TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja individu adalah bagian hasil dari kerja pegawai baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan,
sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja
kelompok. Sedangkan menurut Dessler (2000), kinerja merupakan prestasi kerja,
yaitu perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang
ditetapkan. Pendapat lain yang disampaikan oleh Malthis (2007) terdapat tiga
faktor utama yang dapat mempengaruhi bagaimana individu/seorang karyawan
dalam bekerja, yaitu : (1) kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan
II-2
tersebut, (2) tingkat usaha yang dicurahkan, dan (3) dukungan organisasi. Kinerja
individual ditingkatkan sampai tingkat dimana ketiga komponen tersebut ada
dalam diri karyawan. Akan tetapi, kinerja berkurang apabila salah satu faktor ini
dikurangi atau tidak ada.
1. Tujuan
2. Ukuran
3. Penilaian
1. Subjectitive Procedure
Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan – pertimbangan
terhadap kecakapan kerja yang dilakukan oleh superior (atasan), sub
ordinates (bawahannya), peers (kelompok kerja), rekan – rekan
II-3
sekerja, outside observer (para observer dari luar) dan self (diri
sendiri). Prosedur ini sangant bergantung pada opini manusia,maka
prosedur ini memiliki kesalahan – kesalahan yang disebabkan oleh
manusia (human error).
2. Direct Measures
Metode ini tidak seperti metode terdahulu dimana evaluasi diminta
pertimbangannya terhadap perilaku kerja pegawai bawahannya.
Ada dua (2) tipe evaluasi ini, yaitu:
1) Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit – unit
yang diproduksi dan kualitas produk.
2) Berhubungan dengan personal inforation (informasi individu),
yaitu meliputi absensi, ketepatan datang, keluhan – keluhan
dari pegawai, waktu yang dipergunakan untuk mempelajari
pekerjaan dan sebagainya.
3. Proficiency Testing
Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecapakan pegawai.
Dalam hal ini pegawai yang diuji diminta untuk memerankan
pekerjaan seperti keadaan yang sesungguhnya.
2.1.2 Disiplin
Penyesuaian diri dari tiap individu terhadap segala sesuatu yang ditetapkan
kepadanya, akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib dan bebas dari
kekacauan – kekacauan. Demikian juga kehidupan dalam suatu perusahaan akan
sangat membutuhkan ketaatan dari anggota – anggotanya pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, disiplin kerja
pada karyawan sangat dibutuhkan, karena apa yang menjadi tujuan perusahaan
akan suka dicapai bila tidak ada disiplin kerja.
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai
mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan – aturan yang telah
digariskan oleh perusahaan. Dengan cara preventive, pegawai dapat
memelihara dirinya terhadap peraturan – peraturan perusahaan.
Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun
iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu juga pegawai harus
dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta
peraturan – peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin preventife
II-5
1. Jam Kerja
Jam kerja adalah jam datang karyawan ketempat kerja maupun pulang
kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan
pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor, baik untuk kepentingan
perusahaan ataupun kepentingan pribad dengan terlebih dahulu ada
izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang mengambil cuti.
3. Absensi Karyawan
Absensi karyawan adala tingkat kehadiran karyawan ditempat kerja
yang diadakan perusahan untuk melihat kehadiran para karyawan
ditempat kerja.
2.1.3 Pelatihan
“training” adalah “train”, yang berarti: (1) memberi pelajaran dan praktik (give
teaching and practice), (2) menjadikan berkembang dalam arah yang dikehendaki
(cause to grow in a required direction), (3) persiapan (preparation) dan (4)
praktik (practice). Pengertian ini mengandung arti bahwa pelatihan erat kaitannya
dengan keterampilan individu untuk membiasakan diri di dalam mengerjakan
sesuatu.
2.1.4 Motivasi
individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu kekuatan untuk mendorong
individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari
dua komponen, yaitu: arah perilaku kerja (kerja untuk mencapai tujuan), dan
kekuatan perilaku (sebagai kuat usaha individu dalam bekerja). Motivasi meliputi
perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan bagian dari
hubungan internal dan eksternal perusahaan. Winardi (2002:1) mengemukakan
bahwa “istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan latin yakni movere
yang berarti menggerakkan (to move)” .
Kontras dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia ada empat
teori Y :
Sumber
db JK RK Fhitung Ftabel
Variansi
n
Regresi 1
JKR Yˆ Y
i
2
RKR JKR
RKR
F1;n-2;α
i1 RKS
n
Sesatan n-2
JKS Y Yˆ
i
i
2
RKS
JKS
i1 n 2
n
Total n-1
JKS Y Yˆ
i
i
2
i1
Y = a + bX
a : konstanta b : kemiringan
b : positif Y b : negatif Y
Y = a + bX Y = a - bX
X X
(∑ )(∑ )
n n n
n ∑ xi yi− xi yi
i =1 i =1 i =1
b=
(∑ )
n n 2
n∑ x 2i − xi
i=1 i=1
n n
∑ yi ∑ xi
i=1
a= −b i=1
sehingga n n
n 2
1 r ij2
II-14
t hit rij
KD = r2 x 100%
1. Uji Validasi
Sugiyono (2014), mengemukakan validitas eksternal instrumen di
uji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan), antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi
di lapangan.
II-15
Keterangan :
r : Koefisien korelasi antara x dan y rxy
n : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor tota
Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,05 atau bisa juga dengan
membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid. Uji
validitas dilakukan pada 60 kuesioner determinan mutu (Dalam skripsi, Wisnu
Waluyo, 2015, h.6)
Dasar mengambil keputusan:
Jika r hitung > r table, maka instrument atau item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Jika r hitung < r table, maka instrument atau item pertanyaan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
II-16
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (.....). Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai >0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali,2005:42).
(Dalam skripsi, Wisnu Waluyo, 2015, h.7)
(3.3)
Keterangan:
α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
K = Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑sἱ² = Jumlah varians skor item
SX² = Varians skor-skor tes (seluruh item K)
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh
tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.
Tabel 2.3 Indeks Koefisien Reliabilitas
Interval Kriteria
<0,200 Sangat Rendah
0,2-0,399 Cukup Rendah
0,4-0,599 Tinggi
0,6-0,799
Sangat Tinggi
0,8-1,00
1. Statistik
secara etimologis Pengertian Statistik berasal dari kata status (bahasa latin)
yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat
(bahasa belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi
II-17
Negara. Pada mulanya, kata “statistic” diartikan sebagai “kumpulan bahan (data),
baik yang berwujud angka (data kuantitatif) keterangan maupun yang tidak
berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan
yang besar bagi suatu Negara. Namun,pada perkembangan selanjutnya, arti
statistik hanya dibatasi pada “kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka
(data kuantitatif)” saja, bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data
kualitatif) tidak lagi disebut statistic (Dalam skripsi, Wisnu Waluyo, 2015, h.15)
a. Pengolahan Data
Data dalam penelitian kuantitatif merupakan hasil pengukuran terhadap
keberadaan suatu variabel. Variabel yang diukur merupakan gejala yang menjadi
sasaran pengamatan penelitian. Data yang diperoleh melalui pengukuran
variabel dapat berupa data nominal, ordinal, interval atau rasio. Pengolahan data
adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang
siap dianalisis. Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan data, tranformasi
data (coding), serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap dari
masing- masing obyek untuk setiap variabel yang diteliti (Dalam jurnal, Nur
Aedi, 2010).
b. Pengeditan Data (Editing)
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan.
Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak
memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan
untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada
data mentah. Kekurangan dapat dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan
data atau dengan cara penyisipan (interpolasi) data. Kesalahan data dapat
dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi syarat untuk
dianalisis.Contoh kegiatan dalam pengeditan data adalah pemeriksaaan kuesioner
yang telah diisi oleh responden.
Aspek-aspek yang perlu diperiksa antara lain kelengkapan responden dalam
mengisi setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Jika pengisian belum
lengkap, peneliti dapat meminta responden untuk mengisinya kembali. Jika hal
itu tidak dapat dilakukan, sebaiknya kuesioner tersebut tidak digunakan untuk
II-18
kepentingan analisis data. Aspek lain yang harus diperiksa adalah konsistensi
responden dalam hal pengisian kuesioner. Misalnya, ketika ditanyakan tentang
status perkawinan responden memberikan jawaban belum kawin, akan tetapi
ketika ditanya jumlah anak responden menjawab 2 orang. Dari kedua jawaban
tersebut, terlihat inkonsistensi dalam memberikan jawaban. Artinya, terdapat
salah satu jawaban yang salah. Hal-hal seperti inilah yang perlu dicermati pada
tahap pengeditan data (Dalam jurnal, Nur Aedi, 2010).
1. Coding dan Tranformasi Data
Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiap-
tiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama. Kode adalah
simbol tertertu dalam bentuk huruf atau angka untuk memberikan identitas data.
Kode yang diberikan dapat memiliki makna sebagai data kuantitatif (berbentuk
skor). Kuantikasi atau transformasi data menjadi data kuantitatif dapat dilakukan
dengan memberikan skor terhadap setiap jenis data dengan mengikuti kaidah-
kaidah dalam skala pengukuran (Dalam jurnal, Nur Aedi, 2010).
Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara
membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang
dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data yang akan dianalisis. Pemisahan
tabel akan menyulitkan peneliti dalam proses analisis data. Misalnya, seorang
peneliti melakukan pengukuran terhadap empat variabel yaitu: (1) Jenis
kelamin, Tingkat pendidikan, (4) Pengalaman kerja, (4) Kompetensi profesional,
serta (5) Kinerja guru (Dalam jurnal, Nur Aedi, 2010).
Selain menggunakan tabel, bentuk lain penyajian data adalah grafik atau
diagran. Grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel. Grafik
merupakan visualisasi data pada tabel yang bersangkutan. Berikut disajikan
contoh-contoh bentuk grafik atau diagram yang biasa digunakan dalam penyajian
data penelitian kuantitatif (Dalam jurnal, Nur Aedi, 2010).
1. Diagram Lingkaran (Pie Chart)
Digram lingkaran atau pie chart biasanya digunakan untuk melihat
komposisi data dalam berbagai kelompok. dibuat diagram lingkaran yang
II-19
60,00%
2
5
2
0
1
5
1
0
0
Diploma Sarjana Magister
Gambar 2.3: Contoh Diagram Batang Komposisi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
(Dalam jurnal, Nur Aedi, 2010).
2. SPSS (Statistical Product and Service Solutions)
SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis
statistik cukup tinggi serta system manajemen data pada lingkungan grafis dengan
II-20
a. Komputer
Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi yang
berarti. Data yang akan diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan
proses pengolahan data oleh computer dihasilkan output berupa informasi
II-21
b. Statistik
Statistik juga mempunyai fungsi yang mirip dengan computer,yaitu
mengolah data dengan perhitungan statistic tertentu lalu menjadi informasi
yang berarti. Cara kerja proses perhitungan dengan statistik :
2.1.7 Hipotesis
“hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi
hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan
seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah
hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti
mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang
dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai
hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal:
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa
menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk
menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya.
Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis
sebagai berikut:
c. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
atau hasil penelitian yang relevan.
2. Jenis-jenis Hipotesis
a. Jika... maka...
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau
tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih
variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
statistik.
INPUT
PROSES
OUTPUT