PELAKSANAAN INTERNSHIP I
2
5. Setelah menyortir barang, Bagian Persediaan barang membungkus dengan
kantong plastik lalu memberi label berdasarkan alamat KPC yang meminta
barang tersebut.
6. Bagian Persediaan Barang memasukkan data permintaan ke dalam jurnal.
7. Selanjutnya mengantarkan kembali ke Bagian Distribusi.
8. Bagian Distribusi menerima barang yang sudah diberikan label alamat
KPC yang meminta barang tersebut.
9. Menulis di buku harian untuk data pengeluaran barang.
10. KPC menerima barang, lalu selesai.
3
harus dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses
produksi. Salah satu langkah define adalah menetapkan sasaran dari aktivitas
peningkatan kualitas Six Sigma Tersebut. Pada tahapan ini perlu didefinisikan
beberapa hal yang terkait dengan pernyataan tujuan proyek Six Sigma dan
menentukan karakteristik kualitas atau CTQ (Critical To Quality) yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik pelanggan (Gaspersz, 2005).
Selama penulis melakukan Internship I di Kantor Pos KCU Bandung, penulis
melihat beberapa masalah, diantaranya kerusakan barang dan ketidakcocokkan
jumlah barang.
1. Kerusakan barang
Kerusakan barang ini adalah barang-barang yang tidak memenuhi
standar produksi dan tidak memerlukan proses lebih lanjut untuk
memperbaiki barang-barang tersebut. Biasanya barang seperti ini
dapat dijual seharga nilai sisanya atau dibuang karena tidak
mempunyai nilai sama sekali. (Firdaus dan Wasilah, 2009:66-68).
Tabel 2.2 Tabel Data Kerusakan Barang
Bulan (2022) Permasalahan
Kerusakan barang
Oktober 30
November 25
Desember 15
Total 70
Sumber : Kantor Pos KCU Bandung, 2022
4
Tabel 2.3 Data Ketidakcocokan Jumlah Barang
Bulan (2022) Permasalahan
Ketidakcocokkan jumlah barang
Oktober 4
November 3
Desember 3
Total 10
Sumber : Kantor Pos KCU Bandung
3.3.2 Measure
Menurut Zaainul dan Nasution (2001) pengukuran (Measurement) memiliki
dua karakteristik utama yaitu :
1) penggunaan angka atau skala tertentu,
2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Measure atau pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu
atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek
tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau
formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.
Pada fase ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu mengumpulkan jumlah
permasalahan yang terjadi di PT. Pos Indonesia (KCU) Bandung dari Bagian
Persediaan Barang dengan bantuan tools yaitu membuat tabel frekuensi jumlah
permasalahan untuk memudahkan dalam melakukan analisis data.
5
salah satu tools dari QC 7 Tools yang sering digunakan dalam hal pengendalian
mutu. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tetrtinggi hingga terendah
(Ipqi, 2020).
Tabel 2.4 Frekuensi dan Persentase Permasalahan Bagian Persediaan Barang
Permasalahan Frekuensi Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Relatif
Kerusakan barang 70 87,5% 87,5%
Ketidakcocokan 10 12,5% 100,0%
Jumlah Barang
Total 80 100%
Sumber : Pengolahan data, 2022
Diagram Pareto
80 100.0% 100.0%
70 90.0%
70 87.5%
80.0%
60
70.0%
50 60.0%
40 50.0%
30 40.0%
30.0%
20
10 20.0%
10 10.0%
0 0.0%
Kerusakan Barang Ketidakcocokkan Jumlah Barang
6
3.3.3 Analyze
Pada tahapan ini penulis menggunakan Diagram Sebab Akibat (Cause and
Effect Diagram). Tujuan tahapan ini yaitu untuk mengidentifikasi akar penyebab
suatu permasalahan yang ada pada perusahaan.
Menurut Nasution (2005) Diagram Sebab Akibat adalah suatu pendekatan
terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam
menemukan penyebab-penyebab suatu masalah (Nasution, 2005).
Diagram Fishbone dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi akar
penyebab dari suatu masalah, memunculkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
dan mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Pada
tahap ini penulis menggunakan prinsip 7M dalam menganalisis akar
permasalahan. Sesuai dengan dasar pemikiran Gaspersz (2002) sumber penyebab
masalah kualitas yang ditemukan berdasarkan prinsip 7M, yaitu Manpower,
Machine, Media, Motivation, Money, Methode, dan Material.
Berikut merupakan penjelasan mengenai faktor-faktor yang terdapat dalam
prinsip 7M pembuatan Diagram Fishbone :
1) Materials (bahan baku dan bahan penolong), yaitu berkaitan dengan
ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong yang
ditetapkan ketiadaan penangan yang efektif terhadap bahan baku dan
bahan penolong, dll di Bagian Persediaan Barang.
2) Manpower (tenaga kerja), yaitu berkaitan dengan kekurangan dalam
pengetahuan, kekurangan dalam keterampilan dasar yang berkaitan dengan
mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dll di Bagian
Persediaan Barang.
3) Methods (metode kerja), yaitu berkaitan dengan tidak adanya prosedur dan
metode kerja yang benar, tidak jelas, tidak terstandarasasi, dll di Bagian
Persediaan Barang.
4) Machines (mesin dan peralatan), yaitu berkaitan dengan tidak ada system
perawatan preventif terhadap mesin produksi, termasuk fasilitas dan
7
peralatan lain tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi,
terlalu complicated, dll di Bagian Persediaan Barang.
5) Media/Environment, berkaitan dengan tempat dan waktu keja yang tidak
memperhatikan aspek-aspek kebershina, kesehatan, keselamatan kerja, dan
lingkungan erja yang kondusif, kekurangan dalam pencahayaan,
kebisingan yang berlebihan, di Bagian Persediaan Barang.
6) Motivation (Motivasi), yaitu berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang
benar dan profesional, yang dalam hal ini disebabkan oleh system balas
jasa dan penghargan yang tidak adik kepada tenaga kerja di Bagian
Persediaan Barang.
7) Money (keuangan), yaitu berkaitan dengan ketiadaan dukungan financial
(keuangan) di Bagian Persediaan Barang. (sumber : umg.ac.id, 2016)
8
Gambar 3.2 Diagram Fishbone Kerusakan barang
Sumber : Pengolahan data, 2022
9
Barang kurang baik.
Environmen Dimakan rayap Pemeliharaan gudang
t Bagian Persediaan
Barang yang kurang
baik.
3.3.4 Improve
Tahapan berikutnya adalah Improve. Menurut Arini (2017:4). Improve yaitu
melakukan optimalisasi proses eksiting berdasarkan hasil analisis data. Tahapan
Improve bertujuan untuk mengendalikan atau menghilangkan penyebab
permasalahan dengan melakukan kegiatan perbaikan dari masalah tersebut. Dalam
mengaplikasikan tahapan Improve, penulis menggunakan metode 5W+1H di
mana terdiri dari what(apa), why(mengapa), when(kapan), where(dimana),
who(siapa), dan how(bagaimana). Berikut ini merupakan penjelasan hasil dari
analisis Diagram Fishbone, berdasarkan 5W+1H :
10
Tabel 3.5 5W+1H kerusakan barang
Faktor What Why When Where Who How
Man Kurangnya Agar masalah Setiap 2 Bagian Karyawan Dengan
pegawai di Bagian akibat kurangnya (dua) Persediaan Bagian mengadakan
Persediaan pegawai yang bulan Barang Persediaan atau melakukan
Barang mengakibatkan sekali, di Barang recruitment
menaruh barang mulai awal karyawan untuk
sembarangan bulan Bagian
karena pegawai Januari Persediaan
terburu-buru, 2023 Barang
bisa segara
teratasi
11
3.3.5 Control
Menurut Gaspersz (2002) pada tahap control ini merupakan tahap terakhir
dari metode DMAIC, pada dasarnya tahap ini merupakan tahap pengendalian
terhadap tahapan sebelumnya yang sudah dilakukan, sehingga pengendalian dan
pendokumentasian menjadi hal yang penting agar dapat menjaga konsistensi
perbaikan yang telah dilakukan.
Tahap control ini juga merupakan hasil dari usulan perbaikan dilaksanakan
dan mencapai keberhasilan. Akan tetapi pada program magang Internship I kali
ini penulis tidak mencapai pada tahap ini. Jadi, penulis hanya bisa memberikan
saran bagaimana mempertahankan usulan perbaikan yang telah dilakukan yaitu
dengan cara melakukan rapat hasil kerja minimal dua minggu sekali untuk
mengetahui hambatan apa saja yang terjadi pada saat proses kerja, selain itu
dengan adanya komunikasi antar pegawa ini akan membuat pekerjaan menjadi
lebih lancar.
12
No Root Couse Description Solution
barang yang kurang penempatan barang di Bagian kondisi gudang supaya barang tidak
memadai Persediaan Barang kurang baik. saling tumpuk.
4. Di makan rayap Pemeliharaan gudang di Bagian Dilakukan rekondisi, pembersihan,
Persediaan Barang yang kurang penataan, dan pemeliharaan rutin di
baik. gudang.
13
II BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Metode DMAIC maka kesimpulan yang didapat
dari pembahasan masalah ini adalah sebagai berikut:
1) Ada beberapa dua masalah yang terjadi di Kantor Pos KCU
Bandung yaitu; kerusakan barang dan ketidakcocokkan jumlah
barang. Dari hasil perhitungan Diagram Pareto, menunjukkan bahwa
persentase kumulatif kerusakan barang menjadi masalah utama yang
harus segera diselesaikan.
2) Berdasarkan analisis Diagram Sebab Akibat, bahwa kesalahan yang
terjadi cenderung lebih banyak disebabkan oleh kurangnya pegawai
di Bagian Persediaan Barang serta layout penempatan gudang yang
kurang baik, maka perlu dilakukannya perbaikan terhadap
permasalahan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan barang.
3) Adapun rekomendasi perbaikan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut yaitu agar dilakukannya recruitment karyawan khusus untuk
Bagian Persediaan Barang, melakukan penataan kembali kondisi
gudang supaya barang tidak saling tumpuk, dan dilakukan rekondisi,
pembersihan, penataan, serta pemeliharaan rutin di gudang. Hal ini
digunakan untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi pada
Bagian Persediaan Barang tidak terulang kembali.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran untuk perbaikan yang dapat diberikan
sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Pos KCU Bandung adalah sebagai
berikut:
1. Agar Pihak Kantor Pos KCU Bandung lebih sering dalam melakukan
kegiatan evaluasi agar setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih
14
berhati-hati dan terukur lagi, serta melakukan recruitment karyawan untuk
Bagian Persediaan Barang.
2. Mengevaluasi dan memberikan solusi pada setiap masalah yang terjadi
dalam bagian persediaan barang agar kesalahan yang sudah terjadi tidak
sampai terjadi berulang kali dan agar melakukan penataan kembali kondisi
gudang supaya barang tidak saling tumpuk.
3. Pegawai di Bagian Persediaan Barang agar lebih peka lagi terhadapat
lingkungan gudang dan dapat dilakukan rekondisi, pembersihan, penataan,
serta pemeliharaan rutin di gudang.
15
DAFTAR PUSTAKA
xii
III DAFTAR ISTILAH
xiii
Lampiran 2
Transkrip Wawancara Dengan Manajer Bagian Product
Management and Marketing PT Pos Indonesia
Tanggal :
Tempat : PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat
Responde :
n
xiv
Lampiran 3
Validasi Wawancara
Nama Mahasiswa :
NPM :
Jurusan :
Waktu Wawancara :
xv