SOP Batam - 2
SOP Batam - 2
Prosedur Standar
Prosedur StandarOperasional
Operasional
Pelayanan Terpadu
Pelayanan Terpadubagi
bagi
Saksi dan/atauKorban
Saksi dan/atau Korban
Tindak PidanaPerdagangan
Tindak Pidana Perdagangan Orang
Orang
1
TIM PENYUSUN:
Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (GTPP-TPPO) Kota Batam
Counter-Trafficking and Protection Unit, IOM Indonesia
PRODUKSI:
International Organization for Migration (IOM) Indonesia
ISBN: 00000-000-0000
2
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR iv
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1. Latar Belakang........................................................................ 3
1.2. Dasar Hukum.......................................................................... 5
1.3. Maksud Dan Tujuan . ............................................................. 10
1.4. Ruang Lingkup........................................................................ 10
1.5. Sasaran................................................................................... 11
1.6. Pengertian.............................................................................. 11
1.7. Prinsip-Prinsip Umum ........................................................... 16
1.8. Strategi................................................................................... 19
BAB II MANAJEMEN PELAYANAN TERPADU
2.1. Mekanisme Pelayanan........................................................... 21
2.2. Peran dan Tanggung Jawab Antar-Lembaga Pemerintah
di Kota Batam ........................................................................ 25
2.3. Sumber Daya Manusia (Sdm)................................................ 27
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi........................................ 28
2.5. Sistem Administrasi ............................................................... 31
2.6. Sarana dan Pra-sarana . ......................................................... 32
2.7. Kerja Sama Antar Pemerintah dan Masyarakat ..................... 33
2.8. Sumber Pendanaan ............................................................... 33
BAB III PROSEDUR PELAYANAN IDENTIFIKASI
3.1. Pelayanan Identifikasi . .......................................................... 37
3.2. Langkah-Langkah Pelayanan Identifikasi ............................... 38
3.3. Formulir yang Digunakan ...................................................... 43
BAB IV PROSEDUR BANTUAN HUKUM
4.1. Bantuan Hukum .................................................................... 45
4.2. Langkah-Langkah Bantuan Hukum ....................................... 45
4.3. Formulir yang Digunakan....................................................... 47
i
DAFTAR ISI
ii
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Buku Saku Panduan Pendampingan Saksi dan/atau
Korban Perdagangan Orang bagi Petugas Garda Depan
di Kota, merupakan pengejawantahan dari amanat
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2013
tentang Pencegahan dan Penaganan Korban Perdagangan
Orang (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2015 Nomor
5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 90
sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2008, Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun
2016 tentang Penyelengaraan Perlindungan Anak, dan penjabaran Pasal 51
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang yang menegaskan, bahwa korban perdagangan orang
berhak memperoleh rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan
dan reintegrasi sosial dari Pemerintah apabila yang bersangkutan mengalami
penderitaan fisik maupun psikis akibat tindak pidana perdagangan orang.
Prosedur Standar Operasional (PSO) yang merupakan lampiran dari
Surat Keputusan Walikota Batam Nomor KPTS. 143/HK/IV/2017 yang ditetapkan
pada 04 April 2017 dimaksudkan agar dapat dijadikan rujukan bagi Penyedia
Layanan Terpadu Kota Batam dan Penyedia Layanan berbasis masyarakat yang
menyelenggarakan layanan terpadu bagi saksi dan/atau korban tindak pidana
perdagangan orang. Sehingga dapat terlaksana proses identifikasi, pemulangan,
layanan hukum, rehabilitasi dan reintegrasi sosial secara sistematis,
terkoordinasi, terintegrasi dan berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, saya ucapakan terima kasih kepada International
Organization for Migration (IOM) yang telah bekerjasama dengan Pemerintah
Kota Batam, khususnya dalam fasilitasi penyusunan Prosedur Standar
Operasional Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana
Perdagangan Orang dengan harapan dapat dimanfaatkan secara optimal,
sehingga di masa yang akan datang tidak terjadi lagi kasus tindak pidana
perdagangan orang serta tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak di
Kota Batam.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Walikota Batam,
dto
Muhammad Rudi
iv
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
v
BAB I
Pendahuluan
2
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Beberapa bentuk TPPO yang dialami korban antara lain eksploitasi seksual,
eksploitasi ekonomi, pengantin pesanan (mail order bride), kawin kontrak,
dan lain sebagainya. Hal ini dapat dianalogikan sebagai perbudakan modern
(modern day slavery). Perdagangan orang telah menempatkan korbannya
pada posisi yang sangat rentan khususnya dari segi kesehatan, baik fisik
maupun mental, dan sangat rentan terhadap tindak kekerasan, kehamilan
yang tidak dikehendaki, dan infeksi penyakit seksual menular termasuk HIV/
AIDS.
3
BAB I
Pendahuluan
ratusan perempuan muda yang sebagian besar berasal dari daerah Jawa
Barat pun akhirnya direkrut dan dipekerjakan.1
1 Van Der Laan, Anita, et al., Batam TIP Profile: An Assessment of Human Trafficking
in Batam District to Contribute to the Government Efforts in Combating Trafficking
in Persons, IOM Indonesia: Februari 2016.
4
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
5
BAB I
Pendahuluan
6
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
7
BAB I
Pendahuluan
8
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
9
BAB I
Pendahuluan
1.3.2. Tujuan
Umum
1. Terwujudnya koordinasi lintas sektoral melalui gugus tugas TPPO di kota
Batam secara sistematik, terkoordinasi, terintegrasi, dan berkelanjutan
sebagai bagian dari pemenuhan HAM.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk daerah lain.
Khusus
1. PSO ini ditujukan untuk terlaksananya proses identifikasi, rehabilitasi
kesehatan, rehabilitasi sosial, layanan hukum, pemulangan dan
reintegrasi sosial saksi dan/atau korban TPPO di Kota Batam, secara
sistematik, terkoordinasi, terintegrasi, dan berkelanjutan sebagai bagian
dari pemenuhan HAM.
10
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
1.5. SASARAN
Sasaran PSO ini adalah :
1. Petugas pelaksana Pusat Pelayanan Terpadu Pemerintah di Kota Batam;
2. Petugas pelaksana Pusat Pelayanan Terpadu berbasis komunitas/
masyarakat di Kota Batam;
3. Walikota Batam dan DPRD Kota Batam beserta jajarannya sebagai pihak
yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan bagi saksi dan/atau
korban TPPO.
1.6. PENGERTIAN
Dalam Prosedur Standar Operasional ini, yang dimaksud dengan:
1. Prosedur Standar Operasional, yang selanjutnya disingkat PSO, adalah
langkah-langkah standar yang harus dilakukan dalam menangani dan
melindungi saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang
mulai dari identifikasi, rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial,
layanan hukum, sampai dengan pemulangan dan reintegrasi sosial
saksi dan/atau korban.
2. Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang
dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat,
sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali
atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun
antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang
tereksploitasi.
3. Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang
meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan
paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan,
pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara
melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau
jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang
oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun
immateriil.
11
BAB I
Pendahuluan
12
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
13
BAB I
Pendahuluan
15
BAB I
Pendahuluan
16
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
3. Non-Diskriminasi
Pelayanan diberikan kepada semua saksi dan/atau korban TPPO
dengan menghormati prinsip non-diskriminasi dalam kerangka Hak
Asasi Manusia, sehingga tidak ada pembatasan, pelecehan, atau
pengecualian atas dasar apapun seperti agama, suku, ras, etnik, dan
jenis kelamin, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan HAM.
4. Kepentingan Terbaik bagi Anak
Pelayanan diberikan kepada anak sebagai saksi dan/atau korban TPPO
dengan memperhatikan bahwa anak memiliki hak untuk dihargai
secara penuh dalam memperoleh kelangsungan hidup, perlindungan,
perkembangan dan partisipasi, serta memiliki hak untuk memperoleh
tindakan perlindungan khusus. Penyedia layanan seperti investigator/
petugas, aparat penegak hukum, dan badan kewenangan administratif
serta legislatif, harus mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi
anak. Dalam memberikan pelayanan, anak memiliki hak untuk
mengungkapkan pandangannya secara bebas dari segala hal yang
mempengaruhi dia, termasuk dalam hubungannya dengan proses
hukum, perlindungan dan perawatan sementara, serta identifikasi dan
penerapan solusi jangka panjang. Mengingat masih adanya kerancuan
dalam memahami kasus perdagangan anak dengan kasus penjualan
anak atau dengan adopsi ilegal, dalam hal ini, rekruitmen, transportasi,
pemindahan, penampungan/penyembunyian atau penerimaan anak
dengan cara adopsi atau pernikahan untuk tujuan eksploitasi harus
dianggap sebagai tindak pidana perdagangan anak.
5. Hak atas Informasi
Pelayanan diberikan kepada semua saksi dan/atau korban TPPO
dengan memastikan disediakan dan diberikannya informasi yang dapat
dimengerti oleh saksi dan/atau korban mengenai segala hal yang
mempengaruhi saksi dan/atau korban termasuk hak-haknya, layanan
yang tersedia, upaya hukum, perkembangan kasus, putusan pengadilan,
hak untuk mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan, dan proses
penyatuan kembali (reunifikasi) keluarga. Informasi harus diberikan
dari tahap paling awal hingga akhir, akurat, relevan, jelas, dan dalam
bahasa yang dipahami. Demikian pula pelayanan diberikan dengan
memastikan saksi dan/atau korban dapat memberikan informasi untuk
dimengerti oleh penyedia layanan maupun pihak lain sehubungan
dengan proses penanganan kasus. Apabila diperlukan, harus
17
BAB I
Pendahuluan
disediakan penerjemah yang sesuai, telah diuji dengan teliti, dan telah
diberi pembekalan kepekaan dan pelatihan sebelum menerjemahkan
bagi para saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.
