Anda di halaman 1dari 11

ZAKAT PERTANIAN, PERKEBUNAN,

PERIKANAN, PETERNAKAN, DAN


EMAS/PERAK
Disusun Oleh :
1. Dinatul As’adiyah 2017301054
2. Aji Juliana 2017301061
3. Fitri Fajriati 2017301063
Zakat pertanian
Zakat pertanian adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil pertanian ketika
sudah mencapai nishabnya. Dalam kajian fikih klasik, hasil pertanian adalah
semua hasil pertanian yang ditanam dengan menggunakan bibit bibiji bijian yang
hasilnya dapat dimakan oleh manusia dan hewan serta yang lainnya. Zakat
pertanian ditunaikan pada waktu panen dan tidak diisyaratkan haul karena
pertumbuhan harta telah sempurna pada jangka waktu pertanian waktu tanam
sampai panen). Aturan tata cara pelaksanaan zakat pertanian murni, dengan teknik
penghitungan 10 % untuk pertanian yang diairi dengan air hujan atau irigasi dan 5
% untuk pertanian yang diairi dengan bantuan manusia (memberi upah)
Terdapat perbedaan konversi dalam nishab hasil pertanian. Jumhur ulama
yang terdiri dari para sahabat, tabiin dan para ulama sesudah mereka berpendapat
bahwa tanaman dan buahan sama sekali tidak wajib zakat sampai berjumlah lima
beban unta (wasaq). Nishab dari tanaman yang dihasilkan Setiap tanaman yang
hasilnya mencapai nisab lima ausuq atau kurang lebih 653 kg gabah, maka setiap
panen harus dikeluarkan zakatnya sebanyak 5% (dengan biaya irigasi) atau 10%
(tidak ada biaya irigasi).
Contoh zakat pertanian
Sifulan memiliki sawah dengan luas 2 ha dan sawah tersebut dalam sistem
penggarapannya menggunakan tadah hujan. Setiap kali Sifulan panen dari
hasil pertanian disawahnya itu menghasilkan kurang lebih 2,5 ton gabah atau
padi. Biaya dari awal sampai panen sekitar setara dengan 0,5 kwintal (50 kg).
Maka cara perhitungannya sebagai berikut:
Hasil panen bruto (kotor) = 2,5 ton = 2500 kg
Biaya perawatan sebesar nilainya = 50 kg
Panen netto (bersih) = 2450 kg
Zakatnya = 2450 kg x 10% = 245 kg
Contoh zakat pertanian
Sifulan memiliki sawah dengan luas 1 ha dan sawah tersebut dalam sistem
penggarapannya diairi dengan sistem irigasi (ada biaya). Setiap kali Sifulan
panen dari hasil pertanian Disawahnya itu menghasilkan kurang lebih 2,5 ton
gabah atau padi. Biaya dari awal sampai panen sekitar setara dengan 1
kwintal (100 kg). Berapakah kewajiban zakat Sifulan, jika Nisabnya sebesar
653 kg?
Maka cara perhitungannya sebagai berikut:
Hasil panen bruto (kotor) = 2,5 ton = 2500 kg
Biaya perawatan sebesar nilainya = 100 kg
Panen netto (bersih) = 2.400 kg
Zakatnya = 2400 x 5% = 120 kg
Zakat perkebunan
Zakat perkebunan adalah salah satu jenis zakat yang dikenakan pada hasil
panen atau produksi tanaman perkebunan tertentu. Dalam konteks perkebunan,
zakat dikenakan pada tanaman-tanaman tertentu yang memiliki nilai ekonomi,
seperti pohon kelapa, kopi, karet, kelapa sawit, dan sejenisnya. Zakat perkebunan
diqiyaskan kepada zakat perdagangan (85 gram emas), dengan jumlah 2,5 % dari
keseluruhan keuntungan yang diperoleh . Dan apabila ada petani yang
mengeluarkan zakatnya mengacu pada aturan tata cara pelaksanaan zakat pertanian
murni, dengan teknik penghitungan 10 % untuk pertanian yang diairi dengan air
hujan atau irigasi dan 5 % untuk pertanian yang diairi dengan bantuan
manusia (memberi upah), maka Islam memandanganya sebagai sesuatu yang
dibenarkan
Zakat perikanan
Zakat perikanan adalah salah satu jenis zakat yang dikenakan pada hasil
tangkapan atau usaha perikanan. Zakat ini diberlakukan terhadap hasil
tangkapan perikanan yang diperoleh baik melalui penangkapan ikan di laut,
sungai, dan danau, maupun melalui usaha pemeliharaan ikan di kolam atau
tambak. Menurut Peraturan Menag No. 52 tahun 2014 Nisab zakat atas hasil
perikanan senilai 85 gram emas dan kadar atas hasil perikanan sebesar 2,5%.
Contoh zakat perikanan
Muhammad Iksan memiliki tambak udang vaname, jumlah produksi
udang dalam satu klaster tambaknya seluas 10 hektar memperoleh hasil kurang
lebih 150 ton. Hasil panen pada satu klaster bisa mendapatkan hasil bersih
mencapai 40 miliar per tahun. Dari hasil panen tersebut maka telah mencapai
nisab dan haul. Maka dari itu perhitungan zakatnya jika menggunakan nisab
senilai 85 gram emas dan zakatnya menggunakan 2,5 % yaitu :
2,5% x Rp. 40.000.000.000 = Rp. 100.000.000
Zakat peternakan
Hewan-hewan ternak yang dikenakan wajib zakat hanya unta, sapi
atau kerbau, kemudian kambing atau domba. Sedangkan hewan-
hewan lainnya seperti ayam, bebek dan burung puyuh tidak ada
kewajiban zakat padanya, kecuali bila diperdagangkan. Dimaksud
dengan hewan ternak disini secara khusus dalam nash hadits adalah
unta, sapi (kerbau), dan domba (kambing). Syarat zakat ternak
juga harus melewati masa haul.
Zakat emas dan perak
Emas dan perak kedua barang tersebut bisa dijadikan modal Investasi sehingga emas
sama perak dan dizakati. Perhiasan yang wajib zakat adalah perhiasan yang disimpan
dan tidak dipakai komponen emas dan perak wajib zakat yaitu setiap uang kertas
sebagai alat tukar, emas dan perak karena kedua barang tersebut bisa dijadikan modal
investasi sehingga emas, perak, dan uang wajib dizakati.Terdapat perbedaan pendapat
mengenai nisab zakat emas dan perak. Perbedaan nisab zakat emas dan perak terletak
pada konversi.
Nisab emas Menurut ulama
77,5 gram Mazhab Syafi’I, Maliki, dan
Hanbali
107,75 gram Mazhab Hanafi
85 gram Wahbah Zuhaily
85 gram KHES
Nisab Perak Menurut ulama
543,35 gram Mazhab Syafi’I, Maliki, dan
Hanbali
752,66 gram Mazhab Hanafi
595 gram Wahbah Zuhaily
595 gram KHES

Anda mungkin juga menyukai