1. Mengidentifikasi masalah
QRIS dikembangkan pada tahun 2019 namun baru efektif digunakan mulai tahun 2020.
Bertujuan untuk mendorong efisiensi transaksi. Sebelum pandemi QRIS belum terlalu
berkembang, namun setelah pandemi QRIS sangat berkembang dan sudah mulai
menyebar merata di UMKM. Pada saat pandemi dan banyak bbrp peraturan mulai dari
psbb dan pembatasan transaksi langsung QRIS memberikan kemudahan untuk UMKM
agar pembayaran dapat dilakukan secara efisien.
Perkembangan digital transaction juga semakin berkembang di Indonesia. Dari cashless,
pembayaran menggunakan kartu, dan pada saat ini menggunakan ponsel karena lebih
mudah. Majunya teknologi dan pembayaran yang cashless mempermudah konsumen
untuk melakukan transaksi. Maka dari itu perlunya UMKM untuk menggunakan QRIS
juga.
2. Memahami psikologi atau tingkah laku atau motivasi apa yang merupakan penyebab
masalah
Hal ini didasari oleh pandemi yang membuat masyarakat merubah tingkah lakunya.
Cashless mulai meningkat pesat pada saat pandemi dimana digembor-gemborkan untuk
tidak bersentuhan secara langsung. Dimana penyebaran covid bisa terjadi dari barang
yang dipegang yang menyebabkan cashless menggunakan qris bisa menjadi pilihan
untuk tetap melakukan transaksi di tempat luar tetapi tidak bersentuhan secara
langsung antara penjual dan pembeli.
3. Merancang suatu perubahan ”lingkungan” (a nudge)
Perancanang choice architecture
Kelebihan QRIS
Membantu para pedagang agar tidak tertipu oleh uang palsu yang beredar.
Mempersingkat transaksi
Sistem pembayaran QRIS membantu pedagang mencatat pendapatan harian para
pedagang UMKM
Kendala QRIS
Jaringan internet yang belum merata di Indonesia
Kurangnya literasi masyarakat yang menyebabkan kurang pahamnya dengan sitem QRIS