Anda di halaman 1dari 12

THE INFLUENCE OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE ON

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (K3) EFFORTS.

PENGARUH SARANA PRASARANA TERHADAP UPAYA


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Oleh

Dara Utami
196211039
Program Studi D3 Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

The purpose of writing this journal is to determine the effect of infrastructure on


occupational safety and health (K3). This journal writing method is a literature
research method, which is based on various studies and information analyzed from
several book and journal citations. Each company must have its own infrastructure.
Facilities and Infrastructure Refers to everything that makes people work to achieve
office goals and anything that is not physical and can be used as criteria for workers.
Meanwhile, occupational safety and health (K3) is a company duty, the goal is to
prevent workers from experiencing industrial accidents, either physically or
psychologically.

Keyword : Infrastructure, Occupational safety, Health (K3)

ABSTRAK

Tujuan penulisan jurnal ini adalahh untuk mengetahui pengaruh Sarana prasarana
terhadap kkeselamatan dan kesehatan kerjaa (K3) Metode penulisan jurnal ini
merupakan metode penelitian kepustakaan, yang didasarkan pada berbagai kajian
dan informasi yang dianalisis dari beberapa kutipan buku dan jurnal. Setiap
perusahaan pasti memiliki sarana prasarana sendiri-sendiri. Sarana Prasarana
Mengacu pada segala hal yang membuat orang bekerja untuk mencapai tujuan
kantor serta segala sesuatu yang tidak bersifat fisik dan dapat dijadikan kriteria bagi
pekerja. Sedangkan keselamatanm dan kesehatan pkerja (K3) merupakan tugas
perusahaan, tujuannya adalah agar pekerja tidak mengalamim kecelakaan kerja,
baik secara fisik maupun psikis.

Kata Kunci : Sarana,Prasarana, Keselamatan,Kesehatan , Kerja (K3)

1
PENDAHULUAN

Para pekerja merupakan tanggung jawab dari perusahaan yang


memperkerjakannya. Perusahaan yang baik dicirikan oleh perusahaan yang
memberikan hak dan kewajibannya bagi para pegawai. Salah satunya adalah
dengan memberikan keselamatan dan kesehatan selama bekerja. Keselamatan
dan kesehatan kerja atau disingkat K3 merupakan hak bagi para pekerja untuk
mendapatkan perlindungan dari bahaya ataupun penyakit sewaktu bekerja.

Secara garis besar terdapat dua faktor mengapa bisa terjadinya kecelakaan kerja,
yang pertama terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia, dan
yang kedua faktor lingkungan. Faktor manusia bisa terjadi karena individu
tersebut melanggar peraturan yang ada atau kurangnya keterampilan yang
dimiliki. Sedangkan faktor lingkungan adalah keadaan tidak aman dari tempat
kerja, bisa jadi terdapat mesin – mesin atau peralatan yang berbahaya, tempat
kerja yang rawan, dan lainnya.

Maka dari itu, salah satu upaya menerapkan jKeselamatan dan mkesehatan kerja
(K3) di perusahaan adalah dengan adanya Sarana prasarana yang memadai.
Keterkaitan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan sarana prasarana
yang memadai adalah keduanya dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai
dengan Peraturan K3. Tujuan penerapan K3 adalah agar pekerja dapat bekerja
dalam kondisi yang sehat, nyaman dan aman, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan. keselamatan dan kesehatan para pekerja merupakan
tanggung jawab dari perusahaan yang memperkerjakannya. Setiap pekerjaan
pasti memiliki resikonya masing – masing. Dari yang ringan hingga berat. Maka
dari itu pentingnya setiap perusahaan memiliki Sarana prasarana yang memadai
sebagai penunjang upaya K3.

Selain itu, jika perusahaan menerapkan K3 dengan baik tidak hanya pekerja yang
diuntungkan tetapi perusahaaan juga. Karena dengan diterapkannya K3
perusahaan bisa mencegah kerugian fisik & finansial.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sarana
“Kamus Besar Bahasa Indonesia” mengartikan “Sarana“ sebagai semua hal
yang dapat digunakank sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Yuwono (2008) arti Sarana mengacu pada sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan, termasuk perabot dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk melengkapi setiap ruangan atau
bangunan untuk menjalankan fungsi kualitas dan hubungan hasil layanan
dan produknya. Sedangkan menurut Dafadal (2011) sarana adalah
perlengkapan berbagai peralatan seperti bahan atau perabotn yang secara
langsung dipakai dalam sebuah aktivitas atau kegiatan.

2
Sehingga dapat disimpulkan nbahwa sarana merupakan segala hal yang
dapat menunjang aktivitas atau kegiatan. Contoh sarana adalah Gedung
Kantor, Ruang Kantor, Mesin – Mesin, Peralatan, dan lainnya.

2. Pengertian Prasarana
Pengertian Prasarana Menurutb Kamus Besarr Bahasa Indonesia, Prasarana
merupakan isi utama yang menunjang berjalannya suatu proses (bisnis,
pengembangan, proyek, dll).

Dengan kata lain, Prasarana mengacu pada hal-hal non fisik yang dijadikan
pedoman atau standar bagi staf di kantor atau perusahaan.. contoh dari
prasarana adalah SOP, Peraturan, atau Manual book.

Jenis – Jenis Sarana Prasarana Kantor


- Peralatan dan perlengkapan kantor yangk digunakan untukn membantun
melaksanakan pekerjaan kantor guna menghasilkan alat atau bahan yang
dapat dikerjakan dengan lebih cepat, tepat, dan lebih baik.
- Mesin – Mesin Kantor
- Perabot Kantor
Merupakan perlengkapan yang berbahan kayu atau besi dan dapat
membantu melaksanakan tugas kantor.
- Interior Kantor, digunakan untuk menambah suasana menyenangkan
dari barang – barang kantor, guna memberikan semangat dan
kenyamanan untuk penyelesaian pekerjaan.
- Tata Ruang Kantor, mengacu pada penataan ruang kantor, peralatan
kantor dan furniture sesuai dengan luas lantai dan ruang kantor yang
tersedia, sehingga pekerja dalam bekerja merasa puas dan nyaman.
Salah satu kegiatan penting di perusahaan adalah pengelolaan sarana dan prasarana.
Karena keberadaannya akan sangat menunjang keberhasilan kegiatan perkantoran.
Secara umum, tujuan pengelolaan sarana prasarana perkantoran adalah untuk
memberikan pelayanan yang profesional di bidang sarana dan prasarana. Secara
rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:
- Sesuaikan fasilitas yang dibutuhkan oleh kantor. Kuncinya adalah
menyediakan konten yang sesuai dengan kebutuhan kantor.
- Mengupayakan pemanfaatan sarana prasaranakantor secara efektif dan
benar.
- Upaya pemeliharaan sarana prasaranakantor, sehingga pada saat
dibutuhkan oleh seluruh pekerja kantor selalu tersedia setiap saat.
- Gunakan sebagai alat kontrol saat persediaan kantor habis.

3. Pengertian K3
Tujuan K3 adalah agar terciptanya kondisi yang nyaman dan aman agar dapat
melindungi para pekerja dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan
terkait pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2000) Keselamatan kerja mengacu pada situasi di


mana orang dapat bekerja dengan aman atau jatuh sakit, mengalami cedera atau
kerugian.

3
Sementara itu, menurut Suma'mur (1996), Keselamatan kerja mengacu pada
keselamatan yang terkait dengan mesin, peralatan kerja, pemrosesan,
lingkungan kerja dan tanah, serta metode kerja. Dalam hal ini keselamatan
kerja melibatkan peralatan yang digunakan oleh pekerja di tempat kerja
untuk melindungi mereka dari risiko tertentu sehingga terhindar dari
kecelakaan kerja.

Dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja merupakan suatu upaya agar


pekerja tidak mengalami cedera atau kecelakaan yang disebabkan oleh
mesin, cara kerja atau lingkungan kerja.

Sedangkan kesehatan kerja merupakan syarat bagi pekerja untuk terhindar


dari berbagai penyakit fisik dan mental akibat pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2000), yang dimaksud dengan kesehatan kerja


adalah tidak menunjukkan adanya masalah fisik, mental, emosional atau
nyeri yang disebabkan oleh lingkungan. Risiko kesehatan merupakan faktor
lingkungan kerja yang melebihi waktu tertentu.

Selain itu, menurut Suma'mur (1996), Occupational Hygiene bertujuan


untuk membangun tenaga kerja yang sehat dan produktif, menjaga
keseimbangan yang stabil antara kemampuan kerja, beban kerja dan kondisi
lingkungan kerja, serta menghindari kondisi kerja dan lingkungan dari
penyakit yang dilanggar.

Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa kesehatan kerja merupakan suatu
usaha agar pekerja tidak mengalami gangguan fisik, mental, emosional atau
bahkan nyeri akibat lingkungan kerja.

Dapat disimpulkan bahwa K3 merupakan sebuah upaya agar para pekerja


terhindar dari kecelekaan kerja, baik itu secara fisik seperti cedera ataupun
psikis. K3 Perkantoran diterapkan dalam rangka tertib dan disiplin.

Lalu apa tujuan diadakannya K3? Menurut Mangkunegara (2000), tujuan


pelaksanaan K3 adalah sebagai berikut:
- Memastikan bahwa setiap pekerja menikmati keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) secara fisik, sosial dan psikologis.
- Gunakan setiap perlengkapan dan perlengkapan kerja selektif mungkin.
- Memastikan keamanan semua produk.
- Untuk memastikan pemeliharaan dan peningkatan gizi dan kesehatan
pekerja.
- Untuk meningkatkan keharmonisan kerja dan partisipasi kerja.
- Untuk menghindari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
- Membuat setiap pekerja merasa aman dan terlindungi di tempat kerja.

Ada pula manfaat dengan diterapkannya K3 ini, yaitu :

4
Manfaat Untuk Pekerja
- Pekerja memahami bahaya dan risiko dari pekerjaanya.
- Pekerja dapat melakukan tindakan pencegahan
- Pekerja dapat melindungi dirinya dan rekan kerjanya dari resiko
kecelakaan kerja
- Pekerja memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan
terkait dengan Keselamahan dan Kesehatan Kerja.
Manfaat Untuk Perusahaan
- Perusahaan dapat melindungi pekerja dan fasilitas produksi dari cedera
terkait pekerjaan atau penyakit akibat kerja.
- Perusahaan dapat mengurangi loss time yang terjadi karena kecelakaan
kerja.
- Perusahaan mentaati peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
- Berkat penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, citra perusahaan
pun baik.
- Menurunkan biaya kesehatan dan asuransi yang timbul
- Meningkatkan produktivitas.

PEMBAHASAN
1. Standar Sarana prasarana
Sarana prasaranasetiap perusahaan memiliki standar berbedea. Tergantung
dari jenis perusahaan dan bergerak di bidang apa. Karena berbeda bidang
maka yang dibutuhkan pun akan berbeda. Oleh karena itu perlu adanya
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan sarana prasaranaadalah sebagai berikut:
- Gunakan program untuk mengelola sarana dan prasarana
- Menentukan kualitas, kuantitas, serta jenis yang sarana prasaranayang
dibutuhkan.
- Menyesuaikan antara kebutuhan sarana prasaranaberdasarkan biaya yang
tersedia.
- Menyediakan dan menggunakan sarana prasaranadalam kegiatan usaha.
- Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
- Mengumpulkan dan mengelola dana untuk sarana dan prasarana.

Dalam pengadaan sarana prasarana kantor atau perusahaan terdapat bagian yang
berfungsi sebagai berikut:
- Penelitian kebutuhan perlengkapan kerja, baik mengenai jumlah
maupun mutu. Faktor fungsional, faktor biaya, faktor standardisasi
merupakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengadaan
sarana prasarana.
- Standarisasi dan perincian benda. Dengan mengklasifikasikan alat
dengan fungsi yang sama atau menghasilkan proyek yang sama,
menggunakan fungsi alat untuk menentukan spesifikasi dan detail alat,
serta mempertimbangkan penggunaan alat dalam jangka panjang dan
pertimbangan kerja untuk menstandarkan efisiensi alat.

Contoh yang perlu dipertimbangkan dalam merencakan Barang Tidak Bergerak,


seperti tanah:

5
- Menyusun rencana pengadaan tanah berdasarkan analisi kebutuhan
bangunan.
- Mencari informasi mengenai fasilitas yang ada, seperti keberadaan jalan,
listrik, air, transportasi dan fasilitas lainnya.
- Mencari informasi mengenai harga tanah.
- Menyusun anggaran biaya bangunan.
- Menyiapkan rencana bangunan yang akan dibangun berdasarkan
analisis kebutuhan yang lengkap dan menyeluruh
- Mengadakan survey terhadap tanah dimana bngunan akan didirikan,
kondisi, status, perizinan, dan lainnya.
- Menyusun rencanan konstruksi dan arsitektur bangunan.
- Menyusun pertahapan rencanan anggaran secara teknik dan
memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan berdasarkan
kebijakan pemerintah.

2. Perawatan dan Pemeliharaan Sarana prasarana


Setiap Sarana prasarana perlu diperhatikan perawatan dan pemeliharaannya.
Hal ini dapat diartikan sebagai pekerjaan peningkatan kualitas layanan
peralatan yang ada yang diselenggarakan oleh perusahaan melalui proses
perencanaan, organisasi, pengarahan, dan pengendalian.

Hal ini mengacu pada kegiatan atau upaya memperbaiki, memelihara, dan
memulihkan peralatan dalam keadaan selalu siap pakai dan pengoperasian
yang normal tentang sarana dan prasarana. Pemeliharaan dimaksudkan
sebagai tindakan pencegahan agar tidak rusak dan terjaga. Selain itu,
pemeliharaan ditujukan untuk mengkalibrasi, menyesuaikan, atau
memperbaiki peralatan dan infrastruktur yang rusak agar dapat digunakan
kembali. Kerusakan sarana prasaranaakan menimbulkan kerugian besar
bagi perusahaan.

Jenis – jenis perawatan Sarana Prasarana


- Perawatan terus menerus, yaitu teratur dan rutin seperti pembersihan
ruangan – ruangan, pembersihan kaca, jendela, dan pembabatan rumput
dan semak.
- Perbaikan berkala, seperti perbaikan dan pengecatan bagian bangunan,
perbaikan bagian bangunan yang rusak.
- Perawatan darurat, Mencegah kerusakan yang tidak terduga.

3. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak mengarah pada
keselamatan kerja atau perilaku tidak aman. Kecelakaan kerja dapat
diartikan sebagai perilaku atau kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan pengertian kecelakaan kerja, maka keselamatan dan kesehatan


kerja (K3) muncul, yang artinya cara penanggulangan kecelakaan kerja
adalah dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab kecelakaan dan
melakukan pengawasan yang ketat.

6
Tidak dapat dipungkiri setiap pekerjaan pasti memiliki resikonya masing
masing yang bisa mengakibatkan kercelakaan kerja. Sedangkan kecelakaan
kerja ini akan menimbulkan berbagai kerugian dengan berbagai cara. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan atau penelitian untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan setiap pekerja. Salah satunya dengan
mengindentifikasi faktor – faktorn penyebabn kecelakaan kerja untuk
membantu perusahaan mengambil tindakan pencegahan. Faktor penyebab
kecelakaan kerja pertama dipengaruhi oleh orang atau pekerja itu sendiri.
Berikut ada beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja :
- Kebiasaan Manusia
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, Perilaku manusia
merupakan salah satu nfaktor penyebabn terjadinya kecelakaan industri.
Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan kebiasaan kerja yang
aman sangat penting dilakukan. Faktanya kecelakaan kerja lebih banyak
disebabkan oleh pekerja yang ceroboh.
- Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pelatihan K3 merupakan bagian dari pendidikan dan melibatkan proses
pembelajaran untuk memperoleh serta meningkatkan keterampilann di
luar sistemn pendidikan yang ada. Oleh karena itu, pelatihan K3 juga
menjadi nsalah satu faktorn penyebabn terjadinya kecelakaan kerja dan
harus diperhatikan. Hal ini biasanya karena kelalaian pekerja atau
perusahaan.
- Penggunaan alat pelindung diri
Faktor manusia berikutnya yang menyebabkan kecelakaan kerja adalah
penggunaan alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi
tubuhnya dari potensi bahaya dalam kecelakaan kerja. Walaupun APD
tidak melindungi pekerja dengan baik. Namun jika tidak menggunakan
APD dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Maka dari itu penggunaan APD dapat mengurangi keparahan kejadian
tersebut.

K3 pun berhubungan erat dengan Manajemen Bahaya. Bahaya adalah


segala kondisi, kejadian, situasi, material yang ada di tempat kerja yang
berpotensi menjadi sumber kecelakaan atau cedera. Pada umumnya bahaya
ini di kelompokkan menjadi 3, yaitu :
- Bahaya Lingkungan
Contohnya adalah bahaya – bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu,
suara, pencahayaan dan lainnya.
- Bahaya Pekerjaan
Contohnya pekerjaan yang menggunakan mesin – mesin yang beresiko.
- Bahaya Manusia
Bahaya ini berasal dari diri pekerja itu sendiri. Seperti faktur usia,
kondisi fisik pekerja, dan lainnya.

7
Jika terjadi Kecelakaan kerja pasti tidak hanya menimbulkan kerugian bagi pihak
pekerja tetapi juga kepada pihak perusahaan. Kerugian bagi pekerja dan
keluarganya meliputi :
- Kecelakaan yang dapat menyebabkan penyakit atau cedera
- Pekerja akan kehilangan waktu untuk bekerja karena harus menjalani
perawatan atau pemulihan.

Sedangkan kerugian bagi perusahaan, antara lain :


- Kerugian Langsung, kerugian ini diakibatkan oleh kecelakaan kerja.
Sehingga perusahaan dapat langsung merasakannya seperti biaya
pengobatan dan kompensasi, kerusakan fasilitas karena bahaya yang
ditimbulkan.
- Kerugian Tidak Langsung, walaupun risiko ditimbulkan secara tidak
langsung tetapi tetap memperngaruhi kinerja perusahaan dan dapat
merugikan perusahaan. kerugian yang timbul seperti kehilangang waktu
kerja, kerugian produksi, kerugian sosial (memperngaruhi citra dan
kepercayaan konsumen)

4. Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja


Berdasarkan teori efek domino, Heinrich telah melakukan berbagai upaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain:
Cegah kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya di tempat kerja:
- Mengontrol bahaya ditempat kerja, seperti memantau dan mengendalikan
kondisi tidak aman dan memantau dan mengendalikan perilaku tidak aman
di tempat kerja.
- Pembinaan dan supervisi, seperti pelatihan dan pendidikan K3 bagi pekerja,
pengembangan sumber daya atau teknologi terkait dengan peningkatan
penerapan K3 di tempat kerja.
- Sistem manajemen, seperti aturan dan prosedur kesehatan dan keselamatan
kerja, menyediakan sarana prasaranaK3 beserta pendukungnya di tempat
kerja, serta menerapkan penghargaan dan sanksi K3 di tempat kerja.

Selain itu diperlukannya Sarana prasaranapenujang K3 baik itu di kantor


atau lapangan. Contoh Peralatan K3 untuk di kantor, seperti :
- Tersedianya alat pertolongan pertama atau minimal alat P3K.
- Adanya Detektor. Berfungsi sebagai deteksi dini berbagai potensi
kecelakaan atau parameter keselamatan. Contohnya adalah alat detector
asap.
- Alarm. Dalam penggunaannya dikombinasikan dengan detector. Jika
detector berfungsi untuk mendeteksi, alarm berfungsi agar orang –
orang mampu untuk mengetahui hasil pembacaan dari detector.
- Alat tanggapa darurat. Berfungsi untuk mengurangi dampak kecelakaan
yang telah terjadi. Contohnya adalah Alat Pemadam Api Ringan.
Contoh Peralatan K3 Kerja lapangan :
- Topi helm
- Sepatu lapangan
- Sarung tanan untuk pekerja tertentu
- Sabuk pengaman

8
- Masker
- Kaca mat alas Google
- Obat P3K
5. Pengaruh Sarana Prasarana dalam Upaya K3
Sarana prasaranasangat mempengaruhi kinerja dan prestasi kerja pekerja,
karena sarana prasaranasangat membantu aspek kegiatan kantor. Dengan
sarana prasaranayang memadai, pekerja akan lebih mudah dan efektif dalam
menyelesaikan tugas, serta dapat mencapai kepuasan kerja. Selain prestasi
kerja, yang ada juga akan membuat pekerja nyaman dalam bekerja. Oleh
karena itu sarana prasaranaperkantoran memiliki peran penunjang yang
besar, karena memiliki pengaruh yang besar sehingga harus diperhatikan
dengan seksama. Dalam mengupayakan sarana prasaranamaka diperlukan
pengelolaan terhadap sarana dan prasrana yaitu dengan proses pengelolaan
sarana prasaranakantor secara efektif dan efisien.

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970


tentang keselamatan kerja, yang berkesimpulan bahwa :

‘Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya


dalam melakukan pekerjaan untuk Mensejahterakan serta meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional. Semua orang di tempat kerja juga
perlu memastikan keselamatan mereka sendiri. Berbagai sumber daya
produksi harus digunakan dan dimanfaatkan dengan aman dan efektif.
Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.’

Terlihat jelas bahwa Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)para pekerja


merupakan hak yang seharusnya mereka dapatkan dan kewajiban bagi
perusahaan.

Pengaruh Sarana prasaranadalam Upaya K3 adalah dengan salah satu jenis


bahaya yaitu bahaya yang dihasilkan oleh lingkungan yang berhubungan
erat dengan sarana. Jika sarana tempat pekerja itu tidak aman misal
bangunan gedung yang tidak terawat, tidak mendapatkan cahaya matahari,
ruang kerja yang bising, dan lainnya maka penerapan K3 belum memenuhi.
Dengan demikian hak pekerja tidak terpenuhi.

Sama halnya dengan Prasarana. Seperti yang dijelaskan pada bagian


pengertian contoh dari prasarana adalah SOP atau Standar Operasional
Prosedur yang mana berisi tentang suatu alur kerja atau cara kerja yang
sudah terstandarisasi bisa juga sebagai suatu petunjuk. Lalu ada aturan yang
harus dipatuhi pekerja. Misal jika di perusahaan tersebut bergerak di bidang
kelistrikan maka harus dibuat peraturan atau SOP bagi pekerja yang terjun
ke lapangan langsung dengan mewajibkan menggunakan helm keselamatan,
sepatu boot atau sepatu pelindung, sarung tangan, dan lainnya. adanya SOP
tersebut diperuntukan untuk salah satu upaya pencegahan Kecelakaa Kerja
serta upaya K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

9
Maka dari itu, Pengaruh Sarana Prasarana terhadap Upaya K3 atau
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai pendorong
keberlangsungan K3 ini. Jika Sarana yang ada tidak di rawat dengan baik
maka upaya K3 pun bisa menurun. Begitu pula dengan Prasarana jika
Prasarana ini tidak terorganisir dengan baik maka kesehatan pekerja yang
menjadi jaminannya.

