1-2
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Kewarganegaraan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani M.Si.
oleh
Novinda Tegar H. (25)
120511403288
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah konflik sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Media Informasi baik itu televisi, radio, internet, dan lain-lain banyak menyiarkan
tentang konflik baik antar pelajar, antar suku bahkan perkelahian antar anggota
DPR pada waktu rapat. Masyarakat yang terkenal dengan kemajemukan suku, ras,
adat dan budaya justru mudah terpancing emosinya hanya kerena masalah
sederhana. Dimulai dari perselisihan kecil yang melibatkan satu hingga dua orang
yang kemudian menyebar dan menjadi masalah serius yang dapat mengganggu
stabilitas keamanan negara atau bahkan mengancam ketahanan nasional.
Konflik merupakan bagian dari kehidupan. Kehadirannya tidak dapat
dihindari lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Warga negara yang sadar
akan ketahanan nasional tentunya tahu arti penting managemen konflik untuk
meminimalisir dampak konflik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Cribbin (dalam Al-Hakim, dkk., 2012:197) memandang bahwa “konflik bagaikan
virus. Dia tidak dapat dibasmi sama sekali, tetapi jika tidak dikendalikan, bisa
menjadi epidemi. Oleh karena itu strategi yang terbaik adalah memanagemen
yang efektif”.
Melihat luasnya dampak yang diakibatkan oleh konflik, maka makalah ini
mengangkat judul tentang “Pentingnya Managemen Konflik bagi Ketahanan
Nasional”. Managemen konflik yang efektif dan arti pentingnya terhadap
kelangsungan ketahanan nasional akan dijelaskan lebih rinci pada bagian
pembahasan makalah ini.
B. Tujuan Pembahasan
1. Memahami konsep dasar konflik dan ketahanan nasional
2. Memahami pentingnya managemen konflik terhadap ketahanan nasional.
3. Mengetahui penerapan managemen konflik di masyarakat.
1
Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hambatan, dan tantangan baik dari dalam maupun luar negeri yang berpotensi
mengganggu kestabilan negara.
Menurut Winarno (2007:170-171), terdapat tiga perspektif atau sudut
pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional yaitu:
4
Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka atau sering disebut GAM. Berkat
perundingan Helsinki di Finlandia, konflik melibatkan gerakan separatis ini dapat
diselesaikan. Perundingan damai yang diterapkan dalam kasus konflik ini
merupakan salah satu jenis managemen konflik.
Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang suku, etnis, agama maupun
adat budaya yang berbeda tetapi menyatu dalam wadah NKRI. Meski keadaan
Indonesia yang begitu beragam, tidak dijadikan sebagai alasan perpecahan.
Sedangkan fakta saat ini berbicara lain, keberagaman bagaikan pisau bermata dua.
Bangsa Indonesia sepatutnya bangga atas segala macam perbedaan itu. Tetapi
disisi lain adanya perbedaan, seperti status, ras, agama maupun golongan serta
paham membuat anti persatuan, pertengkaran, yang memicu konflik.
Semua individu sudah dapat dipastikan pernah mengalami konflik baik
dengan dirinya maupun dengan orang lain. Menurut Al-Hakim, dkk., (2012:199)
konflik dapat berpengaruh baik dan atau jelek, tetapi konflik adalah suatu kondisi
ilmiah dalam kehidupan. Setiap individu harus dapat memahami situasi yang
terjadi pada dirinya dan memberikan perhatian khusus agar dapat menetapkan
langkah yang tepat dalam mengelola situasi tersebut dan meminimalisir terjadinya
konflik. Keahlian pengelolaan inilah yang disebut dengan managemen konflik.
Merujuk pada UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 6
yang menyatakan bahwa, “Pertahanan Negara diselenggarakan melalui usaha
membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta
menanggulangi setiap ancaman”. Manajemen konflik merupakan usaha yang
penting dalam mewujudkan pertahanan negara. Manajemen konflik sebagai
langkah penting yang dapat diambil para pelaku yang terlibat konflik atau pihak
ketiga di luar konflik dalam rangka mencegah atau menyelesaikan perselisihan
yang mengancam pertahanan negara. Managemen konflik yang efektif dapat
menciptakan kondisi yang aman dan menghasilkan perumusan politik dan strategi
nasional yang memperkuat pertahanan nasional.
Sejalan dengan ini, UUD 1945 pasal 30 ayat 1 tentang Pertahanan dan
Keamanan Negara menyatakan bahwa “ tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan pasal
tersebut, kewajiban mempertahankan negara harus diikuti oleh semua warga
5
negara yang merupakan amanat didalam UUD 1945. Oleh karenan itu,
managemen konflik sebagai salah satu langkah mempertahankan negara adalah
kewajiban setipa warga negara.
Selain itu, kutipan mengenai perspektif ketahanan nasional yang mencakup
begitu banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara menunjukkan bahwa
ketahanan nasional tidak bisa dipandang remeh. Konsep ketahanan nasional yang
tepat harus dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran politik terbaik dalam
konteks perumusan kebijakan nasional yang berdampak luas pada kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, semua masalah yang menjurus pada
konflik yang dapat menghambat atau bahkan mengganggu ketahanan nasional
harus dapat dihindari.
6
sedang terjadi sehingga tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat konflik.
Ketiga, penylesaian konflik dengan cara demokratis artinya memberikan peluang
kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapatnya sehingga dapat
didengar dan diterima oleh masing-masing pihak yang berkonflik.
Mengemukakan pendapat dapat berkaitan dengan aspek kultural yang
menggambarkan aspirasi, cita-cita seta ideologi.
Berdasarkan conflict resolution methods yang diungkapkan oleh Hodge
dan Anthony diatas, langkah pertama penerapan managemen konflik di
masyarakat dapat dilakukan oleh perangkat desa dan tokoh masyarakat sebagai
pihak yang memegang kekuasaan dan wewenang. Seorang perangkat desa dan
tokoh masyarakat diberikan kepercayaan untuk mengelola struktur-struktur adat
yang telah hidup di masyarakat. Mereka menjadi panutan bagi masyarakat
sehingga setiap tindakan dan perkataannya akan ditaati oleh masyarakat termasuk
dalam hal mencegah atau menyelasaikan konflik.
Menerapkan managemen konflik di masyarakat tidak hanya melibatkan
orang-orang yang memegang kekuasaan dan wewenang saja, peran aktif
masyarakat juga harus ada. Langkah kedua dipahami sebagai langkah halus
karena dilakukan dengan cara-cara kompromis. Peran anggota masyarakat dapat
dilakukan dengan pengembangan suasana kekeluargaan agar tidak mudah
terpancing emosi untuk mencegah timbulnya konflik. Apabila konflik sudah
terjadi, maka anggota masyarkat yang terlibat konflik hendaknya saling
memahami, memandang konflik secara objektif sehingga dapat mewujudkan
kesepakatan yang tidak saling merugikan satu sama lain.
Langkah ketiga dari kutipan Hodge dan Anthony adalah penyelesaian
koflik melalui cara demokratis. Budaya demokrasi di dalam masyarakat
diterapkan dengan kegiatan musyawarah sehingga menghasilkan kata mufakat.
Anggota msyarakat duduk bersama untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Selain itu, kegiatan musyawarah juga dapat memperkokoh silahturahmi antar
sesama anggota masyarakat. Melalui musyawarah terjalin hubungan yang lebih
akrab diantara masyarakat sehingga memperkecil timbulnya konflik.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada halaman sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa:
1. Konflik adalah bentuk pertentangan diantara dua pihak atau lebih.
Semua orang pasti pernah terlibat dalam konflik. Konflik dapat berdampak positif
apabila dilihat dari sudut pandang berbeda. Konflik dapat merangsang tumbuhnya
ide-ide baru dan persaingan menuju kearah yang lebih baik. Sedangkan ketahanan
nasional adalah bentuk keuletan, kesiapan setiap anggota masyarakat untuk
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam
maupun luar negeri.
2. Bagaikan peribahasa “ sedia payung sebelum hujan”. Managemen
konflik bukan hanya sebuah teori, melainkan sangat penting peranannya terhadap
kehidupan karena masalah atau konflik itu dapat timbul cepat atau lambat dan
pasti dialami oleh semua individu. Masalah konflik tidak dapat dipandang sebelah
mata. Masalah konflik yang semakin meluas dapat membahayakan ketahanan
nasional. Oleh karena itu, keahlian managemen konflik yang efektif dan didorong
dengan kesadaran akan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dapat
membantu individu dalam mengembangkan wawasan kebangsaan agar terwujud
ketahanan nasional.
3. Managemen konflik dapat diterapkan pada masyarakat sebagai
bagian dari kehidupan bernegara. Terdapat tiga langkah penyelesaian konflik
menurut pandangan Hodge dan Anthony. Pertama melalui penggunaan wewenang
dan kekuasaan untuk meredam konflik. Kedua, penyelesaian konflik melalui cara-
cara yang kompromis. Langkah ketiga adalah penyelesaian konflik melalui cara
demokratis. Ketiga langkah tersebut memerlukan peran aktif dari setiap anggota
masyarakat agar terwujud tujuan ketahanan nasional yang stabil.
8
B. Saran
Kemajemukan masyarakat Indonesia menuntut perhatian lebih dari
pemerintah untuk bersikap adil dan bijaksana dalam membuat kebijakan agar
tidak timbul kecemburuan sosial yang dapat memicu konflik di masyarakat.
Belajar dari konflik yang sudah pernah terjadi adalah kunci utama agar Indonesia
tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Selain itu, diperlukan peran aktif
setiap anggota masyarakat dalam menerapkan managemen konflik karena
masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dalam membentuk kehidupan
berbangsa dan bernegara yang mempunyai ketahanan terhadap segala macam
ancaman,tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
9
DAFTAR RUJUKAN
10