Anda di halaman 1dari 16

Nama Anggota :

 Diah Komala Sari (40011423620055)


 Hesty Gabryella Sirait (40011423620061)
 Margareta Norissa Kartikasari (40011423620062)
 Alfania Cahaya Kamila (40011423620071)

Tugas 2 Statistika Bisnis : Metode Pengumpulan Data

I. Kuesioner

PENGUMPULAN DATA SECARA KUESIONER TERKAIT


“Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kampus Sekolah Vokasi Pleburan Universitas
Diponegoro”

A. Kesimpulan
Peneliti membuat sebuah kuesioner tentang “Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitas
Kampus Sekolah Vokasi Pleburan Universitas Diponegoro” dan disebarkan kepada
komunitas-komunitas atau grup yang berisi mahasiswa-mahasiswa dari program studi yang
mengenyam Pendidikan di Sekolah Vokasi Pleburan Universitas Diponegoro. Adapun
mahasiwa yang mengisi kuesioner terbanyak berasal dari prodi Akuntansi Perpajakan yang
berjumlah 29 orang (93,5%), dan sisanya berasal dari mahasiswa prodi Manajemen dan
Informasi Logistik yang berjumlah 1 orang (3,2%), dan mahasiswa dari prodi Informasi dan
Humas berjumlah 1 orang (3,2%).
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan oleh peneliti, bahwa responden yang menjawab
pertanyaan kuesioner adalah sebanyak 31 orang, yang terbagi berdasarkan jenis kelamin.
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14
orang (45,2%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang
(54,8%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (54,8%).
Selanjutnya, kuesioner yang disebarkan peneliti terdiri atas 10 pertanyaan untuk masing-
masing aspek “Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kampus Sekolah Vokasi Pleburan
Universitas Diponegoro”. Semua pertanyaan disertai tingkat kepuasan dari skala 1-5, yaitu:
1. Tidak memuaskan,
2. Kurang memuaskan,
3. Memuaskan,
4. Cukup memuaskan,
5. Sangat memuaskan.

 Adapun pernyataan pertama yang diberikan peneliti adalah tingkat kepuasan di “Ruang kuliah
tertata dengan bersih, nyaman, dan rapi”.

Dari hasil diagram yang ditampilkan kita dapat melihat bahwa, sebanyak 11 responden (35,5%)
merasa penataan ruang kuliah masih kurang memuaskan, 9 responden (29%) merasa penataan
ruang kuliah memuaskan, 8 responden (25,8%) merasa penataan ruang kuliah cukup memuaskan,
2 responden (6,5%) merasa penataan ruang kuliah tidak memuaskan, dan terakhir seorang
responden (3,2%) merasa penataan ruang kuliah sudah cukup memuaskan.
 Pernyataan kedua yang diberikan peneliti adalah tingkat kepuasan di “Ruang kuliah sejuk,
sirkulasi cukup, kursi cukup, dan membuat nyaman”.

Dari hasil diagram yang ditampilkan kita dapat melihat bahwa sebanyak 14 responden (45,2%)
merasa kenyamanan ruang Perkuliahan sudah memuaskan, tetapi 8 responden (25,8%) merasa
kenyamanan ruang Kuliah masih kurang memuaskan, 6 responden (19,4%) merasa kenyamanan
ruang perkuliahan sudah cukup memuaskan, 2 responden (6,5%) masih merasa kenyamanan
ruang perkuliahan tidak memuaskan, dan 1 responden (3,2%) merasa kenyamanan ruang
perkuliahan sudah sangat memuaskan.

 Pernyataan ketiga yang diberikan oleh peneliti adalah “Sarana pembelajaran yang tersedia
diruang kuliah (Spidol, penghapus, infocus, papan tulis, dan lain-lain)”

Dari digram yang ditampilkan kita dapat melihat bahwa sebanyak 12 responden (38,7%) merasa
sarana pembelajaran di ruang perkuliahan masih kurang memuaskan, disusul 9 responden (29%)
merasa sarana pembelajaran di ruang perkuliahan sudah memuaskan, selanjutnya terdapat 5
responden (16,1%) merasa sarana pembelajaran di ruang perkuliahan sudah cukup memuaskan, tetapi
masih ada 4 responden (12,9%) merasa sarana pembelajaran di ruang perkuliahan tidak memuaskan,
dan terakhir ada seorang responden (3,2%) merasa sarana pembelajaran di ruang perkuliahan sudah
sangat memuaskan.

 Pernyataan keempat yang diberikan oleh peneliti adalah terkait tingkat kepuasan di “Penataan
meja dan kursi mahasiswa”

Dari diagram yang ditampilkan kita dapat melihat bahwa sebanyak 12 responden (38,7%)
merasa penataan meja dan kursi mahasiswa masih kurang memuaskan, sebaliknya 11
responden (35,5%) merasa penataan meja dan kursi mahasiswa sudah memuaskan, tetapi 4
responden (12,9%) merasa penataan meja dan kursi mahasiswa masih tidak memuaskan, 3
responden (9,7%) merasa penataan meja dan kursi mahasiswa sudah cukup memuaskan, dan
seorang responden (3,2%) merasa penataan meja dan kursi mahasiswa sudah sangat
memuaskan.

 Pernyataan kelima yang diberikan peneliti adalah terkait tingkat kepuasan di “Fasilitas
Perpustakaan (Ketersediaan buku, jurnal, dan lain-lain)”

Dari diagram yang ditampilkan dapat kita lihat bahwa, 12 responden (38,7%) merasa fasilitas
perpustakaan SV Pleburan masih tidak memuaskan, 11 responden (35,5%) merasa fasilitas
perpustakaan SV Pleburan kurang memuaskan, 4 responden (12,9%) merasa fasilitas perpustakaan SV
Pleburan sudah cukup memuaskan, 3 responden (9,7%) merasa fasilitas perpustakaan SV Pleburan
sudah memuaskan, dan seorang responden (3,2%) merasa fasilitas perpustakaan SV Pleburan sudah
sangat memuaskan.

 Pernyataan keenam yang diberikan oleh peneliti adalah “Kelengkapan laboratorium


komputer, laboratorium akuntansi, lab perpajakan, dan lain-lain”

Dari diagram yang ditampilkan kita dapat melihat bahwa, 11 responden (35,5%) merasa
bahwa kelengkapan laboratorium SV Pleburan sudah memuaskan, 8 responden (25,8%)
merasa bahwa kelengkapan laboratorium SV Pleburan sudah cukup memuaskan, 6 responden
(19,4%) merasa bahwa kelengkapan laboratorium SV Pleburan masih kurang memuaskan, 5
responden (16,1%) merasa bahwa kelengkapan laboratorium SV Pleburan masih tidak
memuaskan, dan seorang responden (3,2%) merasa bahwa kelengkapan laboratorium SV
Pleburan sudah sangat memuaskan.

 Pernyataan ketujuh yang diberikan oleh peneliti adalah terkait “Ketersediaan fasilitas kamar
kecil yang cukup dan bersih untuk mahasiswPleburan”
Dari diagram yang ditampilkan dapat dilihat bahwa, sebanyak 19 responden (61,3%) merasa
fasilitas kamar kecil yang tersedia masih kurang memuaskan, 7 responden (22,6%) merasa
fasilitas kamar kecil yang tersedia masih tidak memuaskan, tetapi sebanyak 3 responden
(9,7%) merasa fasilitas kamar kecil yang tersedia sudah cukup memuaskan, 1 responden
(3,2%) merasa fasilitas kamar kecil yang tersedia sudah memuaskan, dan 1 responden (3,2%)
merasa fasilitas kamar kecil yang tersedia sudah sangat memuaskan.

 Pernyataan kedelapan yang diberikan oleh peneliti adalah terkait tingkat kepuasan di
“Fasilitas ibadah yang dapat dipergunakan oleh mahasiswa”

Dari diagram yang ditampilkan dapat kita perhatikan bahwa, sebanyak 14 responden (45,2%) merasa
fasilitas ibadah yang dapat digunakan masih kurang memuaskan, 6 responden (19,4%) merasa
fasilitas ibadah yang dapat digunakan sudah memuaskan, 5 responden (16,1%) merasa fasilitas ibadah
yang dapat digunakan masih tidak memuaskan, 4 responden (12,9%) merasa fasilitas ibadah yang
dapat digunakan sudah cukup memuaskan, dan 2 responden (6,5%) merasa fasilitas ibadah yang dapat
digunakan sudah sangat memuaskan.

 Pernyataan kesembilan yang diberikan oleh peneliti adalah terkait tingkat kepuasan di
“Ketersediaan ruang terbuka untuk diskusi Mahasiswa”
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa, sebanyak 19 responden (61,3%) merasa bahwa
ketersediaan ruang untuk berdiskusi masih kurang memuaskan, 4 responden (12,9%) merasa bahwa
ketersediaan ruang untuk berdiskusi masih tidak memuaskan, 3 responden (9,7%) merasa bahwa
ketersediaan ruang untuk berdiskusi sudah memuaskan, 3 responden (9,7%) merasa bahwa
ketersediaan ruang untuk berdiskusi sudah cukup memuaskan, dan 2 responden (6,5%) merasa bahwa
ketersediaan ruang untuk berdiskusi sudah sangat memuaskan.

 Pernyataan terakhir yang diberikan oleh peneliti adalah terkait tingkat kepuasan di
“Ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat”

Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa, sebanyak 15 responden (48,4%) merasa bahwa
ketersediaan lahan parkir masih kurang memuaskan, 8 responden (25,8%) merasa bahwa ketersediaan
lahan parkir masih tidak memuaskan, 5 responden (16,1%) merasa bahwa ketersediaan lahan parkir
sudah memuaskan, 2 responden (6,5%) merasa bahwa ketersediaan lahan parkir sudah cukup
memuaskan, dan seorang responden (3,2%) merasa bahwa ketersediaan lahan parkir sudah sangat
memuaskan.

Jika ditarik kesimpulan dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan keseluruhan
kuesioner diatas, sebesar 40,98% responden yang mengenyam Pendidikan di Sekolah Vokasi
Pleburan masih merasa kurang puas terhadap Fasilitas Kampus Sekolah Vokasi Pleburan Universitas
Diponegoro.

II. Wawancara

Dalam mendapatkan data yang ada kami menggunakan metode wawancara dengan
narasumber yang merupakan mahasiswa aktif yang ada di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
(Peleburan). Melalui wawancara, kami memfokuskan terkait pertanyaan-pertanyaan mengenai
fasilitas yang ada di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Peleburan).
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada narasumber mengenai fasilitas pada
kelas yang terdapat di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Peleburan):

1. Siapa nama anda dan dari Angkatan berapa?

2. Apakah kondisi bangunan kampus saat ini berpengaruh pada semangat belajar anda?

3. Apakah tata ruang kelas saat ini mencerminkan ruang belajar yang konndusif?

4. Apakah fasilitas yang ada di kampus ini sudah sesuai dengan apa yang anda harapkan?

5. Apakah fasilitas belajar anda sudah terpenuhi dengan baik? Jika belum, fasilitas apa yang
menurut anda kurang?

6. Apa yang anda rasakan ketika memasuki ruang kelas? Apa anda merasa ingin
masuk ke dalamnya?

Berikut adalah jawaban dari narasumber kami :

1. Ananda Rahma Aulia (Mahasiswa aktif Akuntansi Perpajakan Angkatan 2023)


 Ananda rahma aulia dari angkatan 2023
 Iya sangat berpengaruh, karena untuk wilayahnya memang sangat strategis dekat dengan
pusat kota, tetapi untuk bangunanya terkadang membuat kondisi pembelajaran tidak nyaman.
 Jujur ada ruangan yang tidak kondusif terutama di lantai dasar biasanya ada ruangan tertentu
yang kondisinya panas dan sempit, dan terganggung oleh suara-suara dari fasilitas kampus
yang rusak seperti pam air dan sebagainya.
 Bagi saya sendiri sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, karena antara
ruangan kelas dan area parkiran itu sangat jauh dan tidak ada jalan pintas kemudian jika
ruangan berada di lantai 3 itu sangat melelahkan.
 Ada yang belum terpenuhi, terutama untuk akses tangga di kampus pleburan sendiri itu tidak
ada lift sama sekali dan untuk bentuk tata ruang tangganya sangat curam jadi memang harus
berhati-hati, kemudian area parkir yang kurang kondusif terutama di parkiran depan yang
memang sangat sempit sehingga ada banyak motor yang biasanya tidak bisa parkir, untuk
fasilitas lain menurut saya sudah terpenuhi seperti AC, TV Lcd, dan meja kursi.
 Jika ruangan tersebut terasa nyaman dan sejuk saya akan tetap memasukinya dan akan
mengikuti pembelajaran dengan nyaman juga.

2. Nasya Zivandra (Mahasiswa aktif Akuntansi Perpajakan Angkatan 2023)ss


 Sedikit berpengaruh, melihat bangunan kampus yang kurang memadai terkadang membuat
rasa semangat jadi berkurang,apa lagi jika membandingkan dengan bangunan lain yang lebih
(memadai).
 Pada beberapa ruang kelas mungkin sudah cukup kondusif,namun masih ada beberapa ruang
kelas lain yang kurang kondusif jika di pakai sebagai ruang belajar.
 Tidak,masih jauh dari yang di harapkan.
 Untuk fasilitas sejauh ini sudah baik dan sudah cukup,mungkin masalah bangunan (ruang
kelas) saja yang lebih di tingkatkan.
 Beberapa ruang kelas sudah bagus dan nyaman untuk di gunakan sebagai ruang
belajar,namun masih ada beberapa kelas juga yang mungkin harus di periksa kelayakannya.

3. Helsa Afrilinda (Mahasiswa aktif Akuntansi Perpajakan Angkatan 2023)


 Ya, kondisi bangunan kampus saat ini berpengaruh pada semangat belajar saya. Kebocoran
genteng, kursi yang robek, parkiran sempit, dan jalan paving yang berlubang dapat
menciptakan suasana belajar yang tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi.
 Tidak, tata ruang kelas saat ini tidak mencerminkan ruang belajar yang kondusif. Kurangnya
fasilitas dan kondisi ruangan yang tidak optimal dapat membuat proses belajar mengajar
menjadi tidak efektif.
 Belum, fasilitas yang ada di kampus ini belum sesuai dengan apa yang saya harapkan.
Fasilitas yang ada masih minim dan perlu ditingkatkan untuk menunjang proses belajar
mengajar yang optimal.
 Fasilitas belajar saya belum terpenuhi dengan baik. Berikut beberapa fasilitas yang menurut
saya kurang adalah (1) Kursi dan meja belajar yang kurang nyaman dan ergonomis, (2)
Ruangan kelas yang kurang bersih dan terawat, (3) Jalan paving banyak yang berlubang, (4)
Cat dinding yang kotor
 Ketika memasuki ruang kelas, saya merasa tidak nyaman dan kurang bersemangat untuk
belajar. Kurangnya fasilitas dan kondisi ruangan yang tidak optimal membuat saya ingin
cepat keluar dari kelas.

Berdasarkan wawancara dengan tiga narasumber mahasiswa dari Angkatan 2023 di Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro (Peleburan), dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Kondisi Bangunan dan Fasilitas

Kondisi bangunan kampus mempengaruhi semangat belajar para mahasiswa. Beberapa masalah
seperti kebocoran genteng, kursi yang robek, parkiran sempit, dan jalan paving yang berlubang
menciptakan suasana belajar yang tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi. Ruang kelas saat ini
tidak selalu mencerminkan lingkungan belajar yang kondusif. Beberapa ruangan masih memiliki
masalah seperti kekurangan fasilitas, kondisi ruangan yang tidak optimal, dan kurangnya kebersihan.

2) Harapan Terhadap Fasilitas

Harapan terhadap fasilitas kampus belum sepenuhnya terpenuhi. Masih ada kebutuhan untuk
meningkatkan fasilitas agar mendukung proses belajar-mengajar yang optimal. Beberapa fasilitas
belajar masih kurang memadai menurut para mahasiswa, termasuk kursi dan meja belajar yang
nyaman, ruangan kelas yang bersih dan terawat, serta kondisi infrastruktur seperti jalan paving yang
baik dan cat dinding yang bersih.

3) Pengaruh Terhadap Semangat Belajar

Kondisi ruang kelas yang tidak nyaman dan kurangnya fasilitas membuat para mahasiswa merasa
tidak bersemangat untuk belajar. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan konsentrasi
mereka.

Dari kesimpulan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemenuhan fasilitas yang memadai dan
perbaikan kondisi bangunan kampus dapat meningkatkan semangat belajar dan kualitas pembelajaran
bagi mahasiswa di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Peleburan).

III. Observasi

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang kami lakukan terhadap fasilitas kelas di Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro (Peleburan) dengan menggunakan metode observasi kualitatif. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi
sarana dan prasarana yang ada dalam proses belajar-mengajar mahasiswa dan dosen di lingkungan
tersebut.

Selama proses observasi, kami memperhatikan penggunaan fasilitas kelas yang mencakup
berbagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam pembelajaran sehari-hari. Hal ini meliputi
pengamatan terhadap infrastruktur teknologi seperti proyektor dan PC, perlengkapan audio seperti
microphone dan speaker, serta perabotan kelas seperti meja, kursi, dan papan tulis. Kami juga
memperhatikan aspek lain seperti kondisi ruang kelas, ketersediaan fasilitas penunjang seperti AC,
jendela, dan terminal, serta kendala yang mungkin dihadapi dalam penggunaan fasilitas tersebut.

Berikut gambaran lebih rinci mengenai fasilitas yang ada didalam kelas Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Kampus Pleburan:

1. Terdapat 1 proyektor
2. Terdapat 1 microphone dan speaker
3. Terdapat 1 PC
4. Terdapat meja dan kursi yang nyaman untuk dosen
5. Terdapat meja dan kursi sejumlah mahasiswa dalam kelas
6. Terdapat Smart TV
7. Terdapat 2 AC
8. Terdapat 1 papan tulis
9. Terdapat jendela yang membantu sirkulasi udara didalam kelas
10. Terdapat 1 Terminal

Hasil observasi kami menunjukkan bahwa fasilitas kelas di Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro (Peleburan) telah mencakup berbagai peralatan yang diperlukan untuk proses
pembelajaran. Namun demikian, kami juga menemukan beberapa kendala yang perlu diperhatikan
lebih lanjut.

Pertama, kendala utama yang kami temui adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak
merata, terutama terkait dengan ketersediaan spidol di beberapa kelas. Hal ini menjadi kendala dalam
penyampaian materi oleh dosen yang menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran. Selain
itu, ruang kelas yang terbatas menyebabkan jarak antar meja terlalu dekat satu sama lain, sehingga
mengurangi kenyamanan dan efektivitas pembelajaran bagi mahasiswa.

Selain itu, kami juga menemukan bahwa beberapa fasilitas kampus mengalami kerusakan,
terutama di kelas-kelas yang berada di lantai dasar dan dekat dengan pam air. Gangguan suara dari
luar ruangan juga turut mempengaruhi kualitas pembelajaran dengan membuat suara dosen sulit
didengar dengan jelas oleh mahasiswa.

Dari hasil observasi ini, kami menyimpulkan bahwa meskipun fasilitas kelas di Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro (Peleburan) telah mencakup kebutuhan dasar untuk proses pembelajaran,
namun masih terdapat beberapa kendala yang perlu diperhatikan lebih lanjut untuk meningkatkan
kualitas dan efektivitas pembelajaran di lingkungan tersebut.

IV. Dokumentasi

PENGUMPULAN DATA SECARA DOKUMENTASI TERKAIT REPRESENTASI


CULTURAL BRANDING IKLAN SHOPEE DALAM 4 BULAN TERAKHIR

A. Hasil Pengumpulan Data


Objek dalam penelitian ini adalah desain 3 iklan Shopee selama 4 bulan terakhir yang tayang
di youtube meliputi iklan Shopee 12.12 Birthday Sale versi JKT48, iklan Shopee 3.3 Grand Fashion
Sale versi Nikita Mirzani, dan iklan Shopee Big Ramadhan Sale versi Opick menggunakan analisis
yang dapat dijelaskan melalui gambar (visual), harga, suara dan musik.

1. Iklan Shopee 12.12 Birthday Sale versi JKT48

Poster Iklan Shopee 12.12 Birthday Sale versi JKT48

Iklan Shopee 12.12 Birthday Sale versi JKT48 yang berdurasi 31 detik. Dimana dalam iklan
tersebut terdapat promo gratis ongkir Rp0, gebyar promo, dan bonus akhir tahun hingga 12M yang
berlangsung selama periode 13 November – 12 Desember 2023. Iklan ini bercerita tentang 4 member
idol group JKT48 yaitu Zee, Freya, Gracia, dan Christy yang mempromosikan Shopee 12.12 Birthday
Sale dimana terdapat promo gratis ongkir Rp0, gebyar promo, dan bonus akhir tahun hingga 12M.

Scene diawali oleh Freya yang berdiri diatas sebuah kotak besar bertuliskan Shopee 12.12 dan
menyanyikan jingle Shopee 12.12 Birthday Sale. Kemudian dilanjutkan oleh ketiga member lainnya
Zee, Gracia, dan Christy yang bernyanyi sambil menarikan gerakan ala 12.12 Birthday Sale. Pada
scene selanjutnya, keempat member bernyanyi dan menari bersama dengan background fashion store
berlogo Shopee dilanjutkan dengan scene berganti pakaian oleh keempat member dan scene make up
oleh Zee. Pada scene selanjutnya, keempat member menari sambil menggenggam ponsel berlogo
shopee dan menggerakan jarinya membentuk angka 12 dengan penuh enerjik. Scene selanjutnya, pada
ruangan bernuansa biru dan terdapat banyak box Shopee terlihat keempat member mengendarai
sepeda dengan ekspresi senang meraih box Shopee tersebut. Scene terakhir ditutup oleh Zee, Freya,
Gracia, dan Christy dengan wajah ekspresif nya menyerukan jargon Shopee 12.12 Birthday Sale
sambil menunjukan ponsel berlogo Shopee disertai dengan tulisan-tulisan promo yang ada dalam
Shopee 12.12 Birthday Sale.

Berikut ini beberapa potongan scene iklan Shopee 12.12 Birthday Sale versi JKT48:
2. Iklan Shopee 3.3 Grand Fashion Sale versi Nikita Mirzani

Poster Iklan Shopee 3.3 Grand Fashion Sale versi Nikita Mirzani

Iklan Shopee 3.3 Grand Fashion Sale versi Nikita Mirzani yang berdurasi 31 detik
diperankan oleh artis Indonesia Nikita Mirzani. Dalam iklan tersebut terdapat promo semua diskon
50%, serba 30 ribu, dan garansi bebas pengembalian yang berlangsung pada periode 15 Februari
sampai 3 Maret 2024. Iklan ini bercerita tentang seorang dokter yang diperankan oleh Nikita Mirzani
yang sedang menerima keluhan dari seorang pasien.

Scene diawali oleh seorang pasien yang mengeluhkan bahwa dirinya suka marah-marah,
kemudian sang dokter mendiagnosa bahwa itu merupakan gejala ‘kudis’ alias kurang diskon.
Selanjutnya sang dokter meresepkan obat yaitu dengan berbelanja 2 kali sehari di jam 12 siang dan
jam 8 malam. Pada scene berikutnya terlihat Nikita Mirzani mempromosikan untuk belanja di Shopee
live sambil menggenggam ponsel diiringi oleh visualisasi diskon oleh Shopee. Scene diakhiri oleh
Nikita Mirzani dan pasien yang mengenakan pakaian oranye khas Shopee sambil berdiri dan berpose
disertai dengan tulisan-tulisan promo yang ada dalam 3.3 Grand Fashion Sale.

Berikut ini beberapa potongan scene iklan Shopee 3.3 Grand Fashion Sale versi Nikita Mirzani:

3. Iklan Shopee Big Ramadhan Sale versi Opick

Poster Iklan Shopee Big Ramadhan Sale versi Opick

Iklan Shopee Big Ramadhan Sale versi Opick yang berdurasi 30 detik diperankan oleh
penyanyi religi Opick dan beberapa aktris lain. Dalam iklan tersebut terdapat promo gratis ongkir
Rp0, Shopee barokah THR hingga 10M, dan ekstra voucher 50% yang berlangsung pada periode 4
Maret sampai 11 April 2024. Iklan ini bercerita tentang penyanyi religi Opick yang mempromosikan
Shopee Big Ramadhan Sale dimana terdapat promo gratis ongkir Rp0, Shopee barokah THR hingga
10M, dan ekstra voucher 50%.

Scene diawali oleh Opick yang menyanyikan jingle khas Shopee Big Ramadhan Sale
berlatarkan ilalang dengan menggunakan pakaian muslim dan mengangkat kedua tangannya.
Kemudian dilanjutkan oleh beberapa aktris lain yang juga menyanyikan jingle sambil mengangkat
kedua tangannya. Scene dilanjutkan oleh Opick yang memberikan kotak bertuliskan Shopee kepada
beberapa aktris lain dengan penuh senyuman yang kemudian diiringi oleh tarian dan tulisan promo
yang ada pada Shopee Big Ramadhan Sale. Scene selanjutnya ditunjukkan oleh semua pemain iklan
termasuk Opick yang berkumpul mengenakan pakaian muslim dengan warna oranye khas Shopee,
berlatar padang pasir, dan dilengkapi dengan barang-barang khas Shopee dan tulisan promo gratis
ongkir Rp0, Shopee barokah THR hingga 10M, dan ekstra voucher 50%. Scene terakhir ditutup oleh
Opick yang menggenggam ponsel bertuliskan Shopee sambil menyerukan promo yang tertera.

Berikut ini beberapa potongan scene iklan Shopee Big Ramadhan Sale versi Opick:

B. Deskripsi Hasil Pengumpulan Data

Tampilan ketiga desain iklan Shopee tersebut mempresentasikan cultural branding, yang
dapat dilihat melalui observasi langsung dengan cara menonton iklan tersebut. Dengan ini,
representasi cultural branding diperlihatkan dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan tidak perlu
lagi kita datang repot-repot ke tokonya langsung atau secara offline. Seiring perkembangan zaman
market place online seperti shopee, tokopedia, lazada dan lain sebagainya sudah menjadi solusi
memudahkan konsumennya untuk berbelanja tanpa harus keluar rumah, hemat waktu dan biaya ini
semakin berkembang dan dilirik oleh masyarakat sampai sekarang.

Pengusaha yang bergerak dalam bidang menawarkan jasa belanja online tersebut masing-
masing berbondong-bondong selalu menciptakan inovasi dalam beriklan dari segi tampilan iklan yang
menarik dan saling bersaing untuk merebut hati konsumen dengan melakukan trik pemasaran seperti
gratis ongkir, diskon, cashback dan lain sebagainya. Salah satunya adalah Shopee sudah menjadi
tempat belanja online yang terpercaya dan menjadikannya sebagai solusi berbelanja mereka. Sudah
menjadi sebuah fenomena trend bila berbelanja menggunakan aplikasi online yang bukan hanya
dipandang sebagai fungsinya saja. Berbelanja lewat toko langsung tidak tersedianya aplikasi online
dianggap sudah ketinggalan tidak update perkembangan zaman (kuno). Perusahaan ECommers
Shopee pemakainya tidak terbatas dikalangan kelas atas saja tetapi merambat keseluruhan kalangan
baik remaja, dewasa, status ekonomi baik kebawah ataupun diatas, usia, jabatan dan lain sebagainya
telah memakai aplikasi ini sebagai solusi kebutuhan berbelanja mereka dengan keuntungan yang
mereka atau konsumen dapatkan setiap berbelanja diaplikasi shopee ini seperti gratis ongkir,
cashback, diskon dan promo menarik lainnya cuma sekali klik apapun kebutuhan konsumen terpenuhi
baik produk kesehatan, kecantikan, perlengkapan dapur dan lain sebagainya semua tersedia di market
place tersebut.

Anda mungkin juga menyukai