Selain itu, Perawatan Sarana prasaranapun penting. Misal peralatan kerja


yang sudah usang maupun rusak dilakukan penggantian dengan yang baru
secara berkala. Peralatan yang sudah usang maupun rusak tidak akan
digunakan kembali demi keamanan.

Upaya lain dalam menjaga kesehatan fisik pekerja bisa dengan pemberian
suplemen vitamin dan makanan atau minuman bergizi yang dilakukan
secara rutin setiap satu bulan sekali pada para pekerja. Lalu untuk mengatasi
atau Meminimalkan emosi pekerja yang tidak stabil seperti kepribadian
yang rapuh, gaya berpikir dan kemampuan persepsi yang melemah,
motivasi kerja rendah, sikap ceroboh, ketidaktepatan dan kurangnya
pengetahuan dalam menggunakan fasilitas kerja bisa dengan disediakannya
sarana untuk berkonsultasi, dimana para pekerja yang memiliki
ketidaknyamanan maupun permasalahan memiliki tempat untuk
menyampaikan. Bisa juga disediakan sarana yang menenangkan seperti
adanya taman, ruang santai, dan lainnya.

Pelatihan dan sosialisasi – sosialisasi pun bisa dilakukan dalam rangka


memberikan wawasan kepada para pekerja, baik itu cara kerja, instruksi
kerja, persyaratan pekerjaan, serta resiko keselamatan dan kesehatan kerja.

Perusahaan pun harus menyediakan ruang kerja yang memenuhi standar


syarat – syarat lingkungan kerja, antara lain :
- Tidak ada debu, kotoran,asap rokok,getaran mesin, dan peralatan yang
bising di tempat kerja.
- Tempat kerja yang aman dan nyaman.
- Memiliki pencahayaan cukup.
- Ventilasi dan keseimbangan sirkulasi udara
- Ada aturan kerja dan aturan perilaku.

KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dismpulkan bahwa Sarana
prasaranamerupakan salah satu faktor utama dalam upaya K3. Dengan adanya
Sarana prasaranayang memadai Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat
diterapkan secara maksimal. Sehingga para pekerja bisa mendapatkan haknya dan
perusahaan memenuhi kewajibannya.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak hanya berlaku bagi para pekerja yang
bekerja di lapangan tetapi berlaku juga dengan pekerja yang bekerja di perkantoran.
Pembedanya hanya di resiko dan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan.

10
Pengaruh Sarana prasaranapada Keselamatan dan kesehatan kerjan (K3 ) adalah
jika saran dan prasarana tidak memadai atau tidak di kelola dengan baik maka
peluang terjadinya kecelakaan kerja semakin besar. Padahal dengan tujuan adanya
Keselamatann dan kesehatan kerja (K3) ini adalah untuk meminimalisir kecelakaan
kerja karena akan membuat kerugian bagi pekerja ataupun perusahaan. Baik
kerugian secara langsung ataupun kerugian tidak langsung.

Walaupun ada beberapa faktor terjadinya kecelakaan kerja tetapi jika kita bisa
meminimalisir salah satu faktor maka dapat pula meminimalisir kecelakaan kerja.

Ada banyak keuntungan jika perusahaan menyediakan sarana prasaranayang


memadai dalam

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Suparman HL.2017.Konferensi Nasional Sosial & Teknologi (KNiST): Pentingnya


Penerapan Program K3 Perkantoran Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja
Sekretaris. 613~618

Cindy Dwi Yulaindi,Eeng Ahman. Penerapan Keselamatan dan kesehatan kerja Di


Lingkungan Kerja Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.

Herlina Noer Amaliah.2019. Jurnal Manajemen Kantor: Sarana prasarana kantor


sebagi penunjang produktivitas kantor yang efektif dan efisien.

Chaniago,H.(2013).Manajamen Kantor Kotemporer. Bandung: Akbar Limas


Perkasa.

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai