Anda di halaman 1dari 31

2/8/2023

SISTEM KOORDINASI
MANUSIA

K.D 3.10
• Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem koordinasi (saraf, hormon, dan alat indera) dalam kaitannya dengan
mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem koordinasi manusia

SISTEM SISTEM
SARAF ENDOKRIN

SISTEM KOORDINASI

SISTEM
INDRA

1
2/8/2023

SISTEM SARAF

2
2/8/2023

A. NEURON (SEL SARAF)

 Dendrit : juluran sitoplasma pendek,


menerima dan meneruskan rangsangan
menuju ke badan sel
 Badan sel : mengendalikan keseluruhan
metabolisme sel (Nukleus) dan meneruskan
rangsangan ke akson
 Akson : Juluran sitoplasma panjang,
Meneruskan rangsangan ke sel saraf lain
 Selubung mielin : substansi lemak
membungkus akson. Terdapat sel schwann.
Fungsi: melindungi akson dan memberi Sel saraf memiliki kemampuan:
nutrisi pada sel saraf (sel schwann)
 Eksitabilitas (dapat dirangsang)
 Nodus ranvier : tidak diselubungi mielin,
untuk mempercepat perpindahan  Konduktivitas (penghantar
rangsangan impuls/rangsangan)
 Memberikan reaksi atas rangsangan

BERDASARKAN FUNGSI :
 Neuron sensorik (aferen) :
menghantarkan rangsangan dari reseptor ke
saraf pusat
 Neuron motorik (eferen) :
menghantarkan rangsangan dari saraf pusat
ke efektor (Otot, kelenjar)
 Interneuron (konektor) : saraf penghubung

BERDASARKAN JULURAN
SITOPLASMA :
 Unipolar : memiliki satu juluran
sitoplasma/badan sel dan bercabang menjadi
dua. Contoh : Retina
 Bipolar : memiliki dua juluran sitoplasma.
Contoh : hidung, mata, telinga.
 Multipolar : memiliki banyak juluran
sitoplasma (otak dan sumsum tulang
belakang)

3
2/8/2023

B. NEUROGLIA (SEL GLIA)

 Merupakan sel penunjang yang


berperan sebagai jaringan ikat
 Memberikan homeostasis/integritas
pada sel saraf
 Dapat membelah secara mitosis
 Terdiri dari :
 Astrosit  menyatukan neuron
 Oligodendrosit  membentuk
selubung mielin
 Mikroglia  fagosit untuk
pertahanan tubuh
 Ependima  membran epitel
melapisi rongga serebral dan
medula spinalis

SINAPSIS
 Merupakan hubungan antara
neuron yang satu dan yang lain
 Titik temu antara ujung akson satu
neuron dengan dendrit neuron
lainnya
 Terdapat neurotransmitter yang
berperan untuk mengirimkan impuls
dari satu sel saraf ke sel saraf
lainnya
Neurotransmitter memiliki sifat :
 Eksitasi : meningkatkan impuls,
contohnya asetilkolin, dopamin
 Inhibisi : menghambat impuls,
contohnya serotonin, endorfin

4
2/8/2023

GERAK SADAR DAN GERAK REFLEKS

Impuls saraf  rangsangan/pesan yang diterima


oleh reseptor, kemudian dibawa oleh neuron
yang menjalari serabut saraf.

 Gerak sadar :
Impuls – Reseptor – Sensorik – Otak – Motorik –
Efektor
Contoh : berjalan, menulis, dll

 Gerak refleks :
Impuls – Reseptor – Sensorik – Sumsum tulang
belakang – Motorik – Efektor
Contoh : refleks lutut

MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS

5
2/8/2023

6
2/8/2023

SUSUNAN SARAF

SISTEM SARAF PUSAT


 Terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang
 Memiliki lapisan pelindung terluar yang
disebut meninges
 Meninges terdiri dari tiga lapisan yaitu
duramater (luar), araknoid (tengah) dan
piamater (dalam)
 Pada bagian antara lapisan piamater dan
araknoid terdapat cairan serebrospinal
 Cairan serebrospinal berfungsi sebagai
bantalan dan pertukaran nutrien
 Terdapat substansi grisea (abu-abu) yang
mengandung banyak badan sel dan
substansi alba (putih) yang mengandung
banyak akson.

7
2/8/2023

 Diperkirakan sekitar 2% dari berat tubuh


1. OTAK 

Mengonsumsi 25% oksigen
Terdiri dari sekitar 100 milyar neuron yang
terhubung oleh sinapsis

A. OTAK BESAR (CEREBRUM)


 Bagian luar berupa korteks serebral, dan
bagian dalam disebut Nukleus Basal.

KORTEKS SEREBRAL
 Menempati 80% dari total massa otak
 Terdiri dari dua belahan (hemisfer) yang
dihubungkan oleh korpus kalosum.
 Setiap hemisfer terdiri atas 4 lobus yang
terpisah
 Pada korteks serebral terdiri atas area
fungsional pada lobus masing-masing:
1. Area motor primer
2. Area sensor korteks
3. Area asosiasi

a. Area Motor Primer


• Mengendalikan kontraksi volunter otot
rangka (lobus frontal)
• Mengendalikan kemampuan berbicara
(Area Broca)

b. Area Sensor Korteks


 Area Sensor Primer : menerima informasi
nyeri, tekanan, suhu, dan sentuhan
 Area Visual Primer : lobus oksipital,
menerima informasi dari retina mata
 Area Auditori Primer : menerima impuls
pendengaran (suara)
 Area olfaktori primer : medial lobus
temporal, menerima impuls dari indra
penciuman
 Area Pengecap Primer : lobus parietal,
untuk persepsi rasa (lidah)

8
2/8/2023

c. Area Asosiasi
 Area Asosiasi Frontal; pada lobus frontal, NUKLEUS BASAL
sebagai pusat intelektual dan fisik  Pusat untuk koordinasi motor, untuk
mengirimkan impuls motor ke otot.
 Area asosiasi somatik : lobus parietal, sebagai
interpretasi (penafsiran) bentuk dan tekstur
suatu objek
 Area asosiasi visual : lobus oksipital, sebagai
pusat interpretasi visual
 Area asosiasi auditorik: lobus temporal,
sebagai pusat interpretasi auditori
 Area wicara Wernickle : lobus temporal,
sebagai pusat bahasa dan wicara

SISTEM LIMBIK
 Terdiri dari thalamus, hipothalamus,
amigdala, dan hipokampus.
 Berperan dalam mengatur emosi,
memori, dan perilaku.

9
2/8/2023

B. DIENSEFALON C. MESENSEFALON (OTAK TENGAH)


Terdiri dari: • Penghubung pons, serebellum dan serebrum
 Thalamus : menerima, meneruskan impuls • Jalur penghantar dan pusat refleks, serta
ke korteks serebrum meneruskan informasi penglihatan dan
 Hipothalamus : pengaturan suhu tubuh, rasa pendengaran
lapar, emosi, tekanan darah, endokrin

D. PONS VAROLII (JEMBATAN VAROL) E. OTAK KECIL (CEREBELLUM)


• Berisi serabut saraf yang menghubungkan • Terletak di bawah lobus oksipital
otak kecil kiri dan kanan, serta • Fungsi: mempertahankan keseimbangan,
menghubungkan otak besar dengan kontrol gerakan mata, meningkatkan
sumsum lanjutan kontraksi otot.
• Fungsi: mengatur frekuensi dan kecepatan
bernapas
F. MEDULA OBLONGATA (SUMSUM LANJUTAN)
• Menghubungkan otak dengan sumsum
tulang belakang
• Fungsi : pengendalian frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, pernapasan,
gerakan alat pencernaan, menelan, muntah,
sekresi kelenjar pencernaan, refleks bersin,
batuk.

10
2/8/2023

2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG)

 Bagian luar berupa susbtansi alba dan


substansi grisea di bagian dalam.
 Terdapat akar dorsal sebagai pusat
masuknya saraf sensorik
 Akar ventral sebagai pusat masuknya
saraf motorik
 Fungsi : pusat gerak refleks motorik,
komunikasi antara bagian otak dengan
semua bagian tubuh, menghantarkan
rangsangan koordinasi otot dan sendi
ke serebelum.

SISTEM SARAF TEPI


 Terdiri atas jaringan saraf di luar otak
dan di luar medula spinalis
 Terdapat Ganglion  struktur lonjong
yang mengandung badal sel saraf dan
sel glia yang ditunjang jaringan ikat.
 SST terdiri dari saraf kranial dari
otak dan saraf spinal dari medula
spinalis.

1. SARAF CRANIAL
 Merupakan serabut saraf yang keluar
dari otak
 Terdiri dari 12 pasang

11
2/8/2023

2. SARAF SPINAL
 Merupakan serabut saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang
 Terdiri dari 31 pasang
 Sraf Spinal berfungsi untuk
mempersarafi leher, bahu, kulit kepala,
dinding abdomen, paha, panggul,
bokong, kaki.

SARAF OTONOM
1. SARAF SIMPATIK
 Berasal dari segmen toraks dan medula
spinalis
 Ukuran serat praganglion pendek
 Ukuran serat pascaganglion panjang
 Jenis neurotransmitter : asetilkolin dan
noradrenalin
 Efek: untuk aktivitas fisik berat

2. SARAF PARASIMPATIK
 Berasal dari area kranium dan sakrum
 Ukuran serat praganglion panjang
 Ukuran serat pascaganglion pendek
 Jenis neurotransmitter : asetilkolin
 Efek: untuk aktivitas fisik ringan

12
2/8/2023

GANGGUAN PADA SISTEM SARAF

 Meningitis : peradangan pada selaput meninges akibat infeksi virus atau bakteri
 Neuritis : gangguan saraf akibat keracunan, kekurangan vitamin B
 Stroke : penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak
 Parkinson : penyakit akibat kekurangan dopamin menyebabkan tangan gemetaran,
otot terasa kaku, sulit bergerak
 Alzheimer : kematian sel-sel otak secara bersamaan
 Epilepsi : gangguan penghantaran impuls saraf pada otak akibat tumor, trauma, cacat
bawaan
 Ataksia : kematian sel-sel saraf otak kecil sehingga menyebabkan sulit berbicara,
menelan dan bergerak.
 Gegar Otak : bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak yang menyebabkan
perubahan fungsi mental atau tingkat kesadaran.

13
2/8/2023

SISTEM ENDOKRIN

KARAKTERISTIK KELENJAR ENDOKRIN


 Kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran khusus
 Umumnya menyekresi lebih dari satu hormon, kecuali kelenjar
paratiroid
 Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon
berbeda-beda
 Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar
hormon lain dan senyawa nonhormon, serta impuls saraf

14
2/8/2023

1. HIPOFISIS (PITUITARI)
SOMATOTROPIN
HIPOFISIS

a. HIPOFISIS ANTERIOR
TSH/TIROTROPIN
ANTERIOR INTERMEDIET POSTERIOR

ACTH

FSH

LH

PROLAKTIN

 SOMATOTROPIN (GROWTH HORMONE)


Fungsi:
 Mengendalikan pertumbuhan dan
pemanjangan tulang
 Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi

Abnormalitas sekresi GH
 Dwarfisme : kekurangan hormon somatotrop
selama masa anak-anak menyebabkan
kekerdilan
 Gigantisme : kelebihan hormon somatotrop
menyebabkan pertumbuhan berlebihan dengan
tinggi dan besar di atas normal.
 Akromegali : penebalan tulang akibat kelebihan
somatotrop saat dewasa

15
2/8/2023

 TSH (THYROID STIMULATING HORMONE)  FSH (Follicle Stimulating Hormone)


Fungsi: Fungsi:
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan  Pada wanita : menstumulasi pertumbuhan
sel-sel kelenjar tiroid, laju produksi hormon folikel ovarium dan memproduksi hormon
tiroksin, dan metabolisme sel. estrogen
 Pada pria : menstimulasi pertumbuhan dan
 ACTH (Adrenocorticotropichormone) perkembangan spermatozoa dalam testis
Fungsi:
Merangsang kelenjar korteks adrenal untuk  LH (Luteinizing Hormone)
menyekresikan glukokortikoid/kortisol Fungsi:
 Pada wanita : memacu ovulasi dan sekresi
 PROLAKTIN (PRL) hormon progesteron
Fungsi:  Pada pria : menstimulasi sel-sel interstisial
Memacu produksi dan sekresi ASI. Dihasilkan saat tubulus seminiferus testis untuk produksi
hamil dan menyusui. testosteron.

b. HIPOFISIS INTERMEDIET 2. TIROID (KELENJAR


GONDOK)
MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)
 TIROKSIN
Fungsi:
Fungsi:
Merangsang pembentukan pigmen dan
Meningkatkan laju metabolisme sel,
penyebaran sel-sel penghasil pigmen
menstimulasi konsumsi oksigen, mengatur
(melanosit) pada epidermis
pertumbuhan dan perkembangan normal
tulang, gigi, jaringan ikat dan saraf.
c. HIPOFISIS POSTERIOR  KALSITONIN
 ADH (Antidiuretic Hormone) Menurunkan kadar kalsium darah
Memacu reabsorbsi air di sepanjang tubulus
ginjal
 OKSITOSIN
Menstimulasi kontraksi otot polos pada
rahim dan memacu sekresi ASI.

16
2/8/2023

Abnormalitas sekresi Tiroid:


Hipotiroidisme (penurunan sekresi hormon)
 Kretinisme : kekurangan tiroksin saat bayi yang
menyebabkan kekerdilan dan keterbelakangan
mental.
 Miksedema : kekurangan hormon tiroksin
menyebabkan laju metabolisme lambat,
penumpukan lemak (obesitas), produksi panas
tubuh kurang

Hipertiroidisme (sekresi hormon berlebihan)


 Morbus basedowi : laju metabolisme meningkat,
kurus, produksi panas tubuh berlebihan, denyut
jantung meningkat, pembengkakan jaringan di
bawah kantung mata sehingga bola mata
menonjol.

3. PARATIROID (ANAK GONDOK)

PARATHORMON (PTH)
Fungsi:
Meningkatkan kalsium darah melalui:
 Stimulasi osteoklas (sel penghancur
tulang) yang menyebabkan pengeluaran
kalsium
 Pengaktifan vitamin D yang diperlukan ABNORMALITAS SEKRESI PTH
untuk absorbsi kalsium dalam makanan  Hiperparatiroidisme
Menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas dan
 Stimulasi reabsorbsi kalsium dari
pelemahan tulang
tubulus ginjal  Hipoparatiroidisme
Menyebabkan penurunan kalsium darah, tetanus
(kejang otot)

17
2/8/2023

4. ADRENAL (SUPRARENALIS/ANAK
GINJAL)
KORTEKS ADRENAL MEDULA ADRENAL
 ALDOSTERON  ADRENALIN (EPINEFRIN)
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit Meningkatkan frekuensi denyut jantung,
melali pengendalian kadar natrium dan metabolisme, dan meningkatkan kadar
kalium darah glukosa darah
 GLUKOKORTIKOID (KORTISOL)  NORADRENALIN
Memengaruhi metabolisme glukosa, protein, Meningkatkan tekanan darah dan stimulasi
lemak, dan mencegah kerusakan jaringan otot jantung
 GONADOKORTIKOID
Prekursor pengubahan testosteron dan
estrogen oleh jaringan lain.

ABNORMALITAS SEKRESI KELENJAR ADRENAL


Hiposekresi
Menyebabkan penyakit Addison: berat
badan turun, lemas, hipoglikemia, nyeri
otot/sendi, tekanan darah rendah, kulit
menghitam.
Hipersekresi
Menyebabkan Cushing Disease:
peningkatan berat badan, otot melemah,
penumpukan lemak, tekanan darah tinggi,
dll

18
2/8/2023

5. PANKREAS

Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin


(kelenjar ganda). Hormon dihasilkan oleh sel
pulau langerhans pankreas.
 GLUKAGON (oleh sel α)
Meningkatkan kadar glukosa darah dengan
mengubah glikogen menjadi glukosa
(glikogenolisis)
 INSULIN (sel β)
Menurunkan kadar glukosa darah dengan
mengubah glukosa menjadi glikogen
(glikogenesis)
 SOMATISTANTIN (sel delta)
Menghambat sekresi glukagon dan insulin.

6. TIMUS

Terdiri atas 2 lobus kemerahan di


bagian posterior toraks di atas
jantung
Ukuran saat lahir 10 gram, saat
remaja sekitar 30-40 gr.
Setelah dewas berangsur-angsur
menyusut
Menghasilkan hormon timosin yang
mempengaruhi perkembangan
sistem imun/pematangan limfosit T

19
2/8/2023

7. PINEAL 8. GONAD (KELENJAR


KELAMIN)
Menghasilkan melatonin : berperan dalam  OVARIUM
ritme sirkadian/ritme harian biologis, Menghasilkan:
berpengaruh terhadap pelepasan gonadotroph  Progesteron : memacu penebalan dinding
dan menghambat produksi melanin. Rahim
 Estrogen : memengaruhi perkembangan
kelamin sekunder wanita

 TESTIS
Menghasilkan TESTOSTERON : memengaruhi
spermatogenesis, perkembangan kelamin
sekunder pria dan perkembangan otot.

9. PLASENTA

 Menghasilkan estrogen, progesteron


 Menghasilkan HCG (Human Chorionic
Gonadotroph) yang dihasilkan pada awal
kehamilan

20
2/8/2023

SISTEM INDRA

FOTORESEPTOR

FONORESEPTOR

KEMORESEPTOR

THERMORESEPTOR

MEKANORESEPTOR

1. MATA

21
2/8/2023

Struktur Mata D. IRIS


 Memiliki pigmen
A. SKLERA
 Berperan untuk mengatur ukuran pupil untuk
 Dinding mata berwarna putih, tersusun atas
mengatur intesitas cahaya yang masuk ke
jaringan ikat fibrosa berwarna putih.
dalam bola mata
 Fungsi: memberi bentuk pada bola mata
E. PUPIL
B. KORNEA
 Merupakan celah iris tempat masuknya cahaya
 Merupakan selaput transparan,
 Fungsi : tempat masuknya cahaya.
F. LENSA
 Bentuk bikonveks
C. KOROID
 Memiliki daya akomodasi yaitu kemampuan
 Merupakan jaringan berwarna gelap, banyak
untuk menebal dan memipih.
mengandung pembuluh darah.
 Kemampuan akomodasi dikendalikan oleh
 Fungsi : mencegah refleksi internal berkas
badan siliaris (otot siliaris)
cahaya dan memberi nutrisi
 Berperan untuk memfokuskan bayangan benda
tepat jatuh di retina.

G. RONGGA MATA
 Ruang anterior berisi cairan Aqueous Humor
dan Vitreous Humor
 Aqueous Humor  cairan bening antara lensa
dan kornea
 Vitreous Humor  gel transparan untuk
mepertahankan bentuk bola mata dan posisi
retina terhadap kornea.

22
2/8/2023

H. RETINA
 Lapisan terdalam mata
 Merupakan tempat terdapatnya fotoreseptor atau
jatuhnya bayangan benda.
 Fotoreseptor mengubah cahaya menjadi impuls
saraf
Jenis sel fotoreseptor:
 Sel konus (kerucut) : memiliki pigmen iodopsin,
terdiri dari 3 jenis sel (yang sensitif terhadap
merah, hijau, biru) peka terhadap cahaya yang
kuat dan bertanggung jawab untuk penglihatan
warna.
 Sel bacil( batang) : mengandung pigemn
rodhopsin, peka terhadap cahaya redup/sedikit,
bertanggung jawab untuk penglihatan
monokromatik (hitam-putih)

BINTIK KUNING (FOVEA SENTRALIS) MEKANISME MELIHAT


 Mengandung sel kerucut dan tidak memiliki sel Cahaya  Kornea  Aqueous Humor
batang  Pupil  Lensa  Vitreous Humor
 Jika bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning  Retina  Saraf Optikus
maka bayangan akan terlihat dengan jelas
BINTIK BUTA (DISKUS OPTIK)
 Bagian retina yang tidak mengandung
fotoreseptor
 Sebagai tempat keluarnya saraf optikus

23
2/8/2023

GANGGUAN/KELAINAN MATA
 Miopi (rabun jauh) : Lensa mata terlalu cembung
sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.
Dibantu dengan lensa negatif (cekung)
 Hipermetropi (rabun dekat) : Lensa mata terlalu pipih
sehingga banyangan benda jatuh di belakang retina.
Dibantu lensa positif (cembung)
 Presbiopi : Daya akomodasi lensa mata berkurang.
Dibantu dengan lensa rangkap.
 Astigmatisma : Merupakan kelainan pada
kelengkungan kornea atau lensa.
 Rabun senja (hemeralopia): Disebabkan oleh
kekurangan vitamin A
 Katarak : Lensa mata menjadi keruh dan berawan.
 Buta warna : genetik, tidak mampu
mempresentasikan warna

2. TELINGA

24
2/8/2023

BAGIAN TELINGA
 TELINGA LUAR  Tulang pendengaran (osikel) : meneruskan
 Aurikel/daun telinga : mengumpulkan getaran bunyi menuju koklea/rumah siput
gelombang bunyi  Tiga tulang pendengaran : Maleus (martil) -
 Saluran auditory : tempat masuknya bunyi dan Inkus (landasan) - Stapes (sanggurdi).
menghasilkan serumen. Serumen berfungsi
menyaring kotoran yang masuk ke saluran
telinga.
 TELINGA TENGAH
 Membran timpani (gendang telinga) :
meneruskan getaran bunyi menuju tulang
pendengaran
 Saluran eustachius : penghubung antara
telinga tengah dengan rongga faring yang
berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan
udara.

TELINGA DALAM (LABIRIN)


LABIRIN TULANG
Koklea: Terdiri dari 3 bagian yaitu skala
timpani, skala media dan skala vestibuli
 Skala media berisi cairan endolimf
dan terdapat sel korti (reseptor
bunyi)
 Sel korti menyalurkan rangsangan
bunyi menuju ke otak
 Skala timpani dan vestibuli berisi
cairan perilimf

25
2/8/2023

LABIRIN MEMBRANOSA
Vestibula
 Terdiri dari ultrikus dan sakulus
 Berperan dalam keseimbangan statis
yaitu kesadaran posisi kepala terhadap
gravitasi saat diam
 Sel reseptornya berupa makula
Kanalis semisirkularis
 Berperan dalam keseimbangan dinamis
yaitu kesadaran posisi kepala saat
merespon gerakan
 Sel reseptornya berupa ampula

Urutan proses mendengar :

Bunyi  daun telinga saluran auditori 


membran timpani  Tulang Pendengaran 
tingkap oval  gelombang tekanan skala
vestibuli  skala timpani getaran pada
memran basiler  sel-sel rambut/korti
melengkung  impuls saraf  otak.

GANGGUAN PADA TELINGA


 Tuli konduksi : gangguan penyampaian bunyi menuju koklea
 Tuli saraf : kerusakan sel korti atau otak bagian lobus temporal
 Otitis : peradangan telinga tengah akibat infeksi virus atau bakteri

26
2/8/2023

3. KULIT
 Merupakan mekanoreseptor
(menanggapi rangsangan mekanik) dan
thermoreseptor (menanggapi
rangsangan suhu).
 Sel reseptor terletak di bagian dermis,
terdiri dari:
1. Krause : dingin
2. Ruffini : panas
3. Paccini : tekanan
4. Meisner : sentuhan/rabaan
5. Ujung saraf bebas : nyeri/sakit

27
2/8/2023

4. HIDUNG

 Merupakan kemoreseptor yang


menanggapi rangsangan zat kimia
berupa gas.
 Sel reseptor berupa sel olfaktorius yang
terdapat di rongga hidung bagian atas.

Proses Menghidu:
Gas/udara  larut pada selaput mukosa 
merangsang silia reseptor  Kemoreseptor
Olfaktorius  Saraf  Otak

Gangguan pada hidung :


 Sinusitis : peradangan pada rongga sinus
 Hiposmia : kurangnya kemampuan hidung
untuk membau
 Polip : pembengkakan jaringan dalam rongga
hidung

28
2/8/2023

5. LIDAH

 Merupakan kemoreseptor yang menanggapi


rangsangan zat kimia berupa larutan.
 Sel reseptornya berupa sel kuncup rasa (sel
gustatori)
 Sel kuncup rasa terdapat di dalam papila di
atas permukaan lidah

Jenis papila :
 Filiformis : bentuk benang, terdapat
di seluruh permukaan atas lidah
 Fungiformis : bentuk bulat, terdapat
di bagian dekat ujung lidah
 Sirkumvalata : bentuk menonjol,
tersusun seperti huruf v di pangkal
lidah
 Foliata : bentuk daun, terletak di
tepi pangkal lidah

29
2/8/2023

Proses Mengecap:
Makanan  larut air liur  merangsang
sel gustatori  Saraf  Otak

PENGARUH NAPZA PADA SISTEM KOORDINASI

 Narkotika : menyebabkan penurunan Golongan NAPZA berdasarkan


kesadaran, hilangnya rasa, pengaruhnya terhadap sistem koordinasi:
ketergantungan. Contoh : ganja, A. Stimulan
heron, kokain, morfin, dll.  Memacu kerja saraf pusat bekerja
 Psikotropika : menyebabkan lebih cepat.
perubahan aktivitas normal dan  Contoh : amfetamin (sabu-sabu),
perilaku. Contoh : LSD, ekstasi, dll ekstasi, kokain, kafein, alkohol
 Zat adiktif : menyebabkan ketagihan. (sedikit).
Contoh : alkohol, nikotin.  Efek : memacu kerja jantung,
,menghambat perasaan lapar,
menurunkan kebutuhan tidur,
meningkatkan tekanan darah.

30
2/8/2023

B. Depresan
C. Halusinogen
 Mengurangi kerja sistem saraf pusat.
 Mengacaukan sistem saraf pusat.
Contoh : opiat (morfin, heroin), alkohol
Contoh : ganja (sedikit), LSD.
(banyak), barbiturat (obat penenang),
 Efek : keringat berlebih, denyut
Ganja (banyak).
jantung cepat, pandangan mata
 Efek : perasaan menjadi labil, bicara
kabur, pupil mata melebar,
tak jelas, daya ingat dan koordinasi
berhalusinasi.
motorik terganggu.

DAMPAK BURUK PENYALAHGUNAAN NAPZA


1. GANGGUAN FISIK
2. GANGGUAN PSIKOLOGIS
3. EKONOMI
4. SOSIAL

31

Anda mungkin juga menyukai