2656-0933
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Program Studi D4 Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya, Indonesia1*,2
Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal,, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya, Indonesia3
Email: venarizky186@gmail.com1*
Abstract - PPNS plans to build an integrated Plumbing Laboratory to improve the learning
of D4 Piping Engineering Students. The design of the Plumbing Laboratory is likened to an
apartment building with 3 floors. Pipes used for sprinkler systems are ASTM A53 SCH-10,
and for heating systems using Random Polypropylene (PPR) PN20. The standard used for
sprinkler systems is the National fire protection association (NFPA) 13. The results of the
analysis and calculations obtained the Pump Head value from manual calculations greater
than the pump head from the software connection (Pipe Flow Expert). Power of pump for
the sprinkler system is 0.675 kW. The power needed by the heater is 0.042 Kwh and the power
needed by the radiator to move heat is 0.769 kW.
153
Proceeding 4rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.2656-0933
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Mulai
semua bagian, atau di bagian, sistem. Sistem pipa
Mengidentifikasi
dan Merumuskan
kering harus dikonversi untuk sistem pipa basah
Tahap Identifikasi
Masalah
ketika mereka menjadi tidak perlu karena panas yang
Studi Lapangan Studi Literatur
cukup disediakan. Penyiram jangan dimatikan dalam
cuaca dingin.
Data Primer
3. Preaction Systems and Deluge Systems
Dimensi ruang
Pengumpulan Data
Kondisi Ruang
Data Sekunder
Preaction Systems lebih kompleks daripada sistem
Catalog material & equipment
Code and standart design pipa basah dan pipa kering karena mengandung lebih
Tahap Pengumpulan Data
banyak komponen dan peralatan. Preaction Systems
Desain Penataan ruang
(Lay-out)
membutuhkan pengetahuan khusus dan pengalaman
dengan desain dan instalasi mereka, dan kegiatan
Desain sistem Pemanas
ruangan
Desain fire sprinkler system
inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan yang
Perhitungan diperlukan untuk memastikan keandalan dan
Perhitungan
Daya Heater
Headloss
Tekanan pada Sprinkler
Head Pompa
fungsionalitas mereka lebih terlibat. Spesifikasi dari
Daya Pompa
pabrik dan batasan daftar harus dipatuhi dengan ketat.
Penyusunan WBS
Berbagai jenis katup yang diklasifikasikan untuk
Perhitungan Piping Work
Volume digunakan dalam Preaction Systems telah tersedia.
Produktifitas Pekerja
Karakteristik operasi dari katup-katup ini
Penjadwalan
menyebabkan jenis sistem preaksi tertentu memiliki
PERT & CPM
kualitas yang serupa orang-orang dari sistem pipa
Analisa Biaya
S-Curve
kering, seperti sistem preaksi interlock ganda. Karena
Tahap Pengolahan Data itu, sama saja aturan dan batasan yang berlaku untuk
Tahap Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran
sistem pipa kering berlaku untuk sistem preaksi
Selesai
interlock ganda.
4. Combined Dry Pipe and Preaction Systems
for Piers, Terminals, and Wharves.
Gambar 1.1 Diagram alir penelitian
Pipa kering kombinasi dan Preaction Systems tidak
2.2. Fire Sprinkler System umum seperti beberapa dekade lalu. Sistem semacam
Fire Sprinkler System merupakan alat yang bertujuan itu dimaksudkan untuk diterapkan pada struktur yang
proteksi kebakaran, sistem perpipaan bawah tanah tidak biasa, seperti dermaga atau dermaga, yang
dan overhead terintegrasi yang dirancang sesuai membutuhkan pipa yang sangat panjang.
dengan standar teknik proteksi kebakaran. Instalasi
mencakup setidaknya satu pasokan air otomatis yang 2.4. Formula Matematika
memasok satu atau lebih sistem. Bagian dari sistem Formula yang digunakan dalam perhitungan pada
sprinkler di atas tanah adalah jaringan berukuran penelitian ini meliputi :
khusus atau perpipaan yang dirancang secara 1. Head Pompa
hidraulik dipasang di gedung, struktur, atau area, Head total pompa harus disediakan untuk
umumnya di atas kepala, dan penyiram dipasang mengalirkan jumlah air seperti yang direncanakan,
dalam pola yang sistematis. Setiap sistem memiliki dapat ditentukan dari kondisi sistem yang akan
katup kontrol terletak di riser sistem atau perpipaan dilayanai pompa.
pasokannya. Setiap sistem sprinkler termasuk 2. Head loss mayor
perangkat untuk mengaktifkan alarm ketika sistem Head loss mayor disebabkan karena rugi - rugi yang
sedang beroperasi. Sistem ini biasanya diaktifkan diakibatkan oleh gesekan sepanjang pipa.
oleh panas dari api dan membuang air ke area api
(Lake, Manager, & Rose, 2010). hL=f L/D V^2/2g (2.1)
154
Proceeding 4rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.2656-0933
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
H = hL + hf + Z + hP + hK (2.5) Dimana:
Ph = Daya Hidrolik (kW)
Dimana: Pin = Daya pompa (kW)
hL = Head loss mayor (m) ρ = Rapat massa fluida yang menglir (kg/m³)
h = Head loss minor (m) g = Percepatan gravitasi = 9,81 (m/s²)
8. Bilangan Reynolds Q = Debit aliran fluida yang mengalir (m³/s)
Bilangan Reynolds adalah bilangan tak berdimensi, H = Head total pompa (m)
yang menyatakan perbandingan gaya-gaya inersia ɳ = Efisiensi pompa (%)
terhadap gaya-gaya kekentalan (viskositas). Untuk
pipa bundar yang fluidanya mengalir penuh 2.5. Sistem Pemanas Ruangan
(memenuhi penampang pipa): Alat penukar panas merupakan suatu peralatan yang
digunakan untuk mempertukarkan energi dalam
Re=ρVD/μ=VD/ʋ (2.6) bentuk panas antara aliran fluida yang berbeda
temperatur yang dapat terjadi melalui kontak
Dimana: langsung maupun tidak langsung. Salah satu aplikasi
Re = Bilangan Reynold (tanpa dimensi) dari prinsip pertukaran panas adalah pada penukar
V = kecepatan rata-rata (m/detik) panas jenis radiator. (Wijaya & Arsana, 2014)
D = Diameter dalam pipa (m) Prinsip kerja pemanas adalah mengubah energy
ρ = Rapat massa fluida (kg/m³) listrik menjadi energi panas melalui elemen pemanas.
μ = Kekentalan mutlak (Pa detik) Persamaan yang digunakan dinyatakan sebagai
ʋ = Kekentalan kinematik (m²/detik) berikut :
Aliran fluida yang mengalir dalam pipa dibedakan
menjadi tiga jenis aliran menurut nilai Reynoldnya Q =m c ∆T (2.13)
yaitu aliran laminar, turbulen dan transisi:
• Aliran laminar (Re < 2300) Dimana :
• Aliran Turbulen (Re > 4000) Q = Kalor yang dibutuhkan (J)
155
Proceeding 4rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.2656-0933
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
• Head kecepatan
Dalam merencanakan head total pompa, maka perlu 𝑉22 − 𝑉12
diasumsikan bahwa pompa harus mampu menyuplai ℎ𝐾 =
kebutuhan air hingga jarak terjauh. Untuk 2𝑔
mendapatkan head total pompa maka dilakukan 4,52 − 22
=
perhitungan sebagai berikut: 2 𝑥 9,81
= 0,83 𝑚
156
Proceeding 4rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.2656-0933
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
157
Proceeding 4rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.2656-0933
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
7. DAFTAR PUSTAKA
158