Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM KORPORASI

Nama : Viandra Aurora

Npm : 213300516122

Ruang Kelas : 01

SOAL KULIAH PENGGANTI 1!

1.Dalam kasus pelanggaran hukum oleh anak perusahaan, apakah holding company dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum? Jelaskan.

2. Bagaimana cara holding company memastikan bahwa anak perusahaannya mematuhi


peraturan dan undang-undang yang berlaku?

3.Bagaimana struktur kepemilikan dan pengambilan keputusan dalam sebuah holding


company? Jelaskan.

4.Sebuah holding company ingin melakukan penggabungan dengan salah satu anak
perusahaannya. Apa saja prosedur dan persyaratan hukum yang harus dipenuhi dalam proses
penggabungan tersebut?

JAWAB!

1. Dengan adanya pereroan anak, Jika sesuatu terjadi terhadap usaha yang dijalankan oleh
Perseroan Anak, Perseroan Induk hanya bertanggungjawab sebatas saham yang dimilikinya
di Perseroan Anak, karena keduanya adalah badan hukum yang terpisah.

2. Holding company mematuhi peratauran dan undang-undang yang berlaku yaitu Induk
perusahaan ini mempunyai tugas di dalam proses perencanaan, pengelolaan, pemantauan
sampai dengan evaluasi anak perusahaan yang berada dibawahnya.

3. Struktur kepemilikan dapat berupa investor individual, pemerintah, dan institusi swasta.
Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori. Secara spesifik kategori struktur
kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah,
karyawan dan individual domestik.
a) Investment Holding Company atau Perusahaan Holding Investasi

b) Operating Holding Company atau Perusahaan Holding Manajemen

4. Ada tiga proses untuk mendirikan holding company, yaitu:

a) Proses pertama, yaitu residual. Pada proses yang satu ini perusahaan yang terpisan dari
yang lain, karena runtuhnya sebuah unit bisnis. Selain itu, pada perusahaan lain, nantinya
akan menjadi perusahaan yang mandiri dan sisanya akan menjadi perusahaan induk. Maka
dari itu, untuk perusahaan mandiri maupun fraksinya akan terus melakukan interaksi dengan
sistem yang berbeda-beda.

b) Proses Prosedur Penuh, Proses holding yang kedua, yaitu proses prosedural secara penuh.
Ketika perusahaan tidak mempunyai banyak hal untuk menyelesaikan permasalahan. Maka,
untuk prosedur penuh dapat menjadi langkah alternatif.

c) Prosedur Terprogram, Proses ketiga pada holding adalah prosedur terprogram. Pada proses
yang satu ini pada umumnya direncanakan sejak awal berdirinya bisnis tersebut. Maka dari
itu, untuk perusahaan pertama berdiri ini sering disebut dengan perusahaan induk.

SOAL KULIAH PENGGANTI 2!

1.Apa saja tindakan yang dapat menimbulkan pertanggungjawaban perdata bagi korporasi?

2. Apa yang menjadi dasar hukum pertanggungjawaban perdata korporasi?

3.Apa yang dimaksud dengan ganti rugi dalam konteks pertanggungjawaban perdata
korporasi?

4. Bagaimana proses penyelesaian sengketa perdata yang melibatkan korporasi?

5. Bagaimana cara menentukan apakah suatu tindakan korporasi dapat menimbulkan


pertanggungjawaban perdata atau pidana?

JAWAB!

1. Kasus perdata harus ditangani sesuai dengan norma hukum perdata, kasus korporasi
ditangani dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas, kasus perbankan ditangani dengan
Undang-Undang Perbankan, tidak bisa serta merta semuanya ditangani dengan
mempergunakan delik korupsi, mengingat dalam ilmu hukum dikenal asas systematische
specialiteit (kekhususan sistematis).

2. Ada beberapa undang-undang yang sudah mengakomodir kedua ranah hukum perdata dan
pidana, antara lain Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup– kini UU No. 32 Tahun 2009, UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

3. Dalam perbuatan-perbuatan perdata , diatur mengenai hubungan atasan dan bawahan atau
pekerja dan pemberi kerja, dimana pemberi kerja bertanggung jawab atas kesalahan yang
dilakukan oleh pekerjanya. Sehingga apabila terjadi suatu kesalahan yang dilakukan oleh
pekerja sehingga mengakibatkan kerugian salah satu pihak, maka pihak tersebut dapat
menggugat pemberi kerja atau atasannya untuk bertanggungjawab.

4. Setiap sengketa/perkara yang terjadi tentu diharap dapat menuju ke pemecahan dan
penyelesaian yang memberikan kepastian hukum yang memiliki kekuatan judisial. Adanya
kepastian hukum bagi pelaku usaha / korporasi merupakan sebuah kebutuhan agar
sengketa/perkara yang dihadapi dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku (rule
of law). Misalnya, penyelesaian perkara litigasi perdata hingga niaga bagi korporasi di
pengadilan. Penyelesaian sengketa baik di lembaga peradilan (litigasi), maupun di luar
pengadilan (non-litigasi) telah melembaga dalam dunia bisnis dewasa ini. Tentu upaya
penyelesaian apapun, pasti membutuhkan cara ampuh agar penyelesaian sengketa bisnis
dapat berjalan secara efektif dan efisien.

5. Korporasi bertanggungjawab atas tindak pidana atau perdata yang dilakukan oleh seorang
pekerjanya, tanpa melihat status atau kedudukan orang tersebut di dalam korporasi. Tindak
pidana atau perdata terjadi karena pelaku memiliki jabatan sangat tinggi, dimana dianggap
bahwa pemikirannya, ucapannya, sama dengan yang dilakukan oleh korporasi.

Anda mungkin juga menyukai