Anda di halaman 1dari 12

Senin 1-2bu

1-2

PENTINGNYA MANAGEMEN KONFLIK BAGI KETAHANAN


NASIONAL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Kewarganegaraan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani M.Si.

oleh
Novinda Tegar H. (25)
120511403288

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Maret 2013
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Konflik dan Ketahanan Nasional .................................. 3


B. Pentingnya Manajemen Konflik terhadap Ketahanan Nasional .......... 4
C. Penerapan Manajemen Konflik di Masyarakat .................................... 6
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah konflik sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Media Informasi baik itu televisi, radio, internet, dan lain-lain banyak menyiarkan
tentang konflik baik antar pelajar, antar suku bahkan perkelahian antar anggota
DPR pada waktu rapat. Masyarakat yang terkenal dengan kemajemukan suku, ras,
adat dan budaya justru mudah terpancing emosinya hanya kerena masalah
sederhana. Dimulai dari perselisihan kecil yang melibatkan satu hingga dua orang
yang kemudian menyebar dan menjadi masalah serius yang dapat mengganggu
stabilitas keamanan negara atau bahkan mengancam ketahanan nasional.
Konflik merupakan bagian dari kehidupan. Kehadirannya tidak dapat
dihindari lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Warga negara yang sadar
akan ketahanan nasional tentunya tahu arti penting managemen konflik untuk
meminimalisir dampak konflik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Cribbin (dalam Al-Hakim, dkk., 2012:197) memandang bahwa “konflik bagaikan
virus. Dia tidak dapat dibasmi sama sekali, tetapi jika tidak dikendalikan, bisa
menjadi epidemi. Oleh karena itu strategi yang terbaik adalah memanagemen
yang efektif”.
Melihat luasnya dampak yang diakibatkan oleh konflik, maka makalah ini
mengangkat judul tentang “Pentingnya Managemen Konflik bagi Ketahanan
Nasional”. Managemen konflik yang efektif dan arti pentingnya terhadap
kelangsungan ketahanan nasional akan dijelaskan lebih rinci pada bagian
pembahasan makalah ini.

B. Tujuan Pembahasan
1. Memahami konsep dasar konflik dan ketahanan nasional
2. Memahami pentingnya managemen konflik terhadap ketahanan nasional.
3. Mengetahui penerapan managemen konflik di masyarakat.

1
Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Konflik dan Ketahanan Nasional


Banyak ahli telah mendefinisikan mengenai konsep dasar konflik. Brown
dan Moberg (dalam Al-Hakim, dkk., 2012:196) mendefinisikan konflik adalah
“perselisihan di antara dua orang atau lebih atau di antara kelompok-kelompok
kerja disebabkan oleh pertentangan tujuan-tujuan, sumber-sumber, harapan-
harapan, persepsi atau nilai-nilai”.
Sedangkan Fatah (dalam Al-Hakim, dkk., 2012:196) mendefinisikan
“pertentangan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung yakni
ditandai interaksi timbal balik di antara pihak-pihak yang bertentangan. Di
samping itu, pertentangan juga dilakukan di atas kesadaran pada masing-masing
pihak yang di antara mereka saling berbeda atau berlawanan”.
Berdasarkan definisi di atas, konflik terjadi seiring dengan interaksi antar
individu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu tidak dapat
terhindar dari konflik. Pertentangan antar individu dengan berbagai sebab sudah
sering terjadi, oleh karena itu konflik adalah suatu kondisi yang wajar dan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan.
Tidak selamanya konflik itu berhubungan dengan masalah yang negatif.
Konflik dapat berdampak positif apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Konflik dapat merangsang timbulnya ide-ide baru untuk memecahkan masalah
yang timbul akibat konflik itu sendiri. Sebenarnya, jika dikelola dengan baik,
konflik dapat dijadikan rangsangan untuk berpacu dalam berprestasi. Sejalan
dengan hal tersebut Al-Hakim, dkk., (2012:196) mengemukakan konflik antar
kelompok dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindungi agar
tidak lebur kedalam dunia sosial sekelilingnya.
Sementara itu, “ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa
yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional dan terintegrasi” (Rahayu,
2007:233). Aspek kertahanan nasional yang meliputi berbagai hal penting dalam
kehidupan haruslah mencakup kesadaran dan kesanggupan setiap anggota
masyarakat untuk menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan,

3
hambatan, dan tantangan baik dari dalam maupun luar negeri yang berpotensi
mengganggu kestabilan negara.
Menurut Winarno (2007:170-171), terdapat tiga perspektif atau sudut
pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional yaitu:

1. Ketahanan sebagai kondisi. Perspektif ini melihat ketahanan


nasional sebagai suatu pemggambaran atas keadaan yang
seharusnya dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demikian
memungkinkan suatu negara memiliki kemampuan
mengembangkan kekuatan nasionalnya sehingga mampu
menghadapi segala ancaman dan gangguan bagi kelangsungan
hidup bangsa bersangkutan.
2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan, metode atau
cara dalam menjalankan kegiatan pembangunan negara sebagai
suatu pendekatan, ketahanan nasional menggambarkan segala
aspek baik pada saat membangun atau memecahkan masalah
kehidupan.
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin. Ketahanan nasional
merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa
ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan
kehidupan bernegara.

Konsep dasar konflik khususnya yang bersifat negatif tidak dapat


dipisahkan dari ketahanan nansional. Konflik yang mengarah pada hal-hal negatif
misalnya perpecahan merupakan salah satu bentuk ancaman bagi terwujudnya
ketahanan nasional. Dengan memahami konsep dasar konflik beserta
pengelolaannya akan semakin memperkuat pemahaman mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara yang ideal sehingga terwujud ketahanan nasional yang
ideal pula.

B. Pentingnya Managemen Konflik terhadap Ketahanan Nasional


Memahami pentingnya managemen konflik tidak hanya sebatas mengerti
mengenai istilah konflik. Setelah memahami konflik secara mendalam, kemudian
dilanjutkan memahami bahaya konflik bagi ketahanan nasional. Bercermin pada
kasus konflik yang pernah terjadi di Indonesia dapat menjadi tolak ukur dampak
konflik bagi ketahanan nasional yang secara langsung dapat mempengaruhi
keutuhan bangsa. Konflik internal Indonesia yang dapat terselesaikan dengan cara
damai tanpa mengancam keutuhan bangsa adalah penyelesaian konflik antara

4
Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka atau sering disebut GAM. Berkat
perundingan Helsinki di Finlandia, konflik melibatkan gerakan separatis ini dapat
diselesaikan. Perundingan damai yang diterapkan dalam kasus konflik ini
merupakan salah satu jenis managemen konflik.
Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang suku, etnis, agama maupun
adat budaya yang berbeda tetapi menyatu dalam wadah NKRI. Meski keadaan
Indonesia yang begitu beragam, tidak dijadikan sebagai alasan perpecahan.
Sedangkan fakta saat ini berbicara lain, keberagaman bagaikan pisau bermata dua.
Bangsa Indonesia sepatutnya bangga atas segala macam perbedaan itu. Tetapi
disisi lain adanya perbedaan, seperti status, ras, agama maupun golongan serta
paham membuat anti persatuan, pertengkaran, yang memicu konflik.
Semua individu sudah dapat dipastikan pernah mengalami konflik baik
dengan dirinya maupun dengan orang lain. Menurut Al-Hakim, dkk., (2012:199)
konflik dapat berpengaruh baik dan atau jelek, tetapi konflik adalah suatu kondisi
ilmiah dalam kehidupan. Setiap individu harus dapat memahami situasi yang
terjadi pada dirinya dan memberikan perhatian khusus agar dapat menetapkan
langkah yang tepat dalam mengelola situasi tersebut dan meminimalisir terjadinya
konflik. Keahlian pengelolaan inilah yang disebut dengan managemen konflik.
Merujuk pada UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 6
yang menyatakan bahwa, “Pertahanan Negara diselenggarakan melalui usaha
membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta
menanggulangi setiap ancaman”. Manajemen konflik merupakan usaha yang
penting dalam mewujudkan pertahanan negara. Manajemen konflik sebagai
langkah penting yang dapat diambil para pelaku yang terlibat konflik atau pihak
ketiga di luar konflik dalam rangka mencegah atau menyelesaikan perselisihan
yang mengancam pertahanan negara. Managemen konflik yang efektif dapat
menciptakan kondisi yang aman dan menghasilkan perumusan politik dan strategi
nasional yang memperkuat pertahanan nasional.
Sejalan dengan ini, UUD 1945 pasal 30 ayat 1 tentang Pertahanan dan
Keamanan Negara menyatakan bahwa “ tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan pasal
tersebut, kewajiban mempertahankan negara harus diikuti oleh semua warga

5
negara yang merupakan amanat didalam UUD 1945. Oleh karenan itu,
managemen konflik sebagai salah satu langkah mempertahankan negara adalah
kewajiban setipa warga negara.
Selain itu, kutipan mengenai perspektif ketahanan nasional yang mencakup
begitu banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara menunjukkan bahwa
ketahanan nasional tidak bisa dipandang remeh. Konsep ketahanan nasional yang
tepat harus dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran politik terbaik dalam
konteks perumusan kebijakan nasional yang berdampak luas pada kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, semua masalah yang menjurus pada
konflik yang dapat menghambat atau bahkan mengganggu ketahanan nasional
harus dapat dihindari.

C. Penerapan Managemen Konflik di Masyarakat


Penerapan managemen konflik dapat dimulai melalui ruang lingkup kecil
dalam kehidupan bernegara yaitu masyarakat. Masyarakat Indonesia yamg terdiri
dari berbagai macam latar belakang menuntut peran aktif setiap anggotanya dalam
menjaga keharmonisan hubungan dalam kehidupan bernegara. Tetapi
sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa konflik adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan. Oleh karena itu, konflik tidak dapat dihindari
yang perlu dilakukan adalah melakukan managemen konflik yang ideal. Dalam
kaitannya dengan managemen konflik Hodge dan Anthony (dalam Al-Hakim.,
dkk, 2012:199-200) memberikan gambaran mengenai metode penyelesaian
konflik yang menurut penulis dapat diterapkan dalam masyarakat. Terdapat tiga
metode penyelesaian konflik.
Pertama, setiap orang menggunakan kekuasaan dan kewewenangya, agar
konflik dapat diredam atau dipadamkan. Tetapi Hodge dan Antony juga
mengingatkan bahwa managemen konflik tidak cukup hanya mengandalkan
kekuasaan, apabila konflik terus berlanjut akan mengakibatkan orang akan
kehilangan kekuasaannya di mata orang lain yang terlibat konflik. Kedua,
penyelesaian konflik dengan metode penghalusan (smoothing). sehingga
memungkinkan penyelesaian konflik melalui cara-cara yang kompromis. Pihak
yang terlibat konflik dapat mencari penyelesaian yang terbaik bagi konflik yang

