Anda di halaman 1dari 6

1

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA


Rizki Syarif Pratama
Universitas PGRI Sumatera Barat, Jl. Gunung Pangilun, Gunung Pangilun, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Info Artikel ABSTRAK


Artikel ini bertujuan untuk mengaanalisis kemampuan literasi
Sejarah Artikel :
matenatis siswa.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Received mm dd, yyyy SLR (Systematic Literature Review). Pengumpulan data dilakukan
Revised mm dd, yyyy dengan mereview beberapa artikel terkait dengan kemampuan literasi
Accepted mm dd, yyyy matematis matematika yang diterbitkan dalam kurun waktu 2017 –
2022. Artikel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 artikel
jurnal nasional terakreditasi yang diperoleh dari database Google
Kata Kunci : Schoolar.Berdsarkan penelitian ini di dapatkan bahwa kemampuan
Kempuan, literasi matematis siswa masih tergolong menengah kebawah siswa
Literasi, baru bisa menyelesaikan soal level 4 itu belum sampai sebagian.
Matematika

ABSTRACT
This article aims to analyze students' mathematical literacy skills.
The method used in this research is SLR (Systematic Literature
Review). Data collection was carried out by reviewing several
articles related to mathematical mathematical literacy skills
published in the period 2017 – 2022. The articles used in this study
were 10 accredited national journal articles obtained from the
Google Schoolar database. Based on this research, it was found that
mathematical literacy skills students are still classified as lower
middle class, students can only solve level 4 questions, not yet in
part.
Corresponding Author:
Rizki Syarif Pratama
Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas PGRI Sumatera Barat
Jl. Gunung Pangilun, Gunung Pangilun, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
E- mail : rizki123syarif@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum dapat dikatakan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi manusia yang bermula dari ketidaktahuan, berubah menjadi berpengetahuan melalui belajar
sehingga terjadinya perubahan mental (Skiner dalam Dimyati & Mudjiono, 2006). Proses pembelajaran akan
menghasilkan manusia yang berkualitas sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Tujuan pendidikan merupakan indikator berhasilnya penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu,
sebagai acuan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, pemerintah Indonesia telah merumuskan tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UndangUndang Republik Indonesia, 2003).
Upaya dalam mencapai tujuan pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan agar dapat menjadi bangsa
yang maju. Perkembangan zaman ditandai oleh berkembangnya teknologi, semakin luasnya informasi dan
komunikasi yang semakin pesat. Salah satu bidang yang memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan
teknologi adalah matematika. a. Saat ini teknologi berkembang dengan tidak pernah luput dari peranan
matematika. Oleh karena itu, matematika adalah termasuk ilmu yang penting dalam kehidupan dan sebagai
ilmu dasar yang wajib manusia khususnya siswa dalam rangka untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
perkembangan zaman.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, mulai dari TK sampai
dengan sekolah menengah atas (Chang & Silalahi, 2017; Fafre & Na, 2019). Banyak sekali pengertian dari
matematika, Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika adalah bahasa simbol,
matematika adalah bahasa numerik, ilmu abstrak dan deduktif (Rahma, 2013; Young, Levine, & Mix, 2018)
Matematika adalah metode berpikir logis, matematika adalah ilmu ilmu yang mempelajari hubungan pola,
bentuk dan struktur, matematika adalah ratunya ilmu dan juga menjadi pelayan ilmu lain (Yasmita, 2020). Itu
2

artinya matematika merupakan ilmu abstrak yang bersifat deduktif yang berkaitan tentang bilangan atau
bahasa numerik yang menggunakan metode berpikir logis dalam mempelajari hubungan pola, bentuk dan
struktur, dan ruang.
Matematika yang diajarkan di sekolah memiliki fungsi sebagai pengembangan anak dalam
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika yang
digunakan dalam kehidupan seharihari. Tidak hanya memiliki peran penting dalalm memecahkan
permasalahan sehari-hari dan digunakan dalam segala segi kehidupan (Agustin Puspitasari, Susi Setiawani,
2015). Matematika juga dimanfaatkan untuk mengaitkan gagasan matematika dengan konteks kehidupan
modern melalui kreativitasnya dalam memilih bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar
hidupnya (Rosalina, 2017). Menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan kemampuan matematika yang
tidak hanya sekedar berhitung atau mengoperasikannya saja, tetapi diperlukan literasi matematika.
Literasi matematis adalah salah satu kemampuan kognitif yang penting dikuasai siswa. Literasi
matematis merupakan kemampuan matematika yang komprehensif, menyangkut kemampuan merumuskan,
menerapkan, menginterpretasikan mate-matika dalam berbagai konteks; menalar; dan menghubungkan
matematika dengan kehidupan sehari-hari (the Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD), 2013). Tujuh kemampuan matematika dasar yang digunakan dalam literasi matematis adalah
komunikasi, mathematizing (pemodelan), representasi, penalaran dan argumen, pemecahan masalah, dan
penggunaan bahasa simbol, formal, teknik, dan operasi (OECD, 2003; 2013).. Literasi matematika juga
sejalan dengan Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah yaitu: (1) memahami konsep matematika, (2) menggunakan pola sebagai
dugaan dalam penyelesaian massalah, (3) menggunakan penalaran untuk pemecahan masalah, (4)
mengkomunikasikan gagasan, dan (5) menggunakan alat peraga tradisional dan modern (Kemendikbud,
2016).
Secara signifikan perolehan nilai literasi matematika siswa Indonesia menunjukkan berada di bawah
rata-rata internasional (nilai 500). Pada tahun 2000 siswa Indonesia berada pada peringkat 39 dari 41 negara.
Tahun 2003 berada di peringkat 38 dari 40 negara, serta tahun 2006 peringkat 50 dari 57 negara (Puspendik,
2012b). Sedangkan tahun 2012 capaian literasi matematika siswa Indonesia semakin rendah yaitu berada
pada peringkat 64 dari 65 negara. Selanjutnya pada PISA 2015 Indonesia mengalami kenaikan, yaitu berada
pada peringkat 63 dari 72 negara.Dan pada PISA 2018 pada kategori matematika, Indonesia berada di
peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turun dari peringkat 63 pada tahun 2015.
Berdasarkan laporan hasil studi TIMSS dan PISA secara umum, Wardhani & Rumiati (2011) menyimpulkan
bahwa siswa SMP di Indonesia belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara optimum, belum
mempunyai kebiasaan membaca sambil berpikir dan bekerja, dan masih cenderung menerima informasi
kemudian melupakannya. Hal ini mencerminkan bahwa siswa masih lemah dalam menyelesaikan soal-soal
matematika yang melibatkan literasi matematis.
Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik meneliti tingkat literasi matematis dan upaya
meningkatkan literasi matematis siswa.

2. METODE

Systematic literature review merupakan metode yang digunakan dalam artikel ini,yaitu dilakukan
dengan mengidentifikasi, mengkaji atau menganalisis, mengevaluasi, menafsirkan dan menarik kesimpulan
berdasarkan kerelevanan hasil penelitian yang dipilih secara sistematis dengan subjek penelitian yang
diperoleh secara literatur, kemudian mengikuti langkah – langkah yang telah di tentukan secara terstruktur.
Dengan metode ini akan dilakukan review dan identifikasi jurnal – jurnal secara terstruktur yang pada setiap
prosesnya mengikuti langkah – langkah yang telah ditetapkan (Triandini, Jayanatha, Indrawan, Werla Putra,
& Iswara, 2019).
Didasarkan tahapan – tahapan yang telah di tentukan maka yang di lakukan peneliti yang pertama
yaitu pencarian artikel pada database Google Scholar dengan kata kunci literasi matematis siswa. Dari
berbagai artikel, dipilih 10 artikel terkait erat dengan kata kunci yang digunakan. Langkah selanjutnya,
kelompokkan artikel – artikel yang berhubungan dengan kemampuan matematis siswa. Data artikel tersebut
ditabulasi dalam tabel yang meliputi nama peneliti, tahun terbit, nama jurnal, hasil penelitian. Setelah itu,
dilakukan review dan analisis artikel tersebut terutama mengenai hasil penelitian yang tersaji pada bagian
pembahasan dan bagian kesimpulan. Pada bagian akhir penelitian, peneliti membandingkan temuan yang
tersaji dalam artikel dan memberi kesimpulan (Sartika & Octafiani, 2019).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3
Tabel dibawah ini merupakan hasil penelitian dari jurnal – jurnal mengenai analisis kemampuan
literasi matematis siswa serta upaya peningkatan nya :

Tabel 1. Hasil Penelitian Jurnal Minat Belajar Siswa Terhadap Pelajaran Matematika
Peneliti dan Tahun Jurnal Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perbedaan peningkatan kemampuan literasi
Mosharafa: Jurnal
Vika Conie Fatwa, Ari matematis siswa yang memperoleh model
Pendidikan Matematika
Septian dan Sarah inayah pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
389 Volume 8, Nomor 3,
(2019) lebih baik daripada peningkatan kemampuan
September 2019
literasi matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran biasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
umum baik siswa tergolong kategori
Kemampuan Awal Matematis tinggi, sedang
Mosharafa: Jurnal dan rendah memiliki kemampuan literasi
Ahmad Muzaki dan Pendidikan Matematika rendah. Hal ini terlihat pada kemampuan siswa
Masjudin(2019) Volume 8, Nomor 3, dalam menyelesaikan soal yang masih terbiasa
September 2019 dengan jawaban prosedural dan sifatnya
konkret. Siswa juga masih belum terbiasa
dengan soal-soal yang membutuhkan pemikiran
logis, kritis dan solusi yang aplikatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan literasi matematis siswa masih
rendah, hal ini terlihat dari hasil pengerjaan
Mosharafa: Jurnal
Risma Masfufah dan siswa dalam memecahkan masalah yang
Pendidikan Matematika
Ekasatya Aldila diberikan, dalam hal ini berbagai macam soal
291 Volume 10, Nomor 2,
Afriansyah(2021) jenis PISA. Karena itu, dalam praktiknya, siswa
Mei 2021
perlu dibiasakan untuk diberikan soal dengan
jenis PISA agar siswa dapat terbuka luas
pemikirannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi
matematika siswa dalam menyelesaikan soal
JTAM (Jurnal Teori dan PISA konten change and relationship mencapai
Ahmad Fadillah, Ni’mah Aplikasi Matematika) Vol. nilai rata-rata 63,28% secara keseluruhan dari
(2019) 3, No. 2, Oktober 2019, skor ideal. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
Hal. 127-131 dari sebagian siswa dapat menyelesaikan soal
PISA yang diberikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:


1. Tingkat literasi matematis siswa rendah.
Tingkat penguasaan paling rendah pada aspek
matematisasi dan penalaran dan argumen.
Siswa belum terbiasa menyelesaikan soal
matematika dalam konteks, siswa belum belajar
Jurnal Euclid, Vol.6, No.1,
Trusti Hapsari matematika dengan konsep yang kuat.
pp. 93
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan literasi matematis siswa adalah
memperkuat konsep matematika siswa,
membiasakan memberi soal literasi matematis,
memotivasi siswa untuk belajar matematika
dengan lebih keras.
Annisa Fasya Purwanti1, Jurnal Ilmu Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahwa
Mutrofin1,Ridho Sekolah Dasar Vol. 8, No. dari 26 siswa yang mengikuti tes literasi
Alfarisi1(2021) 1, Juni 2021, 40-57 matematika terdapat perbedaan yang signifikan
antara siswa yang memiliki kecerdasan
matematis-logis tinggi dan rendah. Siswa yang
memiliki kecerdasan matematis-logis tinggi
dapat menyederhanakan permasalahan,
menentukan cara penyelesaian, merumuskan
4

