Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH DETIK DETIK PROKLAMASI

KEMERDEKAAN INDONESIA 1945

Guru Pembimbing :

Kaspitarini, S.E

KELOMPOK 5
XI IPS 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 JAKARTA

Jl. Mahakam Np. 2, RT. 11/ RW , Kramat Pela, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khisus Ibukota Jakarta. (12130)
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu yang sudah di tentukan oleh
guru pengajar Mata Pelajaran Sejarah Wajib, Bu Kaspitarini, S.E dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah “Sejarah detik-detik proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 1945” ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah
Wajib semester 2 Kelas 11 Bab proses kemerdekaan Indonesia.

Kami mengucapkan Terima Kasih kepada bu Kaspitarini, S.E selaku guru Mata
Pelajaran Sejarah Wajib yang sudah memberikan arahan, serta Kedua Orang Tua dan
teman teman siswa/siswi kelas 11 IPS 1 yang senantiasa memberikan dukungan.

Akhirnya, Kami selaku penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatianya
terhadap makalah ini. dan kami harap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya, dengan segala kerendahan hati, sasaran, dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang
lain pada waktu mendatang.

Jakarta, 23 Januari 2023

Kelompok V
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa penting bagi bangsa


Indonesia yang diproklamasikan oleh presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pada
hari Jumat, tanggal 17 April tahun 1945. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
merupakan kunci dari awal mula perjalanan bangsa Indonesia dalam membangun
negeri yang merdeka dan terlepas dari jeratan penjajah selama berabad-abad
lamanya.

Peristiwa yang terjadi di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta. bukan hanya
sekedar pengucapan pernyataan yang menyatakan bahwa Indonesia sudah
merdeka dan terlepas dari berbagai jajahan negara manapun,tetapi telah melalui
berbagai proses, rintangan, dan kesepakatan di atas perbedaan yang ada di
Indonesia.

Kekalahan Jepang dalam perang dunia merupakan pintu awal terbuka nya
kesempatan Indonesia dalam mempersiapkan rancangan kemerdekaan
kemerdekaan Indonesia mulai dari golongan tua hingga golongan muda yang gencar
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Rumah Laksamana Maeda merupakan saksi bisu yang menjadi latar tempat sukses
nya tersusun rangkaian kalimat sakral proklamasi kemerdekaan indonesia yang
saksi yang menyimpan berbagai benda peninggalan alat yang digunakan dalam
proses penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang sampai saat
ini masih tersimpan di dalam MUSEUM NASKAH PROKLAMASI di Jl. Imam Bonjol
No.1, RW.4, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan beberapa


identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Alasan rumah Laksamana Maeda yang terpilih menjadi latar tempat
penyusunan naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia?
2. Proses penyusunan Naskah Proklamasi di rumah laksamana Maeda ?
3. Peninggalan yang masih tersimpan di dalam kediaman Laksamana Maeda
yang saat ini menjadi Museum Naskah Proklamasi
4. Respon dan minat masyarakat mengenai adanya Museum Naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas maka penelitian ini dibatasi masalah


tentang “Respon dan minat masyarakat mengenai adanya museum Naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”

D. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang di dapat dari pembatasan masalah di atas adalah
sebagai berikut :
1. Mengapa Rumah Laksamana Maeda yang terpilih menjadi latar tempat
penyusunan naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia.?
2. Bagaimana Proses penyusunan Naskah Proklamasi di rumah Laksamana
Maeda ?
3. Apa saja peninggalan yang masih tersimpan di dalam kediaman Laksamana
Maeda yang saat ini menjadi Museum Naskah Proklamasi?
4. Bagaimana Respon dan minat masyarakat mengenai adanya Museum
Naskah Proklamasi Kemerdekaan indonesia

F. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi adanya penelitian ini adalah :


1. mengetahui tujuan dari dipilihnya rumah Laksamana Maeda sebagai tempat
penyusunan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Menguraikan Biografi beberapa tokoh yang terlibat dalam Penyusunan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
3. Menguraikan Proses Penyusunan Perumusan Naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian sebagai


berikut :
1. Memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Wajib Bab Proses Kemerdekaan
Indonesia.
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi kelompok kami tentang proses
perumusan Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. Memberikan Informasi kepada peserta didik SMAN 6 Jakarta khusus nya
kelas XI IPS 1 dalam pengetahuan seputar museum Naskah Proklamasi
Indonesia.
BAB II

TINJAUAN TEORI

a. Pengertian Naskah Proklamasi Kemerdekaan

Naskah Proklamasi adalah konsep naskah proklamasi kemerdekaan bangsa


Indonesia yang ditulis oleh Ir Soekarno pada selembar kertas blocknote berwarna
putih dengan ukuran panjang 25,8 cm, lebar 21,3 cm, dan tebal 0,5 mm.

Penulisan naskah proklamasi yang kemudian menjadi teks untuk dibacakan ketika
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 telah melalui proses yang
tidak mudah. Semuanya berawal dari kekalahan Jepang yang menyerah tanpa
syarat kepada pihak sekutu pada 15 Agustus 1945.

