Anda di halaman 1dari 34

PENYUSUN

1. Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia (PEKI)


2. Konsil Kesehatan Lingkungan, KTKI

2
PENGANTAR

Organisai Profesi Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia (OP PEKI) membuat dan
menerbitkan Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Entomolog Kesehatan
(P2KB-ENTOKES) sebagai instrumen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kompetensi
Entomolog Kesehatan.

Salah satu latar belakang penerbitan P2KB-ENTOKES karena PEKI wajib memberikan
rekomendasi dalam pengurusan Surat Tanda Registrasi (STR) Entomolog Keesehatan. Hasil
rekomendasi ini akan dijadikan sebagai salah satu syarat untuk penerbitan STR oleh Pemerintah
dalam hal ini diwakili oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI). Surat Tanda Registrasi
merupakan bentuk pengakuan terhadap tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi tertentu
sesuai dengan dasar profesinya. Setelah Surat Tanda Registrasi diterbitkan, maka Entomolog
Kesehatan memperoleh pengakuan untuk memulai pengabdian melaksanakan pengendalian
vektor dan binatang pemabwa penyakit, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk masyarakat dan praktik mandiri.

Pedoman ini disusun dengan harapan mampu memberikan arah dan kebaikan kepada seluruh
anggota PEKI dalam memenuhi hak dan kewajiban guna meningkatkan dan mengembangkan
pofesi sebagai Entomolog Kesehatan yang melaksanakan pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit. Pedoman ini merupakan edisi revisi pertama Bulan Mei 2023. Pedoman
ini akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan atau apabila perlu penyesuaian karena ada
peraturan perundangan yang baru atau perkembangan ilmu dan teknologi yang baru. Semoga
Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi bimbingan dan hidayah-Nya. Aamiin.

Jakarta, Mei 2023


Ketua Umum PEKI,

Dr. Suwito, SKM, M.Kes


NA : 001.KTA.PEKI-2021

3
DAFTAR ISI

PENGANTAR .. ....................................................................................................................3

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................................ 5
B. Tujuan............................................................................................................................................ 6
C. Dasar Hukum.............................................................................................................................. 6
D. Pola Pemberian STR................................................................................................................. 7

BAB II POKOK POKOK KEGIATAN


A. Ruang Lingkup P2KBTKL ....................................................................................................... 9
B. Pokok Pokok Kegiatan ......................................................................................................... 10

BAB III URAIAN KEGIATAN DAN PENGHITUNGAN SATUAN KREDIT PROFESI


A. Pembelajaran............................................................................................................................ 13
B. Profesionalitas/ Keprofesian .............................................................................................. 17
C. Pengabdian Masyarakat ...................................................................................................... 22
D. Publikasi Ilmiah........................................................................................................................ 22
E. Pengembangan Ilmu dan Teknologi ............................................................................... 23

BAB IV MEKANISME PENERBITAN STR


A. Prosedur Penerbitan STR Online ..................................................................................... 25
B. Prosedur Pengusulan STR Baru ........................................................................................ 25
C. Ketentuan Penerbitan STR ................................................................................................. 26

BAB V PENUTUP

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Entomolog Kesehatan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit. Pekerjaan pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit secara profesional berbasis pada Kompetensi Manajerial,
Kompetensi Teknis, dan Kompetensi Sosial Kultural. Kompetensi Manajerial merupakan soft
competency yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/
atau fungsi jabatan. Kompetensi Teknis merupakan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan
tugas-tugas jabatannya. Kompetensi Sosial Kultural merupakan kemampuan yang diukur
dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan
budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

Pelaksanaan pekerjaan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit dilaksanakan


oleh Entomolog Kesehatan dengan dasar keilmuan entomologi, veterinary, lingkungan,
biomolekuler, kimia, kesehatan masyarakat, dan perilaku. Sehingga, Entomolog Kesehatan
mampu memberikan pelayanan surveilans dan intervensi vektor dan binatang pembawa
penyakit di tempat tinggal/permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, tempat/fasilitas
umum, area industri, perkebunan, pertambangan atau tambak, serta moda transportasi
seperti kapal, pesawat terbang, kereta api, dan bus. Di Indonesia, pendidikan Entomologi
Kesehatan telah dilaksanakan di beberapa institusi pendidikan, dalam bentuk pendidikan
sarjana, pascasajana dan doktoral. Tuntutan ketersediaan Entomolog Kesehatan ini
memerlukan penyempurnaan pendidikan berupa penguatan institusi pendidikan dalam
bentuk pemantapan jenjang pendidikan dan cakupan kompetensinya, terutama pendidikan
vokasi Entomologi Kesehatan.

Berdasarkan ketiga kompetensi tersebut di atas Entomolog Kesehatan mempunyai tanggung


jawab dan kewenangan dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta peran perorangan maupun
sosial yang diimplementasikan dalam pengabdiannya, baik sebagai Aparatur Sipil Negara
(ASN) maupun berkarya di lingkungan masyarakat, termasuk swasta dan praktik mandiri. Di
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan telah diatur jenjang karier, baik sebagai
pangkat dan jabatan dalam pengabdiannya di ASN, militer, kepolisian, maupun mereka
yang mengabdi di lingkungan masyarakat. Sehingga, diperlukan pedoman bagi Entomolog
Kesehatan untuk melakukan pengembangan dan penilaian tingkat profesionalitasnya
berupa Satuan Kredit Profesi (SKP). Hal ini sebagai kompetensi Entomolog Kesehatan
untuk memperoleh gambaran peningkatan dan/atau pengembangan potensi dan karier
yang bersangkutan, pada bidang-bidang tertentu dalam lingkup pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit.

5
Berdasarkan uraian di atas menjadi dasar dalam penysunan pedoman untuk melakukan
penilaian profesionalitas Entomolog Kesehatan yang disebut Pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Entomolog Kesehatan (P2KB-ENTOKES). Pedoman ini
sebagai salah satu instrumen organisasi profesi Perkumpulan Entomolog Kesehatan
Indonesia (PEKI) dalam melakukan penilaian profesionalitas Entomolog Kesehtan, baik yang
bekerja di sektor pemerintah, swasta maupun praktik mandiri. Selain itu, dapat digunakan
dalam pengaturan setiap tingkatan kompetensi bagi Entomolog Kesehatan dan para pihak
yang berkepentingan untuk melakukan penilaian kinerja di semua sektor yang memerlukan
Entomolog Kesehatan dalam melaksanakan perkerjaan pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit.

Pedoman ini mengatur secara khusus mengenai penilaian pengembangan keprofesian bagi
Entomolog Kesehatan, sedangkan jenis Tenaga Kesehatan Lingkungan lainnya akan diatur
dalam pedoman tersendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengembangan
keprofesian Tenaga Kesehatan Lingkungan.