6
sedang terjadi sehingga tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat konflik.
Ketiga, penylesaian konflik dengan cara demokratis artinya memberikan peluang
kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapatnya sehingga dapat
didengar dan diterima oleh masing-masing pihak yang berkonflik.
Mengemukakan pendapat dapat berkaitan dengan aspek kultural yang
menggambarkan aspirasi, cita-cita seta ideologi.
Berdasarkan conflict resolution methods yang diungkapkan oleh Hodge
dan Anthony diatas, langkah pertama penerapan managemen konflik di
masyarakat dapat dilakukan oleh perangkat desa dan tokoh masyarakat sebagai
pihak yang memegang kekuasaan dan wewenang. Seorang perangkat desa dan
tokoh masyarakat diberikan kepercayaan untuk mengelola struktur-struktur adat
yang telah hidup di masyarakat. Mereka menjadi panutan bagi masyarakat
sehingga setiap tindakan dan perkataannya akan ditaati oleh masyarakat termasuk
dalam hal mencegah atau menyelasaikan konflik.
Menerapkan managemen konflik di masyarakat tidak hanya melibatkan
orang-orang yang memegang kekuasaan dan wewenang saja, peran aktif
masyarakat juga harus ada. Langkah kedua dipahami sebagai langkah halus
karena dilakukan dengan cara-cara kompromis. Peran anggota masyarakat dapat
dilakukan dengan pengembangan suasana kekeluargaan agar tidak mudah
terpancing emosi untuk mencegah timbulnya konflik. Apabila konflik sudah
terjadi, maka anggota masyarkat yang terlibat konflik hendaknya saling
memahami, memandang konflik secara objektif sehingga dapat mewujudkan
kesepakatan yang tidak saling merugikan satu sama lain.
Langkah ketiga dari kutipan Hodge dan Anthony adalah penyelesaian
koflik melalui cara demokratis. Budaya demokrasi di dalam masyarakat
diterapkan dengan kegiatan musyawarah sehingga menghasilkan kata mufakat.
Anggota msyarakat duduk bersama untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Selain itu, kegiatan musyawarah juga dapat memperkokoh silahturahmi antar
sesama anggota masyarakat. Melalui musyawarah terjalin hubungan yang lebih
akrab diantara masyarakat sehingga memperkecil timbulnya konflik.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada halaman sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa:
1. Konflik adalah bentuk pertentangan diantara dua pihak atau lebih.
Semua orang pasti pernah terlibat dalam konflik. Konflik dapat berdampak positif
apabila dilihat dari sudut pandang berbeda. Konflik dapat merangsang tumbuhnya
ide-ide baru dan persaingan menuju kearah yang lebih baik. Sedangkan ketahanan
nasional adalah bentuk keuletan, kesiapan setiap anggota masyarakat untuk
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam
maupun luar negeri.
2. Bagaikan peribahasa “ sedia payung sebelum hujan”. Managemen
konflik bukan hanya sebuah teori, melainkan sangat penting peranannya terhadap
kehidupan karena masalah atau konflik itu dapat timbul cepat atau lambat dan
pasti dialami oleh semua individu. Masalah konflik tidak dapat dipandang sebelah
mata. Masalah konflik yang semakin meluas dapat membahayakan ketahanan
nasional. Oleh karena itu, keahlian managemen konflik yang efektif dan didorong
dengan kesadaran akan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dapat
membantu individu dalam mengembangkan wawasan kebangsaan agar terwujud
ketahanan nasional.
3. Managemen konflik dapat diterapkan pada masyarakat sebagai
bagian dari kehidupan bernegara. Terdapat tiga langkah penyelesaian konflik
menurut pandangan Hodge dan Anthony. Pertama melalui penggunaan wewenang
dan kekuasaan untuk meredam konflik. Kedua, penyelesaian konflik melalui cara-
cara yang kompromis. Langkah ketiga adalah penyelesaian konflik melalui cara
demokratis. Ketiga langkah tersebut memerlukan peran aktif dari setiap anggota
masyarakat agar terwujud tujuan ketahanan nasional yang stabil.

8
B. Saran
Kemajemukan masyarakat Indonesia menuntut perhatian lebih dari
pemerintah untuk bersikap adil dan bijaksana dalam membuat kebijakan agar
tidak timbul kecemburuan sosial yang dapat memicu konflik di masyarakat.
Belajar dari konflik yang sudah pernah terjadi adalah kunci utama agar Indonesia
tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Selain itu, diperlukan peran aktif
setiap anggota masyarakat dalam menerapkan managemen konflik karena
masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dalam membentuk kehidupan
berbangsa dan bernegara yang mempunyai ketahanan terhadap segala macam
ancaman,tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.

9
DAFTAR RUJUKAN

AL Hakim, S. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan; Dalam Konteks


Indonesia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Rahayu, M. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati


Diri Bangsa. Depok: PT. Grasindo.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Surabaya: CV. Pustaka Agung


Harapan.

Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. (Online).


(http://www.kemenkumham.go.id), diakses 25 September 2012.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,


Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi
Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Paduan Kuliah


di Perguruan Tinggi. Surakarta: Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai