatuh Untuk Pengaman Area


Pembukaan Lift/ Lubang
a. Semua lubang, corong, dan bukaan harus diberi
proteksi dengan penahan jatuh yang dilapisi dengan
jaring pengaman (polinet) (selain pada lantai
dipasang pagar dan rambu info kedalaman lubang
atau corong).
b. Konstruksi pengaman jatuh sama dengan jaring
pengaman

7. Pemasangan Jaring Pengaman Sisi Luar Gedung


a. Material yang digunakan berupa pipa galvanis
diameter 1,5 inci.
b. Ukuran per jaring sesuai dengan detail di bawah.
c. Untuk menggantung jaring pengaman digunakan tali
baja ukuran 10 mm dan dipasang penjepit kawat.
d. Jaring pengaman dapat menggunakan kawat
harmonika dan lebih baik lagi apabila dilapisi dengan
jaring pengaman (polinet) sehingga dapat menahan
benda dengan diameter kecil jatuh.

Page | 108
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

e. Pemasangan jaring pengaman diutamakan untuk


proteksi pekerjaan struktur (bekisting, pembesian
dan pengecoran), untuk menahan material jatuh
ketika instalasi, pengecoran maupun pembongkaran.
f. Jaring pengaman dipasang maksimal 4 lantai
dibawah dari area lantai yang sedang dikerjakan
(instalasi dan bongkar).
g. Jaring pengaman harus terkoneksi/tersambung
dengan jarring pengaman perimeter sehingga tidak
ada bagian dari konstruksi bangunan yang terbuka,
seluruh sisi konstruksi harus tertutup dengan jaring
pengaman.

8. Pemasangan Tutup Lubang pada Lubang Corong/Instalasi


M/E dan lubang lantai
a. Semua lubang corong dan instalasi M/E lainnya harus
di tutup dengan multipleks secara solid dan dipasang
barikade pipa dan jaring.
b. Dilengkapi dengan rambu informasi kedalaman
lubang.

Page | 109
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

9. Pemasangan Tutup Lubang Pintu Lift

a. Semua lubang pintu lift harus dipasang proteksi yang


solid untuk mencegah benda jatuh ke dalam lubang
lift.
b. Material penutup dapat menggunakan terpal plastik
maupun terpal kain.

10. Pemasangan Terminal Tunggu Lift Sementara


a. Tempat pekerja menunggu naik lift
penumpang/barang sementara harus dibuatkan
terminal khusus untuk mencegah orang tertimpa
material yang jatuh.
b. Material penutup atap dapat menggunakan
multipleks yang dilapisi seng atau atap logam.
c. Terminal dapat dilengkapi dengan pagar, bangku,
tempat sampah, dan papan informasi K3.

11. Pemasangan Jaring Sebagai Proteksi Pekerjaan Struktur


Baja dan Lubang antar Balok Struktur
a. Material yang digunakan untuk proteksi jaring
horizontal adalah jaring nilon diameter 10 mm dengan
lebar lubang 10 cm. Jaring ini harus dapat menahan
beban jatuh sampai dengan 6 KN (600 kg).
b. Jaring nilon harus dilapis dengan jaring pengaman
(polinet) (jarring hijau) untuk menahan baut, mur, dan
kunci yang bisa saja jatuh saat pemasangan.

Page | 110
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

c. Pada platform harus dipasang tali keselamatan untuk


mencantolkan sabuk pengaman tubuh, tali
keselamatan minimal terbuat dari tambang nilon
dengan diameter 18 mm.

D. Proteksi Bahaya Sengatan Listrik

1. Pemasangan Gantungan Kabel Listrik

a. Kabel yang bertegangan dilarang diletakkan di atas


tanah/lantai, karena dapat luka atau pada sambungan
kabel terendam air, sehingga berbahaya.
b. Kabel harus digantung atau ditinggikan. Material yang
digunakan untuk gantungan kabel berupa besi beton
diameter 13 mm yang dibengkokkan ujungnya
menyerupai huruf “S” terbalik.

Page | 111
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

c. Ukuran panjang gantungan min. 100 cm.


d. Pada salah satu ujung dipasang selang plastik untuk
isolator.
e. Kabel yang harus diletakkan di atas tanah/lantai
harus dipasang pelindung kabel yang cukup kuat saat
dilintasi kendaraan dan jenis kabel yang digunakan
sesuai dengan standar PUIL.