masalah kedalam model matematika, dan


menerapkan konsep matematika. Oleh karena
itu, siswa yang memiliki kecerdasan matematis-
logis tinggi dapat memenuhi 2 indikator literasi
matematika. Siswa yang memiliki kecerdasan
matematis-logis rendah mampu
menyederhanakan masalah namun masih
dnegan bimbingan, belum mampu menentukan
penyelesaian masalah, belum mampu
merumuskan masalah kedalam model
matematika, dan belum mampu dalam
menerapkan konsep matematika. Oleh karena
itu, siswa dengan kecerdasan matematis-logis
rendah belum dapat memenuhi indikator literasi
matematika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


kemampuan literasi matematis siswa ditinjau
dari karakter kemandirian belajar tinggi
mempunyai rata-rata sebesar 69,44 (kategori
tinggi) sebagian besar siswa tidak mampu pada
tahap reasoning and argument, kemampuan
literasi matematis siswa ditinjau dari karakter
Rizqi Kholifasari , Citra Jurnal Derivat, Volume 7
kemandirian belajar sedang mempunyai rata-
Utami , Mariyam(2020) No. 2 Desember 2020
rata sebesar 57,41 (kategori sedang) sebagian
besar tidak mampu pada tahap devising strategi
for solving problems, kemampuan literasi
matematis siswa ditinjau dari karakter
kemandirian belajar rendah mempunyai rata-
rata sebesar 46,11 (kategori sedang) sebagian
besar tidak mampu pada tahap mathemathizing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efikasi
diri sangat berpengaruh terhadap kemampuan
literasi matematika siswa. Semakin tinggi
efikasi diri siswa, maka akan semakin baik pula
keterampilan literasi matematikanya. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk
Jurnal Obsesi : Jurnal meningkatkan kemampuan literasi matematis
Pendidikan Anak Usia siswa yakni siswa dibiasakan menyelesaikan
Ema Rizky Ananda , Rora
Dini soal kemampuan literasi matematis, siswa
Rizki Wandini(2022)
Volume 6 Issue 5 (2022) dibiasakan berdiskusi dan guru sebaiknya
Pages 5113-5126 menggunakan strategi dan metode
pembelajaran yang mengajak siswa melakukan
aktivitas literasi matematis. Guru dapat
menggunakan pendekatan pembelajaran
matematika yang menarik dan menyenangkan
agar siswa tertarik untuk belajar dan
mengemukakan pendapatnya secara berani.
M. Syawahid, Susilahudin Jurnal tadris matetamika Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Putrawangsa Vol. 10 No.2 (Nopember) 1. Siswa dengan gaya belajar auditori mampu
2017, Hal 222-240 menyelesaikan soal dengan level 4 (soal nomor
1 dan 2) dengan baik, akan tetapi mereka
kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan
level 3 (soal nomor 3 dan 4). Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa kemampuan literasi
matematika siswa dengan gaya belajar auditori
berada pada level 4.
2. Siswa dengan gaya belajar visual mampu
5
menyelesaikan soal dengan level 3 (soal nomor
3 dan 4) dengan baik, akan tetapi mereka
kesulitan dalam menyelesaiakan soal dengan
level 4. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kemampuan literasi matematika siswa
dengan gaya belajar visual berada pada level 3.
3. Siswa dengan gaya belajar kinestetis mampu
menyelesaikan soal literasi matematika level 4
(soal nomor 1) dan level 3 (soal nomor 3 dan
4). Akan tetapi mereka kesulitan dalam
menyelesaikan soal nomor 2 (level 4 ). Dengan
demikian kemampuan literasi matematika siswa
dengan gaya belajar kinestetis berada di level 4.
Literasi matematika menuntut seseorang untuk
mengkomunikasikan dan menjelaskan
fenomena yang dihadapinya dengan konsep
matematika. Literasi matematika tidak hanya
pada penguasaan materi saja akan tetapi hingga
kepada pengunaan penalaran, konsep, fakta dan
alat matematika dalam pemecahan masalah
sehari-hari. Salah satu kompetensi dasar dari
literasi matematika adalah kemampuan
Dyah Retno penalaran. Penalaran matematika menjadi
Kusumawardani, Wardono , PRISMA 1 (2018) sangat penting jika ingin meningkatkan
Kartono kemampuan literasi matematika. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi
matematika adalah dengan menerapkan
pembelajaran yang memberikan tugastugas
matematika yang membutuhkan penalaran
matematika dalam penyelesainnya. Melalui
pemberian tugas-tugas tersebut, kemampuan
penalaran peserta didik akan terlatih yang
kemudian akan meningkatkan kemampuan
literasi matematika.

