Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Dini Dengan Teknik Turning
Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Dini Dengan Teknik Turning
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran
tenaga medis dan non medis, salah satu diantaranya adalah tenaga perawat.
Tenaga perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan dirumah sakit, mengingat perawatlah yang paling lama
berinteraksi dengan pasien dan pelayanan yang diberikannya berdasarkan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual serta dilaksanakan selama 24 jam secara
berkesinambungan (Kemenkes RI, 2015).
Profesi perawat dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu, memiliki landasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang kuat, disertai
sikap dan tingkah laku yang professional dan berpegang kepada etika keperawatan
(Nursalam, 2012).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integrall dari pelayanan
kesehatan yang menjadi cermin keberhasilan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
KUalitas pelayanan keperawatan yang baik ditentukan oleh kemampuan,
ketrampilan sikap perawat dari seorang perawat terutama kemampuan perawat
dalam melakukan mobilisasi dini untuk pasien yang tirah baring.
Stroke adalah suatu cedera mendadak yang berat pada pembuluh darah
otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan dan penyempitan, atau pecahnya
pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang
memadai. Disfungsi otak mengakibatkan terjadinya hemiparesis sehingga bagian
tubuh mengalami kelumpuhan sebagian yang berdampak pasien akan mengalami
penurunan mobilitas fisik dan bedrest sehingga merusak integritas kulit yang
menjadi factor terbentuknya luka tekan dan konstipasi. Penatalaksanaan posisi
miring kiri dan miring kanan dilakukan untuk mengurangi tekanan yang terlalu lama
dan gaya gesekan pada kulit. Mobilisasi dini dengan teknik Turning yaitu perubahan
posisi miring kanan dan miring kiri yang dilakukan setiap 2 jam sekali.
Pasien stroke dengan gangguan mobilisasi yang mengalami alih baring
ditempat tidur dalam waktu yang cukup lama tanpa mampu untuk merubah posisi
yang beresiko tinggi terjadinya luka tekan (Fitriyani, 2009) Pada kenyatannya
pengaturan posisi alih baring masih belum konsisten pada setiap pasien dan masih
belum dipandang serius, terlihat dari masih banyaknya tampilan pasien-pasien
stroke tidak dalam posisi yang benar. Luka tekan menimbulkan sebuah ancaman
dalam pelayanan kesehatan karena insidennya semakin hari semakin meningkat .
Kejadian luka tekan di Indonesia sangatlah tinggi apabila dibandingkan dengan
Negara-negara lain. Oleh karena itu sangatlah wajar bila masalah luka tekan dan
konstipasi akibat tirah baring perlu mendapat penanganan yang khusus (Elysabeth,
2010).
B. Rencana Kegiatan
1. Masalah Keperawatan
Kurang optimalnya penerapan mobilisasi dini dengan teknik Turning pada pasien
Stroke
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penerapan mobilisasi dini dengan teknik
Turning. Perawat diruangan mampu untuk menerapkan mobilisasi dini kepada
pasien Stroke serta keluarga pasien dapat menerapkan mobilisasi dini pasca rawat
inap.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan perawat mampu :
a. Mengetahui tentang pengertian mobilisasi dini dengan teknik Turning
b. Mengetahui tentang tujuan mobilisasi dini dengan teknik Turning
c. Mengetahui tentang penerapan mobilisasi dini dengan teknik Turning
4. Sasaran
a. Perawat di ruang Anyelir RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
b. Keluarga pasien ruang Anyelir RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
5. Strategi Pelaksanaan
Hari dan Tanggal Pelaksanaan :
Waktu :
Tempat :
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIENCE
1 Pembukaan 5 menit Salam perkenalan Menjawab salam
Menjelaskan kontrak dan tujuan Mendengarkam
pertemuan dan menjawab
Menyebutkan materi yang akan salam
diberikan
Kontrak waktu dan bahasa
yang diberikan