2. Tiang Penopang Kabel Listrik


a. Material yang digunakan untuk tiang kabel berupa
besi beton diameter 13 mm yang dibengkokkan
ujungnya menyerupai huruf “W“.
b. Ukuran tinggi 150-200 cm, kaki-kaki harus kokoh
sehingga tidak mudah terguling ketika mendapat
beban kabel.
c. Pada ujung penyangga dipasang selang plastik untuk
isolator.
d. Tiang dicat warna kuning.

Page | 112
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MANUAL HANDLING

Lakukanlah dengan hati-hati, tidak boleh


mengangkat beban lebih dari 15 Kg sendirian

Page | 113
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Setiap orang hanya boleh mengangkat beban kurang dari 15kg,


selebihnya gunakan alat bantu.
 Benda mudah pecah tidak boleh diangkat oleh satu orang,
minimal 2 orang.
 Material yang licin, bulat, tajam dan berminyak tidak boleh
diangkat secar manual.
 Pengangkatan manual harus menggunakan prosedur sbb:
 Gunakan PPE yang sesuai
 Punggung tegak lurus dengan pinggang saat mengangkat
 Angkat beban dengan kedua tangan terapit rapat seara vertical
dan letakkan diatas perut.
 Beban diangkat dan diturunkan secara perlahan dengan dengan
tenaga berasal dari kekuatan kaki bukan punggung.
 Jaga punggung tetap dalam keadaan lurus saat berbelok dan
bergerak secara perlahan.

Pengangkatan manual yang


berat bebannya lebih dari
15kg harus menggunakan
alat bantu, misalnya dengan
gerobak.

Page | 114
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

BEKERJA SENDIRIAN

Harus lebih berhati-hati ketika bekerja sendirian

Page | 115
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERALATAN KERJA

Periksa selalu peralatan kerja anda dan simpan


pada tempatnya

Page | 116
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENGAMAN ALAT BERPUTAR

Beri tutup pengaman pada semua bagian mesin


yang bergerak atau berputar

Page | 117
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Semua bagian mesin yang berputar (Rotary Part) harus


dilindungi menurut standard yang tertera pada ketentuan pabrik
pembuatnya.
 Semua karyawan dilarang melepas pelindung mesin.
 Pelindung mesin yang dilepaskan untuk keperluan
pemeliharaan atau keperluan lain harus diganti terlebih dahulu
sebelum mesinnya dipakai.

Page | 118
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

RUANG TERBATAS

Pastikan membuat ijin kerja terlebih dahulu

Page | 119
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Ruangan terbatas disini adalah pipeline yang terbuka, vessel,


termasuk tower, thank drums dan lain-lain. …………………………
b. Pastikan mendapatkan ijin kerja terlebih dahulu sebelum masuk
dan bekerja diruangan terbatas. ………………………………
c. Semua orang tidak diperkenan memasuki ruangan terbatas
(confined space) sebelum ijin kerja dikeluarkan dan persyaratan
terlebih dahulu.

d. Persyaratan utama yang harus dipenuhi sebelum memasuki


ruangan terbatas adalah: ………
- Pemeriksaan udara dengan Gas Detector / Multi gas
secara rutin dan tercatat. ……………
- Harus disediakan peralatan pertolongan kecelakaan
ditempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Mengisi attendance list dan jam masuk kedalam ruangan
terbatas.
- Setiap orang yang bekerja di ruangan terbatas harus
dimonitor oleh orang kedua (man watch) yang setiap 15
menit menanyakan kondisi orang yang bekerja didalam.

- Disarankan membuat 2 tim dalam bekerja yang setiap 2


jam sekali bergantian masuk kedalam ruangan terbatas.

Page | 120
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

BAHAN – BAHAN BERBAHAYA

Material Safety Data Sheet (MSDS) harus tersedia


ditempat penyimpanan bahan-bahan berbahaya

Page | 121
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Terdiri dari bahan berbahaya seperti bensin, bahan bakar solar,


cairan pelarut, macam-macam cat, asam, beberapa zat kimia
dan produk lainnya.
b. Diberitahukan kepada karyawan tentang keberadaan bahan
berbahaya tersebut diseluruh tempat kerja meraka.
c. Material Safety Data Sheet (MSDS) harus tersedia dan
tercantum pada semua bahan berbahaya. Prosedur keadaan
darurat yang berkaitan dengan bahan-bahan ini harus
disediakan oleh subkontraktor untuk semua karyawan.
d. Semua bahan berbahaya harus disimpanditempat penyimpanan
yang telah ditentukan dan didaerah tersebut harus diberi tanda
sehingga mudah dikenali.
e. Semuan orang harus waspada terhadap tumpahan atau
kebocoran dan melaporkannya kepada pengawas.
f. Karyawan yang bekerja berhubungan dengan bahan-bahan
berbahaya harus berada dibawah pengawasan.

