Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Tria Anggraini

Npm :20600017
Matkul : Komunikasi Massa

No EFEK MEDIA MASSA CONTOH

“Pemilik Pabrik Tahu Berformalin di


Ponorogo Ditetapkan Tersangka”

Pemilik pabrik tahu diduga menggunakan


formalin, UT (60) kini ditetapkan sebagai
tersangka oleh polisi. Pasalnya, hasil
1. Efek Media Massa Terencana Laboratorium AKA Farma menunjukkan tahu
hasil UD Untung Jaya ini positif mengandung
formalin yang bisa membahayakan kesehatan.
"Dan ini membahayakan masyarakat, makanya
pemilik pabrik tahu kami tetapkan sebagai
tersangka," tutur Kasatreskrim Polres Ponorogo
AKP Rudi Darmawan, Senin (2/7/2018).
Rudi menjelaskan meski statusnya sudah jadi
tersangka, pemilik pabrik tahu tidak ditahan.
"Tersangka tidak akan ditahan karena posisinya
sudah jelas tidak akan melarikan diri," jelas dia.
UT dikenakan pasal 136 UU no 18 tahun 2012
tentang pangan jo pasal 75 UU no 18 tahun 2012
tentang pangan jo Permenkes no 33 tahun 2012
tentang Bahan Tambahan Pangan. "Dengan
ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda
sebesar Rp 5 M," imbuh dia.
Seperti diketahui sebelumnya, pabrik tahu yang
berada di Jalan Sedap Malam, Kelurahan
Purbosuman ini sudah memproduksi tahu sejak
tahun 2004 lalu ini diduga menambahkan
formalin sebagai bahan tambahan.
Hasil dari pemeriksaan polisi bersama tim Lab
AKA Farma dengan menggunakan teknik
reagen menyatakan tahu hasil produksi pabrik
UD Untung Jaya ini positif mengandung
formalin.
Pabrik yang ada di Jalan Sedap Malam,
Kelurahan Purbosuman, ini awalnya dicurigai
masyarakat tahu hasil produksinya diberi zat
formalin. Karena keresahan masyarakat, polisi
berusaha mendatangi pabrik tahu ini.
Pabrik tahu tersebut digerebek Rabu (30/5)
sekitar pukul 15.30 WIB. Lantas polisi datang
kembali dan mengajak BBPOM untuk dilakukan
tes, Kamis (31/5) lalu.

“detiknews”

“Horor! Penusuk Mahasiswa Unpad Belajar


Membunuh Lewat Internet”

Tersangka penusukan dengan inisial FA (24)


sempat ingin menghilangkan alat bukti. Hal
tersebut diketahui setelah melakukan aksi keji
dengan membunuh korbannya CAM (23).
2. Efek Media Massa Tidak di Rencanakan Kapolresta Bandung, Kombes Kusworo
Wibowo mengatakan pelaku telah
merencanakan aksinya tersebut. Bahkan dirinya
mencari tahu caranya melalui internet.
"Tersangka merencanakan akan menghabisi
korban yang mana tersangka terlebih dahulu
mencari tahu cara pembunuhan dan
menghilangkan barang bukti di Google.
Selanjutnya membeli peralatan berupa sebilah
pisau untuk menganiaya korban dan membeli
rompi ojek online untuk kamuflase," ujar
Kusworo, di Mapolresta Bandung, Sabtu
(12/11/2022).
Kusworo menjelaskan dalam penangkapannya
tersangka sempat mencoba menghilangkan
barang bukti. Namun hal tersebut bisa diketahui
oleh polisi.
"Namun berhasil kita amankan barang buktinya,
berupa sepeda motor, senjata tajam yang dibeli
dan jaket ojek online yang dia beli," katanya.
Dia menyebutkan dalam aksinya pelaku
berpura-pura mengantarkan paket ke kediaman
korban. Hal tersebut dilakukan guna tidak ada
gangguan dan kecurigaan dari masyarakat.
"Setelah ada di dalam rumah, pelaku langsung
mengeluarkan senjata tajamnya atau pisaunya,
dan menusukan beberapa kali ke leher korban,"
ucapnya.
Kusworo menambahkan setelah melakukan
aksinya pelaku langsung melarikan diri ke luar
komplek tersebut.
"Dengan begitu pelaku langsung melarikan diri,
korban masih bisa berinteraksi dengan para
saksi. Kemudian langsung dilarikan ke RS
(Otista), namun sampai di RS korban dinyatakan
meninggal dunia," tuturnya.
Kusworo menegaskan pelaku saat ini dijerat
dengan pasal berlapis. Diantaranya pasal 340
pembunuhan berencana, subsider pasal 338
pembunuhan, dan atau pasal 351 ayat 3
penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya
seseorang.

“detikjabar”

Anda mungkin juga menyukai