B. TUJUAN

Tujuan Umum:
Tersedianya panduan penilaian pengembangan profesionalitas Entomolog Kesehatan
dalam rangka registrasi, registrasi ulang, dan izin praktik/kerja.

Tujuan khusus:

1. Tersedianya panduan pengisian dan penghitungan SKP bagi Entomolog Kesehatan.


2. Tersedianya panduan bagi instansi pemerintah, instansi nonpemerintah, pengelola
kegiatan, praktik mandiri di mana Entomolog Kesehatan berada/bekerja.
3. Tersedianya panduan mekanisme dan tata cara perpanjangan Surat Tanda
Registrasi (STR) Entomolog Kesehatan

C. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Entomolog


Kesehatan (P2KB-ENTOKES) sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063)
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5336)
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607)
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5570)

6
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24)
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 156)
8. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan Entomolog Kesehatan
Indonesia

D. POLA PEMBERIAN STR

Penerbitan STR Baru

Penerbitan STR Entomolog Kesehatan yang baru pertama kalinya, dengan beberapa ketentuan
sebagai berikut :

1. Bagi yang baru lulus atau sudah lulus tapi belum bekerja sebagai pejabat fungsional
Entomolog Kesehatan, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pendidikan D3/D4/S1/S2/S3 Jurusan/Program Studi/Peminatan Entomologi
Kesehatan atau Kesehatan Lingkungan.
- Memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PEKI
- Memiliki sertifikat kompetensi berdasarkan hasil uji kompetensi yang
diselenggarakan secara online oleh PEKI atau perguruan tinggi bekerja sama
dengan PEKI.
- Selanjutnya sertifikat kompetensi tersebut, bersama dokumen kelengkapan lainnya
dipergunakan untuk mengusulkan STR secara online melalui aplikasi STR Online Versi
2.0 pada website ktki.kemkes.go.id.
2. Bagi yang sudah bekerja sebagai jabatan funsional Entomologi Kesehatan, dengan
kriteria sebagai berikut:
- Memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PEKI
- Memiliki sertifikat kompetensi berdasarkan hasil uji kompetensi yang
diselenggarakan secara online oleh PEKI atau perguruan tinggi bekerja sama
dengan PEKI.
- Selanjutnya sertifikat kompetensi tersebut, bersama dokumen kelengkapan lainnya
dipergunakan untuk mengusulkan STR secara online melalui aplikasi STR Online Versi
2.0 pada website ktki.kemkes.go.id.

Perpanjangan STR

STR Entomolog Kesehatan berlaku selama lima tahun, setelah itu wajib diperpanjang, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Meng-upload berbagai dokumen hasil kegiatan yang dikelompokkan dalam lima
bidang, yaitu bidang pendidikan/pelatihan, profesionalitas/keprofesian, pengabdian
masyarakat, karya ilmiah, dan pengembangan ilmu dan teknologi (IPTEK) secara online
melalui link SKP di website PEKI yaitu www.peki.or.id.
2. Selanjutnya, dokumen diverifikasi Tim SKP PEKI untuk menentukan jumlah
nilai SKP sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PEKI. Akumulatif nilai
SKP selama kurun waktu lima tahun minimal 50 SKP dengan proporsi tertentu sesuai
ketentuan PEKI.

7
3. Bagi Entomolog Kesehatan yang berhasil mencapai nilai minimal 50 SKP akan
mendapatkan Surat Rekomendasi dari PEKI yang menyatakan kecukupan SKP untuk
pengusulan perpanjangan STR.
4. Surat rekomendasi PEKI bersama dokumen kelengkapan lainnya dipergunakan untuk
mengusulkan perpanjangan STR secara online melalui aplikasi STR Online Versi 2.0
pada website ktki.kemkes.go.id (Siporlin)
5. Sedangkan bagi Entomolog Kesehatan yang tidak memenuhi jumlah minimal SKP
sebesar 50, harus mengikuti evaluasi kemampuan yang diselenggarakan oleh Konsil
Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) bekerja sama dengan organisasi profesi PEKI.

8
BAB II
POKOK POKOK KEGIATAN

A. RUANG LINGKUP P2KB ENTOKES

Untuk pemeliharaan dan peningkatan kompetensi serta profesionalitas Entomolog


Kesehatan dapat diukur dengan instrumen standar yang berlaku. Instrumen standar
tersebut disusun P2KB-ENTOKES dan diukur dengan SKP yang ditetapkan oleh
organisasi profesi PEKI.

Pengembangan keprofesian dan peningkatan kompetensi Entomolog Kesehatan


disusun ke dalam pokok-pokok kegiatan yang meliputi pembelajaran, keprofesian,
pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).

Secara proporsional, pembobotan pemberian SKP pada pokok-pokok kegiatan


selengkapnya dijelaskan pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini.

Tabel 1. Pembobotan SKP Entomolog Kesehatan Keterampilan

JUMLAH KETENTUAN
PROPORSI
NO BIDANG SKP PROFESI CATATAN
1 Pembelajaran 15% 7,5 Wajib Dicapai

Keprofesian/
2 60% 30 Wajib Dicapai
Profesionalitas

3 Pengabdian Masyarakat 15% 7,5 Toleransi Tidak boleh nol


4 Publikasi Ilmiah 5% 2,5 Toleransi Tidak boleh nol

5 Pengembangan Iptek 5% 2,5 Toleransi Tidak boleh nol


TOTAL 100% 50

Tabel 2. Pembobotan SKP Entomolog Kesehatan Keahlian

JUMLAH KETENTUAN
NO BIDANG PROPORSI CATATAN
SKP PROFESI
1 Pembelajaran 15% 7,5 Wajib Dicapai
Keprofesian/
2 55% 27,5 Wajib Dicapai
Profesionalitas

3 Pengabdian Masyarakat 15% 7,5 Toleransi Tidak boleh nol


4 Publikasi Ilmiah 10% 5 Toleransi Tidak boleh nol
5 Pengembangan Iptek 5% 2,5 Wajib Dicapai
TOTAL 100% 50
9
Keterangan :

1. Kolom Jumlah SKP merupakan nilai SKP masing-masing bidang, baik yang wajib
dicapai maupun yang ditoleransi sesuai dengan ketentuan organisasi profesi PEKI.
2. Nilai akumulasi dari semua bidang baik pembelajaran, keprofesian, pengabdian
masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan IPTEK selama lima tahun minimal
bernilai 50 SKP.
3. “Wajib Dicapai” dalam kolom KETENTUAN PROFESI diartikan bahwa nilai akumulasi
SKP pemohon selama lima tahun pada bidang tersebut harus dapat dicapai sesuai
batas nilai yang ditentukan pada kolom JUMLAH SKP.
4. “Toleransi” dalam kolom KETENTUAN PROFESI diartikan bahwa nilai akumulasi SKP
pemohon selama lima tahun pada bidang tersebut diperbolehkan tidak tercapai sesuai
batas yang ditentukan pada kolom JUMLAH SKP, namun tidak boleh bernilai 0 (nol).
5. Dalam hal nilai SKP pemohon untuk bidang yang ditoleransi terdapat nilai nol (0), maka
akan diberikan penugasan sesuai dengan bidang penilaian SKP tersebut.

B. POKOK-POKOK KEGIATAN

Pengelompokan kegiatan ditujukan untuk memudahkan dalam penggunaan pedoman


ini. Pengelompokan kegiatan ini terdiri atas lima pokok kegiatan sebagai berikut ini.

1. Pembelajaran
Pembelajaran meliputi pendidikan formal dan pelatihan , baik formal ataupun
non formal. Pendidikan formal adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan
oleh institusi/ lembaga pendidikan formal yang telah memiliki sekurang-kurangnya
akreditasi B dari lembaga yang berwenang, dan memperoleh gelar. Pelatihan formal
adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga pendidikan
tanpa memperoleh gelar namun tetap memperoleh sertifikat. Pelatihan non formal
adalah proses pembelajaran secara mandiri ataupun berkelompok, baik terorganisir
ataupun tidak, langsung ataupun tidak langsung yang dibuktikan dengan pembuatan
abstrak/ringkasan/rangkuman dengan menyebutkan referensinya. Penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan sebagaimana diuraikan di atas tetap mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Keprofesian/Profesionalitas
Keprofesian/Profesionalitas adalah uraian pekerjaan yang relevan berkenaan dengan
tugas dan fungsi, serta peran tambahan dari Entomolog Kesehatan dalam instansi/
institusi tempat kerja beserta hasil kerja. Di samping itu, profesionalitas juga dapat
merupakan hasil kerja dari kegiatan mandiri, praktik kerja, konsultasi, wirausaha,
advokator, fasilitator, motivator, dan promotor dal am lingkup bidang entomologi
kesehatan atau pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.

3. Pengabdian Masyarakat
Pengabdian masyarakat adalah serangkaian kegiatan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas kesehatan bidang entomologi kesehatan atau pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit. Pengabdian masyarakat dapat berupa
pemberian bantuan, pertolongan, pendampingan, bimbingan, pembinaan,

10
pemicuan, inspirasi, percontohan, dan hal -hal relevan termasuk pengabdian
Entomolog Kesehatan baik secara individu maupun kelompok.

4. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah meliputi kegiatan dalam bentuk karya tulis maupun karya ilmiah lain
di bidang entomologi kesehatan atau pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit yang dipublikasikan dalam berbagai bentuk, dan didiseminasikan secara
internal maupun eksternal.

5. Pengembangan Ilmu dan Teknologi


Pengembangan ilmu dan teknologi adalah serangkaian kegiatan pengembangan di
bidang entomologi kesehatan atau pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit, yang dilakukan melalui penelitian, kajian, uji coba, pengembangan model/
desain, penapisan, maupun hasil produksi baik secara fisik, biologi, kimia, maupun
sosial dapat berawal dari gagasan, konsep, dan praktik.

11
12
BAB III
URAIAN KEGIATAN DAN PENGHITUNGAN
SATUAN KREDIT PROFESI

A. PEMBELAJARAN
1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh


institusi/ lembaga pendidikan formal yang telah memiliki sekurang-kurangnya
akreditasi B dari lembaga yang berwenang, dan memperoleh gelar, dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Perolehan ijazah dan sertifikat kompetensi pendidikan Jurusan/ Program
Studi/ Peminatan Entomologi Kesehatan/ Kesehatan Lingkungan yang lebih
tinggi dari semula diajukan sebagai salah satu unsur dalam peningkatan
kompetensi Entomolog Kesehatan pada STR sesuai kompetensi yang baru.
2) Perolehan gelar jenjang lanjut pada bidang bukan Jurusan/ Program
Studi/ Peminatan Entomologi Kesehatan/ Kesehatan Lingkungan, tidak diberi
nilai Satuan Kredit Profesi Entomolog Kesehatan.

Jenjang pendidikan formal bidang Entomologi Kesehatan meliputi:

a) Diploma 3 (D3) Entomologi Kesehtan/ Kesehatan Lingkungan disebut


dengan nama Entomolog Kesehatan Terampil (Health Skilled Entomologyst)
b) Sarjana Strata 1 (S1) atau Diploma 4 (D4) Jurusan/ Program Studi/ Peminatan
Entomologi Kesehatan/ Kesehatan Lingkungan disebut dengan nama
Entomolog Kesehatan Ahli L1 (Health Expert Entomologyst L1)
c) Profesi Entomologi Kesehatan disebut dengan nama Entomolog Kesehatan
Ahli L2 (Health Expert Entomologyst L2)
d) Sarjana Strata 2 (S2)/ Magister Jurusan/ Program Studi/ Peminatan Entomologi
Kesehatan disebut dengan nama Entomolog Kesehatan Ahli L2 (Health Expert
Entomologyst L2)
e) Sarjana Strata 3 (S3)/ Doktoral Jurusan/ Program Studi/ Peminatan Entomologi
Kesehatan disebut dengan nama Entomolog Kesehatan Ahli L3 (Health Expert
Entomologyst L3).

Dalam penilaian Pendidikan Formal untuk memperoleh SKP Entokes, diperlukan


kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1) Ijazah
2) Transkrip akademik

Besaran SKP Entokes pada penilaian Pendidikan Formal dijelaskan sebagaimana


pada Tabel 3 di bawah ini.

13
Tabel 3. Penilaian Pendidikan Formal

NO IJAZAH PENDIDIKAN NILAI SKP


1 D3 Entomologi Kesehatan/Kesehatan Lingkungan 9,5
2 D4/S1 Entomologi Kesehatan/Kesehatan Lingkungan 12,5
3 Profesi Entomologi Kesehatan 20
4 S2 Entomologi Kesehatan 22
5 S3 Entomologi Kesehatan 40

2. Pelatihan Formal dan Non Formal

a. Pelatihan Formal
Pelatihan formal adalah proses pembelajaran di bidang entomologi
kesehatan atau pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit yang
diselenggarakan oleh institusi pemerintah/ swasta /lembaga pendidikan/
organisasi profesi/ asosiasi/ NGO, tanpa memperoleh gelar, namun tetap
memperoleh sertifikat pelatihan.

Pemberian SKP Entokes Pelatihan Formal dijelaskan pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Penilaian Pelatihan Formal

Lamanya Nilai SKP


pelatihan
setiap Keterangan
paket
Peserta Pelatih/NS Panitia Moderator
8 JPL 1 1 1 2 1 hari pelatihan
16 JPL 2 Dst. 1 Dst. 2 hari pelatihan
24 JPL 3 Dst. 2 Dst. 3 hari pelatihan
32 JPL 4 Dst. 2 Dst. Dst.
40 JPL 5 Dst. 3 Dst. Dst.
48 JPL 6 Dst. 3 Dst. Dst.
56 JPL 7 Dst. 4 Dst. Dst.
64 JPL 8 Dst. 4 Dst. Dst.
72 JPL 9 Dst. 5 Dst. Dst.
80 JPL 10 Dst. 5 Dst. Dst.
Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.

Catatan:
1. Pelatihan 1 hari = 8 jam pelajaran (JPL)
2. Untuk peserta, setiap 8 JPL diberikan 1 SKP
3. Untuk Pelatih/Nara Sumber, setiap aktivitas riil tiap 2 JPL yang dilakukan
diberikan 1 SKP

14
4. Untuk Moderator, setiap tampil diberikan 2 SKP
5. Untuk Panitia, sampai dengan 16 JPL dan kelipatannya mendapat 1 SKP.
6. Contoh pelatihan formal adalah: seminar/webinar, workshop, lokakarya, dan
pelatihan teknis/fungsional.

Dalam pemberian SKP Entokes pada Pelatihan Formal, diperlukan kelengkapan


administrasi sebagai berikut.

1) Surat Keputusan penyelenggaraan pelatihan.


2) Surat permohonan sebagai narasumber/ fasilitator (bagi narasumber/
fasilitator).
3) Fotokopi sertifikat pelatihan.

b. Pelatihan Non Formal


Pelatihan non formal dalam hal ini adalah proses pembelajaran di bidang
entomologi kesehatan atau bidang pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit yang dilakukan secara mandiri maupun berkelompok, baik
terorganisir ataupun tidak, langsung ataupun tidak langsung, yang dibuktikan
dengan pembuatan abstrak/ ringkasan/ rangkuman dengan menyebutkan
referensinya. .

Bentuk kegiatan pelatihan non formal paling sedikit meliputi:


a) Membaca artikel untuk memperluas wawasan tentang perkembangan
ilmu dan teknologi.
b) Membaca artikel untuk memperdalam suatu ilmu pengetahuan.
c) Mempelajari informasi dari media cetak, media elektronik, termasuk
internet.
d) Pembelajaran melalui aplikasi E-Learning.
e) Memahami prosedur kerja (peralatan, standar dan code, dll) serta software.
f) Kegiatan dalam penelitian untuk mencapai gelar Doktor atau Magister bidang
Entomologi Kesehatan

Topik berbagai kegiatan pembelajaran mandiri ini harus konsisten agar mencapai
tujuan pengembangan Keprofesian Entomolog Kesehatan dan kemutakhiran
ilmu dan teknologi pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.

Dalam penilaian pelatihan non formal untuk memperoleh SKP


Entokes, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a) Nilai SKP Entokes disesuaikan dengan spesifikasi terkait dengan bidang
profesi yang spesifik atau non spesifik berkenaan dengan pemanfaatan
IPTEK.

15
Tabel 5. Penilaian Pelatihan Non Formal

Spesifikasi artikel yang dibaca dengan


bidang entomologi kesehatan atau
pengendalian vektor dan binatang
Manfaat IPTEK pembawa penyakit

Spesifik Nonspesifik*

IPTEK Deteksi Dini 2 0


IPTEK Tepat Guna 3 1

Catatan*:
IPTEK Deteksi Dini adalah artikel yang berkaitan dengan IPTEK dalam rangka
melakukan deteksi dini/kewaspadaan dini terhadap kepadatan populasi
vektor dan binatang pembawa penyakit, penentuan status kevektoran,
penentuan status resistensi.

Non Spesifik merupakan artikel yang tidak secara langsung berkaitan dengan
pemanfaatan IPTEK bidang Entomologi Kesehatan atau bidang pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit, namun masih memiliki relevansi
sebagai referensi bagi pengembangan IPTEK bidang Entomologi Kesehatan
atau bidang pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.

b) Pemberian SKP Entokes dilakukan dengan melampirkan tulisan ringkas


berupa rangkuman atau summary , diketik dalam satu atau dua halaman.

2. Penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Bidang Entomologi Kesehatan atau


Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Jenis penyelenggaraan pertemuan ilmiah di bidang Entomologi Kesehatan atau bidang


pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri atas: seminar/ webinar,
lokakarya, simposium, diskusi panel, dan diskusi kelompok.
Jenis pertemuan ilmiah di atas dapat dibedakan berdasarkan skala penyelenggaraannya,
yaitu: skala internasional, skala nasional, skala regional, skala provinsi dan skala
kabupaten/kota.
Pemberian SKP terhadap jenis penyelenggaraan pertemuan ilmiah sebagaimana
dimaksud dalam buku ini berdasarkan Jam Pelajaran (JPL) setara 45 menit pada
bidang Entomologi Kesehatan atau bidang pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit dan minimal JPL yang mendapatkan SKP sebagai berikut.
a. Skala internasional: sampai dengan 4 JPL dan 1 narasumber setara dengan 1 SKP,
6 JPL dan 2 narasumber Internasional setara dengan 2 SKP, 8 JPL dan 3
narasumber setara dengan 3 SKP, dan seterusnya.
b. Skala nasional: sampai dengan 4 JPL dan 1 narasumber nasional setara dengan 1
SKP, 6 JPL dan 2 Narasumber Nasional setara dengan 2 SKP, dan seterusnya.
c. Skala provinsi dan regional: sampai dengan 8 JPL dan 1 Narasumber Provinsi
setara dengan 1 SKP, 10 JPL dan 2 Narasumber Provinsi setara dengan 2 SKP,
dan seterusnya.
d. Skala kabupaten/kota: sampai dengan 8 JPL setara dengan 1 SKP.

16
Ketentuan jumlah SKP Entokes untuk penyelenggaraan pertemuan ilmiah ditetapkan
oleh organisasi profesi (PEKI).

B. PROFESIONALITAS/ KEPROFESIAN
1. Profesionalitas/ Keprofesian Entomolog Kesehatan di Instansi/ Institusi/ Tempat
Kerja

Profesionalitas merupakan uraian pekerjaan Entomolog Kesehatan yang relevan


berkenaan dengan tugas dan fungsi serta peran tambahan yang bersangkutan dalam
instansi/ institusi/ tempat kerja. Di samping itu, profesionalitas juga dapat merupakan
hasil kerja dari kegiatan mandiri, praktik kerja, konsultasi, wirausaha, advokator,
fasilitator, motivator, dan promotor dalam lingkup bidang Entomologi Kesehatan atau
bidang pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.

Tabel 6. Penilaian Profesionalitas/ Keprofesian Entomolog Kesehatan di Instansi/


Institusi/ Tempat Kerja

Nilai SKP sebagai


No TUGAS DAN FUNGSI
Anggota
Ketua Tim Kontributor
Tim
Perencanaan di bidang pengendalian vektor
A
dan binatang pembawa penyakit
1 Rencana operasional 1 0,5 0,25
2 Rencana program 1 0,5 0,25

Survei/pengamatan atau investigasi/


B penyelidikan vektor dan binatang pembawa
penyakit
Persiapan bahan dan mesin/peralatan survei/
investigasi:
1
a. vektor 0,5 0,25
1
b. binatang pembawa penyakit
1 0,5 0,25
Penyusunan instrumen survei/investigasi
2 a. vektor
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
1 0,5 0,25
Identifikasi lokasi survei/investigasi
3 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25

Koleksi/sampling:
1 0,5 0,25
4 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit
Pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran
5
habitat perkembangbiakan
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25

17
Pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran
tempat peristirahatan
6 1 0,5 0,25
a. vektor
1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit
Pemetaan habitat perkembangbiakan
1 0,5 0,25
7 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit
Identifikasi spesies secara manual dan
mikroskopis
8 1 0,5 0,25
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit
9 Identifikasi spesies secara biomolekuler
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Handling spesimen
10 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
11 Pembedahan nyamuk
a. ovarium 1 0,5 0,25
b. torak 1 0,5 0,25
c. kelenjar air liur 1 0,5 0,25
12 Penyisiran tikus 1 0,5 0,25
13 Pembedahan tikus 1 0,5 0,25
Pembuatan spesimen
14 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Pengawetan specimen
15 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Penentuan (inkriminasi)
16 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Pemeliharaan dan koloni
17 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Analisis kepadatan
1 0,5 0,25
18 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit
Analisis deskriptif hasil survei/investigasi
19 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Analisis inferensi (uji hipotesis) hasil survei/
investigasi
20
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25

18
Analisis kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan
21 keberadaan
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Laporan hasil survei/investigasi vektor dan
22 1 0,5 0,25
binatang pembawa penyakit

Intervensi vektor dan binatang pembawa


C
penyakit
Penentuan metode intervensi
1 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Persiapan bahan dan mesin/peralatan intervensi
2 c. vektor 1 0,5 0,25
d. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Intervensi dengan metode fisik
3 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Intervensi dengan metode biologi
4 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Intervensi dengan metode kimia
5 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Intervensi dengan metode terpadu
6 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Penentuan dosis dan aplikasi insektisida/
7 1 0,5 0,25
pestisida
8 Fogging 1 0,5 0,25
9 Penyemprotan Indoor Residual Spray (IRS) 1 0,5 0,25
10 Penyemprotan Ultra Low Volume (ULV) 1 0,5 0,25
11 Fumigasi 1 0,5 0,25
12 Larvasidasi 1 0,5 0,25
13 Kalibrasi mesin/peralatan pengendalian 1 0,5 0,25
Pemeliharaan dan penyimpanan mesin/
14 1 0,5 0,25
peralatan pengendalian
Pemberdayaan masyarakat/keluarga dalam
intervensi
15
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Identifikasi lokasi intervensi
16 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Analisis hasil intervensi
17 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25

19
Laporan hasil intervensi
18 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25

Uji kerentanan/resistensi dan efikasi di


D bidang pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit
Persiapan bahan dan mesin/peralatan uji
kerentanan
1
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Penyiapan bahan dan mesin/peralatan uji efikasi
insektisida
2
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Penyiapan spesimen uji kerentanan/efikasi
3 a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Uji kerentanan terhadap insektisida skala
4
laboratorium
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
9 Uji efikasi insektisida skala laboratorium
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
10 Uji kerentanan insektisida skala lapangan
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit 1 0,5 0,25
Uji efikasi insektisida terhadap vektor skala
11 1 0,5 0,25
lapangan
Uji efikasi perstisida terhadap binatang
12 1 0,5 0,25
pembawa penyakit skala lapangan
Analisis hasil uji kerentanan/efikasi terhadap
insektisida 1 0,5 0,25
13
a. vektor 1 0,5 0,25
b. binatang pembawa penyakit
Laporan hasil uji kerentanan/efikasi vektor dan
14 1 0,5 0,25
binatang pembawa penyakit

Pengembangan teknologi tepat guna di


E bidang pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit
1 Pengembangan rancang bangun (grand design) 1 0,5 0,25
2 Penyusunan kajian 1 0,5 0,25
3 Pengembangan teknologi tepat guna 1 0,5 0,25

20
Dalam hal ini, pemberian SKP Entokes lingkup kerja/praktik mandiri diperlukan
kelengkapan administrasi sebagai berikut.

1) Surat penugasan yang ditandatangani oleh atasan/atau pejabat yang


berwenang (untuk mereka yang bekerja di perusahaan/lembaga/institusi);
2) Surat pernyataan pelaksanaan tugas/pekerjaan (untuk yang bekerja secara
mandiri); dan
3) Ringkasan/excutive summary laporan hasil kerja.

3. Profesionalitas/ Keprofesian dalam Lingkup Pelaksanaan Tugas Organisasi


Profesi
a. Sebagai Pengurus Organisasi
Penilaian profesionalitas dalam lingkup tugas kepengurusan organisasi ialah
sebagai berikut.
1) Tingkat Pusat : 3 SKP/tahun
2) Tingkat Provinsi : 2 SKP/tahun
3) Tingkat Kabupaten/Kota : 1 SKP/tahun
Dalam hal ini, pemberian SKP lingkup pelaksanaan tugas organisasi profesi
sebagai pengurus diperlukan kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1) Surat Keputusan tentang penunjukan sebagai pengurus organisasi yang
ditandatangani Ketua Umum PEKI atau Ketua PEKI Provinsi
2) Executive Summary kegiatan kepengurusan organisasi setiap tahun.

b. Penugasan Khusus Tugas Organisasi


Penilaian profesionalitas dalam lingkup pelaksanaan tugas khusus organisasi
ialah sebagai berikut.
1. Penugasan di Lingkup Kesehatan : 2 SKP/kegiatan
2. Penugasan di Lingkup Non Kesehatan : 2 SKP/kegiatan
3. Penugasan dalam Situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) : 3 SKP/kegiatan
Pemberian SKP lingkup pelaksanaan tugas khusus organisasi profesi
diperlukan kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1) Surat Tugas tentang penugasan khusus organisasi yang ditandatangani
Ketua Umum PEKI atau Ketua PEKI Provinsi
2) Executive Summary laporan kegiatan penugasan khusus organisasi.

