Anda di halaman 1dari 10

Media Sosial &

Khalayak
By Fauziyyah Sahar
Topic

Introduction Perkembangan
Karakteristik
Introduction
Dalam kajian media, khalayak seringkali digunakan untuk menandakan masyarakat, baik dalam grup maupun secara

individu. Pemakaiannya juga merujuk pada khalayak atau massa yang mengakses berita di televisi tau pembaca koran.

Individu-individu dalam massa ini pada dasarnya tidak memiliki ikatan satu sama lain selain dari tujuan mereka dalam

mengakses media. Menjadi khalayak tentu menjadi bagian dari kegiatan media di mana seseorang terikat dengan

informasi yang termediasi. Kegiatan media di sini bisa dimaknai sebagai proses menghimpun, memproduksi, sampai

mendistribusikan informasi. Khalayak secara mental, fisik, serta emosional terlibat dalam material, teknologi, bahkan

stuktur kekuatan yang ada di media.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, khalayak diartikan sebagai kelompok
tertentu di masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi.

khalayak itu pada dasarnya memiliki kesamaan konsep, yakni individu atau
kelompok baru disebut sebagai khalayak jika disandingkan dengan media
(Nightingale, 2011).
Karakteristik Khalayak

1.
Khalayak cenderung merupakan individu yang setiap herbagi pengalaman dan
pada lain sisi terpengerupakan individu lain dalam hubungan sosial. Hubungan sosial
inilah yang menyebabkan khalayak memiliki kesadaran atau alasan memilih media.

2. Bersifat heterogen, yakni berasal dan terdiri dari berbagai lapisan/kategori sosial

3. khalayak cenderung tersebar di beberapa wilayah sasaran. Keberagaman


khalayak inilah yang menyebabkan tidak semua konten yang diproduksi oleh
media bisa diterima oleh khalayak.

Khalayak muncul karna adanya kebutuhan, alasan, bahkan pertimbangan jenis/


alat teknologi yang digunakan dalam mengakses media. Sebuah konten yang
disiarkan bisa jadi memiliki pengaruh yang berbeda di antara khalayak dan pada
lain sisi malah tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Perkembangan Khalayak

Keempat, setiap khalayak


Pertama, khalayak adalah pihak yang aktif dan
memiliki kesadaran
penggunaan media tergantung dari tujuan yang ingin Ketiga, media dan khalayak sepenuhnya dalam memilih
tidak berada dalam ruang media. Kesadaran yang
dicapai. Sebagaimana dijelaskan, khalayak memiliki hampa. Media berkompetisi dimiliki in mendasari pilihan-
dengan sumber kebutuhan pilihan terhadap media dan
kekuatan untuk menentukan medium mana yang ingin
kepuasaan lain yang juga khalayak tidak secara serta-
diakses. menjadi Kebutuhan khalayak. merta langsung memilih
tampa adanya dasar, seperti
minat atau pun motif.

Kedua, khalayak memiliki keleluasaan untuk menentukan


Kelima, bagaimana hubungan khalayak terhadap
hubungan antara kebutuhan akan kepuasan dan pilihan akan media atau isi media memiliki dampak yang berbeda
media. Dari banyak pendekatan terhadap khalayak pada masa secara nilai di antara khalayak itu sendiri. Konsep ini
awal, sebagaimana dalam pen. dekatan agenda setting, memiliki kecenderungan pada era penciptaan makna
terhadap media. Juga, setiap khalayak membentuk
menunjukkan ada upaya (institusi) media untuk mengolah makna sendiri terhadap konten.
konten sedemikian rupa agar menarik minat khalayak.
Contoh
Sebuah iklan, misalnya, bisa membantu seseorang
memutuskan produk kecantikan apa yang cook untuk dirinya
dan untuk orang lain konten iklan itu sama sekali tidak
berpengaruh. Medium baru seperti media sosial, sebagai
contoh lain, bisa digunakan oleh seseorang untuk menjaga
pertemanan dengan rekan-rekan masa kecilnya dulu dan
bagi orang lain digunakan untuk berjualan sampai mencari
pasangan. Keberagaman penggunaan termasuk pemaknaan
terhadap media in memberikan kenyataan bahwa khalayak
itu tidaklah monoton tau bisa diketahui secara utuh alasan-
alasan yang digunakan mereka dalam mengakses media.

Keterangan

Skema tersebut menunjukkan, melalui proses produksi


kode yang dihasilkan dari proses encoding/decoding tidak secara simetri
program, khalayak memproduksi makna dan dalam sama dan bisa jadi akan selalu memiliki tingkat kesepahaman juga tingkat
prosesnya tidak bisa dilepaskan dari pengetahuan ketidaksepahaman dalam proses komunikasi. Posisi simetris maupun asimetris
umum sebagai hasil rutinitas produksi, hingga ideologi tergantung dari posisi personifikasi yang terjadi antara encoding selaku
maupun asumsi-asumsi. produser dan decoding selaku penerima (khalayak).
KHALAYAK MEDIA SOSIAL
Media baru dan munculnya media sosial disadari atau pun tidak telah membawa sebuah
DAN INDUSTRI TEKNOLOGI
kenyataan bahwa industri, baik institusi media maupun perusahaan yang menawarkan jasa
maupun produk, tidak lagi mendominasi khalayak. Proses yang selama ini ada di institusi bisnis
mulai dapat dilakukan oleh khalayak.
Conclusion
Pemanfaatan khalayak melalui perspektif media juga bisa dilihat dari prisip dasar media massa komersial sebagai bentuk
dari sistem kapitalis yang secara esensi memiliki agenda untuk menciptakan produksi kesadaran (Mosco, 2009; Smythe,
1977, 2006). Ada dua konsep, yakni :

(1) Khalayak digunakan sebagai kekuatan sekaligus sasaran untuk memasarkan secara luas barang-barang produksi
atau jasa yang dijalankan melalui monopoli kapitalisme;

(2) Pasar pada dasarnya bisa merupakan legitimasi atas kekuatan negara dan sebagai strategi kebijakan serta aksi. Dua
prinsip tersebut beroperasi dengan berpusat pada kekuatan khalayak (audience power) sehingga diperlukan media
massa komersial untuk mendapatkan kekuatan itu. Khalayak dalam relasi in merupakan komoditas karena khalayak
pada dasarnya diproduksi, dijual, dibeli, dan dikonsumsi, serta ada harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
khalayak.

Anda mungkin juga menyukai