Jurnal 1 MPS KELOMPOK
Jurnal 1 MPS KELOMPOK
Judul: Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Tahun : 2016
Pendahuluan : Pemerintah Indonesia menjalankan program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)
untuk mencegah degradasi sumber daya lahan. Namun, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
di Sulawesi Utara masih mengalami laju kerusakan hutan dan lahan yang tinggi. Pemerintah
setempat telah melaksanakan berbagai program RHL, seperti Hutan Desa, Hutan Tanaman
Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, dan Kebun Bibit Rakyat. Keberhasilan program ini dipengaruhi
oleh faktor teknis, kelembagaan, dan sosial ekonomi, termasuk persepsi dan partisipasi
masyarakat. Penelitian dilakukan untuk memahami persepsi dan partisipasi masyarakat serta
faktor sosial ekonomi yang memengaruhi program RHL.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah sampel dipilih secara sengaja (purposive sampling) yakni
penduduk laki-laki atau kepala keluarga (KK).
Penentuan jumlah sampel ditetapkan dengan rumus sebagai berikut (Parel, et. al., 1973 dalam
Dirjen RLL, 1998):
Dimana,
p = Proporsi
Jumlah responden pada masing-masing desa ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:
dimana :
Analisis data meliputi: analisis instrumen bertujuan untuk mengukur validitas dengan
menggunakan persamaan berikut :
Dimana :
n = Jumlah responden
x = Skor Variabel
Analisis korelasi faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi persepsi dan partisipasi
menggunakan metode pendekatan non parametric Corelasi Rank Spearman sebagai berkut:
3. Luas Kepemilikan Lahan (LLH): Analisis dilakukan terkait luas kepemilikan lahan oleh
responden. Mayoritas responden memiliki lahan di atas 0,6 ha, namun ada juga yang
tidak memiliki lahan garapan.
4. Penghasilan Per Bulan (PPB): Tingkat pendapatan responden ditentukan oleh jenis
tanaman yang diusahakan dan luas areal yang diusahakan. Dalam penelitian ini, sebagian
besar responden mengusahakan lahan dengan luas antara 0,6 hingga 1 ha, dengan
mayoritas menanam jagung dan palawija sebagai pilihan utama.
Analisis:
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang disajikan, dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi
responden secara rinci. Purposive sampling dapat menjadi metode yang tepat untuk menjawab
tujuan penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memilih partisipan berdasarkan karakteristik
atau kriteria tertentu yang relevan dengan penelitian.
Kesimpulan: Tingkat persepsi masyarakat peserta program terhadap hutan dan fungsinya
diperoleh nilai persepsi tergolong tinggi yaitu sebesar 48,0% yang diikuti oleh persepsi sedang
45,1% dan persepsi rendah 6,9%. Sedangkan persepsi terhadap program rehabilitasi hutan dan
lahan didapatkan sekitar 51% persepsi tinggi, 35% persepsi sedang dan 10% persepsi rendah.
Sedangkan tingkat partisipasi peserta program rehabilitasi hutan dan lahan didapatkan sebesar
36,27% tergolong tinggi, 34,3% sedang dan 29,41 tergolong rendah.
Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi persepsi terhadap hutan dan fungsinya serta persepsi
terhadap program rehabilitasi hutan dan lahan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Selanjutnya
tingkat partisipasi juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Analisis:
Dalam penelitian ini, tujuan penelitian melibatkan pemahaman persepsi dan partisipasi
masyarakat, serta faktor sosial ekonomi yang memengaruhi program RHL. Dapat dilihat bahwa
kesimpulan dapat menjawab tujuan.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling, dapat memilih partisipan yang memiliki
karakteristik atau pengalaman yang relevan dengan topik penelitian. Peneliti dapat mencari
responden yang tinggal di wilayah atau komunitas yang terlibat dalam program RHL, serta
memiliki latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Dengan cara ini, peneliti dapat
memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang persepsi dan partisipasi masyarakat, serta
faktor sosial ekonomi yang memengaruhi program tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa
teknik purposive sampling memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah kemungkinan
adanya bias peneliti dalam memilih partisipan.