Page | 122
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENGGUNAAN GAS

Penggunaan dan penyimpanan gas berbahaya


harus dengan benar dan aman

Page | 123
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

STANDAR PENYIMPANAN GAS

PENGGUNAAN GAS

Page | 124
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PENGELASAN DAN PEMOTONGAN

a. Hanya karyawan yang mampu dan mendapatkan otorisasi yang


boleh menggunakan peralatan las dan potong serta harus
menggunakan pelindung yang benar.
b. Sebelum peralatan digunan, tukang las (welder) harus
melakukan pengecekan terlebih dahulu, apabila terdapat
kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu.
c. APAR harus selalu tersedia
d. Setiap sitem penggunaan gas harus dilengkapi dengan:
- Flash back arrestor yang dipasang pada pressure
regulator sebagai alat pencegah fire back. Non- return
valve yang dipasang pada sumbiu pembakar (torch)
e. Gas silinder tidak boleh berada diruang tertutup atau berada
diatas scaffolding.
f. Pastikan silinder cap ada pada setiap silinder yang digunakan.
g. Gas silinder selalu berada pada posisi:

Page | 125
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

- Tegak dan diikat / dirantai agar tidak jatuh


- Diberi pelindung agar tidak terkena panas berlebihan,
kejatuhan benda lain atau tertumpuk peralatan lain.
h. Cara-cara penyimpanan tabung oksigen didalam gudang:
- Oksigen dan acetylene harus terpisah oleh tembok tahan api
setinggi 2 meter.
- Bila tidak ada tembok pemisah / pembatas, silinder oksigen
dan acetylene harus dipisahkan dengan jarak 6 meter satu
sama lain.
- Pastikan tempat penyimpanan jauh dari api.

ALAT PELINDUNG DIRI PEKERJAAN PANAS

Sepatu Safety Kaca Mata Sarung


Tangan Las

Helm Pelindung Pelindung


Muka Telinga

Page | 126
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

MINUMAN KERAS & OBAT TERLARANG

Dilarang mabuk-mabukan dan menggunakan obat-


obatan terlarang selama bekerja

Page | 127
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

ALAT BANTU BERTENAGA LISTRIK

Gunakan listrik dengan baik dan benar


Periksalah peralatan listrik anda secara berkala

Page | 128
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Harus dilaporkan dan didaftarkan kepada plan dan Safety


Departement.
 Hanya boleh dioperasikan oleh orang yang telah terlatih dan
sesuai dengan pabrik pembuatnya.
 Dilarang keras untuk melakukan modifikasi apapun pada alat
bantu listrik.
 Pastikan grounding system terpasang dengan baik.
 Setiap panel listrik aharus dilengkapi dengan ELCB sebagai
electric safety device.
 Untuk outdoor, bahan plat dirancang tahan untuk tahan air dan
aman.

Listrik dapat mematikan / membunuh. H a nya orang


ya n g be rw enang da n be rpe nga la ma n da pa t be ke rja
dengan listrik.
Seluruh peralatan dan mesin harus di tempatkan / di
sembunyikan sebagaimana mestinya dan aliran listrik di
pergunakan sebagaimana sambungannya.

Page | 129
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

API

Cegah kebakaran dengan memutus rantai


kebakaran (segitiga api)

Page | 130
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Perlindungan Terhadap Kebakaran

1. Setiap kegiatan yang menimbulkan api harus dilengkapi fire


blangket dan APAR, letaknya harus mudah dilihat, letaknya harus
mudah digapai dan berfungsi dengan baik
2. Seluruh peraturan tentang kebakaran, evakuasi dan keadaan
darurat, ditempatkan pada lokasi kerja
3. Seluruh karyawan harus tahu bagaimana menggunakan APAR
4. Jalur emergency Exit harus terlihat jelas
5. Bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber api
6. Disediakan tempat untuk merokok dan ada tempat pengisian
bahan bakar.

Page | 131
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LOCK OUT

Matikan mesin selama perbaikan

Page | 132
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LUBANG

Tutuplah atau beri pagar pengaman pada semua


lubang bukaan

Page | 133
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Barricade (perintang) sebagai pelindung dipasang disekitar


lubang-lubang dilantai / atap, pinggiran atap, flatform pada
ketinggian tertentu, untuk melindungi dari bahaya jatuh.
 Perintang harus dibuat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, yaitu menggunakan pipa 1,25” dan terlihat jelas.
 Penutup lubang dibuat dengan menggunakan kayu yang kokoh
dan kuat serta di cat zebra kuning hitam.
 Seseorang yang membuat lubang / sesuatu yang terbuka harus
bertanggung jawab untuk member pengamanannya.
 Khusus untuk pekerjaan diketinggian dimana pagar pengaman
belum dapat dipasang, bias diberi lifeline dengan menggunakan
statil line 13mm atau wire sling 6mm.

Page | 134
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

GALIAN

Amankan lokasi galian

Page | 135
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Dilarang menggali sebelum mendapatkan ijin untuk menggali


(excavation permit) dari Safety Departement...
b. Galian yang lebih dalam dari 1,4 meter harus diberi penunjang
atau diberi kemiringan. Safety Inspector harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu sebelum memberikan ijin
memasuki galian.
c. Seluruh galian harus diberi tanda-tanda dan penghalang-
penghalang disekeliling galian tersebut.
d. Semua galian harus disediakan akses yang aman dan dalam
jumlah yang cukup.
e. Semua tanah bekas galian harus diletakkan minimal 1m dari
pinggir galian. ………….
f. Kecuali telah dirancang sebelumnya, jalan kendaraan harus
berjarak minimal 3m dari bibir galian.
g. Semua galian harus diperiksa setelah hujan reda. Adanya jalan
keluar untuk menghindari banjir.

Page | 136
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

HOUSEKEEPING

Jagalah kebersihan dan kerapihan

Page | 137
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

 Lokasi kerja, peralatan dan gedung-gedung harus selalu dalam


keadaan bersih dan teratur.
 Lapangan kerja harus bebas dari bentuk rintangan
 Dilarang makan dilapangan kerja
 Setiap hari sampah harus dibuang keluar proyek dari
penimbunan sementara.
 Setiap seminggu sekali, pada hari jumat setelah tool box
meeting dilakukan kebersihan massal kurang lebih 15 menit,
setiap elemen yang bekerja didalam proyek bersama-sama
melakukan house keeping massal.
 Sampah yang mudah menyala / terbakar ( flammable &
bombastible) harus disimpan dalam container yang terbuat dari
logam.
 Pembakaran samapah didalem proyek DILARANG, dengan
alasan apapun.

Page | 138
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

HYGIENE

Jagalah kebersihan semua area kerja dan tempat


istirahat

Page | 139
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LINGKUNGAN

Kurangi, gunakan kembali, dan lakukanlah daur


ulang

Page | 140
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LAPORKAN KECELAKAAN

Laporkan semua kecelakaan kerja kepada atasan


anda sesegera mungkin

Page | 141
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN (P3K)

Laporkan cedera sekecil apapun kepada petugas


P3K

Page | 142
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

KETIDAKSESUAIAN

Laporkan semua ketidaksesuaian kepada atasan


anda

Page | 143
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PROSEDUR KEAMANAN

a. Manajemen PT Brahmayasa Bahtera akan bersikap tegas dalam


melakukan proses hukum melalui aparat Negara atas setiap
tindakan criminal dan atau pelanggaran hukum yang dilakukan
didalam lokasi proyek.
b. Tindakan tegas selama berada dilokasi kerja. Setiap orang tidak
dapat diperkenankan untuk melakukan hal-hal berikut:
- Memperkenalkan, memakai atau memiliki minuman
beralkohol, narkotika atau obat-obatan terlarang;
- Melanggar peraturan keselamatan yang telah disahkan;
- Mengancam atau menyerang dengan kekerasan kepada
orang lain;
- Melakukan pemotretan dilapangan kecuali telah
mendapatkan ijin resmi;
- Berbisnis pribadi atau mengadakan reklame untuk tujuan
pribadi dalam lapangan kerja;
- Pencurian atau usaha-usaha pencurian atau memiliki
secara tidak syah barang-barang perusahaan.
c. Petugas keamanan diberikan wewenang untukmengadakan
pemeriksaan keamanan setiap saat, termasuk mengadakan
pemeriksaan terhadap karyawan, peti perkakas, kendaraan dan
hal lain yang dianggap perlu.
d. Mematuhi seluruh peraturan memasuki lokasi kerja pada buku
saku ini.

Page | 144
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page | 145
Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page | 146

Anda mungkin juga menyukai