Anda di halaman 1dari 1

1.

Saya memiliki pengalaman bekerjasama dengan orang lain yang memiliki berbagai perbedaan
agama, budaya, dan cara pandang yaitu pada saat saya membantu pekerjaan ayah saya di
sebuah pabrik jamu di Jawa Tengah. Ketika itu ayah saya bekerja dan mengharuskan merekrut
beberapa orang luar untuk menyelesaikan target pekerjaannya karena kebetulan waktu itu
banyak sekali orderan yang masuk pada pabrik jamu tersebut. Akhirnya saya sebagai anaknya
ikut bergabung untuk membantu mengemas jamu. Ternyata dalam pabrik tersebut tidak semua
pegawainya beragama Islam seperti saya dan ayah saya. Ketika waktunya istirahat, saya dan
ayah saya seperti biasa melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat, namun
untuk pegawai lain yang beragama Konghucu tidak melaksanakannya. Atau ketika bulan
Ramadan, saya puasa sedangkan yang lain bisa makan dan minum.

Selain agama, ada perbedaan cara pandang. Salah satu pegawai di pabrik tersebut juga ada yang
perpindahan agama dari Kristen ke Islam, hal itu terjadi karena beliau menikah dengan seorang wanita
muslim. Sehingga ketika menikah beliau harus berpindah agama sama seperti istrinya. Ketika sudah
menikah, agama beliau Islam, namun karena alasan beliau yaitu istri, cara pandang terhadap Islam pun
berbeda. Ketika waktunya sholat, beliau kadang sholat kadang tidak. Ketika waktunya puasa di bulan
Ramadhan sering sekali tidak puasa.

Perbedaan budaya pun saya rasakan, karena saya berasal dari Sunda, namun tuntutan pekerjaan ayah,
kami harus berpindah ke Jawa untuk sementara waktu.

2. untuk mewujudkan tujuan bersama meski terdapat perbedaan yang terjadi, maka saya dan ayah
saya mengajak pegawai lain untuk mengadakan musyawarah terkait bagaimana supaya
pekerjaan kami selesai pada waktunya dan tanpa masalah apapun. Dimulai dari saling
menghormati agama masing-masing. Contohnya ketika waktunya sholat untuk saya dan ayah,
pegawai lain yang tidak melaksanakannya, diharuskan untuk tetap istirahat namun di tempat
yang berbeda saat yang beragama Islam harus Sholat. Selain itu ketika bulan Ramadhan tiba,
harus menghargai kami yang berpuasa dengan cara tidak makan dan minum di depan kami.
Begitupun sebaliknya, kami menghormati pegawai yang berbeda agama dengan kami. Tidak
memaksakan kehendak jika berkaitan dengan agama masing-masing. Selain itu juga mengenai
cara pandang maupun budaya yang berbeda dengan pegawai lain itu tidak masalah selama hal
itu tidak ada sangkutpautnya dengan pekerjaan kami sekarang. Dan aturan-aturan tersebut bisa
terlaksana hingga pekerjaan selesai sesuai denga waktunya dan tanpa masalah apapun.
3. Berdasarkan cerita tentang pengalaman kerjasama dengan berbagai perbedaan latar belakang di
atas serta langkah mengatasinya maka dihasilkan beberapa keputusan hasil musyawarah
diantaranya pekerjaan selesai sesuai dengan waktu yang diberikan, hasil produksi sampai ke
tangan konsumen tanpa ada keluhan, tidak ada perdebatan yang timbul antar pegawai karena
memiliki berbagai perbedaan, dan tidak ada permasalahan dengan kepala produksinya. Dampak
terhadap kerjasama yang kami lakukan berlanjut hingga Kerjasama selanjutnya. Aturan-aturan
tersebut tetap dilaksanakan dan sejauh itu tidak ada masalah yang timbul karena aturannya
saling menghargai agama masing-masing atau menghargai budaya maupun cara pandang
masing-masing selama bekerjasama. Ataupun tidak ada pihak yang merasa dirugikan, baik
pegawai, atasan maupun konsumen.
4.

Anda mungkin juga menyukai