Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU PENGAUDITAN 1

RINGKASAN ISA 200, 220 & ISQC serta

Penerapannya bagi Akuntan Publik/Pimpinan KAP

Disusun Oleh :

Ishak Cindelardo Lungky Tanjaya 18.G1.0052

Kelas : Pengauditan 4.2

Dosen Pemampu

St. Lily Indarto, SE, MM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


1) ISA 200
A. Topik : Tujuan Keseluruhan dari Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
berdasarkan International Standard Auditing.
B. ISA 200 dalam pelaksanaan audit berbasis risiko :
1. Definisi ISA 200:
ISA 200 bertujuan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan atau kesalahan,
sehingga memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat tentang apakah laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan untuk melaporkan laporan keuangan, dan berkomunikasi
yang diperlukan ISA, sesuai dengan temuan auditor.
2. Tiga langkah audit berbasis risiko:
a) Risk assesment: melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
b) Risk respone: merancang dan melaksanakan prosedur audit yang material.
c) Reporting: evaluasi bukti audit dan membuat laporan audit.
3. Persyaratan ISA 200 :
a) Kepatuhan dengan persyaratan etika yang berkaitan dengan audit laporan keuangan.
b) Auditor harus melaksanakan penilaian profesional dalam perencanaan dan melakukan
audit laporan keuangan.
c) Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat yang cukup rendah untuk ekspresi pendapat.
d) Auditor harus mematuhi semua ISA relevan dengan audit.
e) Auditor harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing dari ISA kecuali, seluruh ISA
tidak relevan atau persyaratan adalah kondisional dan kondisi tidak ada.
f) Dalam kasus keberangkatan dari ISA auditor harus melaksanakan prosedur audit
alternatif untuk mencapai tujuan persyaratan itu.
2) ISA 220
a. Topik : Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan
b. ISA 220 dalam pelaksanaan audit berbasis risiko:
1. Ruang Lingkup ISA 220 :
 Memberikan asuransi yang layak yang dicapai saat auditor memperoleh cukup bukti dan
tepat untuk menekan resiko audit ke tingkat yang rendah dan auditor memberikan opini
yang salah ketika disalahsajikan secara material, tetapi bukan pada tingkat mutlak untuk
laporan hasil audit.
 Selalu berkonsultasi dengan tim mengenai masalah yang timbul saat mengaudit dan
bertanggung jawab akan pelaksanaan audit yang sesuai dengan UU yang berlaku.
 Tata cara mengaudit perusahaan yang terdaftar pada pasar modal dan mengkonsultasikan
teman-teman yang sangat berdampak terhadap KAP, jika temuan itu menyebabkan KAP
meneruskan atau memberhentikan tugasnya.
 Mereview dokumentasi audit sebelum tanggal pelaporan audit apakah sudah tepat untuk
mendukung kesimpulan auditor.
 Evaluasi secara detail, tanggapan manajemen mengenai resiko bagaimana manajemen
merancang/melaksanakan pengendalian untuk memitigasi risiko salah saji material dalam
laporan keuangan yang sudah diidentifikasi oleh manajemen atau auditor dengan cara
yang profesional, ISA mengharuskan penggunaan dan pendokumentasian kearifan
profesional yang penting oleh auditor selama mengaudit.
2. Tujuan ISA 220 :
Memberikan asuransi yang layak dan menerbitkan laporan audit yang tepat sesuai
keadaan perusahaan saat itu, membahas tentang penugasan tim-tim audit yang harus
selalu berkonsultasi dengan KAP, mereview dan mengevaluasi hasil audit apakah ada
kendala, kritik/saran dari konsumen mengenai auditnya yang sangat berpengaruh
terhadap mutu dan kepercayaan publik terhadap KAP (Kantor Akuntan Publik).
3. Definisi ISA 220:
Dalam ISA 220, mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan
prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan. Auditor harus
mengembangkan, mengimplementasikan, dan mendokumentasikan prosedur
pengendalian mutunya agar sesuai dan memenuhi persyaratan. Pengendalian mutu
merupakan sistem kendali yang terintegrasi didalam proses dan berfungsi untuk
mencegah terjadinya cacat/kesalahan karena kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
juga membahas hal-hal seperti tingkat risiko, toleransi terhadap risiko.
3) ISQC (International Standart on Quality Control
A) Topik : Ketentuan agar KAP mencapai tujuan pengendalian kualitasnya.
B) ISQC dalam pelaksanaan audit berbasis risiko:
1. Ruang Lingkup ISQC :
 ISQC berhubungan dengan tanggung jawab KAP untuk sistem pengendalian mutu untuk
audit dan review atas laporan keuangan dan penugasan asuransi serta jasa lain yang
bersangkutan.
 ISQC harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan serta pernyataan
IAASB lain, menetapkan standard dan pedoman lain mengenai mutu untuk tipe
penugasan spesifik. Sebagai contoh, ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu
untuk audit atas laporan keuangan.
 Sistem pengendalian mutu yang terdiri dari bijakan yang dirancang untuk mencapai
tujuan serta prosedur yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan memantau
kesesuaian dengan kebijakan tersebut.
2. Tujuan ISQC : memberikan ketentuan yang dirancang untuk memungkinkan KAP
mencapai tujuan pengendalian kualitasnya.
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu yakni
untuk memberikan ansuransi yang layak bahwa KAP dan personalianya mematuhi
standar profesional serta ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku. Adapun laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai
dengan situasi yang dihadapi.
3. Definisi ISQC
ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan professional dalam kaitannya dengan audit dan
review laporan keuangan, dan penugasan asurans dan jasa lain yang berhubungan. Sifat
dan luas kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh seorang individu KAP agar
sesuai dengan ISQC akan tergantung pada berbagai factor, seperti besarnya dan
karakteristik operasi KAP, dan apakah KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan
kantor akuntan.

ISQC memuat 47 ketentuan (ISQC 1.13-ISQC 1.59) yang terbagi dalam beberapa
kategori yakni, penerapan dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan, elemen sistem
pengendalian mutu, tanggung jawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP, ketentuan etika
yang relevan, penerimaan klien dan berkelanjutan hubungan dengan klien serta penugasan
khusus, sumber daya manusia, pelaksanaan penugasan, dan kategori yang terakhir adalah
dokumentasi sistem pengendalian mutu.
Contoh Penerapan ISA 200, ISA 220, dan ISQC bagi Seorang Akuntan
Publik/Pimpinan KAP.
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam
melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun
1985, yang mana bisnis inti Enron bergerak dalam bidang industri energi.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 yang berpengaruh terhadap
pasar keuangan global dengan di tandai menurunnya harga saham secara drastis berbagai
bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
a. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393
juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. 
b. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai > $1 milyar.
c. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
d. Tanggal 14 maret 2002 KAP Andersen divonis bersalah atas melakukan penghancuran
dokumen yang sedang diselidiki.
Pembahasan Masalah
Pelanggaran etika KAP Andersen :
1. KAP Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugasnya dan bukan dilanggar. 
2. Menurut ISA 200 paragraf 14, auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan,
termasuk ketentuan independensi, yakni perikatan audit atas laporan keuangan.
3. Laporan keuangan mengandung kecurangan mencakup kesalahan penyajian yang
disengaja termasuk penghilangan suatu jumlah/pengungkapan dalam laporan keuangan
untuk mempengaruhi presepsi para pengguna laporan keuangan, yang mana berkaitan
dengan ISQC dan ISA 220 mengenai sistem pengendalian mutu untuk audit dan review
atas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai