GAMBARAN UMUM Bab ini berisikan sekilas gambaran umum Kabupaten Lamongan
serta gambaran umum Kecamatan Solokuro, seperti kondisi fisik,
WILAYAH PERENCANAAN
kependudukan, penggunaan lahan, sistem transportasi, fasilitas
umum, utilitas dan tata bangunan
1 Sukorame 9 - 4.147
2 Bluluk 9 - 5.415
3 Ngimbang 19 - 11.433
4 Sambeng 22 - 19.544
5 Mantup 15 - 9.307
6 Kembangbahu 18 - 6.384
7 Sugio 21 - 9.129
8 Kedungpring 23 - 8.443
9 Modo 17 - 7.780
10 Babat 21 2 6.295
11 Pucuk 17 - 4.484
12 Sukodadi 20 - 5.232
13 Lamongan 12 8 4.038
14 Tikung 13 - 5.299
15 Sarirejo 9 - 4.739
16 Deket 17 - 5.005
17 Glagah 29 - 4.052
18 Karangbinangun 21 - 5.288
19 Turi 19 - 5.869
20 Kalitengah 20 - 4.335
21 Karanggeneng 18 - 5.132
22 Sekaran 21 - 4.965
23 Maduran 17 - 3.015
24 Laren 20 - 9.600
25 Solokuro 10 - 10.102
26 Paciran 16 1 4.789
27 Brondong 9 1 7.459
3.1.
3.1.
C. Klimatologi
Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di
Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua)
musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan-bulan lain curah
hujan relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada Tahun 2011 dari hasil pemantauan 25
stasiun pengamatan hujan tercatat sebanyak 1.806 mm dan hari hujan tercatat 93 hari.
3.1.3. KEPENDUDUKAN
Kabupaten Lamongan terbagi atas 27 Kecamatan. Jumlah penduduk di Kabupaten
Lamongan pada tahun 2012 sebesar 1.284.379 jiwa yang tersebar diseluruh Kecamatan
dengan tingkat kepadatan mencapai 708 jiwa/Km2. Proporsi penduduk berjenis kelamin
laki-laki dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan hampir sama dimana penduduk
laki-laki sebanyak 643.532 jiwa sedangkan penduduk perempuan berjumlah 640.847 jiwa.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 10
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.2.2. KONDISI FISIK DASAR
A. Topografi/Ketinggian
Topografi Kecamatan Solukuro didominasi
oleh ketinggian 25 – 50 seluas 4.004,19 Ha.
Ketinggian 50 – 100 seluas 3.117,01 Ha,
ketinggian 0 – 25 seluas 1.012,93 Ha dan
ketinggian >100 Ha seluas 622,87 Ha.
Selengkapnya disajikan pada Tabel 3.6,
Diagram 3.2. dan Peta 3.2.
Diagram 3.2. Prosentase Topografi di Kecamatan Solokuro
B. Kelerengan
Diagram 3.3. Prosentase Kelerengan di Kecamatan Solokuro
Berdasarkan luasannya, kelerengan 0-8
memiliki luas 7.201,54 Ha, kelerengan 8-15
seluas 236,86 Ha, kelerengan 15-25 seluas
797,87 Ha, dan kelerengan 25-40 seluas
520,73 Ha. lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.7, diagram 3.3. serta Peta 3.3.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 11
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.3
Peta 3.2 : Topografi Kecamatan Solokuro
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 12
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.4
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 13
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
C. Jenis Tanah
Jenis tanah Kecamatan Solokuro
dibedakan menjadi 2 jenis tanah yaitu
Alfisols dan Histosol. Jenis Tanah
Alfisols mendominasi wilayah dengan
luasan 8.749,80 Ha. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 38, diagram
3.4 dan Peta 3.4.