Sebaik mendengar berita Jepang menyerah kepada sekutu dari siaran radio BBC
milik Inggris, golongan muda seperti Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh mendesak
Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memanfaatkan situasi dengan
menyatakan proklamasi, tetapi Soekarno-Hatta tegas menolak karena belum ada
pernyataan resmi dari kekaisaran Jepang dan tetap berpegang pada tanggal yang
ditetapkan Marsekal Terauchi ketika menerima Soekarno di Dalat, Vietnam yaitu
tanggal 24 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.

Hingga akhirnya terjadilah peristiwa yang dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok


yaitu sebuah peristiwa penculikan yang dilakukan golongan pemuda kepada
Soekarno-Hatta guna mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia.

b. Proses Penyusunan Naskah Proklamasi


Tepat pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 sekira pukul 03.00 dini hari, setelah
melalui pemikiran hampir dua jam lamanya, Soekarno menulis dengan tangan
naskah proklamasi itu di sebuah meja makan di rumah Laksamana Tadashi Maeda
yang terletak di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta
Pusat).

Ada dua orang yang mendampingi Soekarno ketika ia menulis naskah proklamasi,
adalah Achmad Soebardjo di sebelah kirinya dan Mohammad Hatta di sebelah
kanannya. Kedua orang itu mendiktekan naskah proklamasi dan Soekarno
menulisnya.

Setelah berakhirnya rapat perumusan dan penulisan naskah proklamasi


kemerdekaan, naskah proklamasi itu kemudian dibuatkan teks dan diketik oleh
Sayuti Melik. Tetapi naskah ini dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi,
kemudian naskah atau block note yang sudah dibuang tersebut diambil dan disimpan
oleh Burhanuddin Mohammad Diah. Dan pada tahun 1993 Burhanuddin Mohammad
Diah menyerahkan naskah proklamasi tersebut kepada presiden saat itu yaitu
Presiden Soeharto dan kemudian pada tahun 1995 naskah tersebut disimpan di
Arsip Nasional Republik Indonesia hingga saat ini.
c. Tokoh Tokoh yang berperan penting dalam Perumusan Naskah
Perumusan Naskah Proklamasi tentu saja melibatkan berbagai pihak yang terlibat di
dalam nya mulai dari golongan Muda yang memiliki dorongan tinggi dalam
menyudutkan golongan tua agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia hingga
Golongan Tua yang ikut serta dalam proses penyusunan Isi isi dari Naskah
Proklamasi tersebut.

Berikut ini adalah 3 Tokoh penting yang menjadi kunci dari Perumusan Naskah
Proklamasi kemerdekaan Indonesia :

1. Laksamana Maeda

Biografi :
Nama : Laksamana Muda Tadashi Maeda
Tempat, Tanggal, Lahir : Kajiki, Kagoshima 3 Maret 1898
Meninggal : 13 Desember 1977, Jepang
Pasangan : Nishimura Fumiko
Anak : Nishimura Toaji Maeda
Kebangsaan : Jepang
Pendidikan : Akademi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
Pangkat : Laksamana Muda
Penghargaan :
Pada 17 Agustus 1977, Pemerintah Indonesia menganugerahkan bintang jasa kepada
Laksamana Maeda. Penganugerahan itu disampaikan oleh Duta Besar RI di Tokyo,
Witono.

Laksamana Muda Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran
Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Selama pendudukan Indonesia di
bawah Jepang, ia menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan
Darat Tentara Kekaisaran Jepang.

Dalam sejarah perumusan proklamasi, dia berperan menyediakan tempat untuk membahas
masalah proklamasi kemerdekaan. Kejadian tersebut bermula ketika Soekarno-Hatta
dilepas dari pengasingan Rengasdengklok atas bujukan Ahmad Soebardjo.
Rombongan Rengasdengklok lalu bertolak menuju Jakarta, ke rumah Laksamana Maeda.
Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh tersebut menemui Kepala Pemerintahan Militer
(Gunseikan) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindak lanjut yang akan
dilakukan. Namun, Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menentang rencana
mereka. Akhirnya Soekarno, Hatta, dan rombongan kembali ke rumah Maeda dan membuat
naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

2. Sayuti Melik

Biografi :
Nama : Mohamad Ibnu Sayuti
Tempat, Tanggal, Lahir : Kabupaten Sleman, 22 November 1908
Meninggal : 27 Februari 1989, Jakarta
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Wartawan dan Politisi
Partai Politik : Golongan Karya
Pasangan : S.K. Trimurti (m. 1938–1989)
Anak : Heru Baskoro, Moesafir Karma Boediman
Orang tua : Abdul Mu'in, Sumilah
Peran : Sebagai salah satu Anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Tempat pemakaman : Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta
Penghargaan :
Sayuti Melik menerima Bintang Mahaputra Tingkat V (1961) dari Presiden Soekarno
dan Bintang Mahaputera Adipradana (II) dari Presiden Soeharto (1973).

