Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Materi/Tema : Pembuatan Desain/ Prototype DanKemasan Produk
Barang/Jasa
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 10 Jam x 45 menit
Tahun Pelajaran : 2018/2019

A. Kompetensi Inti (KI)


3.4. Menganalisis konsep desain/prototype dan kemasan produk
barang/jasa
3.5. Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk
3.6. Menganalisis lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype
produk barang/jasa
3.7. Menganalis biaya produksi prototype produk barang/jasa
3.8. Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
3.9. menentukan pengujian kesesuain fungsi prototype produk barang/jasa
4.4. Membuat desain/prototype dan kemasan rpoduk barang/jasa
4.5. Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.6. Membuat lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa
4.7. Menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa
4.8. Membuat prototype produk barang/jasa
4.9. Menguji prototype barang/jasa

.
3. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.1. Menjelaskan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
3.4.2. Menentukan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
3.5.1. memahami tahapan-tahapan pembuatan prototype produk barang/jasa
3.5.2. mengidentifikasi keunggulan dam kelemahan prototype
3.5.3. menentukan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
3.5.4. menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
3.6.1. mengidentifikasi lembar kerja/gambar untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa
3.6.2. menentukan lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa
3.7.1. menjelaskan pengertian biasa produksi prototype produk barang/jasa
3.7.2. menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa
3.8.1. menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
3.8.2. menganalisis proses kera pembuatan prototype produk barang/jasa
3.9.1. mengidentifikasi kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
3.9.2. menganalisis pengujian kesesuaian fungsi barang/jasa
4.4.1. Menyajikan desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
4.5.1. membuat alur kerja dan proses kerja
4.6.1. menyajikan lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa
4.7.1. menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa
4.8.1. menyajikan prototype produk barang/jasa
4.9.1. menguji prototype produk barang/jasa

4. Tujuan Pembelajaran
1. Menyatakan pendapat tentang Konsep desain/prototype dan kemasan produk
barang/jasasebagai ungkapan rasa bangga dan wujud rasa syukur kepada Tuhan serta
bangsa Indonesia (KI-1).
2. Mengidentifikasi konsep desain/prototype barang/jasa dengan rasa disiplin keilmuan
dan tanggung jawab.
3. Memahami tahapan-tahapan pembuatan prototype barang/jasa dengan
tanggungjawab, disiplin dan jujur
4. Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan prototype dengan teliti, tanggung jawab
5. Menentukan lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa dengan teliti, jujur dan tanggung jawab
6. Menganalsis biaya dan proses produk prototype barang/jasa dengan teliti, jujur dan
tanggung jawab
7. Menganalisis pengujian kesesuain fungsi prototype produk barang/jasa dengan teliti
8. Mengujikepemahaman siswa terhadap Konsep desain/prototype dan kemasan produk
barang/jasadengan disiplin dan tanggung jawab.
9. Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa dengan penuh
tanggungjawab, disiplin dan jujur
10. Membuat alur kerja dengan disiplin, jujur dan tanggungjawab
11. Membuat lembar kerja untuk buatan prototype dengan baik dan benar
12. Menghitung biaya prototype dengan teliti dan penuh tanggungjawab
13. Mempresentasikan hasil pembuatan dengan disiplin, jujur dan tanggungjawab
Fokus nilai-nilai sikap
 Peduli
 Jujur berkarya
 Tanggung jawab
 Toleran
 Kerjasama
 Proaktif
 kreatif

5. Materi Pembelajaran

Pertemuan pertama dan pertemuan kedua


PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management
(TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk.
Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih
tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus
mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.

Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan
tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang.
Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal
pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal
pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.

Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di
masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe
dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat
mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki
komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri
mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga
menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara
industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan
(customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan
sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan
proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk
bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta
prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab
pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan
yang perlu pada produk final.
PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna,
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun,
sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran
(Rangkuti, 2010:132).

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

FUNGSI KEMASAN PRODUK

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab


mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:

Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan
saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
rusak atau cacat.

Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran,
dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai


satu alat pemasaran, yaitu :

Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung
dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merek produk.
Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa
fungsi lain, yaitu sebagai berikut:

Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan
adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.
Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.
Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
TUJUAN KEMASAN PRODUK

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan


dan sebagainya.
Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur
ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau
label.
Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara
fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan
pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-
pencurian.
Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,
tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.
JENIS-JENIS KEMASAN

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).
Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun,
karton dus, makanan kaleng.
Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen
penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol
minuman dan botol kecap.
Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng
biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang
telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah
kaleng, dan sebagainya.
Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

PENGERTIAN SKETSA

Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu
komposisi atau

sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal
yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain
sebagainya.

Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan.
Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-
mata garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat
dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang
mewakili bentuk sesungguhnya.
Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan
simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang
terlihat dan terlintas dalam benak seseorang.

Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual
melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan
mendasar dalam berkarya seni rupa.

Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika


kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung
menulis dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat
yang sesuai.

Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat


membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa
terlebih dahulu.

Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling
menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan
antara sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh
Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa.

Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes
yang lengkap.

Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis
dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan
selektif.

Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa
dibangun oleh unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan
ungkapan lengkap, dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan
unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di
samping unsur garis.

Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga
memiliki keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang
mencolok hanyalah pada medium pengucapannya.

JENIS-JENIS SKETSA

Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa
rincian dan tidak selesai.
Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk
menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.
Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci
hanya menunjukan bentuk global.
KOMPOSISI UNSUR SKETSA

Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada
perbandingan yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur
dalam sketsa antara lain :

Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk
komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus;
komposisi garis lengkung.
Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi
pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar
memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur
berdasarkan gelap terang pencahayaan.
Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui
garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari
komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris,
asimetris, sentral, dan diagonal.
Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam
pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang
tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali
menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan
cukup jelas.
ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA
Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal,
maupun lengkung secara tipis.
Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak
dalam keadaan tipis
Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter
jenis garis yang diinginkan.
FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA
Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :

Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema


Meminimalisir kesalahan
Mempertajam pengamatan
Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.

Pertemuan ketiga dan keempat

TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE

Berikut tahapan prototype:

Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang


berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
a. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan
konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter
fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
b. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model
namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari
working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat
diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan
produksi.Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja
operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
c. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh
fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun
pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan
produk dan part-nya.
d. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk
memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap
produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka
produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang
terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan
(wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya
diperlukan peningkatan program pemasaran.
Langkah Anda selanjutnya adalah untuk mengubah gambaran kasar ini menjadi
prototipe fungsional. Kami akan berbagi proses untuk membuat prototipe Anda
sendiri di bawah ini:
1. Membuat diagram rinci atau sketsa
Langkah pertama dalam menciptakan prototipe adalah untuk menciptakan sebuah
konsep sketsa rinci atau diagram. Tujuan Anda harus menangkap ide sebanyak
mungkin dengan cara visual yang.
Idealnya, Anda harus memiliki dua sketsa konsep:
Sebuah sketsa desain yang menunjukkan bagaimana produk mungkin muncul
setelah selesai
Sebuah sketsa teknis yang menunjukkan dimensi produk, bahan, dan bekerja.
Anda dapat menggunakan perangkat lunak untuk melakukan hal ini, tapi pena dan
kertas kerja yang lebih baik. Anda bahkan dapat beralih ke pena dan kertas
gambar-gambar ini ketika Anda mengajukan paten. Jangan ragu untuk
bereksperimen dan menjadi kreatif dalam langkah ini. Kau jauh dari manufaktur
pada saat ini; jangan takut untuk mencoba hal-hal baru.