Pelatihan dan pembekalan kepekaan termasuk pemberian informasi
dan istilah yang tepat mengenai TPPO, diskriminasi dan kekerasan
terhadap perempuan (bagi yang menerjemahkan untuk saksi dan/atau
korban perempuan), serta pelecehan anak (bagi yang menerjemahkan
untuk anak-anak).
6. Hak atas Kerahasiaan dan Privasi
Pelayanan diberikan kepada semua saksi dan/atau korban TPPO dengan
menghormati hak atas kerahasiaan, serta harus melindungi privasi dan
identitas saksi dan/atau korban. Jika ada informasi yang harus dibagi ke
pihak lain, diperlukan persetujuan dari saksi dan/atau korban. Dalam
hal saksi dan/atau korban anak, perlu diperhatikan prinsip pemenuhan
hak anak.
7. Penghargaan atas Suku, Budaya, Identitas Agama dan Kepercayaan
Pelayanan diberikan kepada semua saksi dan/atau korban TPPO
dengan memastikan diberikannya penghargaan atas suku, budaya,
identitas agama dan kepercayaan dan diberikannya bantuan bagi saksi
dan/atau korban dalam melaksanakan atau mempraktikan berkaitan
dengan suku, budaya, identitas agama atau kepercayaan.
8. Kewajiban Negara
Pelayanan diberikan kepada semua saksi dan/atau korban TPPO
sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam hal ini Pemerintah
Kota Batam, terhadap hak-hak saksi dan/atau korban, dilaksanakan
secara bersama-sama oleh instansi atau lembaga terkait sebagai satu
kesatuan penyelenggaraan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial,
pemulangan, reintegrasi sosial, dan layanan hukum, dan kegiatan lain
untuk melindungi serta memberi bantuan bagi saksi dan/atau korban,
serta mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi petugas
penyedia layanan.
18
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
1.8. STRATEGI
Strategi yang dipergunakan dalam rangka implementasi PSO ini yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran, kepedulian dan partisipasi masyarakat
terhadap kegiatan rehabilitasi baik kesehatan maupun sosial,
pemulihan, penegakan hukum, pemulangan, dan reintegrasi sosial
saksi dan/atau korban TPPO.
2. Mengadvokasi pemangku kepentingan pusat dan daerah untuk
keberlanjutan pelayanan terpadu bagi saksi dan/atau korban TPPO.
3. Meningkatkan kapasitas penyedia layanan.
4. Melibatkan semua pihak baik pemerintah maupun non pemerintah
pada semua jenis layanan.
5. Memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya di tingkat lokal,
nasional, dan internasional.
6. Mengembangkan kerjasama dan koordinasi dalam jejaring kerja
berdasarkan kemitraan.
19
BAB II
Manajemen
Pelayanan Terpadu
20
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
21
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
Berikut adalah mekanisme pelayanan terpadu bagi saksi dan atau korban
tindak pidana perdagangan orang sebagaimana digambarkan dalam bagan:
REHABILITASI
KESEHATAN
REINTEGRASI SOSIAL
Datang Sendiri REHABILITASI SOSIAL PEMULANGAN
IDENTIFIKASI • Penyatuan dengan
• Kontrak sosial • Dari Luar Negeri ke keluarga/
• Screening • Konseling awal Provinsi • keluarga pengganti
Rujukan
• Asesmen • Konseling lanjutan • Di Dalam Negeri • Pemberdayaan
• Rencana Intervensi • Bimbingan mental • Korban WNA ekonomi dan sosial
dan spiritual • Pendidikan
Penjangkauan • Pendampingan • Monitoring/
• Rujukan Bimbingan lanjut
BANTUAN HUKUM
• Perlindungan saksi
dan/ korban
• BAP
• Penuntutan
• Putusan
• Restitusi
FORM
FORM
• Informed consent
FORM FORM
• Kontrak sosial
• Case record • Form rencana
Screening • Form medis Pemulangan Reintegrasi
Form • Form psikologis Sukarela • Form Monitoring
• Form bantuan
hukum
A D M I N I S T R A S I dan P E N D A T A A N
Prinsip HAM, Gender, dan Anak
22
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Keterangan :
Proses penanganan korban yang diselenggarakan oleh PPT dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Korban yang datang sendiri, melalui proses rujukan maupun yang
diperoleh melalui penjangkauan dilaksanakan proses identifikasi yang
meliputi screening, assesment dan rencana intervensi sesuai dengan
kebutuhan korban.
b. Jika korban mengalami luka-luka maka korban sesegera mungkin
diberikan rehabilitasi kesehatan yang meliputi pelayanan non-kritis,
pelayanan semi-kritis, pelayanan kritis, dan pelayanan medikolegal sesuai
dengan kondisi korban. Rekam medis harus memuat selengkap mungkin
hasil pemeriksaan korban karena dapat digunakan dalam pemeriksaan di
pengadilan.
c. Jika korban tidak mempunyai luka fisik, dan setelah diidentifikasi diketahui
bahwa korban memerlukan konseling untuk pemulihan psikisnya, maka
korban masuk dalam tahapan rehabilitasi sosial yang meliputi kontrak
sosial, yaitu perolehan persetujuan korban untuk mendapatkan layanan
sosial, konseling awal, konseling lanjutan, bimbingan mental dan spiritual,
pendampingan, rujukan, serta home visit sebagai persiapan keluarga dan
lingkungan untuk menerima korban lewat koordinasi dengan instansi/
dinas sosial dan instansi/dinas terkait lainnya.
d. Jika korban memerlukan bantuan hukum, maka bantuan ini diberikan
setelah proses rehabilitasi kesehatan dan rehabilitasi sosial dilakukan,
atau bisa langsung diberikan jika memang korban tidak memerlukan
rehabilitasi tersebut. Bantuan hukum diberikan mulai dari perlindungan
saksi dan/atau korban, proses pelaksanaan BAP penyelidikan dan
penyidikan di kepolisian, proses penuntutan di kejaksaan sampai proses
pemeriksaan di sidang pengadilan. Termasuk di dalamnya bantuan hukum
untuk memperoleh restitusi korban TPPO yang diproses oleh kepolisian
meliputi kerugian materil dan non-materil yang diderita korban,
dikumpulkan serta dilampirkan bersamaan dengan berkas perkara.
e. Proses terakhir dari layanan untuk korban adalah proses reintegrasi
sosial, di mana korban disatukan kembali dengan keluarga atau keluarga
pengganti serta diupayakan agar korban dapat diterima kembali oleh
keluarga dan masyarakatnya. Dalam proses ini termasuk di dalamnya
adalah pemberdayaan ekonomi dan sosial serta pembekalan ketrampilan
agar dapat menghasilkan secara ekonomi, serta diberikan pendidikan
23
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
untuk korban yang masih bersekolah dan terputus karena menjadi korban
serta adanya monitoring/bimbingan lanjutan, serta home visit untuk
memonitor kondisi korban setelah proses penyatuan dengan keluarga.
Guna mencapai ketertiban administrasi dan pendataan dibutuhkan
formulir setiap tahapan dalam proses pelayanan tersebut. Setiap lembaga
layanan untuk menggunakan standar formulir yang telah disepakati
guna memudahkan rekapitulasi. Keseluruhan proses layanan ini juga
harus didasari dan tidak terlepas dari prinsip penghormatan terhadap
Hak Azasi Manusia (HAM), menghindari bias gender dan melaksanakan
pemenuhan hak anak. Yang juga penting, setiap korban berhak
memperoleh perlakuan dan perlindungan yang sama, tanpa melihat latar
belakang, suku, agama, rasa, dan aspek intrinsik dari korban. Dalam kata
lain, perlakuan dan perlindungan yang diberikan kepada korban haruslah
didasarkan pada prinsip non-diskriminasi, sehingga setiap korban bisa
memperoleh bantuan yang adil dan memiliki kesempatan yang sama
untuk bisa kembali ke kondisi seperti sebelum ia mengalami perdagangan
orang. Selain keseluruhan proses layanan yang diberikan perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi yang merupakan feedback untuk kesempurnaan
layanan yang diberikan.
Tahap-tahap di atas adalah tahapan yang ideal yang diberikan kepada
saksi dan/atau korban TPPO. Namun tidak semua saksi dan/atau korban
mendapatkan pelayanan ini karena kondisinya yang berbeda-beda,
sehingga menimbulkan kebutuhan yang berbeda, atau pada sebab
lain saksi dan/atau korban (dewasa) menolak pelayanan-pelayanan
tersebut. Tahap-tahap ini tidak selalu berlaku berurutan, namun dalam
implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan korban dan/atau saksi.
Misalnya korban bisa saja mendapat bantuan hukum sebelum, ataupun
setelah pemulangan.
Dalam seluruh proses pelayanan, mutlak bahwa perlindungan serta
pemenuhan hak-hak saksi dan/atau korban mendapat prioritas tertinggi
dan tetap menjadi hal terpenting. Hal yang inheren dalam perlindungan,
adalah asas kerahasiaan untuk memastikan identitas, tempat berada, dan
keadaan saksi dan/atau korban TPPO tidak terungkap kepada pihak lain di
luar ruang lingkup perlindungan. Hal ini sangat penting untuk menjamin
bahwa para pelaku TPPO dan pihak lain tidak mencoba mengintimidasi,
mengancam atau sebaliknya menjadikan seseorang menjadi korban
TPPO kembali.
24
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
25
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
2.2.1 Peran PPT untuk Saksi dan/atau Korban Warga Negara Asing (WNA)
Dalam hal penanganan korban TPPO Warga Negara Asing (WNA), sebelum
menentukan negara asal korban maka korban harus mendapatkan pelayanan
sementara dari PPT terdekat dari korban ditemukan sebagaimana perlakuan
yang diterima oleh korban TPPO Warga Negara Indonesia (WNI).
26
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Dalam hal saksi dan/atau korban adalah warga negara asing, instansi
pertama yang menemukan wajib melaporkan kepada Kementerian Luar
Negeri cq. Direktorat Konsuler secepatnya dan Kementerian Luar Negeri akan
menghubungi perwakilan Negara asal korban tersebut untuk membantu
proses penanganan.
Dalam hal saksi dan/atau korban adalah Warga Negara Asing yang negaranya
tidak mempunyai perwakilan di Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu)
memberitahukan kepada negara asal korban pada perwakilan negara asing
yang diakreditasikan untuk wilayah Negara Republik Indonesia.
27
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
28
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
1. Ketua Umum:
a. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan, strategi, program
dan kegiatan serta langkah-langkah yang diperlukan dalam
penyelenggaraan PPT;
b. Melakukan pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan
perlindungan dan penanganan korban kekerasan;
c. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota Batam;
d. Bertanggung jawab atas keseluruhan proses penyelenggaran
perlindungan dan penanganan kekerasan terhadap korban kekerasan.
2. Ketua Pelaksana:
a. Mengkoordinasikan tugas dan fungsi dari penanggung jawab
rehabilitasi kesehatan, penanggung jawab rehabilitasi sosial,
penanggung jawab layanan bantuan hukum, pemulangan dan
reintegrasi sosial;
b. Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan dan
pendampingan saksi dan/atau korban;
c. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan pihak eksternal yang
terkait;
d. Menghinpun dan memanfaatkan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk kegiatan perlindungan dan penanganan korban
kekerasan;
e. Memberikan pelaporan periodik kepada pemerintah daerah Kota
Batam c.q. Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana
Perdagangan Orang Kota Batam.
3. Sekretaris:
a. Membantu pelaksanaan tugas dari Ketua Umum;
b. Membantu menyiapkan kegiatan koordinasi dan tindak lanjut
perlindungan, penanganan korban kekerasan;
c. Memberikan pelayanan administrasi dalam kerja sama Gugus Tugas
Pusat dengan Kementerian/Lembaga dan Lembaga;
d. Masyarakat yang menjadi anggota Gugus Tugas Pusat;
e. Menyelenggarakan pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan
dan penyajian data serta penyusunan laporan kegiatan Sekretariat;
29
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
30
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
31
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
32
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
33
BAB II
Manajemen Pelayanan Terpadu
dan pemulung, tuna susila, waria, korban trafficking, orang dengan HIV
dan AIDS, bekas binaan lembaga pemasyarakatan. (UU RI Nomor 11 tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial). Oleh karena itu korban TPPO/trafficking
dapat mengakses pendanaan dari Jamkesmas yang bersumber pada APBN
ini dengan melampirkan surat keterangan sebagai penghuni Balai/Pusat/
Lembaga, Rumah Singgah/Yayasan/Panti Sosial/Rumah Perlindungan di
mana korban mendapatkan pelayanan.
Sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dalam gugus tugas TPPO, pelayanan
rehabilitasi sosial dilakukan oleh Kementerian Sosial. Namun dalam
praktiknya pelayanan rehabilitasi sosial juga banyak dilakukan oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat. Jika rehabilitasi sosial dilakukan di Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), maka sumber
pendanaan berasal dari APBD Kota Batam. Sedangkan jika rehabilitasi sosial
dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat di Kota Batam maka sumber
pendanaan bisa diperoleh dari APBN, APBD Provinsi, atau APBD Kota Batam
dengan cara berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
setempat.
2.8.4. Pemulangan
Sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dalam Gugus Tugas TPPO dan
jenis pemulangannya, pemulangan dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Batam.
Untuk pemulangan korban TPPO dari Kota Batam ke Keluarga/Keluarga
Pengganti, maka pembiayaan bisa berasal dari berbagai sumber yang ada
di Kota tujuan misalnya dari dinas atau instansi sosial, LSM maupun sumber
pendanaan lainnya.
Sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dalam gugus tugas TPPO, pelayanan
reintegrasi sosial dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Batam berkoordinasi
dengan Kementerian Sosial. Dalam praktiknya pelayanan reintegrasi sosial
juga banyak dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat.
34
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
35
BAB III
Prosedur Pelayanan
Identifikasi
36
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
37
BAB III
Prosedur Pelayanan Identifikasi
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses identifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Dalam hal saksi dan/atau korban adalah anak atau diindikasikan masih
berusia anak, maka segera dicarikan pendamping (orang tua/wali atau
petugas) yang berfungsi sebagai wali pendamping anak, dimana akan
bertugas mendampingi anak dalam proses-proses selanjutnya.
2. Untuk saksi dan/atau korban rujukan, pejabat yang berwenang
melakukan verifikasi terhadap hasil identifikasi dan pemeriksaan yang
dilakukan oleh lembaga yang merujuk.
3. Dalam hal saksi dan/atau korban menunjukkan tanda-tanda sakit yang
kritis dan membutuhkan tindakan medis cepat atau segera, petugas
segera menghubungi rumah sakit/petugas kesehatan untuk memeriksa
saksi dan/atau korban, atau mengantar/merujuk ke rumah sakit setempat
jika diperlukan.
4. Dalam hal saksi dan/atau korban berasal dari daerah/negara lain atau
mempunyai hambatan komunikasi, maka disediakan penerjemah untuk
mendampingi petugas melakukan identifikasi.
1. Asal Korban
38
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan menggali informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada seseorang
yang diduga saksi dan/atau korban TPPO, guna memperoleh
jawaban. Setelah kondisi saksi dan/atau korban memungkinkan
untuk diwawancarai, dengan menggunakan daftar pertanyaan
(check list identifikasi) yang telah ada (lampiran), petugas melakukan
wawancara untuk mengetahui identitas saksi dan/atau korban, serta
untuk memastikan apakah benar yang bersangkutan merupakan saksi
dan/atau korban TPPO.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara:
1) Sebelum melakukan wawancara.
- Petugas harus meminta persetujuan terhadap seseorang yang
diduga saksi dan/atau korban TPPO untuk melakukan identifikasi
dengan menjelaskan bahwa akan dijaga kerahasiaan identitasnya,
masalahnya, privasi, dan tentang hak-hak korban lainnya.
Kerahasiaan saksi dan/atau korban harus selalu dihormati setiap
saat di dalam pembahasan mengenai kebutuhan saksi dan/
atau korban, dalam cara seseorang mengakses saksi dan/atau
korban untuk wawancara, di dalam proses wawancara, dalam
bagaimana data dirahasiakan setelah wawancara, dan sebagainya.
Jika diperlukan, petugas dapat menjelaskan apa yang akan
dilakukan terhadap keterangan yang didapat dalam wawancara
dan memastikan bahwa saksi dan/atau korban tahu akibat dari
wawancara yang dilakukannya. Dalam kondisi tertentu, misalnya
ditanyakan oleh saksi dan/atau korban, petugas mungkin perlu
menjelaskan bagaimana catatan disimpan, siapa yang memiliki
akses, dan sebagainya.
- Petugas menjelaskan kepada seseorang yang diduga saksi dan/
atau korban TPPO, bahwa pertanyaan yang diajukan mungkin akan
menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa takut baginya, tetapi
petugas akan berupaya menjamin keamanan dan memastikan
informasi tidak akan digunakan untuk menghukum mereka. Jika
dibutuhkan dan diinginkan oleh saksi dan/atau korban, misalnya
perempuan atau anak, harus disediakan petugas wawancara yang
berjenis kelamin sama dengan saksi dan/atau korban. Demikian
39
BAB III
Prosedur Pelayanan Identifikasi
40
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
b. Observasi
Observasi yaitu suatu pengamatan langsung pada seseorang yang
diduga saksi dan/atau korban TPPO, untuk mengetahui kondisi dan
situasi orang tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati kondisi
fisik untuk menduga apakah saksi dan/atau korban masih di bawah
umur (di bawah 18 tahun) dan kondisi kesehatan fisik dan psikis saksi
dan/atau korban apakah kritis/non kritis yang membutuhkan tindakan
medis cepat atau segera.
Pendugaan usia saksi dan/atau korban perlu diperhatikan dalam
observasi, yaitu selain didasarkan pada dokumen yang ada, juga dari
penampakan fisik, kematangan psikologis, dan pernyataan saksi dan/
atau korban. Dalam hal usia saksi dan/atau korban tidak jelas, namun
ada indikator yang dapat dipercaya bahwa saksi dan/atau korban
adalah anak, hendaknya patut diduga bahwa saksi dan/atau korban
tersebut adalah anak. Sampai dengan umurnya dapat diketahui
dengan pasti, ia diperlakukan sebagai saksi dan/atau korban anak.
3. Assesment (Penilaian) Kebutuhan Saksi dan/atau Korban
a. Setelah diketahui dari hasil identifikasi bahwa saksi dan/atau korban
tidak masuk kategori saksi dan/atau korban TPPO, maka petugas
menghubungi lembaga penyedia layanan yang sesuai dengan kasus
yang dialami.
b. Jika dari hasil identifikasi diketahui bahwa saksi dan/atau korban
masuk kategori saksi dan/atau korban TPPO, maka petugas melakukan
assessment kebutuhan pelayanan lanjutan dengan melakukan
identifikasi kondisi fisik, piskis, dan kondisi lain yang dibutuhkan.
4. Rekomendasi Layanan Lanjutan
a. Dari hasil assessment dan rekomendasi penanganan lanjutan oleh
PPT perujuk, maka petugas PPT memberikan rekomendasi intervensi
layanan, dengan tujuan untuk menetapkan langkah-langkah tindak
lanjut yang terbaik dalam perlindungan dan pemenuhan hak-hak
saksi dan/atau korban.
b. Petugas PPT membangun kesepakatan dengan saksi dan/atau korban
terkait dengan intervensi layanan lanjutan yang akan diberikan,
penjelasan tentang hak-hak dan peran saksi dan/atau korban.
