PASAL 1
JENIS PEKERJAAN
Nama Pemilik : Rusli
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Toko 2 Lantai
Lokasi : Jalan Pintu Air Kecamatan Tembilahan
PASAL 2
PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Persetujuan Bangunan Gedung Rumah Toko.
a. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
b. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan
selama pelaksanaan.
1.2. BATASAN/PERATURAN
a. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2015
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksebilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
07 Tahun 2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia.
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01 tahun 2022
tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 tahun 2017
tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
p. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441 Tahun 1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
1
q. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468 Tahun 1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksebilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
r. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
s. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulanagn Kebakaran di Perkotaan
t. Surat Edaran Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggara
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
u. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3 / 56)
v. SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
w. Peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI 1971)
x. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
y. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
z. SNI 03-1729-2020 tentang tata cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung
a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan
lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan PENGAWAS yang akan diajukan
User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Konsultan PENGAWAS tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari
halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan PENGAWAS ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan PENGAWAS berhak memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
3
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Lokasi proyek berada di Jalan Pintu Air Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.
a. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu
Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.
4
4. Memastikan perlindungan terhadap pihak ketiga dan lingkungan sekitar sudah
direncanakan dengan aman. Seluruh area konstruksi harus tertutup jaring pengaman
selama masa konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh keluar area.
5. Dalam kondisi berbahaya harus mampu menghentikan pekerjaan. Lapor kepada
penanggung jawab pekerjaan atau departemen terkait dan lakukan rapat persiapan
(TBM) kembali.
6. Penyedia Jasa wajib menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) dan APK (Alat Pengaman
Kerja) yang memenuhi standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan
sesuai dengan jenis pekerjaannya
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/ biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/ buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/ tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/ selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Manajemen
Konstruksi.
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan PENGAWAS.
5
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/ dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
PASAL 2.
PEKERJAAN PONDASI
4. Pekerjaan Pondasi
a. Pondasi Lajur menggunakan beton bertulang yang sudah ready mix yang sesuai dengan
mutu beton yang ada di Analisis Pondasi
b. Semua ukuran dan pembesian pekerjaan pondasi harus mengikuti gambar detail
pondasi dan pelaksanaannya mendapat persetujuan dari pengawas lapangan / direksi
lapangan.
6
c. Di atas Pondasi digunakan pasangan bata dengan ikatan 1 batu dan diberapen.
d. Timbunan tanah kembali, harus menggunakan tanah bekas galian yang baik,
penimbunan dengan tanah humus / tanah hitam tidak diperkenankan.
7
PASAL 3.
PEKERJAAN STRUKTUR
8
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan akan bekerja
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan atau akan terjadi keadaan yang
lebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut terus berlangsung.
Besar diameter Besi Penulangan harus sesuai yang tercantum dalam gambar detail, Jika
sesuatu tidak terdapat dipasaran, Pemborong harus membicarakannya segera dengan
Pengawas dan Perencana untuk memperoleh jalan keluarnya. Syarat kait / bengkokan
tulangan panjang harus 4d dan tinggi ( h ) 2,5 d, ini berlaku untuk semua tulangan baik
untuk sengkang, tulangan bagi maupun tulangan pokok Jika kurang 5 cm maka
digunakan 5 cm untuk lebih jelas sesuai gambar di bawah ini :
2. Pekerjaan Sloof
Tempatkan papan bekisting sesuai dengan peletakkannya
Kemudian bei mulai dirakit mengikuti kebutuhan yang tercatat dalam gambar kerja
Proses pengerjaan beton decking agar bersamaan dengan prosedur kerja bekisting sloof
karena akan terjadi keterkaitan fungsi selama pengecoran berjalan, diantaranya
mencegah perubahan jarak pada selimut beton.
Wajib mengikat bekisting tiang dengan sabuk sloof dengan tie rod yang dibuat dari besi
ulir berdiameter yang sesuai dengan gambar.
