Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Konflik dan Ketahanan Nasional


Konflik didefinisikan sebagai bentuk peradaban atau pertentangan ide, pendapat,
paham, dan kepentingan diantara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk
fisik dan nonfisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan nonfisik menjadi
benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent) dan bisa
berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (nonviolent). Selain itu, konflik juga
dapat didefinisikan sebagai interaksi antara individu, kelompok, atau organisasi dan
golongan yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan, dan merasa bahwa orang atau
kelompok lain dianggap sebagai pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan
mereka (Pook dalam Sujak, 1990).
Para teoretisi mendefinisikan pertentangan sebagai konflik manakala pertentangan
itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihak-pihak yang
bertentangan. Di samping itu, pertentangan juga dilakukan di atas kesadaran pada
masing-masing pihak yang di antara mereka saling berbeda atau berlawanan (Fatah,
1994).
Dalam kehidupan masyarakat, konflik juga dapat berupa proses instrumental yang
mengarah pembentukan, penyatuan, dan pemeliharaan struktur sosial serta dapat
menetapkan dan menjaga haris batas antara dua atau lebih kelompok. Dengan konflik
antara kelompok dengan kelompok lain misalnya, suatu kelompok dapat memperkuat
kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial
sekelilingnya.
Sementara itu, Ketahanan nasional hakikatnya adalah kondisi suatu bangsa yang
menggambarkan kemampuan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan,
gangguan dan tantangan. Faktor penguat ketahanan nasional suatu bangsa yaitu ideologi,
politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Sosial budaya sebagai salah
satu faktor penguat ketahanan nasional, maka dalam pembangunannya tidak dapat lepas
dari kondisi objektif masyarakat Indonesia yaitu masyarakat yang multikultural.
Pendekatan multikulturalisme di Indonesia masih dipandang sebagai pendekatan yang
paradoksal, disebabkan ada kesalahan pemahaman. Bahwa di satu sisi menginginkan
persatuan tetapi di lain sisi mempertajam perbedaan. Namun kenyataannya wajah
masyarakat Indonesia adalah multikultural, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibangun di atas pondasi masyarakat yang plural berdimensi multikultural.
Jadi, basis ketahanan nasional Indonesia sesungguhnya adalah pluralitas
multikulturalisme. Permasalahan yang ingin diangkat dalam makalah ini yaitu : (1) Apa
problem ketahanan nasional Indonesia saat ini, (2) apa urgensi pendekatan
multikulturalisme dalam ketahanan nasional, dan (3) bagaimana pola pendekatan
multikulturalisme dalam mengatasi problem ketahanan nasional Indonesia.

Substansi pokok ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa


yang tergambar dalam bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan (ipoleksosbudhankam). Dengan substansi itu, tujuan ketahanan
nasional Indonesia adalah menciptakan prakondisi kehidupan yang aman dan sejahtera
bagi bangsa dan negara. Kondisi yang demikian, pada gilirannya juga menjadi prasyarat
ketika bangsa Indonesia akan melakukan pemikiran-pemikiran politik terbaik bagi
kebijakan nasional yang terjabar dalam politik dan strategi nasionalnya. Jika ketahanan
nasional Indonesia tidak mampu menciptakan kondisi yang aman, perumusan politik dan
strategi nasional tadi, tidak akan bisa dilakukan dengan cermat dan penuh dengan
pertimbangan. Akibatnya, kebijakan nasional tidak memiliki nilai fungsional, terutama
dalam memberikan layanan serta pemberdayaan masyarakat, rakyat dan warga negara.
Itulah sebabnya, penyelenggaraan ketahanan nasional harus mempertimbangkan secermat
mungkin tentang kemungkinan antisipasi dan munculnya konflik di kalangan masyarakat
bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka

Choirul Machfud. (2005). Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cribbin, J.J. 1985, Kepemimpinan: Strategi Mengefektifkan Organisasi. Terjemahan


Rochmulyati Hamzah. Jakarta: PT Pustaka Binaman Persindo.
Fatah. E.S. 1994. “Manajemen Konflik dan Demokrasi”. Prisma. Tahun XXIII, Nomor
8.(Halaman 43-56).

Anda mungkin juga menyukai