formalin, UT (60) kini ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Pasalnya, hasil 1. Efek Media Massa Terencana Laboratorium AKA Farma menunjukkan tahu hasil UD Untung Jaya ini positif mengandung formalin yang bisa membahayakan kesehatan. "Dan ini membahayakan masyarakat, makanya pemilik pabrik tahu kami tetapkan sebagai tersangka," tutur Kasatreskrim Polres Ponorogo AKP Rudi Darmawan, Senin (2/7/2018). Rudi menjelaskan meski statusnya sudah jadi tersangka, pemilik pabrik tahu tidak ditahan. "Tersangka tidak akan ditahan karena posisinya sudah jelas tidak akan melarikan diri," jelas dia. UT dikenakan pasal 136 UU no 18 tahun 2012 tentang pangan jo pasal 75 UU no 18 tahun 2012 tentang pangan jo Permenkes no 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. "Dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda sebesar Rp 5 M," imbuh dia. Seperti diketahui sebelumnya, pabrik tahu yang berada di Jalan Sedap Malam, Kelurahan Purbosuman ini sudah memproduksi tahu sejak tahun 2004 lalu ini diduga menambahkan formalin sebagai bahan tambahan. Hasil dari pemeriksaan polisi bersama tim Lab AKA Farma dengan menggunakan teknik reagen menyatakan tahu hasil produksi pabrik UD Untung Jaya ini positif mengandung formalin. Pabrik yang ada di Jalan Sedap Malam, Kelurahan Purbosuman, ini awalnya dicurigai masyarakat tahu hasil produksinya diberi zat formalin. Karena keresahan masyarakat, polisi berusaha mendatangi pabrik tahu ini. Pabrik tahu tersebut digerebek Rabu (30/5) sekitar pukul 15.30 WIB. Lantas polisi datang kembali dan mengajak BBPOM untuk dilakukan tes, Kamis (31/5) lalu.
“detiknews”
“Horor! Penusuk Mahasiswa Unpad Belajar
Membunuh Lewat Internet”
Tersangka penusukan dengan inisial FA (24)
sempat ingin menghilangkan alat bukti. Hal tersebut diketahui setelah melakukan aksi keji dengan membunuh korbannya CAM (23). 2. Efek Media Massa Tidak di Rencanakan Kapolresta Bandung, Kombes Kusworo Wibowo mengatakan pelaku telah merencanakan aksinya tersebut. Bahkan dirinya mencari tahu caranya melalui internet. "Tersangka merencanakan akan menghabisi korban yang mana tersangka terlebih dahulu mencari tahu cara pembunuhan dan menghilangkan barang bukti di Google. Selanjutnya membeli peralatan berupa sebilah pisau untuk menganiaya korban dan membeli rompi ojek online untuk kamuflase," ujar Kusworo, di Mapolresta Bandung, Sabtu (12/11/2022). Kusworo menjelaskan dalam penangkapannya tersangka sempat mencoba menghilangkan barang bukti. Namun hal tersebut bisa diketahui oleh polisi. "Namun berhasil kita amankan barang buktinya, berupa sepeda motor, senjata tajam yang dibeli dan jaket ojek online yang dia beli," katanya. Dia menyebutkan dalam aksinya pelaku berpura-pura mengantarkan paket ke kediaman korban. Hal tersebut dilakukan guna tidak ada gangguan dan kecurigaan dari masyarakat. "Setelah ada di dalam rumah, pelaku langsung mengeluarkan senjata tajamnya atau pisaunya, dan menusukan beberapa kali ke leher korban," ucapnya. Kusworo menambahkan setelah melakukan aksinya pelaku langsung melarikan diri ke luar komplek tersebut. "Dengan begitu pelaku langsung melarikan diri, korban masih bisa berinteraksi dengan para saksi. Kemudian langsung dilarikan ke RS (Otista), namun sampai di RS korban dinyatakan meninggal dunia," tuturnya. Kusworo menegaskan pelaku saat ini dijerat dengan pasal berlapis. Diantaranya pasal 340 pembunuhan berencana, subsider pasal 338 pembunuhan, dan atau pasal 351 ayat 3 penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya seseorang.