41
BAB III
Prosedur Pelayanan Identifikasi
42
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
43
BAB IV
Prosedur Bantuan
Hukum
44
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
45
BAB IV
Prosedur Bantuan Hukum
46
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
47
BAB V
Prosedur
Rehabilitasi Sosial
48
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
49
BAB V
Prosedur Rehabilitasi Sosial
50
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
4. Penanganan Lanjutan
a. Tindakan medis
merupakan tindakan yang bersifat operatif dan non operatif yang
dilakukan baik untuk tujuan diagnostik maupun pengobatan.
b. Konsultasi spesialistik sesuai kebutuhan
c. Pulang/rawat jalan atau rawat inap sesuai kebutuhan saksi dan/atau
korban.
5. Perekaman intervensi dan perkembangan kondisi saksi dan/atau
korban dalam dokumen database
Perkembangan kesehatan saksi dan/atau korban dipantau secara
teratur, dan hasilnya direkam dalam Buku Rekam Kasus, yang kemudian
diadministrasikan dalam sistem database terkomputerisasi.
51
BAB V
Prosedur Rehabilitasi Sosial
52
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
53
BAB VI
Prosedur
Rehabilitasi Sosial
54
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
55
BAB VI
Prosedur Rehabilitasi Sosial
56
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
57
BAB VII
Prosedur
Pemulangan
58
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Pada beberapa kasus terjadi korban melarikan diri (kabur) dari PPT tanpa
seizin petugas. Jika hal ini terjadi, maka petugas harus melapor kepada polisi
dan mengisi formulir khusus yaitu formulir ” Kehilangan Korban ” dengan
melampirkan data diri korban dan BAP dari kepolisian.
59
BAB VII
Prosedur Pemulangan
60
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
61
BAB VII
Prosedur Pemulangan
62
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
63
BAB VIII
Prosedur
Reintegrasi Sosial
64
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Dalam hal saksi dan/atau korban adalah anak, reintegrasi diprioritaskan untuk
mengembalikan atau menyatukan kembali korban dengan keluarga, saudara
lain, keluarga pengganti dan/atau masyarakat. Sedangkan reintegrasi anak
ke dalam lembaga sosial atau panti hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir.
65
BAB VIII
Prosedur Reintegrasi Sosial
Mengkaji dokumen
&
Rekomendasi PPT perujuk
66
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
67
BAB VIII
Prosedur Reintegrasi Sosial
68
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Walikota Batam,
dto
Muhammad Rudi
69
BAB VIII
Prosedur Reintegrasi Sosial
Lampiran
70
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Apakah individu telah diberitahukan bahwa (nama organisasi mitra) berhak untuk berbagi data kasus individu tersebut kepada kantor-kantor
organisasi mitra yang akan terlibat dalam program bantuan langsung untuk tujuan pemberian bantuan kepada korban? (Ya/ Tidak)
Apakah individu telah diberitahukan bahwa (nama organisasi mitra) berhak untuk melakukan pengungkapan data terbatas atas data non-pribadi
berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara kepada pihak penegak hukum untuk tujuan menyelamatkan korban-korban lainnya yang
masih dikendalikan pelaku perdagangan orang atau untuk kepentingan mencegah diperdagangkannya korban potensial lainnya? (Ya/ Tidak)
Apakah individu telah diberitahukan bahwa (nama organisasi mitra) berhak untuk menggunakan data (yang anonim dan secara keseluruhan)
untuk tujuan riset?
(Ya/ Tidak)
Apakah individu telah secara penuh memberikan persetujuan untuk dilaksanakannya wawancara dan juga telah diberikan penjelasan mengenai
peran dari organisasi pewawancara, sifat sukarela dan penggunaan informasi dari hasil wawancara sebagaimana telah diuraikan di atas?
(Ya/ Tidak)
Catatan: Informed consent diperlukan untuk semua layanan, seperti pemeriksaan dan prosedur medis, pengkajian kesehatan, pemulangan
sukarela dengan bantuan dan bantuan reintegrasi. (Ya/ Tidak)
Jika individu adalah seorang anak, apakah persetujuan orang tua/ wali telah diperoleh? (Ya/ Tidak)
1
Diadopsi dari Organisasi Internasional untuk Migrasi
71
Lampiran
Jenis organisasi/individu yang merujuk: (Misi IOM/ LSM/ Organisasi Masyarakat/ Kedutaan/ Imigrasi/ Polisi/ Kejaksaan/ Penuntut
Umum/ Pusat Pemulihan/ Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah/ BNP2TKI/ Keluarga atau
Teman/ Datang merujuk sendiri / Hotline/ Lainnya / Tidak Ada / Tidak Tahu)
____________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________
1.0. Mengapa individu meninggalkan rumah/ daerah asal anda (beri tanda lebih dari satu pilihan jika perlu)?
(Masalah ekonomi/ Pengganguran/ Mencari pekerjaan yang lebih baik/ Kurangnya akses pendidikan/ Kurangnya akses layanan kesehatan/
Masalah keluarga atau pribadi/ Masalah agama, politik atau ideologi/ Kekerasan domestik/ Pengantin pesanan/ Pernikahan dini/ Penipuan atau
janji palsu/ Ancaman dengan kekerasan*/ Wisata/ Lainnya/ TA/ TT)
*Termasuk kekerasan fisik, seksual, psikologis atau mental; dan intimidasi
1.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _____________________________________________________
2.0. Bagaimana individu tersebut masuk ke dalam proses (beri tanda lebih dari satu pilihan jika perlu)?
(Sponsor/ Agen legal*/ Korporasi**/ Teman/ Keluarga/ Suami/ Pacar/ Tetangga/ Kenalan baru/ Kontak pribadi/ TT/TA)
*Merujuk pada korporasi yang merekrut pekerja migran luar negeri dan atau pekerja domestik di dalam negeri
** Agensi Perekrut Legal lainnya
2.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _____________________________________________________
4.0. Jika migrasi tenaga kerja, kegiatan apa yang dijanjikan oleh individu akan dilakukannya setelah tiba di negara/daerah tujuan (beri
tanda pada lebih dari satu pilihan jika perlu)?
(Pekerja domestik/ Pelayan/ Pengasuh bayi/ Perawat*/ Penjaga toko/ Pekerja seks komersil/ Penari/ Pemandu karaoke/ Pemijat/ Suami atau
Istri/ Magang atau Pelatihan kerja/ Sekolah/ Wisata/ Sektor pelayanan/ Petugas kebersihan/ Pekerja pabrik/ Petani atau Pekerja kebun/ Pekerja
bangunan/ Pelaut/ Pencari ikan/ Bentuk pekerja buruh lainnya**/ Lainnya/TA/TT)
*termasuk perawat lansia,,orang sakit, atau cacat
**merujuk kepada jenis pekerjaan buruh lainnya yang tidak tercantum pada kategori yang ada
4.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _____________________________________________________
4.2. Jika PEKERJAAN PABRIK, mohon sebutkan sektor manufaktur apa: _______________________
5.0. Apakah individu mengeluarkan sejumlah uang untuk pembiayaan perjalanan ke daerah/Negara tujuan? (Ya/Tidak)
72
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
5.1. Jika YA, sebutkan jenis biaya: (Rekruitmen/ Pengurusan dokumen/ Akomodasi/ Transportasi/ Cek kesehatan/ Lainnya TA/TT)
5.1.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _______________________________________________________________
5.2. Jika YA, sebutkan yang membiayai? (Perekrut/ Sendiri/ Orang tua/ Kerabat/ Pacar/ Teman/ Tetangga/Lainnya/ TA/ TT)
5.2.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _______________________________________________________________
5.3. Jika YA, sebutkan cara pembayaran: (Tunai pada saat perekrutan/ pemotongan gaji pada saat sudah bekerja/ lainnya)
5.3.1. Jika LAINNYA, mohon jelaskan: ________________________________________________________________
5.4. Jika TIDAK, apakah ada pemotongan gaji ketika bekerja? (Ya/Tidak)
6.0. Manfaat apa yang dijanjikan kepada individu jika telah tiba di negara/ daerah tujuan?
6.1. Gaji (Ekuivalen dalam USD per bulan) : ________________________________________________
6.2. Manfaat lainnya: ___________________________________________________________________
9.0. Bagaimana individu menuju tujuan di daerah asal/negara asal? (Transportasi gabungan/ Jalur Darat/ Jalur Laut/ Jalur Udara/TT/TA)
11.0. Apakah waktu itu ia masih berusia Anak saat masuk ke dalam proses perdagangan: (Ya/ Tidak)
12.0. Dari daerah/negara mana individu masuk ke dalam proses perdagangan? _______________________________________
13.0. Daerah/negara mana yang dijanjikan (atau dimaksud sebagai) daerah/negara/tempat tujuan akhir?_______________
15.0. Apakah dalam perjalanannnya individu melakukan transit di suatu daerah/ negara? (Ya/ Tidak)
15.1. Jika YA, mohon sebutkan daerah/negara transit yang dilaluinya secara berurutan:_______________________
______________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
15.2. Apakah individu melakukan kegiatan di daerah/negara selama transit? (Ya/ Tidak)
15.3. Jika Ya, kegiatan apa yang dilakukannya di tempat/daerah/negara transit (beri tanda lebih dari satu pilihan jika perlu):
(Pekerja domestik/ Prostitusi paksa/ Pemandu karaoke/ Terlibat dalam kegiatan kriminal secara paksa/ Kawin paksa/ Penari/ Pemijat/
Pelayan/ Pengasuh bayi/ Perawat*/ Penjaga toko/ Sektor pelayanan/ Petugas kebersihan/ Pekerja pabrik/ Petani atau Pekerja kebun/
Pekerja bangunan/ Pelaut/ Pencari ikan/ Pengemis/ Pemulung/ Pekerja serabutan/ Tidak bekerja / Lainnya/ TA/ TT)
*termasuk penjaga lansia, orang sakit, atau cacat
15.3.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: __________________________________________________________
15.3.2. Jika PEKERJAAN PABRIK, mohon sebutkan sektor manufaktur apa: ____________________________
15.4. Jika transit dilakukan di banyak daerah/negara dan Individu terlibat melakukan banyak kegiatan di setiap daerah/negara
transit maka mohon diberikan penjelasan lebih rinci disini:
______________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________
16.0. Apakah terdapat cara-cara di bawah ini yang digunakan untuk mengendalikan individu?
73
Lampiran
Jam kerja yang berlebihan (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-sebutkan)
Tempat tinggal yang tidak (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-sebutkan)
layak
Tidak diberi perawatan medis (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-sebutkan)
yang layak
Masalah agama, politik dan (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-sebutkan)
ideologi
Ancaman dari aparat hukum (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Polisi/ Jaksa/ Hakim/Imigrasi /Lainnya-sebutkan)
Penjara (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Polisi/ Jaksa/ Hakim/Imigrasi /Lainnya-sebutkan)
74
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
FASE EKSPLOITASI
17.0. Kegiatan apa yang telah dilakukan individu sejak tiba di tempat tujuan akhir (pilih lebih dari satu jawaban jika perlu)?
(Pekerja domestik/ Prostitusi paksa/ Pemandu karaoke/ Terlibat dalam kegiatan kriminal secara paksa/ Kawin paksa/ Penari/ Pemijat/
Pelayan/ Pengasuh Anak/ Perawat*/ Penjaga toko/ Servis pelayanan/ Petugas kebersihan/ Pekerja pabrik/ Petani atau Pekerja kebun/
Pekerja bangunan/ Pelaut/ Pencari ikan/ Pengemis/ Pemulung/ Pekerja serabutan/ Tidak bekerja / Lainnya/ TA/ TT)
*termasuk penjaga lansia, orang sakit, atau cacat
17.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _______________________________________________________________________
17.2. Jika PEKERJAAN PABRIK, mohon sebutkan sektor manufaktur apa:_________________________________________
20.0. Apakah terdapat cara-cara berikut ini yang digunakan untuk mengendalikan individu selama kegiatan?
Jam kerja yang berlebihan (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
sebutkan)
Dipekerjakan pada majikan yang (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
berbeda-beda sebutkan)
Tidak diberi kebebasan bergerak (Ya/Sebagian/Tidak/ Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
TA/TT) sebutkan)
Tidak diberikan tempat tinggal yang (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
layak sebutkan)
Tidak diberi makan/minum yang (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
layak sebutkan)
Tidak diberi perawatan medis yang (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
layak sebutkan)
75
Lampiran
Masalah agama, politik dan ideologi (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Perekrut/Pengangkut/Penampung/Penerima/Lainnya-
sebutkan)
Ancaman dari aparat hukum (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Polisi/ Jaksa/ Hakim/Imigrasi /Lainnya-sebutkan)
Penjara (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Polisi/ Jaksa/ Hakim/Imigrasi /Lainnya-sebutkan)
Tidak diberi kebebasan untuk (Ya/Tidak/TA/TT) Jika YA, oleh siapa? (Penerima/ Pelaku Eksploitasi/ Klien/ Lainnya- sebutkan)
menolak tindakan-tindakan tertentu
Tidak diberi kebebasan untuk (Ya/Sebagian/Tidak/TA/ Jika YA, oleh siapa? (Penerima/ Pelaku Eksploitasi/ Klien/ Lainnya- sebutkan)
menggunakan kondom TT)
21.0. Apakah individu sebelumnya pernah mengalami kejadian yang sama (perdagangan orang)? (Ya/ Tidak/ TA/ TT)
21.1. Jika YA, berapa kali: (satu/ dua/ tiga/ lebih dari tiga)
21.1.1. Kapan dan dimana: ___________________________________________________________________
21.1.2. Sebutkan jenis pekerjaan___________________________________________________________
22.0. Apakah individu mengalami eksploitasi? (Ya/ Tidak/ TA/ TT) (Jika TIDAK, lanjutkan ke 24.0)
23.0. Jika individu mengalami eksploitasi, bagaimana cara keluar dari situasi ekslpoitasi? (Sendiri/ Polisi/ NGO/ Teman/ Tamu/ Majikan/
Lainnya/ TA/TT)
23.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _______________________________________________________________________
24.0. Jika eksploitasi TIDAK terjadi, apakah terdapat indikasi adanya ancaman eksploitasi yang nyata dan substansial? (Ya/ Tidak/ TA/ TT)
24.1. Jika YA, apa alasan eksploitasi tidak terjadi? (Diselamatkan/ Melarikan Diri/ Lainnya/ TA/ TT)
24.1.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: _______________________________________________________________________
MATERI PENDUKUNG
Laporan polisi atau laporan resmi lainnya (Ya/ /Tidak/ TA/ TT)
Dokumen identitas (Ya/ /Tidak/ TA/ TT)
Dokumen perjalanan (Ya/ /Tidak/ TA/ TT)
Laporan medis (Ya/ /Tidak/ TA/ TT)
Salinan kontrak kerja atau penawaran rekrutmen (Ya/ /Tidak/ TA/ TT)
Tulisan laporan pribadi individu (Ya/ /Tidak/ TA/ TT)
76
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
KEPUTUSAN
28.0. Jika individu adalah korban perdagangan orang, apakah jenis perdagangan tersebut dalam negeri atau trans-nasional?
(Dalam negeri/ Trans-nasional/ Keduanya)
29.0. Jika individu adalah korban perdagangan orang, apakah ia memenuhi syarat untuk program bantuan Korban Perdagangan Orang
IOM? (Ya/ Tidak)
29.1. Jika TIDAK, mengapa? (Tidak sesuai dengan kriteria proyek/ Diperintahkan untuk dideportasi/ Diduga penyusup/ Lainnya)
29.1.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: ____________________________________________________________
30.0. Jika individu memenuhi syarat untuk program bantuan korban perdagangan orang IOM, apakah ia bersedia dan mampu menerima
bantuan? (Ya/ Tidak)
30.1. Jika TIDAK, apa alasannya? (Mohon pilih semua yang berlaku)
(Tidak percaya pada IOM atau organisasi mitra/ Takut/ Berswadaya/ Ingin memohon suaka/ Ingin menetap di negara ini/ Lainnya)
30.1.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: ___________________________________________________________
31.0. Jika individu BUKAN merupakan korban perdagangan orang, apakah ia memerlukan bantuan? (Ya/ Tidak)
31.1. Jika YA, apa situasi individu tersebut? (Mohon pilih semua yang berlaku)
(Membutuhkan bantuan medis darurat/ Berstatus tidak berdokumen / Korban kekerasan seksual atau berbasis gender/ Lainnya)
31.1.1. Jika LAINNYA, mohon sebutkan: ___________________________________________________________
Jika YA, mohon rujuk individu ke lembaga layanan yang sesuai.
77
Formulir Identifikasi Cepat
FORMULIR RINGKAS GUNA IDENTIFIKASI KORBAN
Nama :
Lampiran
Jenis Kelamin :
Tempat/ Tanggal Lahir :
Apakah tanggal lahir merupakan tanggal lahir perkiraan? (Ya/Tidak)
Usia :
Kewarganegaraan :
Etnis :
Tempat Tinggal Terakhir :
Dokumen Identitas :
Sekiranya diperlukan, nama, alamt, dan no telpon pihak yang dapat dihubungi/diberitahu:
(pasangan/orang tua/wali/kerabat/teman)
Tanggal Wawancara :
78
Nama Pewawancara :
No Telpon Pewawancara :
- Pelecehan seksual 8. Apakah ada salah satu dari alat berikut yang
- Ancaman pada individu digunakan untuk mengontrol kamu ketika sedang
- Aksi ancaman dengan menggunakan bekerja?
kekuatan hukum - Pelecehan fisik
- Ancaman pada keluarga - Pelecehan psikologis
- Janji palsu/muslihat - Pelecehan seksual
- Pembatasan kebebasan bergerak - Ancaman pada individu
- Pemberian obat-obatan - Aksi ancaman dengan menggunakan kekuatan
- Pemberian alkohol hukum
- Pembatasan perawatan medis - Ancaman pada keluarga
- Pembatasan makanan/minuman - Janji palsu/muslihat
- Penahanan gaji - Pembatasan kebebasan bergerak
- Penahanan dokumen identitas - Pemberian obat-obatan
- Penahanan dokumen perjalanan - Pemberian alkohol
- Jeratan utang - Pembatasan perawatan medis
- Bekerja dalam waktu yang sangat panjang - Pembatasan makanan/minuman
- Penggunaan alat pengontrol lainnya, - Penahanan gaji
79
sebutkan: - Penahanan dokumen identitas
- Penahanan dokumen perjalanan
- Jeratan utang
- Bekerja dalam waktu yang sangat panjang
- Penggunaan alat pengontrol lainnya, sebutkan:
Formulir ini waijb dilengkapi untuk korban TPPO dengan masalah medis yang diketahui.
RAHASIA
Bagi Dokter selain dari PPT: Formulir yang telah dilengkapi harap diteruskan kepada Dokter PPT
(apabila ada) terdekat untuk rekomendasi/ penegasan selanjutnya.
80
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Nama :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Orang Tua dan wali dari:
Nama :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Menyatakan BERSEDIA MENYERAHKAN PERWALIAN untuk memberikan bantuan [jenis bantuan] yang
dapat berguna bagi anak kepada wali sebagai berikut:
Nama :
Organisasi :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Demikianlah keterangan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
81
Lampiran
Saya, __________________ dengan ini menyatakan bersedia dan setuju untuk dilakukan pengkajian, pemeriksaan
dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter seperti yang tersebut dibawah ini:
Pemeriksaan fisik secara umum (dokter,darah & urine, Roentgen dada) Ya Tidak
Skrining Penyakit Menular Seksual/Darah
Pemeriksaan vaginal swab (cairan keputihan) Ya Tidak
Pemeriksaan darah untuk HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Chlamydia
dan Siphilis Ya Tidak
1._______________________________________________ Ya Tidak
2._______________________________________________ Ya Tidak
3._______________________________________________ Ya Tidak
Dokter yang bertanda tangan di bawah ini telah memberikan keterangan kepada saya mengenai keuntungan dan
resiko serta alasan dari setiap prosedur, pemeriksaan dan atau test yang dilakukan, termasuk konseling sebelum
dan setelah pemeriksaan.