Sayuti Melik berperan untuk mengetik naskah proklamasi yang telah dirumuskan oleh
Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Sayuti Melik menggunakan mesin ketik
buatan Jerman yang mana merupakan pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan
Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di
Koningsplein (Medan Merdeka Timur)
3. Para Perwata
Para Perwata adalah adalah orang yang melakukan pekerjaan kewartawanan
dan atau tugas-tugas jurnalistik atau dalam definisi lain, wartawan dapat
dikatakan sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita
untuk di , baik media cetak, media elektronik, maupun secara radio.

Para pewarta berperan penting dalam mengabadikan momen pembacaan


proklamasi kemerdekaan serta penyebarluasan kabar tersebut. Mereka
adalah Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS yang mengabadikan momen
pembacaan proklamasi, BM Diah dan Jusuf Ronodipuro yang membantu
penyebaran berita proklamasi. Berita tersebut disebar melalui berbagai
media, seperti radio, surat kabar, telegram, hingga dari mulut ke mulut.

Para Perwata :

Frans Mendoer & Alex Mendoer

Keduanya adalah anak dari August Mendur dan Ariance Mononimbar. Selama pendudukan
Jepang, Alex ditugaskan ke cabang lokal dari kantor berita Jepang, Domei Tsushin dan
menjadi kepala departemen fotografi. Sedangkan Frans ketika itu bekerja di surat kabar Asia
Raya.
Mereka adalah orang yang termasuk dalam kelompok yang mendirikan Indonesia Press
Photo Service yang banyak menyumbangkan foto-foto terkenal selama Revolusi Nasional
Indonesia.

BM. DIAH & JUSUF RONODIPIRO

Selepas proklamasi dibacakan Soekarno, BM Diah dan rekan-rekannya ikut menyebarkan


berita proklamasi melalui surat kabar dan selebaran ke pelosok daerah. Sementara Yusuf
Ronodipuro dianggap sebagai salah satu tokoh pahlawan Indonesia dikarenakan perannya
dalam menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia saat dia bekerja di
Radio Hoso Kyoku.

D. Lokasi dan Proses Pelaksanaan perancangan Naskah Proklamasi

Laksamana Maeda sudah kenal dengan Pelajar Indonesia saat menjadi Atase di Den
Haag dan Berlin pada 1930. Dari sinilah komunikasinya terjalin dengan Ahmad Soebardjo
dan Hatta. Setelah menjadi Atase di Den Haag dan Berlin, Maeda pindah tugas ke
Indonesia, sebagai Kepala Penghubung Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Saat itu, ia
mempekerjakan Ahmad Soebardjo yang dikenalnya sejak lama di Belanda.

Jatuhnya pilihan pada rumah Laksamana Maeda karena rumah tersebut punya hak
imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang sehingga kedua pemimpin itu tetap aman.Rumah
tersebut saat ini menjadi tempat Museum benda benda bersejarah proses penyusunan Teks
Naskah Proklamasi yaitu “MUSEUM NASKAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
INDONESIA” Di ruang makan Laksamana Maeda dirumuskan naskah proklamasi
kemerdekaan yang merupakan pemikiran tiga tokoh, yaitu Soekarno, M. Hatta, dan Achmad
Soebardjo.

Ketika konsep naskah itu selesai, Sayuti Melik mengusulkan Soekarno Hatta
menandatangani naskah proklamasi dan mengubah kalimat "Wakil-wakil bangsa Indonesia"
menjadi "Atas nama bangsa Indonesia" setelah diketik.

Mesin ketik di rumah Maeda saat itu adalah mesin ketik dengan huruf hiragana,
bukan latin. Kemudian, pegawai Maeda, Satsuki Mishima pergi ke kantor militer Jerman
untuk meminjam mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler. Setelah mendapatkan
pinjaman mesin ketik, Sayuti Melik didampingi BM Diah dipercaya Soekarno untuk mengetik
naskah proklamasi.

F. Benda Benda Peninggalan Sejarah Perumusan Teks Naskah Proklamasi

MUSEUM PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


Jl. Imam Bonjol No.1, RW.4, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10310
beberapa benda bersejarah peninggalan proses kemerdekaan Indonesia yang masih
tersimpan dalam kediaman Laksamana Maeda yang menjadi saksi penyusunan Teks
Kemerdekaan Indonesia yang saat ini menjadi Museum Proklamasi antara lain :
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Teks Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah benda bersejarah yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia, Mulai dari proses persiapan kemerdekaan
Indonesia, Pemberontakan Golongan Muda kepada Golongan Tua, Penculikan
Rengasdengklok, Penyususnan Teks Naskah Kemerdekaan Indonesia hingga di
baca kan nya Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang menjadi saksi bahwa
Indonesia sudah menjadi negara yang Merdeka dan bebas di atas kekuasaan sendiri
tanpa ada nya pelebelan di atas jajahan negara mana pun.

Anda mungkin juga menyukai