Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PERHITUNGAN COST OF SERVICE PETUGAS DONOR DARAH

OLEH PALANG MERAH INDONESIA

DISUSUN OLEH:

Disusun Oleh :

Gabriela Vialetta 18.G1.0044

Oscar Lukito 18.G1.0046

Ishak Cindelardo Lungky Tanjaya 18.G1.0052

Jessica Violita Setiawan 18.G1.0058

Jesslyn Surya 18.G1.0061

Dosen Pemampu

H. Sri Sulistyanto, SE., MSi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas untuk Ujian Tengah
Semester kami yang berjudul “Perhitungan Cost Of Service Petugas Donor Darah oleh
Palang Merah Indonesia”. Dengan tugas ini diharapkan kami semua dapat menganalisis
dan mengevaluasi cost of service petugas donor darah oleh Palang Merah Indonesia
(PMI).

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


penyelesaian tugas ini dan terutama kepada Bapak H. Sri Sulistyanto, SE., MSi selaku
dosen pemampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik sekaligus dosen pembimbing
selama proses pembuatan dan penyusunan tugas ini.

Demikian kata pengantar yang kami buat ini, mohon maaf jika dalam
penyusunan tugas ini, terdapat kata ataupun kalimat yang kurang berkenan bagi
pembaca. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan demi
keutuhan dan kelengkapan tugas ini. Atas perhatian dan dukungan pembaca, kami
ucapkan terima kasih.

Semarang, 08 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
1.3.2. Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5


2.1 Aktivitas Palang Merah Indonesia......................................................... 5
2.1.1. Pelayanan Donor Darah............................................................... 5
2.1.2. Kebutuhan Darah Nasional.......................................................... 5
2.1.3. Keamanan Darah.......................................................................... 5
2.1.4. Jumlah Unit Donor Darah (UDD)................................................ 6
2.2 Informasi Prosedur Donor...................................................................... 6
2.2.1. Tahap-tahapan Donor Darah........................................................ 6
2.2.1a Tahap Registrasi................................................................ 6
2.2.1b Tahap Pemeriksaan Pendahuluan...................................... 6
2.2.1c Tahap Pemeriksaan Kesehatan oleh Dokter...................... 7
2.2.1d Tahap Pengambilan Darah Donor..................................... 7
2.2.1e Tahap Administrasi........................................................... 7
2.2.1f Tahap Pemulihan.............................................................. 7
2.2.2. Tarif.............................................................................................. 7
2.2.3. Koordinasi.................................................................................... 8
2.2.4 Klasifikasi.................................................................................... 8
2.3 Teori Biaya............................................................................................. 9
2.3.1. Jenis Biaya................................................................................... 10
ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 20
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 20
3.3 Sumber dan Jenis Data Penelitian......................................................... 20
3.3.1. Sumber Data................................................................................ 20
3.3.2. Jenis Data.................................................................................... 21
3.4 Metode Pengumpulan Data................................................................... 21
3.5 Objek Penelitian.................................................................................... 22
3.6 Biaya-Biaya........................................................................................... 22
3.6.1. Biaya Langsung........................................................................... 22
3.6.1.1 Biaya Bahan Baku........................................................... 22
3.6.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung........................................ 23
3.6.2. Biaya Tidak Langsung................................................................ 25
3.6.2.1 Biaya Penyusutan Mobil PMI......................................... 26
3.6.2.2 Biaya Penyusutan Bed-Velbed........................................ 26
3.6.2.3 Biaya Penyusutan Blood Bank Refrigerator................... 26
3.6.2.4 Biaya Penyusutan Komputer........................................... 27
3.6.2.5 Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan (Maintenance)........ 27
3.6.2.6 Biaya Atribut Petugas Donor Darah............................... 27
3.6.2.7 Biaya Listrik, Air, dan Telepon....................................... 27
3.7 Unit Ekuivalen dan Perhitungan Unit Cost of Service....................... 28
3.7.1. Unit Ekuivalen......................................................................... 28
3.7.2. Perhitungan Unit Cost of Service............................................. 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi kemanusiaan yang berstatus badan
hukum, diundangkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Kepalangmerahan guna menjalankan kegiatan Kepalangmerahan  sesuai dengan
Konvensi Jenewa Tahun 1949, dengan tujuan untuk mencegah dan meringankan
penderitaan dan melindungi korban tawanan perang dan bencana, tanpa membedakan
agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin, golongan, dan Pandangan
Politik.

Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan


tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk
keselamatan jiwanya. Adapun tugas yang dilakukan PMI adalah :

 Memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan lainnya;


 Memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
 Melakukan pembinaan relawan;
 Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
Kepalangmerahan;
 Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Kepalangmerahan;
 Membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar
negeri;
 Membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial; dan
 Melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah

1
Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar
408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia. Salah satunya berada di
Kota Semarang yang terletak di Jl. Mgr Sugiyopranoto No.31, Pendrikan Kidul, Kec.
Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50245. Sebagai suatu lembaga yang
bertugas untuk melayani masyarakat, tentu PMI memiliki beberapa program kerja yang
dapat membantu dan menunjang masyarakat Indonesia dibidang kesehatan. Salah satu
program kerja PMI yang akan kita bahas pada penelitian kali ini adalah program
pelayanan donor darah.

Pelayanan donor darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan


darah manusia  sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan
komersial. Peraturan Pemerintah N0. 7/ 2011 tentang Pelayanan Darah menyebutkan
penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Donor Darah
(UDD) yang diselenggarakan oleh organisasi sosial dengan tugas pokok dan fungsinya
di bidang Kepalangmerahan atau dalam hal ini Palang Merah Indonesia (PMI).

Lebih lanjut, baik dalam UU No. 36/2009 tentang Kesehatan maupun Peraturan
Pemerintah No.7/2011 tentang Pelayanan Darah, dinyatakan bahwa Pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah (Pemda) meliputi pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pendanaan pelayanan
darah untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Sesuai penjelasan UU No. 36/2009
tentang Kesehatan Pasal 90 dan PP No. 7/2011 tentang Pelayanan Darah Pasal 46,
jaminan pendanaan pemerintah diwujudkan dalam bentuk pemberian subsidi kepada
UDD dari APBN, APBD dan bantuan lainnya. 

Dalam mengelola darah yang didapat dari sukarelawan, tentu PMI membutuhkan
dana untuk mengelola darah tersebut. Dan dana tersebut dapat di sebut dengan Service
Cost. Pengelolaan darah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebut saja, mulai dari
proses awal seperti ketersediaan formulir calon donor, kapas, dan alat untuk mengecek
Hb donor, jarum, selang dan kantong yang digunakan untuk proses donor dan
menyimpan darah, tentu harus dibeli dan harganya tidak murah.

2
Belum lagi berbagai komponen yang diperlukan untuk memeriksa darah di
laboratorium, menyimpan darah di tempat khusus dengan suhu dan kondisi lain yang
terjadi, hingga proses pengecekan kecocokan darah yang tersedia dengan donor darah
sampai dengan proses transfusi, juga membutuhkan biaya. Dan selain itu juga
dibutuhkan biaya untuk petugas pendonoran darah tersebut. Sedangkan aktivitas donor
darah ini tidak memungut biaya sama sekali dari sang pendonor.

Ketetapan dalam perhitungan biaya merupakan hal yang terpenting. Ketepatan


dalam perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pelayanan donor darah akan
membantu PMI dalam menetapkan tarif yang akan dibebankan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, sekalipun kegiatan donor darah merupakan kegiatan pelayanan, namun
PMI tetap perlu untuk menghitung biaya yang dibutuhkan, selain untuk kepentingan
penentuan tarif, perhitungan biaya juga menjadi sarana untuk mengajukan anggaran
kepada pemerintah terkait dengan program pelayanan donor darah tersebut.

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka kelompok tertarik untuk melakukan
penelitian ini dengan judul “PERHITUNGAN COST OF SERVICE PETUGAS
DONOR DARAH OLEH PALANG MERAH INDONESIA”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti pada
program pelayanan donor darah oleh PMI adalah sebagai berikut :
1. Berapa unit cost of service pada layanan publik petugas donor darah oleh Palang
Merah Indonesia berdasarkan metode full cost recovery?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menghitung unit cost of service pada layanan publik petugas donor darah
oleh Palang Merah Indonesia berdasarkan metode full cost recovery.
.

3
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada
berbagai pihak yang membutuhkannya, antara lain :
1) Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pemerintah berupa penetapan anggaran untuk PMI.
2) Bagi PMI, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai cost of
service pelayanan donor darah yang relevan agar pihak PMI dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat .
3) Bagi akademisi, penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru dan
gambaran secara nyata tentang penerapan ilmu yang dipelajari dalam
perkuliahan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aktivitas Palang Merah Indonesia

2.1.1 Pelayanan Donor Darah

Pelayanan darah adalah pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah


manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan
komersial. Peraturan Pemerintah N0. 7/2011 tentang Pelayanan Darah menyebutkan
penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Donor Darah
(UDD) yang diselenggarakan oleh organisasi sosial dengan tugas pokok dan fungsinya
di bidang Kepalangmerahan atau dalam hal ini Palang Merah Indonesia (PMI). Lebih
lanjut, baik dalam UU No. 36/2009 tentang Kesehatan maupun Peraturan Pemerintah
No.7/2011 tentang Pelayanan Darah, dinyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab
atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah (Pemda)
meliputi pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pendanaan pelayanan darah untuk
kepentingan pelayanan kesehatan.

Sesuai penjelasan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 90 dan PP No.


7/2011 tentang Pelayanan Darah Pasal 46, jaminan pendanaan pemerintah diwujudkan
dalam bentuk pemberian subsidi kepada UDD dari APBN, APBD dan bantuan lainnya.

2.1.2 Kebutuhan Darah Nasional

PMI terus mengampanyekan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup
(lifestyle). Setiap tahunnya, PMI menargetkan hingga 4,5 juta kantong darah sesuai
dengan kebutuhan darah nasional, disesuaikan dengan standar Lembaga Kesehatan
Internasional (WHO) yaitu 2% dari jumlah penduduk untuk setiap harinya.

1.1.3 Keamanan Darah


Untuk menjaga keamanan darah terhadap resiko penularan infeksi dari
donor kepada pasien penerima darah, setiap kantong darah harus diuji saring terhadap
infeksi, antara lain terhadap Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV.
5
Uji saring Sifilis telah dilaksanakan sejak tahun 1975 dan saat ini ditujukan terhadap
antibodi treponema pallidum menggunakan reagensia TPHA. Uji saring Hepatitis B
ditujukan terhadap HBsAg, Hepatitis C terhadap anti-HCV dan HIV terhadap anti-HIV.
Metoda uji saring yang digunakan adalah Elisa (70% donasi), Rapid Test (30% donasi)
dan NAT.

2.1.4 Jumlah Unit Donor Darah (UDD)

Hingga tahun 2012, PMI telah mendirikan UDD sebanyak 1 UDD Pusat di
Jakarta dan 211 UDD di 210 Kabupaten/Kota. Pelayanan darah yang dilaksanakan oleh
UDD PMI meliputi: pengerahan dan pelestarian donor, pengambilan darah, pengolahan
komponen darah, uji saring infeksi, penyimpanan dan pendistribusian darah ke Bank
Darah RS (BDRS) atau Rumah Sakit (RS). Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan
darah, PMI telah melakukan peningkatan rekrutmen donor, jejaring penyediaan darah
antar UDD PMI serta ikatan kerjasama antara UDD PMI dengan BDRS.

Peningkatan rekrutmen donor dilaksanakan melalui kampanye di berbagai


media baik elektronik maupun cetak serta kerjasama dengan beberapa Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli atas donor darah. Sedangkan jejaring
penyediaan darah di UDD PMI dilaksanakan dengan jalan memperluas penerapan
Sistim Informasi Manajemen (SIM) sehingga komunikasi antar UDD PMI terkait
penyediaan darah menjadi lebih mudah.

2.2 Informasi Prosedur Donor

2.2.1 Tahap-tahapan Donor Darah

2.2.1a Tahap Registrasi

Mengisi formulir pendaftaran dan kuisioner kesehatan

2.2.1b Tahap Pemeriksaan Pendahuluan

Pengukuran berat badan

Pemeriksaan kadar haemoglobin darah

Pemeriksaan golongan darah bagi pendonor pemula

6
2.2.1c Tahap Pemeriksaan Kesehatan oleh Dokter

Anamnesis

Pemeriksaan tekanan darah

Pemeriksaan fisik sederhana

2.2.1d Tahap Pengambilan Darah Donor

Cuci lengan donor

Pengambilan darah

Pengambilan sampel darah

2.2.1e Tahap Administrasi

Mengambil kartu donor dan vitamin

2.2.1f Tahap Pemulihan

Pendonor dianjurkan untuk istirahat dan menikmati hidangan

ringan yang kami sajikan

2.2.2 Tarif

Palang marah Indonesia sebagai penangan dan pengelola kegiatan donor


darah memiliki tarif pada setiap aspek yang berlaku dan telah ditetapkan tentunya,
sebagai layanan publik yang sangat membantu orang tidak lepas dari yang namanya
kegiatan dibalik itu. Biaya ini berasal dari subsidi pemerintah maupun subsidi PMI.
Sisanya, Dibebankan kepada pasien. Sisa beban biaya yang tidak tersubsidi ini
dinamakan Biaya Penggantian Pengelolaan Darah (BPPD) atau service cost. Jadi, bukan
menjual darah melainkan menggantikan biaya pengolahan darah agar aman untuk
ditransfusikan kepada pasien. Adapun komponen darahnya sendiri tidak dikenakan
biaya.

7
1.2.3 Koordinasi

PMI yang tugasnya kepalang merahan yang haru selalu siap siaga di
beberapa hal seperti bencana alam dan semacamnya memang sudah menjadi tugasnya.
Salah saru tugasnya yaiutu donor darah juga memiliki prosedur tersendiri yang yang
harus dilakukan, seperti halnya jika seseorang akan melakukan donor darah PMI
sebagai penyalur dan lembaga yang membantu dalam pelayanan masyarakat untuk
melakukan donor darah dan memberikan pelayanan yang tepat agar pelayanan dan
reservasi yang dilakukan baik. Tak hanya itu donor darha juga salah satu pelayanan
darah dalam istilah undang-undang yang berarti melakukan pelayanan dengan car
amendonorkan darah, atau sebagai penyalur dan pihak-pihak terkait. Donor darah
dilakukan dan dibantu oleh petugas yang tak lain PMI sendiri.

2.2.4 Klasifikasi

Peraturan Pemerintah N0. 7/ 2011 tentang Pelayanan Darah menyebutkan


penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Donor Darah
(UDD) yang diselenggarakan oleh organisasi sosial dengan tugas pokok dan fungsinya
di bidang Kepalangmerahan atau dalam hal ini Palang Merah Indonesia (PMI). UU No.
36/2009 tentang Kesehatan maupun Peraturan Pemerintah No.7/2011 tentang Pelayanan
Darah, dinyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan
darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tanggung
jawab pemerintah dan pemerintah daerah (Pemda) meliputi pengaturan, pembinaan,
pengawasan dan pendanaan pelayanan darah untuk kepentingan pelayanan kesehatan.

Sesuai penjelasan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 90 dan PP No.


7/2011 tentang Pelayanan Darah Pasal 46, jaminan pendanaan pemerintah diwujudkan
dalam bentuk pemberian subsidi kepada UDD dari APBN, APBD dan bantuan
lainnya. Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan,
di Pusdiklat PMI Jawa Tengah, Semarang mengatakan bahwa agar landasam hukum
dapat berjalan dengan baik, dan jugas esuai teknis karena bagaimanapun PMI
merupakan layanan masyarakat yang menolong masyarakat untu berbagai macam hal.

8
Dengan bantuan pemerintah daerah Semarang sesuai dengan arahan dan juga
kepengurusan pemerintah daerah PMI bergerak untuk semakin memebrikan layanan
masyarakat yang baik baik itu hal-halyang menjadi tugas PMI terutama sebagai bagaina
penyelenggara dan layanan Donor Darah.

2.3 TEORI BIAYA


Menurut Henry Simamora, pengertian biaya adalah kas atau nilai setara

kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi

manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi .


Menurut Hernanto, definisi biaya adalah sejumlah uang yang dinyatakan dari
sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan (terjadi atau akan terjadi) untuk
mendapatkan sesuatu atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Noor (2007) teori biaya dikembangkan berdasarkan teori produksi, yaitu
bagaimana mendapatkan formulasi input (biaya) yang paling efisien untuk
menghasilkan output (produksi) tertentu. Dengan demikian, maka teori biaya digunakan
untuk :
a. Menentukan tingkat output (produksi) yang optimum dengan biaya
minimum.
Biaya = fungsi (Produksi)
b. Analisis terhadap faktor-faktor ekonomi dan teknologi yang menunjang
produksi untuk mendapatkan teknologi yang tepat, dan yang cocok dengan
kondisi perusahaan dengan biaya minimum.
Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan
dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci
dalam pengembangan dalama bidang manajemen biaya. Biaya adalah kas atau nilai
yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat membawa
keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara
dengan kas” karena aset non-kas dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya
dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini
maupun di masa datang.  Dengan demikian, biaya digunakan untuk menghasilkan
manfaat pendapatan disebut beban.
9
Oleh karenanya setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada
laporan laba rugi. Kerugian adalah biaya yang kadaluarsa tanpa menghasilkan manfaat
pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan
tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi.
Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan
sebagai aktiva dan muncul pada Neraca.  Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh
aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan antara
biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni apakah
biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.
Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis  yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu.

2.3.1 Jenis Biaya

Biaya dapat dibedakan menurut realitas pembayarannya, konsep


pencatatannya, karakteristik jumlahnya, karakteristik satuannya, relevansinya, fungsi
perusahaan, objek biaya, dan waktu pembebanan.
Berdasarkan realitas (realisasi) pembayarannya, biaya dikelompokkan
menjadi:
a) Biaya Pengorbanan (Opportunity Cost)
Dalam Alam (2013) ada beberapa pengertian opportunity cost menurut
para ahli. Antara lain: 1) N. Gregory Mankiw mengatakan bahwa opportunity cost
adalah segala sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh sesuatu. 2) Robert B.
Ekelund, Jr. dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa opportunity cost adalah biaya
dari penggunaan sumber daya ekonomi untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam ukuran
keuntungan yang tidak jadi didapat karena tidak memilih alternatif itu dibandingkan
dengan komoditi yang didapat sebagai gantinya karena memilih suatu alternatif.
Menurut Noor (2007:171) opportunity cost adalah biaya yang timbul karena
mengorbankan kesempatan tertentu. Dalam praktiknya biaya ini tidak pernah
dibayarkan. Misalnya seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya
sendiri. Penggunaan lahan pertanian yang subur digunakan untuk membangun sarana
publik dan sebagainya.
10
Opportunity cost adalah penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena
suatu alternatif tertentu yang dipilih, sehingga penghasilan atau penghematan tersebut
perlu diperhitungkan sebagai biaya pada alternatif tertentu tersebut (Supriyono,
1999:360). Contoh : Ruangan toko dapat disewakan atau digunakan sendiri. Jika
ruangan itu digunakan sendiri, maka hasil penyewaan yang seharusnya diperoleh akan
menjadi opportunity cost bagi kegiatan tersebut.
b) Biaya Sebenarnya (Real Cost)
Adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan. Misalnya : biaya upah dan gaji, biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
dan sebagainya.
Berdasarkan konsep pencatatan atau akuntansi, biaya dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Biaya Akuntansi (Accouting Cost)
adalah biaya yang didasarkan pada pencatatan akuntansi, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Misalnya biaya bahan baku,
biaya gaji / upah, biaya komunikasi dan sebagainya. Dalam
praktiknya tidak semua biaya menurut akuntansi ini dibayarkan.
b. Biaya Ekonomis (Economic Cost)
adalah biaya-biaya yang benar-benar dikeluarkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Pada biaya ekonomis ini, hampir semua
dicatat, namun masih ada biaya yang tidak dibayarkan, karena
memang tidak dicatat. Misalnya seorang yang bekerja pada
perusahaannya sendiri, atau pekerja keluarga sering tidak dibayar dan
juga tidak dicatat.
Menurut Karakteristik Jumlahnya Berdasarkan Karakteristik Jumlahnya
biaya dapat dikelompokkan menjadi:
a) Biaya Tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap (fixed), tidak dipengaruhi oleh
besar kecilnya output. Pengertian biaya tetap ini hanya berlaku untuk
analisis dalam waktu yang relatif pendek, yaitu sepanjang kapasitas
produksi atau kapasitas produksi belum berubah (Noor, 2008 :172).

11
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah
(konstan), terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran
relevan (relevant range) tertentu (Simamora, 2002:147). Besarnya
biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang,
teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Dengan demikian, biaya tetap adalah biaya yang di dalam jarak
kapasitas tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan
perusahaan berubah ubah. Jarak kapasitas adalah serangkaian tingkat
volume kegiatan perusahaan yang dapat dicapai tanpa menambah
kapasitas. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa toko, biaya
penyusutan mesin, biaya gaji admin.
b) Biaya Variabel (Variabel Cost)
Menurut Garrison dan Noreen yang diterjemahkan oleh A.Torok
Budi Santoso (2000) menjelaskan, "Biaya variabel adalah biaya yang
berubah secara proporsi dengan perubahan aktivitas.". Aktivitas
tersebut dapat berupa unit yang diproduksi, unit yang terjual,
kilometer, jam kerja, dan masih banyak lagi. Salah satu contohnya
adalah biaya bahan baku langsung. Biaya bahan baku langsung yang
digunakan dalam satu periode akan bervariasi sesuai dengan jumlah
unit yang diproduksi. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah
sesuai perubahan output. Biaya variable atau total variable cost, TVC
adalah biaya yang jumlahnya berubah (variabel) sesuai dengan
perubahan tingkat atau volume produksi. Contoh biaya bahan baku,
biaya energi, komisi penjualan, upah tenaga kerja (Noor, 2008 :172).
TVC = f (Q) → TVC adalah fungsi dari output
1) TVC : Total Variabel Cost
Berubah sesuai dengan perubahan dari output
2) AVC: Average Variabel Cost/Unit
Tetap, sepanjang skala / kapasitas produksi dan harga input tidak
berubah. Penggunaan konsep biaya tetap dan biaya variable ini
sangat penting bagi perusahaan.

12
Khususnya untuk perencanaan produksi seperti analisisi pulang
pokok (Break Event point), dan perencanaan laba perusahaan
termasuk kebijakan memberhentikan (shut-down) operasi.
c) Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang total biaya berubah tetapi
perubahannya tidak proporsional terhadap perubahan aktivitas (volume
produksi) dalam rentang yang relevan. Semakin besar aktivitas (volume
produksi) maka semakin tinggi total biaya yang dibebankan dan
sebaliknya, tetapi nilai perubahannya tidak sebanding. Biaya semi
variabel per unit output berubah, tetapi perubahan baiya semi variabel per
unit uot put tidak sebanding. Semakin besar aktivitas (volume produksi)
maka biaya semi variabel per unit output semakin rendah dan sebaliknya,
tetapi nilai perubahannya tidak sebanding.
Contoh : listrik dan telepon, pemeliharaan dan perawatan mesin,
hubungan industrial, pengawasan (inspeksi), asuransi kecelakaan dan
sebagainya.
Berdasarkan karakteristik satuannya, biaya dapat dikelompokkan menjadi :
A. Biaya Total (Total Cost/ TC)
adalah jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan output berupa barang atau jasa.
TC = TFC + TVC
Karena biaya variabel merupakan unsur biaya total, maka biaya total
memiliki sifat seperti biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya
total berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah output yang
dihasilkan. Namun, biaya tetap yang merupakan bagian dari biaya
total, nilai eksistensinya tetap tidak berubah.
B. Biaya rata-rata perunit output (Average Total Cost / ATC)
Adalah jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi
dengan jumlah output yang dihasilkan. Untuk mencapai keuntungan,
biaya rata-rata per unit produksi ini berguna sebagai informasi dasar
untuk menentukan produksi yang paling efisien.

13
Perusahaan akan berproduksi pada tingkat biaya rata-rata per unit
output (ATC) yang paling rendah .
ATC = TC/Q = TFC/Q + TVC/Q → ATC = AFC + AVC AFC
Biaya tetap rata-rata per unit (Avarage Fixed Cost)
AVC : Biaya variable rata-rata per unit (Avarage Variabel Cost)
C. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
adalah tambahan biaya yang dikelurkan karena ada tambahan satu unit
output (MCi = TCi – TCi-1)
Berdasarkan relevansinya dengan pengambilan keputusan oleh manajemen,
biaya dapat dikelompokkan menjadi :
1) Biaya Relevan
Menurut Ahmad (2005:115), biaya relevan adalah biaya yang dapat dihindari
atau biaya yang dapat dielakan dan harus dipertimbangkan oleh setiap
pengambil keputusan dalam berbagai alternatif yang dihadapi. Pengertian
biaya relevan menurut RA. Supriyono (2002:389), biaya relevan adalah
meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu pengambilan
keputusan, karena itu biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam
pengambilan keputusan tertentu tersebut. Dapat disimpulkan bahwa biaya
relevan adalah semua biaya yang dapat dihindari bila menghadapi berbagai
alternatif yang ada dan dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan
seorang manajer. Biaya relevan memiliki karakteristik yakni sebagai berikut:
A) Biaya yang benar-benar akan terjadi dan mengingat biaya masa lalu yang
tidak relevan.
B) Biaya harus benar-benar akan memberikan hasil berbeda jika memilih
alternatif.
Biaya relevan adalah seluruh jenis biaya dengan karakteristik seperti di atas:
Total Fix Cost, Total Variable Cost, Total Cost, Average Fix Cost, Average
Variable Cost, Average Total Cost dan Marginal Cost.
2) Biaya Irrelevan
Biaya irrelevan adalah jenis biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan,
namun tidak relevan dengan pengambilan keputusan dalam bisnis.

14
Biaya tidak relevan ini dikenal juga dengan istilah Sunk Cost. Sunk costs
adalah biaya yang terjadi di masa lalu dimana tidak ada yang dapat
mengubah apa yang telah dikeluarkan maupun apa yang telah terjadi. Oleh
karena itu, sunk costs merupakan informasi yang tidak relevan dalam
pembuatan keputusan.
Menurut Fungsi perusahaan Untuk perusahaan manufaktur yang mempunyai
fungsi utamanya adalah mengelola bahan menjadi produk jadi dan kemudian
menjualnya, ruang lingkup aktivitasnya menjadi lebih kompleks dari pada perusahaan
dagang maupun jasa karena melibatkan bagian produksi, pemasaran, serta administrasi
dan umum. Oleh karena itu, biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya produksi, biaya
pemasaran, serta beban administrasi dan umum, yang mana biaya-biaya tersebut dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi.
a. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di
keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga
merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan
faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk
menghasilkan suatu produk.
1) Biaya Bahan Baku
Biaya yang timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku
merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk
membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok
barang jadi yang akan dibuat ( Tresno Lesmono, 1998:2 ).
Contoh: Kain pada perusahaan garmen, karet pada perusahaan ban, kayu
pada perusahaan mebel, kulit pada perusahaan sepatu dan sebagainya.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan
untuk megolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja
langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang
terlibat langsung dalam pengolahan barang.

15
Sedangkan biaya tenaga kerja yang tidak langsung merupakan tenaga
kerja yang tidak langsung terlibat dalam pengelolaan barang ( Tresno
Lesmono, 1993:343 ).
Contoh: karyawan jahit dan obras kain pada perusahaan garmen,
karyawan potong dan serut kayu pada perusahaan mebel, pekerja
samak kulit pada perusahaan sepatu dan sebagainya.
3) Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari
biaya bahan tak langsung dan semua biaya yang tidak dapat secara
langsung dibebankan kepada produk ataupun kepada pekerjaan
( Cartner dan Ursy, 2005:411.
a) Biaya bahan penolong adalah biaya dari biaya komponen yang
digunakan dalam proses produksi tetapi nilainya relatif kecil dan
tidak dapat di telusuri atau diidentifikasi secara langsung pada
suatu produk.
Contoh: kancing dan benang pada perusahaan garmen, amplas,
sekrup, dan paku pada perusahaan mebel, lem dan paku pada
perusahaan sepatu dan sebagainya
b) Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya atau pengorbanan
sumber daya atas kinerja karyawan bagian produksi yang tidak
dapat ditelusuri atau diidentifikasi jejaknya atas produk-produk
yang dihasilkan perusahaan.
Contoh: pengawas pabrik, direktur pabrik, operator listrik pabrik
c) Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain biaya bahan
penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang terjadi di
bagian produksi yang mana biaya ini tidak dapat ditelusuri atau di
identifikasi jejaknya atas produk-produk yang dihasilkan
perusahaan. Contoh : penyusutan mesin pabrik, reprarasi dan
pemeliharaan peralatan pabrik, listrik dan air pabrik, asuransi
pabrik dan sebagainya.

