Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:5) metode penelitian yaitu sebagai berikut

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah”. Berdasarkan masalah yang akan diteliti mengenai

pengaruh Keselamatan Kerja, Disiplin, dan Kompensasi terhadap Kinerja Tenaga

Kesehatan, maka dalam melakukan penelitian ini penelitian menggunakan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018:23) data kuantitatif adalah data

yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan (scoring). Sehingga

data kuantitatif merupakan data yang memiliki kecenderungan dapat dianalisis

dengan cara atau teknik statistik. Data tersebut dapat berupa angka atau skor dan

biasanya diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data yang jawabannya

berupa rentang skor atau pertanyaan yang diberi bobot.

Dengan metode penelitian, penulis bermaksud mengumpulkan data dengan

menggunakan metode penelitian survei. Menurut Sugiyono (2018:11) metode

survei adalah “Metode survei merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi

peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengedarkan kuesioner, penelitian keperpustakaan dan sebagainya”. Adapun

47
obyek penelitiannya adalah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Hermina Pasteur.

3.2 Variabel Penelitian dan Operassional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:38). Penelitian ini

menggunakan dua variable yaitu (1) variable bebas dan (2) variable terikat.

1. Variabel Bebas (Independent)

Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2018:39).

Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah:

a. Keselamatan Kerja (X1): Menurut Mangkunegara (2014: 161)

Keselamatan kerja menunjukan pada kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

b. Disiplin (X2): Menurut Hasibuan (2014:444) Disiplin kerja adalah

kesadaran dan kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

c. Kompensasi (X3): Menurut Sastrohadiwiryo (2014:319) menyatakan

bahwa kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh

organisasi kepada para tenaga kerja, karna tenga kerja tersebut telah

memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan organisasi

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

48
2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Varibel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang men2jadi akibat karena adanya

variabel bebas atau independen (Sugiyono, 2018:39). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen yaitu Kinerja (Y). Menurut Mangkunegara (2014:67)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakaan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala


Pemberian pelatihan
Keselamatan Kerja
keselamatan kerja yang Ordinal
(X1)
diperoleh karyawan
Pemberian Pelatih
Suma’mur, an Keahlian dan
(2012:67) pengetahuan
Ordinal
Keselamatan kerja keselamatan kerja yang
merupakan diperoleh karyawan
rangkaian usaha Tersediannya alat
Ordinal
untuk menciptakan Adanya alat pelindung
suasana kerja yang pengamanan Terjaminnya keamanan
aman dan tentram Ordinal
selama bekerja
bagi para karyawan
Peraturan mengenai
yang bekerja di Ordinal
keselamatan kerja
perusahaan yang Peraturan di
bersangkutan tempat kerja Kepatuhan pada
peraturan tempat kerja Ordinal

49
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kepatuhan pada
Ordinal
ketentuan jam kerja
Taat terhadap atur Tingkat kehadiran
an waktu dalam melakukan
Ordinal
aktivitas kerja sesuai
dengan ketentuan
Ketaatan pada aturan ata
ketentuan yang harus Ordinal
Disiplin (X2) Taat terhadap
dipatuh
peraturan
Menurut Hasibuan organisasi dan Ketaatan dalam aturan
(2014:444) Disiplin instansi berpakaian sesuai
Ordinal
kerja adalah dengan ketentuan
kesadaran dan instansi
kerelaan seseorang Mengikuti arahan atasan Ordinal
Taat terhadap
dalam menaati Ketaatan melakukan
aturan perilaku
semua peraturan
dalam pekerjaan. pekerjaan sesuai dengan Ordinal
perusahaan dan tugas dan jabatan
norma-norma Ketaatan bertingkah
sosial yang berlaku laku sesuai dengan
Ordinal
norma yang berlaku
Taat terhadap diinstansi
peraturan lainnya
Kesediaan dalam
di
mempertanggung
organisasi/instansi
jawabkan sarana dan Ordinal
prasarana yang
dipergunakan
Kompensasi (X3) Tingkat kesesuaian
pemberian gaji dengan
Ordinal
Mondy dan Noe (2 jabatan/tugas dan
013:91) tanggung jawab
Kompensasi adalah Kompensasi
Finansial Ketersediaan asuransi
total dari semua ha yang dijamin oleh Ordinal
diah yang diberika instansi
n kepada karyawan Tingkat kesesuainan
sebagai imbalan ata Ordinal
pemberian tunjangan
u jasa mereka. Kes
eluruhan kepenting Adanya kesempatan
an penyediaan kom yang sama dalam
Ordinal
pensasi untuk mena Kompensasi Non promosi jabatan bagi
rik, mempertahank Finansial setiap karyawan
an, dan memotivasi Adanya pengakuan atas
karyawan. Ordinal
hasil kerja

50
Variabel Dimensi Indikator Skala
Tingkat terjaminnya
Ordinal
rasa aman dalam bekerja
Tingkat penghargaan
Ordinal
atas prestasi kerja
Tingkat kenyaman
Ordinal
dalam bekerja
Ketelitian dalam bekerja Ordinal
Kualitas Hasil kerja sesuai
Kinerja (Y) Ordinal
dengan perintah
Simanjuntak (2015: Kecepatan dalam
210) Kinerja adala menyelesaikan Ordinal
h tingkat pencapaia pekerjaan
Kuantitas
n hasil atas pelaksa Kemampuan sesuai
naan tugas tertentu. dengan standar Ordinal
Kinerja setiap oran pekerjaan
g dipengaruhi oleh Ketepatan waktu
banyak faktor yang Ketepatan waktu pengerjaan sesuai target Ordinal
dapat digolongkan yang ditentukan
pada tiga kelompo Efektivitas dalam
k, yaitu kompetensi menyelesaikan Ordinal
individu orang yan Efektivitas pekerjaan
g bersangkutan, du Kerjasama antar
kungan organisasi, Ordinal
karyawan
dan dukungan man
Inisiatif dalam bekerja Ordinal
ajemen.
Kemandirian Kemampuan bekerja
Ordinal
secara mandiri

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen lengkap yang biasanya berupa orang,

objek, transaksi, atau kejadian, dimana penulis tertarik untuk mempelajarinya atau

menjadikannya objek penelitian. Menurut Sugiyono (2018:80) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

51
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga Kesehatan di

Rumah Sakit Hermina Pasteur yaitu sebanyak 100 orang.

3.3.2 Sampel

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dapat

merepresentasikan karakteristik populasi sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut

Sugiyono (2018: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus dapat representative

(mewakili populasi yang ada).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti melakukan pengambilan

sampel dari populasi yang berjumlah 100 orang, dengan perhitungan

menggunakan rumus Slovin:

N
n=
1+ N ( e )2

Keterangan:

n : Ukuran Sampel / Jumlah Responden

N : Ukuran Populasi

e : Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang

masih bisa ditolerin, 5%

52
Menurut Sugiyono (2016: 86) penentuan jumlah sampel populasi dapat

dikembangkan berdasarkan tingkat kesalahan, yaitu 1%, 5%, dan 10%. Ukuran

sampel minimum pada populasi penelitian ini dengan presentase kelonggaran

yang digunakan adalah 5% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk

mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan

perhitungan sebagai berikut:

100
n=
1+100 ¿ ¿

Dengan tingkat kesalahan 5% dapat disimpulkan bahwa sampel pada

penelitian ini menggunakan 80 orang responden. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Probability Sampling. Probability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama untuk setiap anggota populasi terpilih menjadi anggotan sampel (Sugiyono

(2018: 82). Kemudian, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan

jenis Simple Random Sampling, menurut Sugiyono (2018: 82) Simple Random

Sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggotan sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Husein Umar (2018:42) jika dilihat dari sumbernya maka data

terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder:

53
3.4.1 Data primer

Menurut Husein Umar (2018:42) data primer adalah “Data primer

merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang

biasa dilakukan oleh peneliti”. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini

melalui cara menyebarkan kuesioner dengan pihak-pihak yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan, sumber data primer dalam penelitian ini adalah

Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Hermina Pasteur.

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dari bentuk

pengakuan, pendapat atau persepsi responden tentang indikator – indikator yang

dianggap dapat mewakili dan mengungkap variable saluran Keselamatan Kerja

(X1), Disiplin (X2), Kompensasi (X3) dan Kinerja Tenaga Kesehatan (Y). data

primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung di subjek

penelitian.

a. Obsevasi (pengamatan) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melakukan pengamatan langsung ke subjek penelitian

b. Kuesioner semua data primer dihimpun dengan menggunakan instrument

dalam bentuk kuesioner yang bersifat tertutup. Pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan kuesioner. “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”

(Sugiyono, 2018: 142). Kuesioner yang diberikan kepada responden

dinilai dengan skala likert, skala likert ini digunakan untuk mengukur

54
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Tabel 3.2

Skala Likert

Pilihan jawaban Skor Positif Skor negatif

Sangat Tidak Setuju 1 5

Tidak Setuju 2 4

Cukup Setuju 3 3

Setuju 4 2

Sangat Setuju 5 1

Pada umumnya kategori skor yang digunakan pada skala likert antara 1

sampai 5. Sugiyono (2018:94) bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena soisal.

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Husein Umar (2018:42) data sekunder adalah: “Data sekunder

merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh

pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-

tabel atau diagram- diagram”. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan

Studi Dokumentasi yaitu kegiatan pengumpulan data dan pencatatan data yang

55
bersumber dari dokumen – dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

masalah yang terliti.

3.5 Analisis Data

Analisis data ialah upaya atau cara untuk pengolaan data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk

solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau

definisi lain dari analisis lain dari analisis data yakni kegiatan yang dilakukan

untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa

dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Analisis data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menurut Sugiyono (2017 :125) menunjukkan derajat

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang

dikumpulkan oleh peneliti. Selain itu uji validitas juga dilakukan apakah alat ukur

dalam penelitian telah menjalankan fungsi ukurannya. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Metode uji validitas dalam penelitian kali ini adalah dengan menggunakan

korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total

(Priyatno, 2012:90). Koefisien korelasi item-total dengan Bivariate Pearson dapat

dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

56
n Σ XY – (Σ X)( Σ Y )
r=
√ [n Σ X ² − ( Σ X ) ][n ΣY ² − ( Σ Y ) ]
2 2

Keterangan:

r : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n : jumlah subyek

ΣX : jumlah skor item

ΣY : jumlah skor total seluruh item

Σ XY : jumlah perkalian x dan y

X² : kuadrat dari x

Y² : kuadrat dari y

Untuk mempermudah pengujian data, pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan software SPSS. Pengujian dilakukan menggunakan uji dua sisi

dengan taraf signifikansi 0,05. Jika r hitung ≥ r tabel, maka bisa disimpulkan

bahwa item pertanyaan yang diuji valid, dan sebaliknya.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merujuk suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam

penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat dipercaya

(diandalkan) sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi

yang sebenarnya di lapangan. Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius atau

mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel

akan menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataan. Apabila datanya benar,

maka meskipun dilakukan pengujian berulang kali, hasil yang diperoleh tetap

sama.

57
Teknik pengukuran reliabilitas yang dipakai dalam penelitian kali ini adalah

teknik Cronbach. Teknik ini biasa digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen

yang skornya memiliki rentangan antara beberapa nilai (bukan 0 atau 1 dan bukan

ya atau tidak). Rentang nilai (skala) yang digunakan dalam penelitian kali ini

adalah antara 1 sampai 5. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

(Umar, 2013:90):

[ ][ ]
2
k 1 – Σσ b
r 11 =
k −1 σt
2

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

Σ σb² : jumlah varian butir

σt² : varian total

k : banyaknya butir pertanyaan

Menurut Priyatno (2012: 98), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

3.6 Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari

penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat

yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal,

tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum

melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu

pengujian asumsi klasik (Ghozali, 2016), yang terdiri dari:

58
3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mencari tahu apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak (Ghozali,

2013:160). Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara statistik melalui uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS

Statistics 21 For Windows. Jika nilai probabilitas signifikan K-S ≥ 5% atau 0,05,

maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2013:164).

3.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat juga

dilihat dari nilai Tolerance (TOL) dan metode VIF (Variance Inflation Factor).

VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Sedangkan nilai TOL berkebalikan dengan VIF. TOL adalah

besarnya variasi dari satu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang

tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai TOL < 0,10 atau nilai VIF >

10 (Ghozali, 2016:95).

3.6.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

59
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat

(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapatdilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang

telah diprediksi, dan sumber X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)

yang telah di-strandardized. Dasar Analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara dua

variabel yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan untuk mengetahui

prediktor data peubah bebas berhubungan secara linier atau tidak dengan peubah

terikat. Pengujian dapat dilakukan pada program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) for windows dengan menggunakan test for linearity pada taraf

signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data jika

60
F hitung >¿ F tabel atau angka signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05

menunjukkan kelinieran terpenuhi.

3.7 Analisis Deskriptif

Data yang dideskripsikan merupakan variabel-variabel independent dan

dependent dalam penelitian yaitu Keselamatan Kerja, Disiplin, Kompensasi dan

Kinerja Tenaga Kesehatan pada Rumah Sakit Hemina Bandung yang diperoleh

berdasarkan tanggapan responden yang ada dalam kuesioner. Gambaran data

tanggapan responden dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan

responden terhadap setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih

mudah menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi

terhadap skor tanggapan responden. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan

analisis dengan langkah langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kuesioner yang telah di isi oleh responden

dikumpulkan kembali untuk dilakukan pemeriksaan menyangkut

pengisian kelengkapan angket menyeluruh.

b. Coding, Yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap item berdasarkan

ketentuan yang ada untuk memudahkan menganalisa data.

c. Tabulating, yaitu dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam table

rekapitulasi secara lengkap. Membuat tabulasi adalah dengan memasukan

data kedalam tabel dan mengukur angka-angka sehingga dapat dihitung

jumlah kasus dalam berbagai kategori.

61
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan

perhitungan interval untuk menentukan panjang kelas interval. Menentukan

panjang kelas interval digunakan rumus sebagai berikut:

Rentang
Panjang Kelas Interval=
BanyakKelas

Dimana:

P = Panjang kelas interval

Rentang = Data terbesar−data terkecil

Banyak Kelas = 5

Adapun kriteria skor yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Kategori Penilaian

Nilai Rata-rata Hitung Kategori

1.00 – 1.80 Tidak Baik

1.81 – 2.60 Kurang Baik

2.61 – 3.40 Cukup

3.41 – 4.20 Baik

4.21 – 5.00 Sangat Baik

3.8 Rancangan Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2018:159) mengungkapkan bahwa: “Hipotesis

diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul”. Uji

62
hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dan variabel

dependen. Melalui langkah ini dapat diambil kesimpulan, menerima atau menolak

hipotesis yang telah dirumuskan.

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh Keselamatan Kerja,

Disiplin dan Kompensasi terhadap Kinerja Tenaga Kesehatan pada Rumah Sakit

Hemina Bandung akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis, berupa

analisis regresi berganda yang merupakan alat analisis untuk mengukur besarnya

pengaruh lebih dari satu variabel independent terhadap satu variabel dependent

sebagai faktor prediktor dengan model persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y : Kinerja Tenaga Kesehatan

a : Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien regresi

X1 : Keselamatan Kerja

X2 : Disiplin

X3 : Kompensasi

e : error (residual)

63
3.8.2 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk memahami hubungan antara variable

bebas dengan variable terikat (Suharsaputra, 2019:129). Teknik kolerasi ini

digunakan untuk membuktikan hubungan variable bila data variable berbentuk

interval atau ratio dan sumber datanya sama (Sugiyono,2018:228). Menurut

Sugiyono (2018:228) persamaan korelasi Pearson dinyatakan dalam rumus:

r =n ∑ x i y 1 − ¿ ¿ ¿

Keterangan:

r : Koefisien korelasi antara variabel

n : Jumlah sampel

x : Variabel bebas

y : Variabel terikat

Penafsiran terhadap besar atau kecilnya koefisien korelasi yang diperoleh

dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman pada ketentuan tertentu yang

dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 3.3
Pedoman Pemberian Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0.599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat

3.8.3 Pengujian Hipotesis Parsial (t-test)

64
Uji t atau bisa disebut uji parsial digunakan untuk menguji masing masing

variable independen terhadap variable dependen. Dalam penelitian ini berarti

apakah terdapat pengaruh secara parsial atau individu antara variable Keselamatan

Kerja (X1), Disiplin (X2), Kompensasi (X3) terhadap Kinerja (Y). Uji parsial ini

menggunakan distribusi t, caranya dengan menggunakan alat bantu statistic SPSS

dengan cara membandingkan antara nilai signifikan hitungan dengan signifikan

α=5%. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi dari t statistik lebih kecil dari 0,05 (sig. ≤ 0,05) maka

H0 ditolak dan H1 diterima, artinya faktor Keselamatan Kerja, Disiplin, dan

Kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap variable Kinerja Tenaga

Kesehatan.

2. Jika nilai signifikansi dari t statistik lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05)

maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya faktor Keselamatan Kerja,

Disiplin, dan Kompensasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variable Kinerja Tenaga Kesehatan.

3.8.4 Pengujian Hipotesis Simultan (F-test)

Uji F ini dilakukan untuk mengukur apakah terdapat pengaruh anatara

seluruh variable independent terhadap variable dependent. Dalam penelitian ini

berarti yaitu apakah Keselamatan Kerja (X1), Disiplin (X2), Kompensasi (X3)

berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja (Y). Kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi

65
1. Apabila nilai signifikansi dari F statistik lebih kecil dari 0,05 (sig. ≤ 0,05)

maka H0 ditolak dan Ha ditolak artinya faktor Keselamatan Kerja, Disiplin,

dan Kompensasi secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel

Kinerja Tenaga Kesehatan.

2. Apabila nilai signifikansi dari F statistik lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05)

maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya faktor Keselamatan Kerja,

Disiplin, dan Kompensasi secara serentak tidak berpengaruh terhadap

variabel Kinerja Tenaga Kesehatan.

3.8.5 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh

yang diberikan oleh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). Jadi nilai

koefisien determinasi atau R square ini berguna untuk memperdiksi dan melihat

seberapa besar pengaruh yang diberikan variable X secara simultan terhadap

variable Y. Rumus yang digunakan koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

KD = R2 x 100%

Keterangan:

KD : Besar atau jumlah koefisien determinasi

R² : Nilai koefisien korelasi

66

Anda mungkin juga menyukai