Dokter yang melakukan pemeriksaan telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengajukan pertanyaan
sehubungan dengan prosedur dan pemeriksaan yang dilakukan.
Dokter yang melakukan pemeriksaan telah berjanji untuk menjaga kerahasiaan hasil dari semua prosedur dan
pemeriksaan.
Walaupun demikian saya mengerti bahwa kerahasiaan tidak dapat dijamin.
Saya juga mengerti bahwa saya mempunyai hak untuk mendapatkan perbandingan hasil pemeriksaan medis atau
laboratorium dari pemeriksaan yang sedang berlangsung.
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama Pemeriksa :
Tanda tangan : Tanda Tangan :
82
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Formulir Medis
FORM MEDIS
RAHASIA
Formulir Identifikasi
Jenis Kelamin : L P
Menikah
Kecamatan ___________________Kabupaten_______________Propinsi____________________
Telepon ______________________
83
Lampiran
3. Ringkasan Keluhan
____________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
4. Diagnosa Kerja
______________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
ICD X Code __________________________________________________________________
5. Diagnosa akhir
6. Terapi
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
7. Hipersensitivitas Ya Tidak
Obat Makanan Lainnya
84
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Keluhan Pasien :
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
85
Lampiran
Pemeriksaan Fisik
Gambaran umum
Berat badan_______ kg Tinggi badan _______ cm
Kulit ________________________ Kepala _____________________________
Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang Ya Tidak
Tanda vital
Nadi _______/menit Tekanan darah _______/_______ mmHg
Frekwensi napas _______/menit Suhu tubuh ______ °C
Kepala �Normal �Abnormal � Trauma __________
� Deformitas __________
Mata
Visus tanpa koreksi : Ka ___/___ Ki ___/___ Visus dengan koreksi: Ka ___/___ Ki ___/___
Pupil: un/equal __________ ir/regular __________
Keterangan:
THT: Normal Abnormal Keterangan
Membran timpani AD
Membran timpani AS
Pendengaran: positif dalam 6 meter
Gigi geligi
Lidah
Tonsil
Faring
Leher dan Kelenjar Getah Bening
Dada/Thorax
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respirasi
Payudara
Abdomen / Sistem Pencernaan:
Hati
Limpa
Kelenjar Inguinal
Pemeriksaan Rectal Touche
Sistem Genitourinaria
Sistem Reproduksi
Susunan Saraf Pusat:
Fungsi motorik
Fungsi sensorik
Reflek-refleks
Sistem Muskulo-skeletal
Tengkorak
Tulang belakang
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
86
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
87
Lampiran
Diagnosa Kerja:
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
• ___________________________________________ ICD X Code_____________________
Pemeriksaan Diagnostik:
1. Ro dada Ya Tidak Hasil: N ABN ________________________
88
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Nama : ____________________
Usia : ____________________
Tanggal penilaian : ____ / ____ / _________
3. Diagnosa psikiatrik
• ___________________________________________ ICD X Code__________________
• ___________________________________________ ICD X Code__________________
89
Lampiran
Rujukan Spesialis
_________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Rencana Perawatan/Terapi
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
90
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
PERJALANAN PENYAKIT
Tanggal
Keluhan subjektif
Keadaan Umum
Tanda vital: Nadi
/ TD / Suhu /
frekuensi nafas
Pemeriksaan
objektif
Status mental
Pengamatan Lain
Asesmen
Rencana
penatalaksanaan
Nama Pemeriksa
Tanda tangan
91
Lampiran
JAWABAN KONSULTASI
Pemeriksaan Ginekologis
Vulva __________________________________________________________________________
Mukosa vagina __________________________________________________________________
Serviks uteri ____________________________________________________________________
Uterus dimensions _______________________________________________________
location _______________________________________________________
density _______________________________________________________
mobility _______________________________________________________
Adnexa kanan _______________________________________________________
kiri _______________________________________________________
Fornix vagina ___________________________________________________________________
Vaginal discharge ________________________________________________________________
Pemeriksaan Diagnostik
______________________________________________________________________________
Diagnosa
_____________________________________________________________________________
Rencana Terapi
_____________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
92
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
________________________________________________
Rekomendasi
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
____________________________________
93
Lampiran
JAWABAN KONSULTASI
Anamnesis
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Pemeriksaan
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Diagnosa
Rencana Terapi
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Rekomendasi
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
94
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
95
Lampiran
Kronologi Kasus
96
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Formulir Psikologis
Hamilton D
1
HAMILTON RATING SCALE FOR DEPRESSION
GEJALA DEPRESI
SKOR
1. Keadaan perasaan depresi (sedih putus asa, tak berdaya, tak berguna) 01234
• Perasaan ini hanya ada bila ditanya
• Perasaaan ini dinyatakan secara verbal spontan
• Perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal, misalnya ekspresi muka, bentuk suara dan
kecenderungan menangis
97
Lampiran
9. Kegelisahan/agitasi 01234
• Kegelisahan ringan
• Memainkan tanagn, rambut dan lain-lain
• Bergerak terus, tidak dapat dududk tenang
• Meremas-remas tangan, menggigit-gigit kuku, menarik-narik rambut, menggigit-gigit
bibir
98
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
B. Dibawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan, bila jelas berat badan berkurang
menurut ukuran:
• Kurang dari 0.5 kg seminggu
• Lebih dari 0.5 kg seminggu
• Tidak ternyatakan lagi kehilangan berat badan
99
Lampiran
Total Skor =
100
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Formulir Psikologis
Hamilton A
RATING SCALE FOR ANXIETY (HRS-A) 1
RATING
RATING SCALE
SCALE FOR
FOR ANXIETY
ANXIETY (HRS-A)
(HRS-A) 11
Tanggal
Tanggal
Tanggal : ::_______________________
_______________________ Nomor
_______________________ Nomor
Nomor : ::______________
______________
______________
Nama : _______________________ Lelaki / Perempuan : ______________
Nama
Nama : _______________________
: _______________________ Lelaki
Lelaki/ /Perempuan
Perempuan : ______________
: ______________
Tanggal lahir : _______________________ Umur : ______________
Tanggal
Tanggallahir
lahir : _______________________
: _______________________ Umur
Umur : ______________
: ______________
Pekerjaan : _______________________ Suku Bangsa : ______________
Pekerjaan
Pekerjaan : _______________________
: _______________________ Suku Bangsa
Suku Bangsa : ______________
: ______________
Alamat : ________________________________________________________
Alamat
Alamat : ________________________________________________________
: ________________________________________________________
Pendidikan : ________________________________________________________
Pendidikan
Pendidikan : ________________________________________________________
: ________________________________________________________
Perkawinan : ________________________________________________________
Perkawinan
Perkawinan : ________________________________________________________
: ________________________________________________________
3 Ketakutan 33 TotalKetakutan
Ketakutan
Skor <17 = Tidak ada depresi 0, 1, 2, 3, 4. 0, 1, 2, 3, 4.
0, 1, 2, 3, 4.
• Pada gelap 17 – 24 = Depresi ringan
• Pada gelap • Pada gelap 25 – 34 = Depresi sedang
• Pada orang 35 asing
• Pada orang asing
• Pada orang asing – 51 = Depresi berat
• Ditinggal sendiri
52 – 68 = Depresi berat sekali
• Ditinggal sendiri
• Ditinggal sendiri
Pada binatang
• Pada binatang•• Pada binatang
• Pada keramaian lalulintas
• Pada keramaian • lalulintas
Pada keramaian lalulintas
• Pada kerumunan orang banyak
• Pada kerumunan • orang banyak
Pada kerumunan orang banyak
1 Diadopsi dari International Organization for Migration ( IOM)
101 1 11
Lampiran
4. Gangguan tidur 0, 1, 2, 3, 4.
• Sukar masuk tidur
• Terbangun malam hari
• Tidak nyenyak
• Bangun dengan lesu
• Banyak mimpi
• Mimpi buruk
• Mimpi menakutkan
5.Gangguan kecerdasan 0, 1, 2, 3, 4.
• Sukar kosentrasi
• Daya ingat buruk
6. Perasaan depresi 0, 1, 2, 3, 4.
• Hilangnya minat
• Berkurangnya kesenangan pada hobi
• Sedih
• Bangun dini hari
• Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
9. Gejala kardiovaskuler 0, 1, 2, 3, 4.
• Takikardia
• Berdebar
• Nyeri di dada
• Denyut nadi mengeras
• Rasa lesu / lemas seperti mau pingsan
• Detak jantung menghilang (berhenti sekejap)
102 2
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
103 3
Lampiran
Nomor responden :
Nama responden :
Tanggal pemeriksaan :
Dokter Pemeriksa :
104
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Formulir Psikologis
Minimental Test
TEST
TEST MINI
MINI MENTAL
MENTAL
(MINI MENTAL
(MINI MENTAL STATE
STATE EXAMINATION)
EXAMINATION)
No.
No. Soal
Soal Skor
Skor
11 Orientasi
Orientasi
Sebutkan:
Sebutkan:
1. 1. Tahun
Tahun berapa
berapa sekarang
sekarang ? ? 1 1
2. 2.Musim
Musimapaapa sekarang?
sekarang? 1 1
3. 3.Tanggal
Tanggal berapa
berapa sekarang
sekarang ? ? 1 1
4. 4.Bulan
Bulan
apaapa sekarang
sekarang ? ? 1 1
2 2 Sebutkan
Sebutkan dimana
dimana kita kita sekarang
sekarang : :
1. Negara
1. Negara : : 1 1
2. Propinsi
2. Propinsi : : 1 1
3. Kota
3. Kota : : 1 1
4. Rumah
4. Rumah Sakit Sakit 1 1
3 3 Registrasi
Registrasi
Pemeriksa
Pemeriksa menyebutmenyebut
3 benda3 benda
dengandengan
antara antara
1 detik1 waktu
detik waktu menyebut
menyebut 3 3
nama benda
nama Perbesar
benda gambar
tersebuttersebut (misalnya:
dibawah
(misalnya: ini buku,
sampai
buku, 1,5mangkok,
mangkok, cmpaying). paying).
tiap sisi Setelah
dan suruh
Setelah selesai
pasien
selesai
suruh pasien
11 suruh mengkopinya,
pasien menyebutnya.
berilah Beri
menyebutnya. Beri
1 bila1angka
angkaangka semua
untuk 1 tiap
untuk tiap jawaban
sisi jawaban
digambar yang betul.
dan betul.
yang potongan
Kemudian,
antara
Kemudian, bila bilasuruh
segisalah,
lima salah,ulang
tersebutsuruh ulang sampai
membentuk
sampai betul semua.
segi empat.
betul semua.
1
5 5
Mengingat Mengingat
kembali kembali
Tanyakan
Tanyakan nama bendanama
yangbenda yang telah
telah disebut padadisebut pada pertanyaan
pertanyaan nomor
nomor 3. Beri 1 3. Beri 1
angka
angka bagi tiap bagi tiap
jawaban jawaban
yang benar. yang benar. 3 3
6 6 tunjukAnda
Anda pensiltunjuk
dan arloji. dan arloji.
pensilSuruh pasienSuruh pasiennama
menyebut menyebut
benda nama
yang benda yang
anda tunjuk. anda tunjuk.
2 2
7 Suruh pasien
7 pasien mengulang
Suruh mengulang
kalimat berikut:kalimat berikut:
“ tanpa
“ tanpa kalau dan atau kalau
tetapi”dan atau tetapi”
1 1
8 8
Perintahkan Perintahkan
pasien pasien
melakukan melakukan
perintah perintah
3 tingkat, 3 tingkat,
yaitu: yaitu: Ambil kertas
Ambil kertas
dengan tangan dengan tangan
kananmu, lipat kananmu,
dua kertaslipat dua letakkan
itu dan kertas itukertas
dan letakkan
itu di kertas itu di
lantai. lantai. 3 3
9 Anda
9 kalimat
Anda tulis tulis kalimat
perintah perintah dan
dan perintahkan perintahkan
pasien pasienTutup
melakukannya: melakukannya: Tutup
matamu. matamu.
1 1
10 10 pasienPerintahkan
Perintahkan menulis satupasien menulis
kalimat satu kalimat
pilihannya sendiri pilihannya sendiri (kalimat harus
(kalimat harus
mengandung subyek mengandung
dan obyek subyek danmempunyai
dan harus obyek dan harus
makna). mempunyai
Salah eja makna). Salah eja
tidak
tidak diperhitungkan biladiperhitungkan
memberi skor. bila memberi skor. 1 1
1 Diadopsi dari International Organization for Migration ( IOM)
105
Lampiran
Perbesar gambar dibawah ini sampai 1,5 cm tiap sisi dan suruh pasien
11 mengkopinya, berilah angka 1 bila semua sisi digambar dan potongan
antara segi lima tersebut membentuk segi empat.
1
106
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Pada hari ini, [sebutkan tanggal] bertempat di [lokasi], kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Jabatan :
Asal Instansi/ Lembaga :
Menyatakan telah menerima laporan kasus yang diduga merupakan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO) ) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang, dengan identitas korban terlampir dari:
Nama :
NIP :
Pekerjaan :
Asal Instansi/ Lembaga :
Demikian Surat Keterangan Penerimaan Pelaporan Kasus ini dibuat untuk diketahui dan dipergunakan
sebagai mestinya.
Korban
( Nama Lengkap )
Saksi-saksi:
107
Lampiran
LAMPIRAN
LAMPIRANDATA
DATAIDENTITAS
IDENTITASKORBAN
KLIEN
108
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Kepada Yth,
Pimpinan [ Lembaga Layanan yang Dirujuk]
Di –
Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami bermaksud untuk merujuk seorang korban tindak pidana perdagangan
orang (TPPO) dengan identitas sebagai berikut:
1.
Adalah korban
klien rujukan dari [lembaga rujukan sebelumnya] pada tanggal [sebutkan
tanggal]. Korban saat ini membutuhkan bantuan [sebutkan secara rinci bantuan yang
dibutuhkan] sebagai bantuan dari rehabilitasi [kesehatan/sosial] sebagaimana yang diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesa Nomor 22 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional
Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban TPPO. Berikut kami lampirkan case
record, bantuan yang dibutuhkan dan estimasi biaya selama proses rehabilitasi.
[ Nama Ketua ]
109
Lampiran
Kepada Yth,
Pimpinan [Lembaga Layanan yang Dirujuk]
Di –
Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami bermaksud untuk merujukkan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO) untuk diberikan bantuan [pilih antara perlindungan/shelter] dengan identitas sebagai berikut:
1.
Sebelumnya, korban dirujuk oleh [lembaga rujukan sebelumnya] pada tanggal [sebutkan
tanggal]. Korban saat ini membutuhkan layanan [perlindungan/shelter] sebagaimana yang diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesa Nomor 22 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu Bagi
Saksi dan/atau Korban TPPO. Berikut kami lampirkan case record sebagai referensi.
Demikian permohonan ini kami buat. Atas bantuan dan kerja samanya kami mengucapkan terima
kasih.
[ Nama Ketua ]
110
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Agama :
Nomor Telepon :
Alamat :
Menerima dan bersedia melaksanakan dan menerima bantuan hukum dari [sebut nama
institusi] dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku hingga selesai;
2. Memberikan keterangan yang jujur, dan terbuka kepada Tim Bantuan Hukum demi
penanganan kasus;
3. Bersedia ditempatkan di penampungan sementara selama proses hukum
berlangsung;
4. Jika terjadi penyimpangan yang saya lakukan atas ketentuan di atas ini, maka
pemberian bantuan hukum dapat dihentikan.
Jakarta, 2016
Mengetahui,
(_____________________) (_____________________)
*klausula disesuaikan dengan bantuan hukum yang akan diberikan oleh lembaga yang
bersangkutan
111
Lampiran
Nama :
Umur :
Tempat Tgl Lahir :
Alamat :
Pekerjaan :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA,
memberikan kuasa kepada:
Nama :
Tempat Tgl Lahir :
Alamat :
Advokat/penasihat hukum, baik bersama-sama atau sendiri-sendiri [disesuaikan apakah penerima kuasa
hanya 1 orang atau lebih dari 1 orang] berkantor pada [alamat kantor pengacara], PEMBERI KUASA memilih
kediaman/domisili hukum tersebut di atas. Selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA.
-------------------------------------------------------------------KHUSUS--------------------------------------------------------------------
Bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa untuk mendampingi, melakukan pembembelaan hak, serta
memperjuangkan kepentingan-kepentingan [nama korban] yang mengalami [sebutkan kerugian yang dialami],
dugaan [sebutkan tindakan melanggar hukum] oleh [perekrut/pemberi kerja], sebagaimana diatur dalam
[sebutkan Undang-Undang yang dimaksud] dan [Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana
Perdangangan Orang], tanpa sesuatu yang dikecualikan PEMBERI KUASA di Pengadilan Negeri [masukkan
nama Pengadilan Negeri di mana perkara diperiksa] -----------------------------------------------------------------------------
------------------------
Dan selanjutnya untuk menghadap semua instansi baik Kepolisian RI, Kejaksaan RI, Pengadilan, dan/atau
badan kehakiman lain, Aparatur Sipil Negara yang terkait dengan perkara tersebut. Untuk itu, membuat dan
menandatangani segala surat-surat, memberi dan meminta keterangan-keterangan dan sebagai timbal
baliknya, diberikan hak-hak untuk mengajukan bukti-bukti surat dan saksi-saksi dan seseorang yang memiliki
keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya.
Untuk itu, mengajukan permohonan yang dianggap perlu, mengajukan dan menandatangani
perdamaian/dading, , mendengarkan putusan, mencabut perkara dari rol, menjalankan perbuatan-perbuatan
atau memberikan keterangan-ketarangan yang menurut hukum harus dijalankan atau diberikan oleh seorang
kua,sa, mengadakan dan pada umumnya membuat segala sesuatu yang dianggap perlu guna kepentingan
Pemberi Kuasa dalam urusan perkara tersebut dan tidak bertentangan dengan hukum.--------------------------------
------------------------------------------------------
Kuasa ini adalah penuh dan empurna serta diberikan dengan Hak Substitusi baik sebagian maupun seluruhnya
kepada orang lain apabila sedang berhalangan, serta hak retensi berdasarkan pada pasal 1812 KUHPerdata
dan menurut syarat-syarat lainnya yang ditetapkan dalam undang-undang.-----------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------
[tempat], ……. Bulan...2016
2017
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
1. [Nama Lengkap] Tanda Tangan [Nama Lengkap] Tanda Tangan
2. [Nama Lengkap] Tanda Tangan
3. [Nama Lengkap] Tanda Tangan
4. [Nama Lengkap] Tanda Tangan
5. [Nama Lengkap] Tanda Tangan
112
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
113
BUKU REKAM KASUS
No Nama Korban Lembaga yang Merujuk Status Kasus Dokumen yang Tersedia Hasil Kasus
1
Lampiran
Buku Rekam Kasus
114
3
4
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Dokumen yang Tersedia
DATABASE BANTUAN HUKUM
Status Kasus
Lembaga yang Merujuk
Profile Korban
Nama Korban
No
115
Lampiran
Setiap individu harus menandatangani formulir ini secepatnya setelah diidentifikasi menjadi penerima
bantuan. Silakan baca formulir ini dan berikan penjelasan sebelum klien/korban menandatangani
pernyataan ini.
Saya [nama lengkap korban] memahami bahwa program [nama organisasi yang mendampingi] akan
membantu saya mengembalikan ke rumah dengan selamat.
Saya rela dikembalikan ke rumah saya, dengan bantuan dari program [nama organisasi yang
mendapingi] dan akan memberitahu jika saya telah sampai di rumah saya.
Saya menyatakan bahwa [nama organisasi yang mendapingi] tidak bertanggung jawab atas kepulangan
saya dan dengan ini [nama organisasi yang mendapingi] bebas dari perbuatan saya yang tidak
bertanggungjawab.
Saya mengerti bahwa jika saya membuat kesalahan dalam penyataan saya ini, bantuan saya dari [nama
organisasi yang mendapingi] bisa berakhir kapan saja.
______________________________________________________________________________
Tanda tangan pihak [nama organisasi yang Tanda tangan organisasi penerima
mendapingi]
Alamat PPT………….
_________________________
1 Diadopsi dari International Organization for Migration ( IOM)
116
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Kuitansi
Total -
Catatan kondisi
kondisi medis
medis dan
dan psikologis
psikologis korban
klien
Didamping i oleh
Detail transportasi
117
Lampiran
PERNYATAAN KESUKARELAAN *
dalam Pemulangan dan Pemberian Informasi
Setiap individu harus menandatangani formulir ini secepatnya setelah diidentifikasi menjadi penerima
bantuan. Silakan baca formulir ini dan berikan penjelasan sebelum klien/korban menandatangani
pernyataan ini.
Saya [nama lengkap korban] memahami bahwa program [nama organisasi yang mendapingi] akan
membantu saya mengembalikan ke rumah dengan selamat. Saya rela dikembalikan ke rumah saya,
dengan bantuan dari program [nama organisasi yang mendapingi] dan akan memberitahu jika saya telah
sampai di rumah saya.
Saya menyatakan bahwa [nama organisasi yang mendapingi] tidak bertanggung jawab atas kepulangan
saya dan dengan ini [nama organisasi yang mendapingi] bebas dari perbuatan saya yang tidak
bertanggungjawab.
Saya menyatakan bersedia/tidak bersedia memberikan informasi medis dan psikososial kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sehubungan dengan segala kejadian yang saya alami untuk keperluan
program pemulangan, pemulihan, dan reintegrasi yang saya terima dari [nama organisasi yang
mendapingi].
Saya mengerti bahwa jika saya membuat kesalahan dalam penyataan saya ini, bantuan saya dari [nama
organisasi yang mendapingi] bisa berakhir kapan saja.
________________________________________ ___________ _________________
__________
Tanggal Tanda
Tanda tangan
tangankorban
klien
Tanda tangan pihak [nama organisasi yang Tanda tangan organisasi penerima
mendapingi]
118
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
PemulanganSukarela
Pemulangan SukarelaKorban
KorbanTrafiking
TPPO
UANG SAKU
UANG SAKU
RECEIPT
Tanggal Keberangkatan
kebrnagkatan : :23
01March
Mei 2017
06 Dari : Jakarta ke Purwokerto
Catatan: ………………….
119
Lampiran
[Tanggal]
Kepada Yth,
Pimpinan [ Lembaga Layanan yang Dirujuk]
Di –
Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami bermaksud untuk merujuk seorang korban tindak pidana perdagangan
orang (TPPO) dengan identitas sebagai berikut:
1.
Adalah
Adalahkorban
klien rujukan dari [lembaga rujukan sebelumnya] pada tanggal [sebutkan
tanggal]. Korban saat ini [siap/ sudah] dipulangkan dan membutuhkan pemberdayaan
ekonomi sebagai bantuan reintegrasi sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesa Nomor 22
Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu Bagi Saksi
dan/atau Korban TPPO. Berikut kami lampirkan case record, bantuan yang dibutuhkan dan
estimasi biaya selama proses reintegrasi.
[ Nama Ketua ]
120
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Formulir
FormulirSerah
SerahTerima
TerimaKorban
Klien
Menyatakan menyerahkan _______ orang, sebagaiman tertera pada data korban terlampir,
pada pukul ________ kepada :
Nama :
Jabatan :
Asal Instansi/Lembaga :
Kabupaten/Kecamatan/ Desa :
Mengetahui,
( ) ( )
121
Lampiran
Nama Organisasi :
Tanggal aplikasi :
Contact person :
Nama
Nomorkontak
telepon :
Alamat :
Kontak Korban:
Klien:
Kewarganegaraan:
Alamat:
Nomor telepon:
Nama bapak:
Nama ibu:
Alamat dan nomor telepon orang tua:
1
Diadopsi dari International Organization for Migration (IOM)
122
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
korban)
Keterangan tambahan: (mohon cantumkan rencana masa depan klien)
123
Lampiran
Nama Korban
Klien : AT
Umur : 28th
Lokasi : Lembang-Bandung West Java
Nama NGO : Yay Sejahtera Bandung
Contact Person : Hanita Lestari
2 Monitoring
Home Visit x x x x x x 100,000 600,000
Report x x 25,000 50,000
Komunikasi x x x x x x 25,000 150,000
Dokumentasi x x 25,000 50,000
2,850,000
Total Budget 3,150,000
01 Mei 2016
Bandung, 24 2017
Diajukan oleh Diketahui,
Disetujui Oleh:
Duwita
Pimpinan
124
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Nama korban
klien
Nama NGO
Case manager
Periode laporan
korban
Tanggal klien diterima
diterima NGO
NGO
korban
Bagaimana klien dikontak
dikontak NGO
NGO ? ? 1. telepon
2. tatap muka
Bantuan Reintegrasi
Bantuan
Bantuan yang
yang diberikan
diberikan kepada
kepada korban setelahpemulangan
klien setelah pemulangankeketempat
tempatasalnya?
asalnya?
(Jelaskan
(Jelaskan secara
secara detail)
detail)
1
Diadopsi dari International Organization for Migration ( IOM)
125
Lampiran
1. memulai
2. meningkat
3. gagal
c. Pelayanan konseling
psikososial
(Jelaskan secara detail)
d. Perawatan kesehatan
(Jelaskan secara detail)
Tanggal pendaftaran :
Kelas saat pendaftaran :
Lama pendidikan/pelatihan kerja :
Status monitoring I, tanggal…………………..
1. mendaftar
2. drop out
3. lulus
4. pindah ke daerah lain
5. pindah ke sekolah/lembaga lain
126
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
f. Akomodasi (rumah dan asrama) Jenis akomodasi (rumah dan asrama), tanggal :
(Jelaskan secara detail) 1. foster family
2. pesantren
3. rumah sewa
4. tinggal di rumah teman
5. tinggal di rumah pacar
6. tinggal dengan saudara/keluarga
h. Lain-lain
127
Lampiran
Setelah Reintegrasi
korban
1. Status klien setelah
setelah reintegrasi
reintegrasi 1. Bekerja, jenis pekerjaan……………………..
Apakah mendapat upah/pemasukan?
a. ya : Rp……………per…………..
b tidak
2. Menganggur
3. Pelajar
4. Lain-lain, sebutkan………..
2. Masalah
2. Masalah korban selama
klien selama proses
proses 1. Ekonomi, sebutkan..............................
reintegrasi
reintegrasi 2. Sosial politik, sebutkan.................................
3. Personal, sebutkan.................................
4. Keluarga, sebutkan.......................................
5. Kesehatan, sebutkan......................................
6. Masalah lain, sebutkan................................
7. Tidak ada masalah
3. Apakah
3. Apakah korban mengalami
klien mengalami ancaman
ancaman 1. Ya, sebutkan..........................
dari agent selama proses reintegrasi ? 2. Tidak
128
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
1
LAPORAN
LAPORAN MONITORING
MONITORING LSM
LSM TERHADAP
TERHADAP KORBAN
KORBAN TPPO1
TRAFIKING
Nama Organisasi
Organisasi: :
Tanggal
TanggalAplikasi
aplikasi: :
KontakKontak
Nama person : :
Nomor telepon:
telepon :
Alamat:
Alamat :
Kontak Korban :
Kewarganegaraan:
Alamat:
Nomor telepon:
Nama bapak:
Nama ibu:
Alamat dan nomor telepon orang tua:
BANTUAN REINTEGRASI
1. Pendampingan apa saja yang telah disediakan bagi korban setelah kepulangannya
ke kampung halaman/propinsi asal? (lingkari semua jawaban yang sesuai dan
jelaskan secara rinci jenis pendampingan)
1
Diadopsi dari International Organization for Migration (IOM)
129
Lampiran
PROSES REINTEGRASI
korban?
1. Berapa lama pendampingan reintegrasi telah disediakan bagi klien?
130
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
6. Pekerjaan
i. Apakah korban bekerja?
Jelaskan:
ii. Apakah korban tidak bekerja?
Jelaskan alasannya:
iii. Apakah korban bersekolah?
Jelaskan:
iv. Lainnya (jelaskan)
10. Apakah korban telah diubungi oleh polisi dalam membantu proses investigasi?
131
Lampiran
Keterangan tambahan:
132
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Nama Organisasi :
Tanggal aplikasi :
Contact person :
Nomor telepon :
Alamat :
Kontak Korban:
Klien:
Kewarganegaraan:
Alamat:
Nomor telepon:
Nama bapak:
Nama ibu:
Alamat dan nomor telepon orang tua:
133
Lampiran
korban?
Pendampingan apa saja yang akan disediakan bagi klien? (lingkarisemua
(lingkari semuajawaban
jawabanyang
yang sesuai
sesuai
dan jelaskan)
134
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Keterangan tambahan:
Keterangan tambahan: (mohon
(mohon cantumkan
cantumkan rencana
rencana masa
masa depan
depan kor ban)
klien)
135
136
Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu bagi
Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
137
Sekretariat Gugus Tugas Penanganan dan
Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang
Kota Batam
138