Karya Tulis
Oleh:
Kelas : XI MIPA 1
JAKARTA SELATAN
BAB IV
PEMBAHASAN
mengenai dampak stay at home terhadap kesehatan pola hidup siswa/siswi SMA
2. Penelitian dilakukan selama penyebaran survei agar responden dapat menjawab beberapa
pertanyaan yang sudah disusun sesuai aspek kesehatan pola hidup serta perbandingannya
selama stay at home dengan sebelum stay at home. (dimulai tanggal 14 Juli - 9 agustus
2021).
3. Peneliti mengumpulkan data-data yang sudah didapat dari survei yang sudah disebarkan.
kurang lebih 25% dari jumlah total dari Angkatan NAVANANTA. Setiap kelas
responden tersebut :
2. bermain game
3. berolahraga
6. memasak
7. kegiatan lainnya
Dalam survei tersebut, Penulis membuat skala dari angka satu sampai lima
sebagai tolak ukur pemahaman responden mengenai pola hidup sehat. Berikut
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu
3. Cukup tahu
4. Tahu
5. Sangat tahu
Penulis menambahkan pertanyaan tambahan sebagai validasi dari skala
responden mengenai pola hidup sehat, skala tersebut bisa dipastikan cukup akurat.
Gambar 6 : Diagram validasi dari skala pemahaman responden mengenai pola hidup sehat
Gambar 7 : Diagram pemahaman responden mengenai cara menjaga pola hidup sehat
mengetahui cara menjaga pola hidup sehat. Dan dua responden lainnya tidak
mengetahui cara menjaga pola hidup sehat. Untuk validasi data tersebut, penulis
mengenai pola makan, olahraga, pola tidur, kebersihan, dan keseimbangan emosi
1. Pola Makan
menjaga pola makan yang sehat. Tetapi hanya 57,3% responden (47 responden)
yang menjaga pola makan selama kampanye Stay at Home. Dalam bagian ini,
dengan menanyakan zat yang biasa dikonsumsi selama kampanye Stay at Home.
Penulis juga memberikan skala dari angka satu sampai tiga sebagai tolak
Stay at Home dengan sebelum kampanye Stay at Home. Berikut perincian dari
skala tersebut :
Gambar 10 : Diagram validasi pemahaman responden mengenai pola makan yang sehat
2. Olahraga
Dalam bagian ini, penulis memberikan bebrapa pilihan mengenai
juga sebulan. Pilihan yang penulis berikan yaitu 1-5 kali seminggu, 1-5 kali
sebulan, dan setiap hari. Pertanyaan ini dilengkapi dengan beberapa pilihan
lainnya yang dibuat sendiri oleh responden. Namun, beberapa dari pilihan yang
dibuat oleh responden dapat dimasukan kedalam pilihan yang sudah penulis
berikan.
satu sampai lima kali sebulan. Sebanyak 5 responden (6,1%) berolahraga setiap
berolahraga.
Penulis juga memberikan skala dari angka satu sampai tiga sebagai
at Home dengan sebelum kampanye Stay at Home. Berikut perincian dari skala
tersebut :
berolahraga yang sama baik sebelum kampanye Stay at Home maupun selama
Gambar 12 : Diagram skala perbandingan rutinitas berolahraga sebelum dan selama Stay at
Home
3. Pola Tidur
Dalam bagian ini, penulis memberikan beberapa pilihan untuk
selama Stay at Home, diantaranya tidur selama 6 jam, 7 jam, 8 jam, dan tidak
teratur. Tidak sedikit juga dari responden yang membuat pilihannya sendiri. Dari
menyimpulkan bahwa :
Penulis juga memberikan skala dari angka satu sampai tiga sebagai tolak
Hasil dari bagian ini yaitu 32 responden (39%) lebih tercukupi waktu
selama kampanye Stay at Home, dan 26 responden (31,7%) lebih tercukupi waktu
Gambar 14 : Diagram skala perbandingan tercukupinya waktu tidur sebelum dan selama Stay at
Home
4. Kebersihan
Dalam bagian ini, penulis memberikan pertanyaan untuk mengetahui
saja hal yang bersifat menjaga kebersihan yang dilakukan oleh responden.
Home.
Gambar 15 : Diagram mengenai terjaganya kebersihan selama Stay at Home dari setiap
responden
Gambar 16 : Diagram mengenai hal yang dilakukan responden untuk menjaga kebersihan
Penulis juga memberikan skala dari angka satu sampai tiga sebagai
at Home dengan sebelum kampanye Stay at Home. Berikut perincian dari skala
tersebut :
kondisi kebersihan yang sama baik sebelum kampanye Stay at Home maupun
Stay at Home
5. Keseimbangan Emosi
Dalam bagian ini, Penulis membuat skala dari angka satu sampai lima
1. Tidak bisa
2. Kurang bisa
3. Cukup bisa
4. Bisa
5. Sangat bisa
at Home
poin dibawah tiga untuk bisa memberikan pendapat mengenai kendala dalam
Penulis juga memberikan skala dari angka satu sampai tiga sebagai tolak
Home dengan sebelum kampanye Stay at Home. Berikut perincian dari skala
tersebut :
Hasil dari bagian ini yaitu 28 responden (34,1%) lebih bisa berekspresi
yang sama baik sebelum kampanye Stay at Home maupun selama kampanye Stay
at Home, dan 16 responden (19,5%) lebih bisa berekspresi selama kampanye Stay
at Home.
Terdapat lima komponen penting dalam menjaga pola hidup tetap sehat, yaitu menjaga
pola makan, rutin berolahraga, waktu tidur yang cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
serta mengekspresikan emosi dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengambil kesimpulan dari
data tersebut dengan melihat hasil perbandingan beberapa komponen tersebut sebelum Stay at
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan dari survei yang telah disebarkan,
kampanye Stay at Home membawa dampak baik dalam terjaganya pola makan Siswa-siswi SMA
Labschool Kebayoran Angkatan NAVANANTA. Hal ini dibuktikan dengan grafik yang
menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak yang memiliki pola makan yang lebih terjaga
Tetapi hal tersebut sangat bertolak belakang dengan hasil data kedua, yaitu dampak yang
kurang baik bagi rutinitas berolahraga Siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran Angkatan
memiliki rutinitas berolahraga yang lebih teratur sebelum adanya kampanye Stay at Home, yaitu
Hal serupa juga terjadi pada kecukupan waktu tidur Siswa-siswi SMA Labschool
Angkatan NAVANANTA, yaitu dampak yang kurang baik. Grafik menunjukan bahwa
responden terbanyak memiliki pola tidur yang lebih terjaga sebelum adanya kampanye Stay at
Dibuktikan dengan grafik yang menunjukan bahwa responden terbanyak lebih terjaga
Data terakhir menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh atau dampak pada
emosi yang sama saja baik sebelum Stay at Home maupun selama Stay at Home.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, kampanye Stay at Home memberikan dampak
yang baik terhadap pola makan dan kebersihan Siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran
Angkatan NAVANANTA. Sedangkan untuk rutinitas berolahraga dan pola tidur, kampanye Stay
at Home memberikan dampak yang kurang baik. Dan juga tidak adanya dampak yang baik
ataupun buruk terhadap keseimbangan emosi Siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran Angkatan
NAVANANTA.
DAFTAR PUSTAKA