4. Profesionalitas Dalam Lingkup Kedudukan sebagai Pejabat Manajerial


Penilaian profesionalitas dalam lingkup pelaksanaan tugas khusus organisasi
ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pemberian SKP sebagai
pejabat administrasi dan pejabat tinggi adalah sebagai berikut.
1. Jabatan Pimpinan Tinggi
a. Pimpinan Tinggi Utama : 5 SKP/tahun
b. Pimpinan Tinggi Madya : 4 SKP/tahun
c. Pimpinan Tinggi Pratama : 2 SKP/tahun

2. Jabatan Administrasi
a. Administrator : 1 SKP/tahun
b. Pengawas : 1 SKP/tahun

21
Pemberian SKP lingkup kedudukan sebagai pejabat manajerial diperlukan Surat
Keputusan tentang pengangkatan sebagai pejabat manajerial yang ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang sebagai kelengkapan administrasi.

C. PENGABDIAN MASYARAKAT
Pengabdian masyarakat adalah serangkaian kegiatan masyarakat dalam meningkatkan
kualitas kesehatan lingkungan yang mendapat pendampingan, bimbingan, pembinaan,
pemicuan, inspirasi, percontohan, dan hal-hal relevan termasuk pengabdian Entomolog
kesehatan, baik secara individu maupun kelompok. Penilaian selengkapnya tercantum
sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 8. Penilaian Pengabdian Masyarakat

Nilai SKP
No Peran Ketua Anggota
1 Pendampingan 3 1
2 Pembimbingan 3 1
3 Pembinaan 3 1
4 Pemicuan 3 1
5 Inspirator 3 1
6 Percontohan 3 1
7 Tokoh Masyarakat 2 1
8 Pejabat Non Formal 2 1
9 Lembaga Swadaya Masyarakat 2 1
10 Advokator 3 1

Dalam hal ini, pemberian SKP Entomolog Kesehatan lingkup pengabdian masyarakat
diperlukan kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1. Surat penugasan yang ditandatangani oleh atasan/atau pejabat yang berwenang
(untuk mereka yang bekerja di perusahaan/lembaga/institusi)
2. Surat pernyataan pelaksanaan tugas/pekerjaan (untuk yang bekerja secara mandiri);
3. Surat penunjukan sebagai pejabat non formal
4. Ringkasan/excutivesummary laporan hasil kerja.

D. PUBLIKASI ILMIAH

Publikasi ilmiah meliputi kegiatan dalam bentuk karya tulis maupun karya ilmiah lain di
bidang entomologi kesehatan atau bidang pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit yang dipublikasikan dalam berbagai bentuk yang didiseminasikan secara internal
maupun eksternal. Penilaian publikasi ilmiah selengkapnya dijelaskan pada tabel berikut.

22
Tabel 9. Penilaian Publikasi Ilmiah

Diseminasi
No Karya Ilmiah Eksternal Internal

1 Tulisan 2 1

2 Model 3 1
3 Desain 3 1
4 Maket 2 1
5 Konsep 2 1
6 Produk 3 1

Guna melakukan penilaian dan pemberian SKP Entomolog Kesehatan lingkup


publikasi ilmiah, diperlukan kelengkapan administrasi sebagai berikut.
1. Melampirkan foto karya ilmiah (berbentuk desain, model, maket, dan produk karya
ilmiah)
2. Melampirkan fotokopi tulisan/konsep yang dihasilkan
3. Ringkasan/excutivesummary/kliping hasil karya yang dipublikasikan.

E. PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI

Pengembangan ilmu dan teknologi adalah serangkaian kegiatan pengembangan yang


dilakukan melalui penelitian, kajian, uji coba, pengembangan model/desain, penapisan,
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit yang dapat berawal dari gagasan,
konsep, dan praktik. Penilaian hasil pengembangan ilmu dan teknologi selengkapnya
tercantum pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Penilaian Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Nilai SKP dalam bentuk:


No Lingkup Pengembangan IPTEK
Gagasan Konsep Praktik
1 Penelitian 1 2 3
2 Kajian 1 2 3
3 Pengembangan Model/Desain 1 2 3
4 Penapisan 1 2 3
5 Pemanfaatan - - 3
6 Uji Coba - - 3

Dalam hal ini, pemberian SKP-Entomolog Kesehatan lingkup pengembangan ilmu


dan teknologi diperlukan kelengkapan administrasi sebagai berikut.

23
1. Surat penugasan yang ditandatangani oleh atasan/atau pejabat yang berwenang
(untuk mereka yang bekerja di perusahaan/lembaga/institusi)Surat pernyataan
pelaksanaan tugas/pekerjaan (untuk yang bekerja secara mandiri)
2. Surat pernyataan pelaksanaan tugas/pekerjaan (untuk yang bekerja secara mandiri)
3. Ringkasan/excutive summary laporan hasil pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit.

24
BAB IV
MEKANISME PENERBITAN STR

A. PROSEDUR PENERBITAN STR ONLINE

Prosedur penerbitan STR Entomolog Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan


sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan, maka uraian pada Bab ini perlu menjadi perhatian sebagai
mekanisme permohonan penerbitan STR baru maupun perpanjangan STR.

Sejak diberlakukannya aplikasi e.STR Entomolog Kesehatan yang dimulai Bulan Maret 2023,
pengusulan STR baru dan perpanjangan STR dilakukan secara online, sehingga waktu
penerbitan STR dapat lebih cepat sesuai dengan target KTKI.

B. PROSEDUR PENGUSULAN STR BARU

1. Daftar Keanggotaan PEKI Online

Entomolog Kesehatan pengusul STR Baru, melakukan registrasi, mendaftar sebagai


anggota PEKI pada website www.peki.or.id dengan mengisi data pribadi dan
administrasi lainnya untuk mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PEKI.

2. Daftar STR Baru Online melalui applikasi e.STR Versi 2.0 dengan membuka Website
ktki. kemkes.go.id.
a) Entomolog kesehatan, setelah menjadi anggota PEKI (memiliki KTA PEKI), silahkan
membuat akun pada web ktki.kemkes.go.id.
b) Selanjutnya mengupload semua dokumen yang dipersyaratkan. Semua foto dan
dokumen dalam bentuk file ukuran maksimum 200 kb per lembarnya.

Dokumen yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum membuat akun, yaitu:
a. Rekomendasi dari Organisasi PEKI (pdf)
b. KTP elektronik (E-KTP) (jpeg)
c. Pasfoto pribadi ukuran 4 x 6 cm berlatar belakang merah (jpeg)
d. Ijazah D3/D4/S1/S2/S3 Prodi/Jurusan/Peminatan Entomolog Kesehatan/Kesehatan
Lingkungan (kecuali yang sudah menjabat fungsional entomolog kesehatan
ijazah menyesuaikan disertai SK Jabfung Entokes dapat menggunakan ijazah
yang digunakan masuk Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan) (pdf)
e. Sertifikat Kompetensi dari PEKI. Apabila belum memiliki sertifikat kompetensi
dapat meng-upload transkrip nilai sesuai ijazah D3/D4/S1/S2/S3 Prodi/Jurusan/
Peminatan Entomolog Kesehatan/Kesehatan Lingkungan yang dimilikinya (pdf)
f. Surat Keterangan Sehat dari institusi pelayanan kesehatan terakreditasi,
lengkap dengan nomor SIP dokter pemeriksa (pdf)

25
g. Sumpah Profesi adalah Petikan dari Sumpah Profesi yang dilakukan Pengurus
PEKI bagi Entomolog Kesehatan, berupa Surat Keterangan Akad Sumpah Profesi
Entokes (pdf)
h. Surat pernyataan patuh pada Etika Profesi Entomolog Kesehatan, ditandatangani
di atas meterai Rp 10.000,- (format tersedia di website PEKI).

c) Status 1: Notifikasi
Setelah dikirim, Entomolog Kesehatan akan mendapatkan notifikasi melalui email,
yang menjelaskan semua dokumen telah diterima dan sedang menunggu verifikasi.
Entomolog Kesehatan pengusul harus selalu membuka aplikasi e.STR Versi 2.0 setiap hari
untuk cek status. Bila tidak ada perbaikan, proses usulan memasuki status berikutnya.

d) Status 2: Pembayaran
Pengusul menerima billing code berupa virtual account untuk segera dapat malakukan
pembayaran dana administrasi pengusulan STR. Pembayaran dapat dilakukan di berbagai
bank atau kantor pos. Lamanya waktu jatuh tempo pembayaran hanya 1 minggu.

e) Status 3: Approval → Status 4: Cetak → Status 5: Kirim.


Proses Status 3 sampai 5 dikerjakan otomatis dalam aplikasi dan manual oleh KTKI.
Pengusul bisa mengikuti perubahan Status melalui website e.STR Versi 2.0..

3. Daftar Perpanjangan STR Online


Mulai tahun 2023, dilakukan integrasi dua aplikasi, yaitu aplikasi Portofolio SKP
online diintegrasikan dengan applikasi e.STR Ver. 2.0 yang difungsikan sebagai:
a) pendaftaran keanggotaan online berbayar otomatis
b) pencatatan SKP online
c) perpanjangan STR online

C. KETENTUAN PENERBITAN STR

Bagi Entomolog Kesehatan yang belum mampu memenuhi kecukupan angka kredit SKP
dalam kurun waktu yang ditentukan selama lima tahun, maka yang bersangkutan harus
mengikuti evaluasi kemampuan sebagai berikut:

1. Entomolog Kesehatan Ahli/ Entomolog Kesehatan Terampil


Sesuai dengan jumlah dan pembobotan perolehan SKP, Entomolog Kesehatan Ahli/
Entomolog Kesehatan Terampil harus mencapai proporsi seperti yang telah ditetapkan.
Dalam hal pencapaian SKP hanya mencapai:
a) 50% - 99% dari jumlah SKP bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan
harus melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi dan menyusun
laporan penugasan khusus lainnya, yaitu laporan bidang entomolog kesehatan atau
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.
b) Penugasan dibuktikan dengan ringkasan eksekutif laporan hasil pelaksanaan tugas
dan fungsi pada satuan kerjanya selama lima tahun terakhir, dibuat per tahun sesuai
dengan lima bidang penilaian. Sedangkan penugasan khusus dibuktikan dengan
ringkasan laporan hasil pelaksanaan setiap penugasan khusus selama lima tahun
terakhir. Dalam hal pencapaian SKP untuk bidang yang ditoleransi memperoleh nilai

26
nol (0), maka yang bersangkutan diberikan penugasan sesuai dengan bidang yang
mendapat nilai nol (0) tersebut.
c) Kurang dari 50% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan harus
mengikuti evaluasi kemampuan berupa tes/uji kemampuan atau uji kompetensi
kerja sesuai dengan bidang/tempat kerja yang bersangkutan bekerja di samping
mengerjakan penugasan sebagaimana diuraikan dalam huruf a di atas.
d) Dalam hal nilai akumulasi SKP untuk semua bidang baik pembelajaran, keprofesian,
pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan IPTEK kurang dari 50
SKP, maka yang bersangkutan mendapat penugasan sesuai dengan bidang penilaian
yang kurang dari nilai yang ditentukan pada Tabel 1.
e) Dalam hal nilai akumulasi SKP “Toleransi” melebihi nilai SKP minimal, namun nilai SKP
yang wajib tidak memenuhi nilai minimal, maka yang bersangkutan mendapatkan
penugasan sesuai dengan bidang yang nilai SKP nya kurang walaupun nilai kumulatif
melebihi nilai 50 SKP.
f) Dalam hal nilai pada bidang yang wajib melebihi nilai SKP minimal sehingga nilai
kumulatif melebihi 50 SKP dan tidak ada bidang yang bernilai nol (0), maka yang
bersangkutan berhak diusulkan mendapatkan STR perpanjangan.

2. Entomolog Kesehatan Ahli L3 (Health Expert Entomologyst L3)


Sesuai dengan pembobotan kredit SKP, Entomolog Kesehatan Ahli L3 (Health Expert
Entomologyst L3) harus mencapai proporsi seperti yang telah ditetapkan. Dalam hal
pencapaian kredit SKP hanya mencapai:
a) 50% - 99% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan harus
melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi dan laporan
penugasan khusus, yaitu laporan bidang entomolog kesehatan atau pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit.
a. Penugasan dibuktikan dengan ringkasan eksekutif laporan hasil pelaksanaan tugas
dan fungsi pada satuan kerjanya selama lima tahun terakhir, dibuat per tahun sesuai
dengan lima bidang penilaian. Sedangkan penugasan khusus dibuktikan dengan
ringkasan laporan hasil pelaksanaan setiap penugasan khusus selama lima tahun
terakhir.
b. Dalam hal pencapaian SKP untuk bidang yang ditoleransi memperoleh nilai nol
(0), maka yang bersangkutan diberikan penugasan sesuai dengan bidang yang
mendapat nilai nol (0) tersebut.
c. Kurang dari 50% dari proporsi bidang yang wajib dipenuhi, yang bersangkutan
harus mengikuti evaluasi kemampuan berupa tes/uji kemampuan atau uji
kompetensi kerja sesuai dengan bidang/tempat kerja yang bersangkutan bekerja
di samping mengerjakan penugasan sebagaimana diuraikan dalam huruf a di atas.

d. Dalam hal nilai akumulasi SKP untuk semua bidang baik pembelajaran,
keprofesian, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan pengembangan IPTEK
kurang dari 50 SKP,maka yang bersangkutan mendapat penugasan sesuai dengan
bidang penilaian yang kurang dari nilai yang ditentukan pada Tabel 2.

e. Dalam hal nilai akumulasi SKP “Toleransi” melebihi nilai SKP minimal, namun nilai SKP
yang wajib tidak memenuhi nilai minimal, maka yang bersangkutan mendapatkan
penugasan sesuai dengan bidang yang nilai SKPnya kurang walaupun nilai kumulatif
melebihi nilai 50 SKP.

27
f. Dalam hal nilai pada bidang yang wajib melebihi nilai SKP minimal sehingga nilai
kumulatif melebihi 50 SKP dan tidak ada bidang yang bernilai nol (0), maka yang
bersangkutan berhak diusulkan mendapatkan STR perpanjangan.

Hal di bawah ini perlu diperhatikan dalam rangka pemenuhan SKP bagi tenaga Entomolog
Kesehatan dalam status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan menduduki Jabatan
Pelaksana dan akan diangkat menjadi Pejabat Fungsional Entomolog Kesehatan baik Pejabat
Fungsional Keahlian maupun Pejabat Fungsional Keterampilan.
a. Mereka yang akan menduduki Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan Keahlian
(dengan latar belakang pendidikan minimal S2 Entomolog Kesehatan memiliki SKP
sebesar 22,5 yang dapat diperoleh dari:
1) Penugasan karya tulis terkait dengan laporan pelaksanaan tugas sehari-hari akan
memperoleh tiga SKP setiap karya tulis yang disetujui oleh atasan/pimpinan satuan
kerja. Dalam hal Entomolog Kesehatan yang bersangkutan menulis lebih dari satu
karya tulis, jumlah perolehan SKP akan terakumulasi sesuai dengan jumlah karya tulis
yang dihasilkan dengan catatan karya tulis tersebut harus memuat substansi/tema
yang berbeda dan masih dalam lingkup pekerjaan bidang entomologi kesehatan
atau pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit. Bukti penugasan
karya tulis berupa resume, abstrak, atau ringkasan eksekutif.

2) Penugasan khusus oleh satuan kerja yang bersangkutan sebagai pelaksanaan tugas
lintas program dan/atau lintas sektor dalam rangka menjalankan pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit pada Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah,
kejadian bencana dan kejadian matra serta riset khusus bidang entomologi
kesehatan yang berdampak terhadap peningkatan kualitas Entomolog Kesehatan
akan memperoleh empat SKP. Penugasan khusus dapat dilaporkan lebih dari
satu kali sesuai dengan jenis kejadian dan wilayah kejadian. SKP akan diperoleh
dengan menunjukkan bukti berupa resume, abstrak, atau ringkasan eksekutif dari
tiap laporan penugasan khusus tersebut. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
Entomolog Kesehatan tersebut di atas adalah mereka dengan status CPNS dan/
atau PNS dan menduduki Jabatan Pelaksana Entomolog Kesehatan Keahlian yang
diperlukan dalam proses pengangkatan sebagai Pejabat Fungsional Entomolog
Kesehatan Keahlian. Mereka yang akan menduduki Jabatan Fungsional Entomolog
Kesehatan Keahlian (dengan latar belakang pendidikan D4/S1) wajib memiliki SKP
sebesar 12,5.

b. Mereka yang akan menduduki Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan Keterampilan


dengan latar belakang D3 Entomolog Kesehatan/ Kesehatan Lingkungan tidak wajib
memiliki SKP namun telah memiliki sertifikat kompetensi (Serkom) yang diperoleh dari
PEKI.

Tenaga Entomolog Kesehatan yang berpraktik secara mandiri termasuk swasta (Non PNS),
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan wajib memiliki STR dengan ketentuan:

a. Berijazah D3/D4/S1/S2/S3 Prodi/Jurusan/Peminatan Entomolog Kesehatan/


Kesehatan Lingkungan
b. Bagi yang berijazah D3/D4/S1/S2/S3 Prodi/Jurusan/Peminatan Kesehatan
Lingkungan wajib memiliki serifikat pelatihan pengendalian vector dan binatang

28
pembawa penyakit yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan pelatihan
yang terakreditasi dan pelatihan tersebut mendapatkan akreditasi/rekomendasi dari
Organisasi Profesi Perkumpulan Entomolog Kesehatan Indonesia.
c. Memiliki rekomendasi praktik dari Organisasi Profesi Entomologi Kesehatan
Indonesia.

29
30
BAB V
PENUTUP

Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Entomolog Kesehatan (P2KB-ENTOKES)


merupakan instrumen organisasi profesi bagi Entomolog Kesehatan untuk meningkatkan
kapasitas dan kualitas berkenaan dengan kompetensi. Menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan organisasi profesi wajib memberikan rekomendasi dalam pengurusan Surat Tanda
Registrasi (STR) yang merupakan kewenangan pemerintah sebagai pengakuan terhadap tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan dasar profesinya, yang dalam hal
ini diwakili oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

Setelah STR diterbitkan, maka seorang Entomolog Kesehatan memperoleh pengakuan untuk
memulai pengabdian sesuai dengan profesinya baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk masyarakat dan praktik mandiri. Oleh karena itu, setiap Entomolog Kesehatan wajib
terdaftar dan memiliki STR.

Tersusunnya pedoman ini diharapkan mampu memberikan perlindungan, pengayoman, arah,


sekaligus bentuk pembinaan, dan pengawasan serta pengendalian oleh organisasi profesi PEKI
kepada seluruh anggotanya.

Di samping itu, disadari bahwa pedoman ini memerlukan masukan, saran, dan kritik untuk
dapat menyesuaikan terhadap dinamika tugas dan fungsi Entomolog Kesehatan, perubahan
lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sosial, ekonomi,
dan budaya yang berkembang di masyarakat.

Dengan ini, diharapkan pedoman ini mampu memberikan arahan kepada seluruh anggota
PEKI dalam memenuhi hak dan kewajiban guna meningkatkan dan mengembangkan pofesinya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi bimbingan dan hidayah-Nya. Aamiin.

31
32

Anda mungkin juga menyukai