Diagram 3.4. Prosentase Jenis Tanah di Kecamatan
Solokuro
D. Geologi
berdasarkan kondisi geologinya, Kecamatan Solokuro terbagi menjadi 2 (dua) jenis batuan
yaitu batuan gamping dan batuan sedimen berumur miosen. Jenis batuan gamping memiliki
luas 3.876,86 Ha dan jenis batuan sedimen, berumur miosin memiliki luas 4.880,14 Ha.
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 : Geologi Kecamatan Solokuro
GEOLOGI
NO DESA/KELURAHAN LUAS (HA)
BATUAN GAMPING SEDIMEN, BERUMUR MIOSEN
1 Dadapan 286.32 913.68 1.200.00
2 Tebluru 25.68 725.32 751.00
3 Sugihan 279.45 220.55 500.00
4 Tenggulun 0.00 382.00 382.00
5 Payaman 177.56 1.111.44 1.289.00
6 Solokuro 669.99 1.048.01 1.718.00
7 Takerharjo 873.54 412.46 1.286.00
8 Banyubang 210.00 0.00 210.00
9 Dagan 1.100.32 66.68 1.167.00
10 Bluri 254.00 0.00 254.00
JUMLAH 3.876.86 4.880.14 8.757.00
Sumber : Hasil Digitasi Peta 2015
E. Curah Hujan
Kecamatan Solokuro mempunyai perubahan iklim sebanyak dua jenis setiap tahunnya yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Bulan mei sampai September merupakan musim
kemarau dan bulan oktober sampai april merupakan musim penghujan. Secara umum,
curah hujan di Kecamatan Solokuro sebesar 1.250 – 1500 mm/tahun.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 14
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.5
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 15
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.2.3. PENGGUNAAN LAHAN
Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Solokuro yaitu perkebunan, ladang/tegal, hutan,
semak belukar, waduk/empang, permukiman, dan sawah tadah hujan. Penggunaan lahan
yang mendominasi yaitu sawah tadah hujan seluas 3.220,20 Ha, hal ini menunjukkan lahan
tak terbangun masih banyak ditemukan di wilayah tersebut. Untuk kawasan permukiman
Kecamatan Solokuro masih relatif rendah yaitu seluas 437,69 Ha. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.10, diagram 3.4 dan Peta 3.5.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 16
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.6
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 17
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.2.4. KEPENDUDUKAN
Salah satu masalah sosial yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan adalah
masalah kependudukan yang mencakup antara lain jumlah, komposisi dan penyebaran
penduduk, serta masalah kualitas penduduk sebagai pendukung pembangunan. Berikut
akan diuraikan kondisi kependudukan di Kecamatan Solokuro.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 18
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
b. KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk di suatu wilayah merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
yang ada di wilayah tersebut dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Solokuro rata – rata mencapai 497 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di Desa
Banyubang yaitu 1.206 jiwa/km² dan Desa Bluri yaitu 1.041 jiwa/Ha. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.13, Diagram 3.6 serta Peta 3.6.
c. STRUKTUR PENDUDUK
Struktur penduduk di Kecamatan Solokuro dapat digambarkan dalam jumlah penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin, menurut agama, mata pencaharian dan tingkat
pendidikan.
1. Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama
Berdasarkan agama yang dianut, mayoritas penduduk di Kecamatan Solokuro beragama
Islam yaitu sebesar 100%.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 19
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.7.
Tabel 3.14
Tabel 3.15
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 20
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Tabel 3.14. : Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama
AGAMA YANG DIANUT
NO DESA/KELURAHAN
ISLAM PROTESTAN KATOLIK HINDU BUDHA LAINNYA
1 Dadapan 4.976 - - - - -
2 Tebluru 2.436 - - - - -
3 Sugihan 3.243 - - - - -
4 Tenggulun 2.217 - - - - -
5 Payaman 12.262 - - - - -
6 Solokuro 3.215 - - - - -
7 Takerharjo 5.946 - - - - -
8 Banyubang 2.532 - - - - -
9 Dagan 4.047 - - - - -
10 Bluri 2.644 - - - - -
JUMLAH 43.518 - - - - -
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Angka, 2014
Tabel 3.16 : Jumlah Penduduk Menurut Datang dan Pindah di Kecamatan Solokuro
DATANG PINDAH
NO DESA/KELURAHAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Dadapan 10 7 17 14 11 25
2 Tebluru 2 0 2 2 0 2
3 Sugihan 3 0 3 0 2 2
4 Tenggulun 5 0 5 6 0 6
5 Payaman 29 20 49 10 9 19
6 Solokuro 4 7 11 11 2 13
7 Takerharjo 3 6 9 1 3 4
8 Banyubang 6 4 10 8 3 11
9 Dagan 7 3 10 9 3 12
10 Bluri 4 8 12 6 3 9
JUMLAH 73 55 128 67 36 103
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Angka, 2014
Diagram 3.8. Jumlah Penduduk Menurut Kelahiran, Kematian, Datang dan Pindah
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 21
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.2.5. SARANA PELAYANAN UMUM
a. FASILITAS KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan S olokuro relatif
bervariasi diantaranya meliputi balai pengobatan, puskesmas,
puskesmas pembantu, praktek dokter, praktek bidan, posyandu
dan polindes. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.17 dan
Diagram 3.9.
1 Dadapan - - - - - - 2 4 1 -
2 Tebluru - - - - 1 - 2 2 1 -
3 Sugihan - - - - - 1 1 1 1 -
4 Tenggulun - - - - - - 3 1 1 -
5 Payaman - - 3 1 - 1 3 7 1 1
6 Solokuro - - - - - - 1 2 1 -
7 Takerharjo - - - - 1 1 3 6 1 1
8 Banyubang - - - - - - 2 2 1 -
9 Dagan - - 1 - - - 1 1 1 1
10 Bluri - - - - 1 1 2 2 1 -
Jumlah - - 4 1 3 4 20 28 10 3
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
b. FASILITAS PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Solokuro terbagi menjadi fasilitas TK, SD, SMP dan
SMA/SMK. Hal ini menunjukkan ketersediaan fasilitas pendidikan sudah memadai di
wilayah tersebut. Jumlah fasilitas TK di Kecamatan Solokuro adalah 30 unit, DS/MI sejumlah
37 unit, SMP/MTs sejumlah 22 unit dan SMA/SMK/MA sejumlah 10 unit. Selain pendidikan
formal, di Kecamatan Solokuro juga terdapat 9 buah pondok pesantren sebagai alternatif
pendidikan masyarakat. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.18 dan Diagram 3.10.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 22
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Tabel 3.18 : Jenis dan Jumlah Fasilitas Pendidikan
TK SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
NO DESA/KELURAHAN PONPES
NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA
1 Dadapan - 2 1 4 - 2 - 1 1
2 Tebluru - 1 2 2 - 2 - - 1
3 Sugihan - 2 1 2 - 2 - - 1
4 Tenggulun - 4 1 1 - 1 - - 1
5 Payaman - 6 1 8 1 6 - 6 3
6 Solokuro - 4 1 3 - 2 - - 1
7 Takerharjo - 4 1 3 - 3 - 1 1
8 Banyubang - 3 1 1 - 1 - 1 -
9 Dagan - 2 1 1 - 1 - 1 -
10 Bluri - 2 1 1 - 1 - - -
JUMLAH - 30 11 26 1 21 10 9
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
c. FASILITAS PERIBADATAN
Fasilitas peribadatan yang terdapat diKecamatan Solokuro berupa Masjid dan Musholla.
Jumlah fasilitas masjid yakni 28 buah dan fasilitas musholla sejumlah 162 buah yang
tersebar di seuruh wilayah Kecamatan Solokuro dimana Desa Payaman memiliki fasilitas
pendidikan yang lebih banyak.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 23
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Diagram 3.11. Jumlah Fasilitas Peribadatan
1 Dadapan 1 1 - - -
2 Tebluru 1 3 - 3 -
3 Sugihan 1 1 - - -
4 Tenggulun 1 1 - - -
5 Payaman 1 3 2 4 -
6 Solokuro 1 2 2 2 -
7 Takerharjo 1 1 - - -
8 Banyubang 1 1 1 - -
9 Dagan 1 1 - - -
10 Bluri 1 1 1 - -
JUMLAH 10 15 6 9 -
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 24
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Diagram 3.12. Jumlah Fasilitas Olah Raga
Untuk fasilitas jasa, Kecamatan Solokuro memiliki fasilitas yang bervariatif baik berupa
lembaga maupun jasa perorangan, diantaranya bank baik bak umum ataupun BPR, bengkel
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 25
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
motor/mobil, cuci mobil/motor, salon/pangkas rambut, tukang pijat, dukun beranak,
persewaan alat pesta, reparasi elektronik, agen perjalanan dan sebagainya.
1 Dadapan - 1 4 3 1 1 1 6 - 3 - 2
2 Tebluru - 1 2 2 1 1 - 1 - 1 - -
3 Sugihan - - 2 - 1 1 1 - 1 - - 1
4 Tenggulun - - - - - - - 1 1 - - -
5 Payaman 1 - 6 3 3 2 4 19 4 4 2 4
6 Solokuro - - 3 - - 1 - 1 1 1 - -
7 Takerharjo - - 3 1 2 1 1 1 1 - - 2
8 Banyubang - - 1 - 1 - 1 1 1 - 1 -
9 Dagan - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 2
10 Bluri - - 1 - - - 1 1 - - -
JUMLAH 1 2 23 10 10 7 8 32 11 10 3 11
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 26
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Tabel 3.24 : Jenis dan Kondisi Perkerasan Jalan di Kecamatan Solokuro
JENIS JALAN (KM)
NO DESA/KELURAHAN JUMLAH
JALAN ASPAL JALAN DIPERKERAS JALAN TANAH
1 Dadapan 6.00 9.00 0.00 15.00
2 Tebluru 5.60 2.10 0.00 7.70
3 Sugihan 3.00 1.00 0.00 4.00
4 Tenggulun 7.30 0.50 0.00 7.80
5 Payaman 13.00 9.00 6.90 28.90
6 Solokuro 7.00 2.00 0.50 9.50
7 Takerharjo 4.00 0.50 0.00 4.50
8 Banyubang 2.00 1.50 0.00 3.50
9 Dagan 1.00 3.00 0.00 4.00
10 Bluri 3.50 1.00 0.00 4.50
JUMLAH 52.40 29.60 7.40 89.40
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Angka, 2014
Tabel 3.25 : Lokasi dan Panjang Masing – Masing Ruas Jalan di Kecamatan Solokuro
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 27
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
2. FASILITAS TRANSPORTASI
a. Fasilitas Pejalan Kaki dan Kendaraan Tidak Bermotor
Yang dimaksud dengan fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor antara
lain trotoar, zebra cross, jembatan penyeberangan dan tempat pemberhentian
angkutan umum baik yang berupa halte maupun hanya tempat pemberhentian
dengan rambu.
Dari fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor seperti disebutkan di atas,
untuk Kecamatan Solokuro berupa berupa trotoar yang saat ini berada di sekitar
Kantor Kecamatan Solokuro. Masih minimnya fasilitas pejalan kaki dan kendaraan
tidak bermotor di Kecamatan Solokuro maka memerlukan penambahan fasilitas
tersebut untuk mendukung kegiatan bagi pejalan kaki maupun kendaraan tidak
bermotor.
b. Parkir
Sistem parkir di Kecamatan Solokuro menggunakan sistem parkir di jalan (on street
parking) terutama untuk daerah perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk Kegiatan
fasilitas umum seperti pendidikan, kesehatan, peribadatan, perkantoran, sistem
parkir memanfaatkan lahan yang ada pada masing-masing persil.
c. Penerangan Jalan Umum (PJU)
Tidak semua ruas jalan di Kecamatan Solokuro diperlengkapi dengan penerangan
jalan umum, hanya beberapa ruas seperti disekitar Kantor Kecamatan Solokuro
Gambar 3.6. Visualisasi Penerangan Jalan Umum, Trotoar dan Parkir di Kec. Solokuro
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 28
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.8.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 29
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.9
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 30
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Peta 3.3 : Jaringan Telepon Kecamatan Solokuro
3.10
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 31
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3. AIR BERSIH
Ketersediaan air bersih di Kecamatan Solokuro diperoleh dari sumur gali, sumur bor,
telaga, mata air dan Hippam. Kapasitas produksi air HIPPAM adalah 2 s/d 5 liter/detik,
sedangkan kapasitas terpasang sebesar 2 s/d 5 liter/detik. Jumlah pelanggan air bersih
melalui HIPPAM di Kecamatan Solokuro sebanyak 1.250 pelanggan.
Gambar 3.7. Visualisasi Pemenuhan Air Bersih dengan menggunaan HIPPAM, Sumur Gali, Sendang dan Waduk di Kec.
Solokuro
4. PERSAMPAHAN
Masalah kebersihan Kabupaten Lamongan pada beberapa tahun terakhir ini telah
mendapat perhatian Pemerintah. Kebersihan dan keindahan tidak bisa terlepas,
masing-masing saling berkaitan.
Untuk Kecamatan Solokuro beberapa desa menerapkan Green and Clean, sedangkan
untu sistem pembuangan sampah dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu : ditangani oleh
dinas/instansi terkait maupun dilakukan secara sederhana dengan cara menimbun
atau membuang di tanah tanah kosong yang ada.
Untuk sampah yang sudah dikelola, komposisi berdasarkan sumbernya terdiri dari
sampah domestik dan sampah non domestik. Sampah domestik berasal dari
perumahan sedangkan sampah non domestik yaitu berasal dari pasar, pertokoan/
perdagangan/jasa, industri, dan fasilitas kesehatan. Sistem pengumpulan sampah baik
domestik maupun non domestik dilakukan dengan pola individual yaitu sistem
pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan alat angkut gerobak yang
kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah. TPA di Kecamatan Solokuro
berada di Desa Dadapan, sebagaimana visualisasi berikut ini.
Gambar 3.8. Visualisasi TPA, Pembuangan Sampah di Pinggir Jalan serta Lingkungan Permukiman yang sudah
diperlengkapi oleh bak-bak sampah
Gambar 3.9. Visualisasi Lingkungan Permukiman di Kecamatan Solokuro yang sudah menerapkan Green and Clean
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 32
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
5. AIR LIMBAH
Kondisi limbah cair rumah tangga/limbah domestik di Kecamatan Solokuro, sebagian
sudah melalui proses pengolahan ada pula yang langsung di salurkan menuju saluran
drainase atau diresapkan ke dalam tanah. Pengelolaan limbah cair domestik di
Kecamatan Solokuro sebagian besar masih memanfaatkan sistim pengolahan
konvensional yaitu menggunakan septic tank di masing-masing rumah tangga, namun
demikian kondisi septic tank ini belum menjamin bahwa hasil pengolahan sudah
memenuhi persyaratan
Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipial wastewater) yang
terdiri dari atas :
1. black water yaitu air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari tinja
manusia, urine, air pembersih, air pengelontor dan kertas pembersih
2. grey water yaitu air limbah domestik yang berasal dari air cucian dapur dan cucian
pakaian.
Pengolahan air limbah domestik di kecamatan
Solokuro menggunakan On-site System. Adapun
teknologi atau pengolahan yang dipakai pada On-
site system ini adalah jamban yang biasanya
dibangun di masing-masing rumah atau di tempat-
tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau
kolektif untuk beberapa rumah tangga.
Penyediaan jamban ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan
ketersediaan lahan.
Tingkat ekonomi penduduk sedang dan tinggi mampu untuk membuat toilet yang
memenuhi syarat di rumah masing-masing rumah, sedangkan untuk masyarakat
dengan penghasilan sedikit/rendah biasanya tidak bisa membuat jamban sendiri tetapi
mereka mendapatkan fasilitas berupa jamban secara kolektif.
Berdasarkan Buku Putih, dari 11.774 KK yang ada di Kecamatan Solokuro, 5.955 sudah
memiliki jamban keluarga sedangkan selebihnya menggunakan jamban bersama
6. DRAINASE
Pengelolaan jaringan drainase perkotaan perlu perhatian yang serius, sebab secara
umum topografi wilayah perkotaan cukup datar sehingga laju aliran permukaan air
cukup rendah. Disamping itu kecenderungan perkembangan kota lebih cepat, seperti
pertambahan jumlah penduduk yang menimbulkan dampak semakin besar lagi dalam
penyediaan perumahan yang berimplikasi pada produksi sampah. Jika volume sampah
semakin besar dan tidak ditangani dengan baik maka akan menggangu kinerja sebuah
jaringan drainase.
Secara umum kondisi drainase di Kecamatan Solokuro masih banyak yang terbuka dan
sebagian kecil yang tertutup. Kondisinya banyak mengalami penurunan kualitas seperti
terjadinya penyumpatan dan tidak berfungsinya manhole.
Sistim drainase makro Kecamatan Solokuro pada umumnya memanfaatkan sungai
sebagai saluran pembuang akhir, Saluran sekunder berfungsi untuk menampung
beberapa saluran pembuang tersier serta daerah sekitarnya dimana air hujan dialirkan.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 33
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Gambar 3.10. Visualisasi Jaringan Drainase di Lingkungan Permukiman di Kecamatan Solokuro
Tipe dan karakteristik bangunan dapat dilihat dari langgam arsitektur bangunan yang ada di
Kecamatan Solokuro. Langgam arsitektur yang digunakan dan melekat pada suatu
bangunan menjadi salah satu unsur penentu fasade
Bangunan dengan langgam tradisional, modern dan postmodern akan memberikan
penampakan fasade yang sangat berbeda. Yang tradisional akan ditandai dengan
penambahan ornamen pada bagian-bagian fasadenya. Pemakaian bahan kayu akan
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 34
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
memberikan suasana fasade yang berbeda. Sedangkan bangunan dengan langgam modern
akan menghasilkan fasade yang fungsional, lebih bersih dari ornamen, serta
mengekspresikan citra bahan yang eksklusif dan elegan.
Langgam arsitektur bangunan di Kecamatan Solokuro, dikelompokkan dalam langgam post
modern, post modern neo vernakular, kolonial dan vernakular.
1. Langgam Arsitektur Post Modern
Langgam arsitektur Post Modern dapat dijumpai pada di bebera desa di kecamatan
Solokuro.
Gambar 3.11. Visualisasi Beberapa Langgam Arsitektur Post Modern yang ada di Kecamatan Solokuro
Gambar 3.12. Visualisasi Beberapa Langgam Arsitektur Post Modern Neo Vernakular di Kec. Solokuro
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 35
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
3.2.9. PEREKONOMIAN
Roda perekonomian wilayah Kecamatan Solokuro ditentukan oleh sektor – sektor unggulan
ekonomi lokal yaitu sektor pertanian tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan industri.
A. SEKTOR PERTANIAN
Lahan pertanian di Kecamatan Solokuro dibedakan berdasarkan jenis pengairannya yaitu
sawah irigasi tenis, setengah teknis dan sederhana dimana di Kecamatan Solokuro hanya
terdapat sawah dengan irigasi sederhana seluas 154,30 Ha dan sawah tadah hujan
seluas 1.612,30 Ha.
Tabel 3.27 : Luas Lahan Pertanian Berdasarkan Jenis Pengairan
JENIS PENGAIRAN
NO DESA/KELURAHAN TADAH
TEKNIS SETENGAH TEKNIS SEDERHANA
HUJAN
1 Dadapan - - - 219.80
2 Tebluru - - - 121.40
3 Sugihan - - 40.30 101.90
4 Tenggulun - - - 159.00
5 Payaman - - 3.00 160.20
6 Solokuro - - 12.00 406.10
7 Takerharjo - - 95.00 307.20
8 Banyubang - - - -
9 Dagan - - - 117.00
10 Bluri - - 4.00 19.70
JUMLAH - - 154.30 1.612.30
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
Komoditas pertanian di
Kecamatan Solokuro yaitu
berupa komoditas padi
sawah, jagung dan
kedelai. Luas panen
komoditas padi sawah
padatahun 2013
mencapai 2.829,55 Ha dengan produksi 15.691,72 ton dimana rata – rata produksinya
yaitu 6.61 ton/Ha. Untuk komoditas jagung, Kecamatan Solokuro memiliki luas panen
4.685 ha, dengan produksi 36.152 Ton dengan rata – rata produksi 7,72 ton/ha.
Sedangkan komoditas kedelai memiliki luas panen 241,05 ha, jumlah produksi 310,55
kwintal dan rata – rata [roduksi 1,29 ton/ha.
Tabel 3.28 : Luas Penen, Produksi dan Rata – Rata Produksi Padi
LUAS PANEN RATA - RATA
NO DESA/KELURAHAN PRODUKSI (TON)
(HA) PRODUKSI
1 Dadapan 580.31 2.848.57 4.91
2 Tebluru 208.69 1.551.60 7.43
3 Sugihan 197.71 1.390.63 7.03
4 Tenggulun 252.63 1.845.91 7.31
5 Payaman 256.29 1.849.69 7.22
6 Solokuro 633.39 1.179.93 6.60
7 Takerharjo 440.26 3.088.80 7.02
8 Banyubang 47.00 336.28 7.15
9 Dagan 175.74 1.327.48 7.55
10 Bluri 37.53 272.83 7.27
JUMLAH/RATA - RATA 2.829.55 15.691.72 6.61
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 36
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Diagram 3.13. Produksi Padi Di Kecamatan Solokuro
Tabel 3.29 : Luas Penen, Produksi dan Rata – Rata Produksi Jagung
LUAS PANEN RATA - RATA
NO DESA/KELURAHAN PRODUKSI (TON)
(HA) PRODUKSI
1 Dadapan 943.00 7.281.00 7.72
2 Tebluru 437.00 3.371.00 7.71
3 Sugihan 382.00 2.953.00 7.73
4 Tenggulun 234.00 1.806.00 7.72
5 Payaman 650.00 5.020.00 7.72
6 Solokuro 390.00 3.008.00 7.71
7 Takerharjo 715.00 5.525.00 7.73
8 Banyubang 222.00 1.708.00 7.69
9 Dagan 480.00 3.699.00 7.71
10 Bluri 232.00 1.781.00 7.68
JUMLAH/RATA - RATA 4.685.00 36.152.00 7.72
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
Tabel 3.30 : Luas Penen, Produksi dan Rata – Rata Produksi Kedelai
LUAS PANEN RATA - RATA
NO DESA/KELURAHAN PRODUKSI (Kw)
(HA) PRODUKSI
1 Dadapan 0.00 0.00 0.00
2 Tebluru 0.00 0.00 0.00
3 Sugihan 34.67 48.00 1.38
4 Tenggulun 0.00 0.00 0.00
5 Payaman 46.83 61.00 1.30
6 Solokuro 63.70 82.00 1.29
7 Takerharjo 47.83 59.40 1.24
8 Banyubang 0.00 0.00 0.00
9 Dagan 24.11 32.00 1.33
10 Bluri 23.91 28.15 1.18
JUMLAH/RATA - RATA 241.05 310.55 1.29
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 37
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
B. SEKTOR PETERNAKAN
Sektor peternakan di Kecamatan Solokuro terbagi menjadi ternak besar, ternak kecil dan
ternak unggas. Untuk ternak besar berupa sapi dan kuda dengan jumlah populasi masing
– masing 7.840 ekor dan 6 ekor. Ternak kecil terdiri dari ternak kambing dan domba
dengan jumlah populasi untuk kambing sejumlah 2.339 ekor dan domba sejumlah 2.736
ekor.
Sedangkan peternakan unggas dibedakan menjadi ternak ayam buras, ayam pedaging,
ayam petelur dan itik manila. Populasi ayam buras mencapai 14.950 ekor, ayam
pedaging sejumlah 67.181 ekor, ayam petelur sejumlah 16.704 ekor dan itik manila
sejumlah 3.199 ekor
Tabel 3.31 : Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kecamatan Solokuro
TERNAK BESAR TERNAK KECIL
NO DESA/KELURAHAN
SAPI KUDA KERBAU KAMBING DOMBA
1 Dadapan 788 2 - 154 112
2 Tebluru 407 - - 181 108
3 Sugihan 452 - - 163 101
4 Tenggulun 412 - - 327 212
5 Payaman 1.340 1 - 517 623
6 Solokuro 756 2 - 118 197
7 Takerharjo 1.289 1 - 230 563
8 Banyubang 397 - - 199 197
9 Dagan 1.062 - - 254 396
10 Bluri 937 - - 196 227
JUMLAH 7.840 6 2.339 2.736
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
C. SEKTOR INDUSTRI
Industri di Kecamatan Solokuro berdasarkan klasifikasinya terbagi menjadi industri kecil
dan kerajinan, industri sedang, dan industri besar. Jumlah industri kecil/kerajinan
sejumlah 1.082 unit, dan industri besar sejumlah 1 unit.
Industri kerajinan dapat diidentifikasi berdasarkan olahannya seperti industri olahan kulit,
kayu, logam. anyaman, makanan dan minuman, dan sebagainya. Industri kayu di
Kecamatan Solokuro sejumlah 15 unit, anyaman sejumlah 1.051 unit, dan industri kecil
makanan/minuman sejumlah 16 unit.
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 38
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035
Tabel 3.33 : Industri Menurut Jenisnya di Kecamatan Solokuro
JENIS INDUSTRI
INDUSTRI
NO DESA/KELURAHAN JUMLAH
KECIL/KERAJINAN INDUSTRI SEDANG INDUSTRI BESAR
RT
1 Dadapan 12 - 1 13
2 Tebluru 3 - - 3
3 Sugihan - - - -
4 Tenggulun - - - -
5 Payaman 992 - - 992
6 Solokuro 57 - - 57
7 Takerharjo 7 - - 7
8 Banyubang 3 - - 3
9 Dagan 6 - - 6
10 Bluri 2 - - 2
JUMLAH 1.082 - 1 1.083
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
Tabel 3.34 : Industri Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga di Kecamatan Solokuro
JENIS INDUSTRI KECIL DAN RUMAH TANGGA
NO DESA/KELURAHAN LOGAM/LOGAM MAKANAN/ JUMLAH
KULIT KAYU ANYAMAN LAINNYA
MULIA MINUMAN
1 Dadapan - - - 12 - - 12
2 Tebluru - 1 - 2 - - 3
3 Sugihan - - - - - - -
4 Tenggulun - - - - - - -
5 Payaman - 3 - 974 15 - 992
6 Solokuro - 1 - 56 - - 57
7 Takerharjo - - - 7 - - 7
8 Banyubang - 3 - - - - 3
9 Dagan - 5 - - 1 - 6
10 Bluri - 2 - - - - 2
JUMLAH - 15 - 1.051 16 - 1.082
Sumber : Kecamatan Solokuro Dalam Anga, 2014
LAPORAN PENDAHULUAN 3 - 39
Penyusunan RDTR Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun 2015 – 2035