Jurnal – jurnal tersebut dikelompokkan berdasarkan (1)di tinjau dari penyelesaian soal pisa (2)
ditinjau dari proses literasi, (3) ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa, (4) di tinjau dari kemandirian
siswa, (5) di tinjau dari kepercayaan diri, (6) di tinjau dari gaya belajar, (7) dan cara peningkatan kemapuan
literasi matematis siswa
Berdasarkan artikel yang di tulis oleh Risma Masfufah dan Ekasatya Aldila Afriansyah (2021)
berdasarkan penyelesaian soal pisa dapat di ambil kesimpulan bahwa kemampuan literasi matetmtis siswa
yang rendah. Terbukti setelah diberikan soal-soal yang berkaitan dengan Shape and Space, lebih tepatnya
pada materi bangun ruang sisi datar, dengan model PISA yang tergolong pada level dasar, yakni level 1 dan 2
ini, siswa masih mengalami kesulitan terutama dalam pengaplikasian rumus yang sudah mereka ketahui.
Berdasarkan artikel yang ditulis Ahmad Fadillah, Ni’mah(2019), Annisa Fasya Purwanti1,
Mutrofin , Ridho Alfarisi(2021), Trusti Hapsari di tinjau dari peoses literasi dapat disimpulkan siswa baru
bisa merumuskan dan menerapkan konsep matematika itu pun masih ada yang masih perlu di bimbing oleh
guru,sedangkan untuk menafsirkan belum ada peserta didik yang bisa
Berdasarkan artikel yang di tulis Ahmad Muzaki1 dan Masjudin(2019) di tinjau dari kemampuan
awal matematis peserta didik dapat disimpulkan siswa yang memiliki KAM tinggi dapat menyelesaikan soal
rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, melaksanakan prosedur dengan
baik, mampu mengatasi situasi yang kompleks dan menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan
masalah, serta siswa mampu bekerja secara efektif, menginterpretasikan representasi yang berbeda kemudian
menghubungkannya dengan dunia nyata (Level 4). Siswa kategori KAM sedang dapat menyelesaikan soal
rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, serta melaksanakan prosedur
dengan baik (Level 3). Siswa kategori KAM rendah hanya mampu menyelesaikan soal rutin (level 1).
Berdasarkan artikel yang di tulis Rizqi Kholifasari, Citra Utami, Mariyam(2020) dapat disimpulkan
bahwa kemampuan literasi matematis siswa ditinjau dari karakter kemandirian belajar tinggi mempunyai
rata-rata sebesar 69,44 (kategori tinggi) sebagian besar siswa tidak mampu pada tahap reasoning and
6

argument, kemampuan literasi matematis siswa ditinjau dari karakter kemandirian belajar sedang mempunyai
rata-rata sebesar 57,41 (kategori sedang) sebagian besar tidak mampu pada tahap devising strategi for solving
problems, kemampuan literasi matematis siswa ditinjau dari karakter kemandirian belajar rendah mempunyai
rata-rata sebesar 46,11 (kategori sedang) sebagian besar tidak mampu pada tahap mathemathizing
Berdasarkan artikel yang di tulis Ema Rizky Ananda , Rora Rizki Wandini(2022) dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi kepercayaan diri siswa, maka akan semakin baik pula keterampilan literasi
matematikanya
Berdasarkan artikel yang di tulis M. Syawahid, Susilahudin Putrawangsa(2017) dapat di simulkan
bahwa gaya belajar mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa buktinya siswa dengan gaya belajar
auditori mampu menyelesaikan soal dengan level 4, Siswa dengan gaya belajar visual mampu menyelesaikan
soal dengan level 3, Siswa dengan gaya belajar kinestetis mampu menyelesaikan soal literasi matematika
level 4
Dari beberapa artikel di atas ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa yaitu:
siswa perlu dibiasakan untuk diberikan soal dengan jenis PISA agar siswa dapat terbuka luas pemikirannya,
memperkuat konsep matematika siswa,meningkatkan karakter kemandirian siswa,meningkatkan kepercayaan
diri siswa,melatih kemampuan penalaran siswa,dan menurut artikel Vika Conie Fatwa, Ari Septian dan Sarah
inayah penerapan model pembelajaran problem based instruction memiliki peningkatan kemampuan literasi
yang lebih baik dari pada model pembelajaran biasa
4. Kesimpulan
Dari beberapa jurnal yang telah dibaca dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi matematis
siswa masih tergolong menengah kebawah karena siswa baru bisa menyelesaikan soal level 4 itu pun masih
belum sampai sebagian siswa yang mampu
Dari jurnal jurnal di atas juga berisi beberapa cara meningkatkan kemampuan literasi matematis
siswa yaitu: siswa perlu dibiasakan untuk diberikan soal dengan jenis PISA agar siswa dapat terbuka luas
pemikirannya, memperkuat konsep matematika siswa,meningkatkan karakter kemandirian
siswa,meningkatkan kepercayaan diri siswa,melatih kemampuan penalaran siswa,dan penerapan model
pembelajaran PBI

REFERENSI
Ananda, E. R., & Wandini, R. R. (2022). Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Ditinjau dari Self
Efficacy Siswa. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 5113–5126.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2659
Fatwa, V. C., Septian, A., & Inayah, S. (2019). Kemampuan Literasi Matematis Siswa melalui Model
Pembelajaran Problem Based Instruction. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3), 389–398.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i3.535
Hapsari, T. (2019). Literasi Matematis Siswa. Euclid, 6(1), 84. https://doi.org/10.33603/e.v6i1.1885
Kusumawardani, D. R., Wardono, & Kartono. (2018). Pentingnya Penalaran Matematika dalam
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika,
1(1), 588–595.
Makhmudah, S. (2018). Analisis Literasi Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika dan
Pendidikan Karakter Mandiri. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 318–325.
Mansur, N. (2018). Melatih Literasi Matematika Siswa dengan Soal PISA. Prisma, 1, 140–144.
Masfufah, R., & Afriansyah, E. A. (2021). Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa melalui Soal
PISA. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 291–300.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i2.825
Matematika, P., & Tangerang, U. M. (2019). Analisis Literasi Matematika Siswa Dalam Memecahkan Soal
Matematika PISA Konten Change and Relationship. Analisis Literasi Matematika Siswa Dalam
Memecahkan Soal Matematika PISA Konten Change and Relationship, 3(2), 127–131.
Muzaki, A., & Masjudin, M. (2019). Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 8(3), 493–502. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i3.557
Purwanti, A. F., Mutrofin, M., & Alfarisi, R. (2021). Analisis Literasi Matematika Ditinjau dari Kecerdasan
Matematis-Logis Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, 8(1), 40.
https://doi.org/10.19184/jipsd.v8i1.24775

Anda mungkin juga menyukai