Pengecoran beton harus menggunakan alat concrete vibrator agar hasilnya merata.
9
sebenarnya, maka pekerjaan tersebut tidak dapat diterima dan direksi serta pengawas
berhak untuk tidak menerima hasil pekerjaan tersebut.
10
PASAL 4
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTURAL
A. PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB I PEMBERSIHAN DAN PENGUKURAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan.
a. Perrmukaan Peil 0,00 permukaan lantai bangunan di tetapkan sesuai gambar rencana.
b. Kontraktor harus mengulang kembali pengukuran guna pengecekan untuk pekerjaan
pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan di tanggung oleh kontraktor.
c. Penentuan peil dan penempatan bangunan dituangkan dalam berita acara Pengukuran
dan pemasangan bowplank.
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pembentukan muka tanah, saluran-saluran air
dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan
maupun panjang dan lebarnya. Khusus galian tanah untuk basement mengacu kepada
persyaratan perencanaan struktur.
b. Lubang pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan
kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan
daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan
tidak lebih dari 10 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
11
2.4. URUGAN PASIR
a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan jalan,
saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari
ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah
dalam keadaan padat).
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
1. Pasangan Batu Bata
2. Adukan
3. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
STANDAR / RUJUKAN
1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan
disusun 1/2 bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
1. Batu Bata.
Batu bata dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah setempat dari kualitas
yang baik tanpa cacat atau mengandung kotoran. Kualitas batubata harus sesuai
dengan Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982). Kontraktor
harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas
Lapangan berhak menolak batu bata dan menyuruh bongkar pasangan batubata yang
tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan.
12
2. Adukan dan Plesteran.
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa..
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik atau produk daerah
setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,
bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh
digunakan kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batako harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
Batu bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan batako diatas kusen harus dibuat
pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal
maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk.
3. Plesteran
Plesteran harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
13
BAB IV PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada PENGAWAS untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran lain
yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya
lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, .
2. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya
semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO
T26 dan / atau disetujui Konsultan PENGAWAS.
14
tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat –
tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran selain
tersebut di atas.
Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan terhadap
air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik
pembuat.
2. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur
yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan
sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak
diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
4. Pemasangan.
Plesteran Batu bata.
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
f. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
g. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan
siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
15
j. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
k. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
5.2. Bahan
1. Hollow 40x40
2. Gypsum 9 mm
3. List Gypsum
16
- Bahan penutup menggunakan gypsum 9 mm
- Pemasangan plafond harus dilakaukan oleh tenaga yang telah
berpengalaman dalam bidangnya
- Untuk mendapatkan hasil yang optimal, bahan-bahan dempul atau plamir
dasar yang digunakan harus menggunakan bahan dari produk calsiboard
yang digunakan.
b. Persyaratan Bahan.
1. Bahan Rangka.
- Pintu Folding Gate sekualitas JB tebal 1.2 lengkap penggantung dan pengunci
c. Syarat-syarat Umum :
1. Kusen-kusen pintu folding gate harus dilaksanakann dan dikerjakan sesuai dengan
type, jumlah sebagaimana tercantum dalam gambar kerja.
2. Kusen-kusen dipasang ditempat yang telah ditentukan dan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar kerja.
3. Daun folding gate dikerjakan harus sesuai dengan motif dan penyelesaiannya seperti
apa yang tercantum dalam gambar kerja.
d. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pekerjaan kusen pintu folding gate, dikerjakan bentuk dan
konstruksinya sesuai dengan gambar kerja.
17
2. Seluruh kusen pintu folding gate sekualitas produk JB sesuai dengan gambar kerja
3. Sebelum bahan dipabrikasi, bahan harus diperiksa dan disetujui oleh pengawas
lapangan.
4. Pekerjaan harus rapi dan dikerjakan oleh tenaga yang ahli dibidangnya.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.
7.2.1. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk disetujui, sebelum dibawa
kelokasi proyek.
7.3.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari
70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
18
7.3.2. Alat Penggantung dan Pengunci.
1. Rangka Bagian Dalam.
a. Umum.
- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah
malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan
dilengkapi strike plate.
2. Engsel.
Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel kuningan 4 inchi
Engsel untuk pintu besi menggunakan engsel bubut 12 mm
3. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan hak angin khusus alumunium
4. Pengunci Jendela.
Pengunci jendela menggunakan rambuncis jendela alumunium
6. Gembok.
warna solid brass untuk pintu-pintu pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
7. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel hair
line finish, kecuali bila ditentukan lain.
7.4.1. Umum.
1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan
serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
2. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
3. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel
tipe casement dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe tipe casement
dan pengunci daun jendela menggunakan rambuncis.
19
BAB VIII PEKERJAAN PELAPISAN DINDING
9.1 KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi penyediaan alat,
bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang dilapisi keramik sesuai
dengan gambar dan schedule finishing.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan keramik pada tempat-tempat
sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
1. Umum.
Keramik harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak
siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
2. Keramik.
keramik terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
- Keramik ukuran 200 mm x 200 mm untuk dinding KM/WC warna abu-abu.
- Keramik Lantai ukuran 400 mm x 400mm warna putih.
Tipe dan warna masing-masing keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
20
3. Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI
118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti LePengawasra FK 101 dan LePengawasra FK 103
(khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
1. Persiapan.
Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan keramik ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
2. Pemasangan.
Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rat dan bersih.
Adukan untuk pasangan keramik dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1
semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yamg terpasang tetap lurus
dan rata.
Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
21
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/PENGAWAS.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai
pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Bagian ini mencakup semua pekerjaan pelapis lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan lantai keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
1. Umum.
Keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
2. Keramik.
keramik, terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
- Keramik lantai 400mm x 400mm warna putih gloss.
22
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
sudah ditentukan setiap lantai kecuali Atap Dak pada pembangunan tahap
sebelumnya.
3. Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385,
1. Persiapan.
Pekerjaan pemasangan lantai keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
Pemasangan lantai harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
2. Pemasangan.
Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rata.
keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/PENGAWAS.
23
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai
pengarahan dari Konsultan PENGAWAS.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
24
Ketebalan Pelapisan : minimum 100 gr/m².kedua sisi (atas dan bawah)
Kelas : AZ 100
11.3SYARAT-SYARAT PRA-KONSTRUKSI
b. Perubahan Bahan maupun Detail material karena alasan tertentu harus diajukan
kepihak Perencana, Manajemen Konstruksi dan Wakil Pemberi Tugas guna
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
c. Material Penutup Atap yang akan digunakan untuk seluruh proyek harus berasal
dari satu produsen saja.
25
d. Semua Detail dan Konektor Penutup Atap Metal harus dipasang sesuai dengan
gambar Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
11. 5 UMUM
2. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
26
3. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih
27
tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh
contoh yang benar-benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan
Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang
bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
12.5.1. Umum.
1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
.
3. Finishing dinding interior dapat menggunakan cat emulsi .
5. Semua Komponen permukaan yang terletak pada eksterior baik permukaan beton
maupun besi harus dilapisi cat waterproofing. Epoxy resin harus dipasok oleh Pabrik
Pembuat yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas/PENGAWAS, dan harus diaplikasikan sesuai dengan instruksi tertulis dari
Pabrik Pembuat tersebut.
6. Kuas, Rol, dan Perangkat Pengecatan: harus yang terbaik, bersih dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan.
12.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
28
- Emulsion kh usuuntuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja..
29
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.
2. Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering),
sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar
Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
4) Permukaan Besi/Baja.
30
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan
dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan
dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
3. Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas
bersama dengan Konsultan Perencana.
32
6. Volume disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah
PASAL 4
PERSYARATAN TEKNIS
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, PLUMBING
1.3. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari defectiva material improved material dan menjamin terhadap kualitas
atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi. Setiap material atau peralatan
yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu
tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani Berita Acara Pemeriksaan
Barang. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/ peralatan tersebut
menjadi tanggung jawab/ beban kontraktor.
33
Di dalam gambar-gambar perancangan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
seluruh pipa-pipa fitting - fitting valve-valve atau fixture secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor apabila diperlukan agar
instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang
wajar.
34
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM
(Peruahaan Daerah Air Minum) setempa dan Surat Rekomendasi lain yang diperlukan
untuk meláksanakan pekerjaan ini.
1.10. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk instalasi
ini dari pencurian dan atau kerusakan lainnya. Bahan-bahan/peralatan peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
Pemasangan barang dan komponennya harus dikonsultasikan dan disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Lapangan guna meneliti kesesuaian dengan yang dimintakan pada
spesifikasi teknis ini serta untuk mencegah terjadinya kehilangan barang di proyek.
1.11. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Arsitektur, Interior,
Elektrikal dan sebagainya sehinggá kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan
dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan. Kesalahan pemasangan akibat tidak
adanya kerja sama menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
1.12. Izin-izin
- Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atau tanggungan dan biaya Kontraktor.
- Semua pemeriksaan pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus\dilakukan oleh
Kontraktor atau tanggungan Kontraktor.
- Kontraktor harus bertanggung jawab atau penggunaan alat-alat yang dipatenkan
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Kontraktor
wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
- Kontraktor harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwenang (terkait) yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Pemilik
Proyek/PENGAWAS atau pihak yang ditunjuk untuk ini.
35
Kontraktor lain sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan
menurut bagiannya.
36
- Didalam setiap pelaksanaan pengujian balancing dan "trial run” sistem instalasi ini harus
dihadiri pihak Pemilik proyek/PENGAWAS/Perencana dan Ahli serta pihak-pihak lain
yang bersangkutan.
Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh pihak
yang berwenang memberikannya.
- Kontraktor wajib melaporkan kepada Pemilik Proyek/PENGAWAS/Perencana atau ahli
yang ditugaskan bilamana sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin ada.
- Air kerja dan listrik kerja untuk keperluan test merupakan tanggung jawab Kontraktor
dan sudah termasuk dalam item penawarannya.
37
- Merupakan kewajiban/keharusan sebagai Kontraktor untuk memberikan surat garansi
atau peralatan-peralatan utama kepada Pemilik Proyek termasuk garansi terhadap
instalasi pemipaan maupun material pipa/sambungan pipa yang dipakai pada proyek
ini atau yang merupakan scope pekerjaannya.
38
- Kap : 300 Liter/menit
- Head : 35 meter
- Kecepatan : 1450 rpm
- Power : 2 x 0.75 kW / 3 PH/ 380 V/ 50 HZ
(Termasuk : pengkabelan, panel kontrol, presure tank & perlengkapannya
1.7 Submersible Pump
- Kap : 150 L/m
- Head : 70 m
- Daya : 3 Kw
3.2 MATERIAL
3.2.1 Pemipaan
Untuk Pemipaan Instalasi Air Bersih dari Ruang Pompa digunakan pipa Black Steel Pipe (
BSP ) class schedule 40 demikian pula perlengkapannya seperti fitting-fittingnya sedangkan
distribusi Air Bersih di luar dan dalam gedung
digunakan pipa SD PP-R (Polypropylene Pipe Random) PN 16demikian pula
perlengkapannya seperti fitting dan accessorienya. Pipa yang digunakan harus
memenuhipersyaratan pipa untuk air minum atau International Standard DIN 8077, DIN 8078,
ISO 9001, atau yang tercantum dalam SII 0161-81 juga PUIB 1982 serta standard-
standard. lainnya yang disetujui oleh Pemilik Proyek/PENGAWAS demikian pula
perlengkapannya seperti fitting-fitting sesuai gambar rencanan. Merk sekwalitas Bakrie, PPI,
Spindo, Bumi Kaya untuk BSP dan Wavinuntuk pipa SD PP-R.
Untuk Pemipaan Instalasi Buangan Air Bekas dan Air Kotor digunakan pipa Polivinyl
Chloride ( PVC ) class AW dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 atau memenuhi standard JIS.
K.6742 atau SII 0344-82 demikian pula dengan fitting-fitting seperti elbow, tee, tee y, knee,
reducer dan lainnya. Sedangkan untuk System Pemipaan Vent berikut fitting-fingnya dipakai
pipa PVC class D dengan tekanan kerja 5 Kg/cm2 standard JIS.K.6741. Merk sekwalitas
Wavin, Maspion, Rucika.
39
Pipa PVC yang digunakan adalah yang dibuat dari ekstrusi bahan utama polivynil chlorida
dalam keadaan panas. Kandungan PVC murni minimum 92.5%. Polimer dan stabilizer yang
digunakan harus berkwalitas baik dan tahan terhadap air dan cuaca (ultra violet) yang
dijamin dengan sertifikat pabrik. Permukaan luar dan dalam harus halus licin dan tanpa
cacat yang berbahaya seperti retak-retak guratan, gumpalan dan cacat-cacat lainnya. Type
yang digunakan mempunyai dimensi dan toleransi sebagai berikut untuk saluran
pembuangan :
3.2.2 Fittings
Type fitting-fitting yang digunakan sesuai dengan tertera dalam gambar rencana, dan harus
buatan pabrik yang sama dengan yang memproduksi pipa-pipa (yang digunakan dalam
instalasi ini).
b. Check Valve
Digunakan type bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed end
untuk valve sampai dengan diameter 2” digunakan swing silent type dengan stainless steel
dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi. Khusus untuk pompa-pompa
hydrofoor digunakan dual plate water type check valve. Merk sekwlitas Kitz, Onda, Toyo,
Nakajima, Okomura
c. Strainer
Digunakan type bronze body, screwed cap, stainless steel mesh screwed end sampai dengan
diameter 2” digunakan Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet, flanged
end untuk lebih besar diameter 2”. Merk sekwlitas Toyo, Nakajima, Yoshitake
40
d. Flexible joint
Digunakan flexible joint model doble sphere dengan material neoprene rubber yang dapat
menahan tekanan sampai 10 Kg/cm2. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan pompa
deliveryadalah minimum 225 psi.Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa distribusi selain
tersebut diatas dapat dipakai valve dengan tekanan kerja 150 psi.
Merk sekwalitas Tozen, Yoshitake
b. Lavatory/Wastafel
Lavatory/wastafel terbuat dari Keramik padat berglasir tanpa cacat dan tidak menyerap air
type sesuai Gambar Rencana. Dilengkapi dengan kran dan Ptrap yang terbuat dari
stainless steel. Bentuk dan type seperti pada Gambar Rencana. Merk sekwalitas Toto
c. Floor Drain
Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga
mempunyai trap yang selalu terisi air (bell trap) setinggi minimum 11,5 mm serta
berkualitas baik. Merk sekualitas Toto.
d. Clean Out
Type clean out flange terbuat dari stainless steel. Dimensi sesuai gambar rencana
dilengkapi dengan rubber packing dan bolt nut. Merk sekualitas San-Ei
INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya seluruh sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pengadaan barang-barang, instalasi, testing
dan masa pemeliharaan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun
spesifikasi tetapi perlu untuk dilaksanaan agar sistim bekerja dengan sempurna pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukan dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan
yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
a. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi, Armature, Panel-panel distribusi, dan panel-panel lain,
lengkap dengan kontrol, proteksi, pengukuran, label dan pentanahan.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel distribusi tegangan rendah dan termasuk
kabel- kabel kontrol yang diperlukan pada sistim listrik pada bangunan Kantor.
c. Pemasangan instalasi listrik harus memakai pipa conduit yang dikeluarkan guna melindungi
kabel instalasi.
d. Pengadaan dan pemasangan seluruh sistem pentanahan pengaman untuk peralatan
maupun netral dan lain - lain. Untuk pekerjaan pentanahan ini kontraktor harus mengadakan
pengukuran terhadap tahanan tanah serta kebutuhan-kebutuhan lainnya.
41
e. Pengadaan dan pemasangan seluruh sistem penerangan termasuk stop kontak, saklar
serta instalasinya.
f. Pengujian instalasi dan panel – panel serta dan sahkan terhadap seluruh material serta
pemasangannya. Untuk ini oleh badan resmi PLN dan/atau Badan Keselamatan Kerja.
g. Pengadaan dan pemasangan alat/material Bantu lainnya yang diperlukan sesuai dengan
peraturan/standard yang berlaku seperti yang ditunjuk pada Syarat-syarat Umum untuk
menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat - syarat
Teknis atau gambar dokumen.
2. Gambar-Gambar.
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik dimana di
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
Untuk pengerjaan dan pemasangan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-
gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal,dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi
untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor / Kontraktor harus
menyesuaikan peralatan terhadap design dan memeriksanya kembali. Kekurangan / kesalahan
design harus disampaikan kepada ahli, Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk
untuk itu.
3. Ketentuan-Ketentuan Instalasi.
a. Saklar dan Stop Kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, maka kotak - kotak outlet untuk saklar dinding
dan stopkontact harus dari bahan galvanis steel produksi MK Clipsal, dan atau yang setara.
b. Pendukung dan Pengikat
Kotak-kotak pelat baja harus didukung dengan pendukung yang cukup supaya mempunyai
bentuk yang tetap dan tidak berubah oleh faktor mekanis
c. Pendukung Kabel
Setiap kotak-kotak yang ada di atas harus diberi cukup banyak klem, dan lain-lain
dimana kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
d. Kotak Panel
Semua kotak panel harus dibuat dari plat baja tebal 2,2 mm, dan dicat oven
Frame/rangka panel harus di-grounding. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk
memasang, mendukung dan menyetel "panel board"serta penutupnya. Kabinet dengan
kawat-kawat "though feeder" harus diatur dengan baik, rapi dan benar.
e. Finishing
Semua kotak panel dan pintu panel board listrik harus dibuat tahan karat dengan cara
galvanisasi atau "Cadmium plating" atau dengan "Zink Chromate Primer" dan dicat bakar.
Selain yang tersebut,mereka harus dilapisi dengan lapisan anti karat sebagai berikut :
Bagian dari dalam kotak panel dan pintu semua instalasi yang terpendam tanpa
kecuali.
Bagian luar dari kotak panel dan pintu diberi "cadmium plating" tak perlu dicat kalau
seluruh kotak terpendam. Kalau dipakai "Zinc Chromate Primer", harus dicat.
f. K u n c i
Setiap kotak panel harus dilengkapi dengan kombinasi " catch and flat key lock".Untuk
setiap kabinet kuncinya adalah dari tipe "common key", sehingga untuk setiap kotak panel
adalah sama. Satu kabinet harus disediakan dua anak kunci.
g. Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel dengan tinggi maximal 180 cm. sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau,tergantung pada tipe/macam panel,maka bila
dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung maka kontraktor harus menyediakan dan
memasang sekalipun tidak tertera pada gambar.
h. Panel di Dinding
42
Setiap panel yang pemasangannya di dinding dari shaft elektrikal pada bagian belakangnya
harus dipasang rangka besi secara terpisah yang ditempelkan ke beton. Hal ini untuk
memungkinkan le-watnya kabel ke lantai berikutnya.
i. Sambungan kabel listrik
Semua sambungan listrik harus baik dan benar dan bebas dari gaya tarik,sambungan dengan
sistim puntir harus menggunakan penutup selungkup / karet butyl
j. L a b e l
Semua panel, switch dan fuse unit, isolator switch group dan peralatan - peralatan
lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya. Label ini terbuat dari bahan
Plastic/sejenis dengah warna putih, yang ditempel pada masing - masing panel dengan
huruf - huruf hitam/merah sesuai dengan fungsi panel tersebut.
KABEL.
1. U m u m
Kabel untuk setiap instalasi harus meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol,
accessories, harus didalam pipa conduit sesuai dengan gambar dan lain yang perlu
untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem
dan peralatan.
3. Konduit
Semua konduit, kawat - kawat dan sambungan elektrikal harus diadakan secara
lengkap. Konduit dan kawat - kawat tersebut harus mempunyai ukuran sesuai dengan
yang ditunjuk atau dipersyaratkan untuk memenuhi peraturan- peraturan yang berlaku
yang dipersyaratkan.
4. Lain-lain
Kawat - kawat untuk penerangan listrik, termasuk outlet-outlet untuk extension dan daya
listrik harus diadakan dan dipasang lengkap dari sambungan titik pelayanan kepada
semua outlet yang ditunjuk pada gambar. Semua kabel harus dalam High Impact
konduit dari produksi Clipsal atau Ega. Semua konduktor circuit. kecuali tercatat lain.
"Home Run" untuk circuit 220 volt yang panjangnya sampai dengan 40 meter dari panel
ke outlet pertama.
5. Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan - sambungan baik dalam
feeder maupun cabang, kecuali pada outlet atau kotak - kotak penghubung yang bisa
dapat dikontrol, Sambungan pada kawat circuit cabang harus di buat secara mekanis
dan harus kuat secara elektris dengan " Solderless connector " jenis kabel tekan, jenis "
Compression " atau " Soldered " Dalam membuat "Splice", konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian sehingga semua konduktor
tersambung, tidak ada kawat - kawat telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.
43
6. Kabel Kontrol
Dimana ditunjuk pada gambar atau dipersyaratkan pada peralatan-peralatan lain.
Konduktor untuk kabel kontrol harus utuh atau "Standard annealed copper". Isolasi harus
dari karet butyl, tahan lembab dan ozon atau persenyawaan sintetis mirip karet yang
serupa dengan tebal yang sesuai untuk 600 volt. Konduktor - konduktor individuil
terisolir harus dilengkapi dengan bungkus neoprene dan memakai warna kode. Seluruh
kabel harus dibungkus dalam bungkus neoprene yang cocok untuk pemasangan pada
konduit bawah tanah di tempat-tempat yang basah atau lembab. Ukuran konduktor harus
sesuai dengan yang diperlukan guna operasi yang memuaskan dari aparatur yang
dikontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
7. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, varnished
cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, "Combination" dan lain-lain harus
dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltage dan lain - lain yang tertentu itu
dan harus dipasang memakai cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau manufacturer.
44
3. Lampu-lampu Fluorescent
Fixture harus sesuai dengan gambar. Bulb adalah dengan warna "Standard white deluxe".
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag wiring. Semua fixture
harus diadakan perbaikan faktor kerja sehingga mencapai PF = 0,8 dengan
menggunakan kapasitor.
Ballast, staret, kapasitor harus dari merk Philips sedangkan Fittingnya adalah dari merk
Foss-loch/Philips. Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN.
5. Pemasangan
a. Semua armatur penerangan dan perlengkapan -per- lengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara - cara yang harus disetujui
ahli. Harus disediakan " strap", "support", penggantung dan bahan-bahan lain yang
perlu untuk pemasangan yang baik. Barisan armatur yang menerus harus dipasang
sedemikian rupa sehingga betul-betul lurus. Armatur yang " surface mounted" tidak
boleh mempunyai sela - sela diantara bagian-bagian "fixture" dan permukaan-
permukaan di sebelahnya .
PASAL 5
PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dan spesifikasi teknis, maka sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.
HARIYADI GUNAWAN, ST
45