16
d) Biaya Non Produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan tidak
memiliki keterkaitan dengan proses produksi. Biaya non produksi
memiliki dua elemen, yaitu beban pemasaran, serta beban
administrasi dan umum.
1. Beban pemasaran adalah beban yang terkait dengan fungsi
pemasaran dalam rangka memasarkan suatu produk, mulai dari
persiapan, penjualan barang/jasa kepada pelanggan sampai
dengan pascajual.
Contoh: iklan dan promosi, pengiriman, penjualan, komisi dan
sebagainya.
2. Beban administrasi dan umum adalah beban yang terkait
dengan fungsi administrasi dan umum dalam rangka
kelancaran perencanaan, koordinasi, pengarahan, dan
pengendalian suatu perusahaan.
Contoh : gaji presiden direktur, perlengkapan kantor,
listrik dan kantor, gaji bagian keamanan kantor,
penyusutan gedung kantor dan sebagainya.
Menurut Objek Biaya Cara yang paling umum dilakukan untuk membedakan
karakteristik biaya adalah dengan menggolongkan biaya menjadi biaya langsung dan
biaya tidak langsung.
A) Biaya Langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi secara
langsung kedalam objek biaya, sehingga yang menjadi dasar pembebanan
biaya langsung kedalam objek biaya adalah penulusuran biaya (cost tracing).
Contoh: benang pada perusahaan tekstil, tukang jahit pada perusahaan
garmen.
B) Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri atau di
identifikasi secara langsung kedalam objek biaya atau manfaat dari biaya
tersebut dinikmati oleh beberapa objek biaya, sehingga yang menjadi dasar
pembebanan biaya tidak langsung kedalam objek biaya adalah alokasi biaya
(cost alocation). Contoh: listrik untuk penerangan suatu produk, satpam
untuk menjaga perusahaan.

17
Menurut Waktu Pembebanan Biaya dapat di klasifikasikan berdasarkan kapan
suatu biaya dibebankan pada pendapatan.
a) Biaya Produk adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh,
mendapatkan, atau memproduksi suatu produk. Biaya produksi pada
perusahaan manufaktur adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproses bahan menjadi suatu produk, yang terdiri dari biaya bahan, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, sampai pada akhirnya
produk tersebut menjadi persediaan. Dalam hal ini, biaya produk akan
diperlakukan sebagai beban pada saat produk tersebut terjual. Berdasarkan
penjelasan di atas biaya produk disebut juga biaya persediaan.
Contoh: LLDPE (persediaan bahan) untuk produksi plastic kemasan,
Logam kasar (persediaan produk dalam proses) untuk produksi cylinder
head, kotak karton (persediaan produk) untuk produksi karton kemasan.
b) Biaya Periodik adalah seluruh biaya yang tidak termasuk sebagai biaya
produk, yang mana biaya ini akan diperhitungkan dengan pendapatan
penjualan dalam laporan laba rugi berdasarkan periode terjadinya. Beban
pemasaran, serta beban administrasi dan umum termasuk sebagai biaya
periodik karena biaya tersebut tidak terlibat langsung dalam proses produksi,
tetapi terjadi pada saat penjualan dilakukan, sehingga dua jenis biaya ini
dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya pendapatan
penjualan.
Contoh: telepon dan listrik, iklan, gaji karyawan, perawatan dan
pemeliharaan peralatan kantor, alat tulis kantor dan sebagainya.
Proses Produksi Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan
proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1) Produksi atas dasar pesanan Perusahaan yang berproduksi berdasarkan
pesanan melaksanakan pembuatan produknya atas dasar pesanan yang
diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi
dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost method).

18
2) Produksi masa Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa
melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di
gudang. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses (Process cost method). Dalam
metode ini, biaya-biaya produksi dalam periode tersebut dan harga pokok
produk per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut,
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini mengenai perhitungan unit cost of service petugas donor darah oleh
Palang Merah Indonesia dengan metode Full Costing yang bertujuan untuk
menganalisis perhitungan biaya jasa dan sistem penggajian dalam pelayanan petugas
donor darah oleh Palang Merah Indonesia.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Palang Merah Indonesia Cabang Semarang yang
berlokasi di Semarang. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena berada di
satu wilayah dengan peneliti. Pada hari Jumat, 13 September 2019 sekitar pukul 13:00
WIB. Kami melakukan wawancara langsung terhadap salah seorang petugas donor
darah terkait pelayanan petugas donor danar oleh Palang Merah Indonesia.

3.3 Sumber dan Jenis Data Penelitian

3.3.1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis data,
antara lain :

a. Data Primer

Data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama). Pada
penelitian ini, kami memperoleh beberapa informasi langsung dari salah
seorang petugas donor darah oleh Palang Merah Indonesia Cabang Kota
Semarang.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini, kami
memperoleh beberapa informasi dari artikel dan situs web di internet
yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini.

20
Informasi yang kami peroleh dari artikel dan situs web internet yang
mendukung penelitian kami ini yakni web resmi dari Palang Merah
Indonesia sebagai informasi umum dan informasi terinci.

3.3.2. Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitatif.

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data informasi yang berbentuk kata atau


kalimat verbal, bukan berupa simbol angka atau bilangan. Pada
penelitian ini yang termasuk dalam data kualitatif yakni pelayanan
darah dan tugas pokok Palang Merah Indonesia menurut Peraturan
Pemerintah (PP) dan Undang-Undang.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data atau informasi yang berupa simbol


angka atau bilangan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang
berlaku umum. Pada penelitian ini yang termasuk dalam data kuantitatif
yakni biaya – biaya jasa yang muncul berkaitan dengan jasa petugas
donor darah oleh Palang Merah Indonesia (cost of service).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui sumber dan jenis
data dengan menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut

a. Metode Dokumentasi

Data dokumentasi pada penelitian ini diperoleh dari artikel dan situs web pada
internet mengenai Undang-Undang yang mengatur tentang kepalangmerahan,
peraturan pemerintah tentang pelayanan darah, dan Undang-Undang tentang
kesehatan.

21
b. Metode Wawancara

Untuk mendukung hasil temuan kami yang diperoleh dari artikel dan situs pada
internet, kami juga mengadakan wawancara singkat dengan salah seorang
petugas donor darah oleh Palang Merah Indonesia Cabang Kota Semarang untuk
memperoleh informasi tambahan dan memastikan hasil temuan yang diperoleh
dari artikel dan situs pada internet.

3.5 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah isu atau permasalahan yang dibahas, dikaji, diteliti dalam
penelitian sosial. Objek penelitian ini adalah cost of service atau biaya jasa petugas
donor darah oleh Palang Merah Indonesia Cabang Kota Semarang.

3.6 Biaya – Biaya

Menetapkan biaya (cost driver) yang digunakan sebagai ukuran kegiatan yang
menimbulkan biaya. Cost driver ditetapkan per aktivitas yang menimbulkan biaya.

Untuk penelitian ini biaya yang timbul adalah :

3.6.1. Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung dapat ditelusur atau di
identifikasi ke dalam objek biaya, sehingga menjadi dasar pembebanan
biaya langsung ke dalam objek biaya adalah penelusuran biaya atau yang
disebut juga dengan cost tracing. Komponen biaya pelayanan yang
termasuk ke dalam biaya langsung, yaitu :

3.6.1.1 Biaya Bahan Baku


a) Biaya Bahan Kantong Darah
Petugas donor darah memerlukan bahan-bahan seperti kantong darah dan
suntik serta selang yang dihungkan untuk pengambilan darah.
Biaya Bahan Kantong Darah
= Harga satuan kantong darah x stock darah yang dibutuhkan per-harinya

22
b) Biaya Bahan Bakar Mobil PMI
Mobil PMI merupakan kendaraan yang wajib digunakan oleh petugas
donor darah saat menjalankan tugasnya. Mobil PMI ini menggunakan
bahan bakar kendaraan jenis solar. Berikut bahan bakar yang dikeluarkan
oleh aktivitas kinerja mobil PMI :
Total Jarak Tempuh Kendaraan x Harga Solar per Liter
Jarak Tempuh per Liter
c) Biaya Suntikan
Suntikan merupakan barang habis pakai yang digunakan untuk
mengambil darah saat proses darah darah berlangsung. Berikut
perhitungannya :
Biaya Suntikan =
3.6.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung
a) Biaya Gaji Petugas Donor Darah
Gaji yang diberikan kepada petugas donor darah yang bertugas
dan melakukan kegiatan donor darah pada saat donor darah di
Semarang.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐺𝑎𝑗𝑖 = 𝐺𝑎𝑗𝑖 petugas x jumlah kantong yang didapat
b) Biaya Pegawai PMI
Setiap pegawai atau yang sudah bekerja di PMI dapat diangkat
dalam pangkat tertentu berdasarkan pendidikan, jabatan,
pengalaman kerja, dan syarat lain yang ditentukan oleh pengurus.
1. Pekarya I
Golongan ruang AI bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki surat tanda tamat belajar Sekolah Dasar (SD).
2. Pekarya II
Golongan ruang AII bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki surat tanda tamat belajar Sekolah Menengah
Pertama (SMP).

23
3. Pelaksana I
Golongan ruang BI bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki surat tanda tamat belajar Sekolah Menengah Atas
(SMA).
4. Pelaksana II
Golongan ruang BII bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki ijazah diploma I (D-I) atau Diploma II (D-II).
5. Pelaksana III
Golongan ruang BIII bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki ijazah diploma III (D-III).
6. Penata I
Golongan ruang CI bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki ijazah diploma IV (D-IV) atau Strata I (S-I).
7. Penata II
Golongan ruang CII bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki ijazah Strata II (S-II) atau Sarjana Kedokteran
(profesi) atau Sarjana Apoteker (profesi).
8. Penata III
Golongan ruang CIII bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki ijazah Strata III (S-III)
Rumus :
Gaji Pegawai PMI Pekarya I xxx
Gaji Pegawai PMI Pekarya II xxx
Gaji Pegawai PMI Pelaksana I xxx
Gaji Pegawai PMI Pelaksana II xxx
Gaji Pegawai PMI Pelaksana III xxx
Gaji Pegawai PMI Penata I xxx
Gaji Pegawai PMI Penata II xxx
Gaji Pegawai PMI Penata III xxx +
Total Gaji Sementara xxx

24
Biaya Pegawai PMI = Total Gaji Sementara x Jumlah pegawai

c) Biaya untuk Dokter sebagai kepala UTDC


Dalam layanan donor darah di setiap cabang kota, pasti ada satu
orang dokter yang berperan sebagai kepala UTDC yang mana
UTDC kepanjangan dari Unit Transfusi Darah Cabang pada
setiap kotanya.
Biaya Dokter Kepala UTDC = Gaji dokter kepala UTDC x 1 orang

d) Biaya Asisten Transfusi Darah


Asisten transfusi darah merupakan orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan khususnya dalam mengurus layanan
donor darah serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui bidang kesehatan.
Biaya Asisten Transfusi Darah = Gaji Asisten transfusi darah x jumlah asisten

e) Biaya Supir untuk mengendarai mobil PMI


Dalam mengendarai setiap mobil Palang Merah Indonesia ini
tentunya dibutuhkan seorang supir yang benar-benar handal
dalam mengendarai mobil PMI dengan baik.
Biaya Supir PMI = Gaji supir x jumlah supir dalam mengendarai mobil PMI

3.6.2. Biaya Tidak Langsung/Biaya Overhead

Biaya tidak lamgsung atau biaya overhead adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri atau di identifikasi secara langsung ke dalam objek biaya atau
manfaat dari biaya tersebut dinikmati oleh beberapa objek biaya, sehingga
yang menjadi dasar pembebanan biaya tidak langsung ke dalam objek biaya
adalah alokasi biaya (cost alocation). Komponen biaya pelayanan yang
termasuk kedalam biaya tidak langsung yakni :

25
3.6.2.1 Biaya Penyusutan Mobil PMI
Jenis mobil yang digunakan oleh PMI yaitu seperti mobil elf. Mobil
PMI digunakan oleh petugas donor darah dalam menjalankan layanan
donor darah, yang mana mobil PMI ini dikendarai oleh seorang supir
yang benar-benar sudah handal dalam mengemudikan jenis mobil PMI.
Mobil PMI merupakan aset yang memiliki masa manfaat atau umur
ekonomis seehingga harus disusutkan dengan metode garis lurus
(straight-line).
Biaya Penyusutan Mobil PMI = Harga Perolehan Mobil – Nilai Residu
Umur Ekonomis

3.6.2.2 Biaya Penyusutan Bed-Velbed


Bed-Velbed adalah tempat tidur lipat yang biasanya digunakan oleh
para petugas donor darah oleh PMI kepada relawan yang akan donor
darah. Bed-Velbed ini merupakan aset pelengkap pada petugas donor
darah yang memiliki masa manfaat/umur ekonomis dan harus
disesuaikan dengan metode garis lurus (straight-line).
Biaya Penyusutan Bed-Velbed = Harga Perolehan Bed Velbed – Nilai Residu
Umur Ekonomis
3.6.2.3 Biaya Penyusutan Blood Bank Refrigerator / Kulkas Penyimpanan
Darah
Blood Bank Refrigerator atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
lemari es penyimpanan darah merupakan alat yang digunakan untuk
menyimpan darah setelah donor darah dilakukan atau sebelum
diserahkan kepada rumah sakit. Blood Bank Refrigerator ini pun
merupakan aset tetap yang memiliki masa manfaat /umur ekonomis
dan harus disesuaikan dengan metode garis lurus (straight-line).
Biaya Penyusutan Blood Bank Refrigerator =
Harga Perolehan Blood Bank Refrigerator – Nilai Residu
Umur Ekonomis

26
3.6.2.4 Biaya Penyusutan Komputer
Komputer dalam layanan donor darah digunakan untuk menginput data-
data relawan yang mendonorkan darah serta untuk membaca dan
memeriksa data tersebut apakah darah relawan tersebut cocok atau tidak
bagi pasien yang membutuhkan. Komputer juga merupakan aset tetap
yang memiliki masa manfaat /umur ekonomis dan harus disesuaikan
dengan metode garis lurus (straight-line).
Biaya Penyusutan Komputer = Harga Perolehan Komputer – Nilai Residu
Umur Ekonomis

3.6.2.5 Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan (Maintenance)


Peralatan dan kendaraan yang digunakan dalam layanan donor darah
oleh PMI ini baik itu mobil PMI, Blood Bank Refrigerator / Kulkas
Penyimpanan Darah, maupun komputer membutuhkan perbaikan dan
pemeliharaan agar tetap berfungsi dengan baik. Rumusnya adalah :
Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
= Biaya Maintenance Satu Unit x Jumlah Unit

3.6.2.6 Biaya Atribut Petugas Donor Darah


Petugas donor darah dalam bekerja memerlukan atribut baik berupa
seragam, jaket PMI, sarung tangan, dan lain-lain.
Biaya Atribut = Harga Atribut x Jumlah Petugas Donor Darah

3.6.2.7 Biaya Listrik, Air, dan Telepon


PMI cabang Kota Semarang agar dapat beroperasi dengan baik perlu
mengeluarkan biaya untuk membayar listrik, air, dan telepon.

27
3.7 Unit Ekuivalen dan Perhitungan Unit Cost/Cost Of Service

3.7.1 Unit Ekuivalen

Badan Palang Merah Indonesia (PMI) setiap harinya melakukan 1 kali


layanan donor darah yakni untuk perincian waktunya sebagai berikut :

 Hari Senin sampai Kamis : Pukul 07.30 – 13.00 WIB


 Hari Jumat : Pukul 07.30 – 11.00 WIB
 Hari Sabtu : Pukul 07.30 – 12.00 WIB

Oleh karena itu, 1 kali layanan donor darah ini yang menjadi salah satu
pembagian dalam menghitung Unit Cost of Service per pelayanan yang
diberikan yakni donor darah oleh PMI Cabang Kota Semarang.
Kemudian untuk mencari Unit Cost of Service per orang yang menerima
layanan tersebut, maka terdapat tambahan pembagi yakni jumlah
penduduk yang terdapat di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik Semarang, per 10 Agustus 2017 update
terakhir sensus penduduk Kota Semarang terdapat 1.555.984 penduduk
di Semarang. Jadi untuk Unit Ekuivalen Unit Cost of Service Badan
Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Semarang dalam layanan
donor darah adalah [1 kali layanan donor x 1.555.984 penduduk
Semarang] = 1.555.984, maka akan ditemukan Unit Cost of Service per
orang per donor darah.

3.7.2 Perhitungan Unit Cost/Cost Of Service


Berikut adalah cara menghitung Cost of Service per layanan :

Biaya bahan baku Rp. xx

Biaya tenaga kerja langsung Rp. xx

Biaya tidak langsung (overhead) Rp. xx

Total Cost of Service Rp. xx

28
Sehingga,

Unit Cost of Service per layanan = Total Cost

Unit Ekuivalen

= Total Cost of Service per Hari


Jumlah Penduduk di Kota Semarang

29

Anda mungkin juga menyukai