2. Membuat model 3D (optional)


Selanjutnya (optional) Langkah ini untuk mentransfer sketsa konsep Anda ke
perangkat lunak pemodelan 3D. Ini akan membantu Anda (dan setiap pihak ketiga
seperti investor atau mitra) memvisualisasikan produk yang lebih baik. Anda juga
dapat menggunakan model ini untuk membuat salinan cetak 3D prototipe Anda.
Manfaat lain dari model 3D adalah bahwa Anda dapat menggunakan aplikasi
augmented reality seperti Augment.com untuk memvisualisasikan itu di dunia
nyata. Ini bekerja sangat baik untuk menunjukkan ukuran, bentuk, dan desain
sebuah ide produk. Hal ini dapat mahal untuk bisnis kecil yang belum diluncurkan
belum, meskipun.
Ada sejumlah alat yang dapat digunakan untuk membuat model 3D sederhana.
Shapeways memiliki daftar yang baik dari kedua sumber informasi gratis dan
berbayar.
Terkait: Bagaimana Menemukan Trending Produk Untuk Dijual Online

3. Buat “bukti dari konsep”


Sekarang tiba bagian menyenangkan: benar-benar membangun ide produk.
Bagaimana Anda membangun bukti pertama Anda dari konsep akan tergantung
pada sejumlah hal. Jika Anda memiliki produk sederhana yang Anda sudah
dimodelkan dalam perangkat lunak 3D, Anda hanya bisa mendapatkannya 3D
dicetak untuk menciptakan “bukti dari konsep” Anda.
Namun, jika Anda memiliki produk yang kompleks dengan sejumlah bagian
mekanik atau elektronik, Anda harus berimprovisasi lebih keras.
Ingat bahwa bukti dari konsep tidak harus terlihat baik atau bahkan menyerupai
produk akhir. Ini hanya harus bekerja. Anda bahkan dapat menggunakan produk
rumah tangga biasa untuk membuat model ini tahap awal.
Untuk produk yang lebih kompleks, Anda mungkin harus mencari bantuan dari
seorang tukang atau masinis.

4. Buat prototipe pertama Anda


bukti dari konsep menunjukkan bahwa produk Anda bekerja. Model 3D Anda
menunjukkan apa yang mungkin terlihat seperti.
Langkah Anda selanjutnya adalah untuk menggabungkan pelajaran dari bukti
konsep dan model 3D untuk membuat prototipe pertama Anda.
Ini harus menjadi model yang cukup rinci yang terlihat seperti produk akhir Anda
dan memiliki fungsi yang sama.
Itu tidak selalu mungkin untuk menciptakan detail pertama prototipe ini saja.
Tergantung pada kompleksitas, Anda mungkin ingin mendapatkan bantuan dari
masinis atau desainer prototipe khusus.

6. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : saintifik
 Model : problem base learning
7. Media/alat,Bahan, dan Sumber Belajar
i. Media/alat:
 Media LCD projector,
 Laptop,
 Bahan Tayang
ii. SumberBelajar
 Buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI, Internet.
 Sumber lain yang relevan

8. Langkah-langkahPembelajaran

Pertemuan pertama

RINCIAN KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan 15 MENIT
 Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
 Menagih dan mengingatkan tugas baca
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Melaksanakan pretes tentang beberapa desain dan pengemasan karya
prototype

Kegiatan inti 195


Mengamati dan menanya MENIT
 Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil
tugas baca tentang beberapa desain dan mengemasan karya prototype
Mencoba
 Kelompok diminta untuk mempraktikan penggunaan perangkat lunak
grafis untuk desain dan pengemasan karya prototype
 Setiap kelompok diberikan masalah sehari-hari desain dan pengemasan
karya prototype
 Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah desain dan pengemasan
karya prototype
 Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan
keterampilan mencoba intruksi kerja
 Siswa mengerjakan LK - 2

Mengasosiasi
 Kelompok membuat produk desain dan pengemasan karya prototype dan
mendiskusikan hasil kegiatan tersebut
 Dengan fasilitas guru, siswa merumuskan desain dan pengemasan karya
prototype
 Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar

Mengkomunikasikan
 Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi pemecahan masalah
 Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi

Penutup 15 MENIT
 Bersama siswa menyimpulkan produk dan pengemasan karya prototype
 Memberikan tugas baca lembar kerja praktik yang akan datang
 Melaksanakan postes

15 MENIT

Pertemuan Ketiga

RINCIAN KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan 15 MENIT
 Merefleksikan hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
 Menagih dan mengingatkan tugas baca
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti 195


Mengamati MENIT
 Siswa membaca kembali lembar kerja praktik

Menanya

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang


prosedur / langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
 Menyimak contok beberapa desain dan pengemasan karya prototype

Mencoba

 Siswa dibagi dalam kelompok, masing masing terdiri dari 2 orang


 Siswa bekerja dalam kelompok sesuai langkah dalam lembar kerja
 Guru menilai keterampilan mengunakan alat, mengolah, dan menyajikan
data, serta kejujuran dan ketelitian dalam memperoleh data, serta
kerjasama dalam kelompok
 Siswa membuat topeng dari bahan lunak yaitu dari tanah liat atau dari
gibsum atau dari lilin

Mengasosiasi

 Kelompok mendiskusikan cara membuat produk dan pengemasan karya


prototype penyajian dan pengolahan data serta menyiapkan bahan
presentasi kelompok
 Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok

Mengomunikasikan

 Dua perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok


 Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberi penguatan
pemahaman dan atau mengklarifikasi tentang produk dan pengemasan
karya prototype
 Setiap siswa menyiapkan laporan hasil praktikum dengan perbaikan dan
penyempurnaan berdasarkan hasil diskusi
 Guru menilai keterampilan menyaji dan menalar serta kesatuan dan
kemampuan berkomunikasi

Penutup 15 MENIT
 Bersama siswa menyimpulkan kembali hasil praktik dan mengingatkan
pentingnya kecermatan, ketelitian, keuletan, dan kejujuran dalam
memperoleh, menyajikan, mengolah, dan menganalisis data, serta
pentingnya kerjasama, kolaborasi, dan komunikasi dalam kerja
kelompok
 Memberikan tugas presentasi produk dan pengemasan karya prototype
dan mengikuti tes tertulis pada pertemuan yang akan datang

Pertemuan Keempat
RINCIAN KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan 15 MENIT
 Merefleksikan hasil laporan praktik yang sudah terkumpul
 Menagih dan mengingatkan tugas baca
 Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui presentasi

Kegiatan inti 195


Mengomunikasikan MENIT
 Dua orang siswa dari kelompok berbeda yang dipilih secara acak diminta
untuk mempresentasikan tugasnya
 Siswa lain dari kelompok berbeda bertanya dan menanggapi presentasi
 Satu siswa diminta menyampaikan refeksi pengalaman membuat produk
dan pengemasan karya prototype
 Guru menilai kemampuan menyaji dan menalar serta komunikasi

Penutup 15 MENIT
 Siswa melaksanakan tes tertulis ulangan harian
 Memberikan tugas membuat sketsa dari objek mahluk hidup dan benda
mati produk dan pengemasan karya prototype

A. Sumber Belajar
1. Media :
 Gambar prototype yang digunakan, Video Gprototype yang digunakan
2. Sumber :
 Buku :Prakarya dan kewirausahaan, semester ganjil, kelas XI, kurikulum 2013
3. Penilaian

Format Penilaian

1. Teknik Penilaian : Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

2. Bentuk Instrumen : Penugasan dan Proyek

1. Bobot Penilaian
Nilai = jumlah skor : jumlah skor maksimal
2. Penilaian Karakter :
No. Nilai Karakter Kriteria Skor

1 Kreatif - Kreatif A
- Menunjukkan usaha B
kreatif
C
- Dibimbing untuk
kreatif D
- Tidak ada kemauan
untuk kreatif

2 Tanggung jawab - Bertanggung jawab A


- Menunjukkan usaha B
bertanggung jawab
- Dibimbing untuk
bertanggung jawab C

- Tidak ada kemauan


untuk bertanggung D
jawab

3 Kerja keras - Bekerja keras A


- Menunjukkan usaha B
kerja keras
- Dibimbing untuk
bekerja keras C

- Tidak ada kemaan


untuk bekerja keras D

4 Mandiri - Mandiri A
- Menunjukkan usaha B
kurang mandiri
- Dibimbing untuk
mandiri C

- Tidak ada kemauan


untuk mandiri D

Lengkong,16 Juli 2018


Mengetahui
Kepala SMK N 1 Lengkong Guru Mata Pelajaran

Dra.YATINI,M.Si. (…………………………..)
NIP: 19650923 199412 2 002 NIP:

Anda mungkin juga menyukai