Anda di halaman 1dari 6

Basis Data

Tanggal Pengumpulan 21 Oktober 2020

Nama: Erras Lindiarda Mahentar


NIM: 3411191102
Kelas: D

Jurusan Informatika
Fakultas Sains Dan Informatika
Universitas Jenderal Achmad Yani
2020
NORMALISASI
Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan
atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi berstruktur baik.
Relasi berstruktur baik memiliki 2 kondisi:
• Mengandung redundansi yang sedikit mungkin
• Memungkinkan baris-baris dalam relasi disisipkan, dimodifikasi, dan dihapus tanpa
menimbulkan kesalahan atau ketidakkonsistenan.
Normalisasi dilakukan melalui setiap bentuk form (1NF sampai dengan 5NF).

Langkah-Langkah dalam Normalisasi:

ANOMALI
 Normalisasi bertujuan untuk meminimalkan
redundansi data.
 Pertanyaannya: "Mengapa redundansi data perlu diminimalkan?"
 Alasannya: Redundansi menimbulkan problem yang
disebut ANOMALI
 Anomali: masalah yang timbul dalam relasi ketika terjadi operasi pemutakhiran data
dalam relasi
Anomali penyisipan, Anomali pengubahan dan Anomali penghapusan
DEPENDESI
 Analisis dependensi biasa digunakan dalam normalisasi.
 Ada beberapa jenis dependensi:
• Dependensi fungsional
• Dependensi sepenuhnya
• Dependensi parsial
• Dependensi total
• Dependensi transitif

1. DEPENDESI FUNGSIONAL
Dependensi fungsional (dependensi saja): kekangan antara dua buah atribut atau dua
buah himpunan atribut.
 Analogi: andai terdapat relasi R dengan dua buah atributnya berupa X dan Y,
sehingga notasinya: R(X,Y,...)
 Pada keadaan tersebut Y dikatakan mempunyai dependensi fungsional terhadap X
apabila setiap nilai dalam X berhubungan dengan satu nilai yang sama pada Y.
 Notasinya: X Y

2. DEPENDENSI SEPENUHNYA
 Suatu atribut Y dikatakan memiliki dependensi sepenuhnya terhadap X apabila:
 Y mempunyai dependensi fungsional terhadap X
 Y tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X
 Contoh: {No Dosen, Pendidikan} → Tahun Lulus
 Ujicoba:
 Apakah Tahun Lulus memiliki dependensi fungsional terhadap Non Dosen atau
Pendidikan?

3. DEPENDENSI PARSIAL
 Suatu atribut Y dikatakan memiliki dependensi parsial terhadap X apabila:
 Y adalah atribut non-kunci primer dan X adalah kunci primer
 Y memiliki dependensi terhadap sebagian dari X (tidak terhadap keseluruhan
dari X)
 Contoh: relasi Pendidikan Dosen mempunyai kunci primer berupa (Non Dosen,
Pendidikan). Jenis Kelamin memiliki dependensi terhadap No Dosen saja (bagian
dari kunci primer)

4. DEPENDENSI TOTAL
 Sebuah atribut Y dikatakan memiliki dependensi total terhadap X jika memenuhi
kondisi berikut:
 Y memiliki dependensi fungsional terhadap X
 X mempunya dependensi fungsional terhadap Y
 Notasi: X <-> Y
 Contoh pada relasi pemasok:
 Kode Pemasok → Nama Pemasok
 Nama Pemasok → Kode Pemasok
 Dengan demikian: Kode Pemasok <->Nama Pemasok dengan asumsi: tidak ada
nama pemasok yg sama.
5. DIPENDENSI TRANSITIF
 Suatu atribut Z dikatakan memiliki dependensi transitif
 X apabila:
 Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y
 Y memiliki dependensi fungsional terhadap X
 Notasi: X+Y+Z
 Contoh: relasi Barang Pemasok
 Kode Barang Nama Pemasok
 Namun sesungguhnya terdapat dependensi:
 Kode Barang → Kode Pemasok
 Kode Pemasok → Nama Pemasok
 Notasi: Kode Barang > Kode Pemasok → Nama Pemasok

Diagram Dipendensi Fungsional


 Selain menggunakan notasi →, hubungan antara penentu dan dependen bisa
dinyatakan dengan diagram dependensi fungsional
 Contoh pada relasi Pendidikan Dosen

NO_Dosen NamaDosen JenisKelamin Pendidikan Tahun lulus

 Dapat dilihat pada diagram


 No_Dosen menentukan NamaDosen dan Jenis Kelami
 No_Dosen dan Pendidikan menentukan TahunLulus

Matakuliah Ruang Tempat Hari JamMulai


Basis data Labcerdas FTK Senin 08:00
SistemPakar FTK4 FTK Senin 08:00
Kalkulus FTKC FBS Selasa 08:00
Statistik FTKB FBS Rabu 13:00

Notasi:
MataKuliah {Ruangan, Tempat, Hari, JamMulai}
Ruangan Tempat

BENTUK NORMAL PERTMA (1NF)


 Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal pertama (1NF) jika dan hanya jika
setiap atribut
dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal dan tidak ada pengulangan grup
atribut dalam baris.
 Bentuk 1NF tidak boleh mengandung grup atribut yang berulang
BENTUK NORMAL KEDUA (2NF)
 Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal kedua (2NF) jika dan hanya jika:
 Memenuhi bentuk normal pertama (1NF)
 Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap
semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut kunci (fully functionally
dependent)
 Untuk normalisasi ke bentuk 2NF, maka tabel 1NF didekomposisi menjadi beberapa
tabel yang masing-masing memenuhi 2NF.
 Bila terdapat ketergantungan parsial maka:
Eliminate
Contoh:
Diketahui tabel R = (A, B, C, D, E); A, B kunci utama (primary key) dengan F D:
A, B → C, D, E maka tabel R memenuhi 2NF sebab:
A, B → C, D, E berarti:
A, B → C,
A, B → D dan
A, B → E
Jadi semua atribut bukan kunci utama tergantung penuh pada (A, B).

Bagaimana bila R = (A, B, C, D, E) tetapi dengan F D: = (A, B) → (C, D) dan B > E.


Apakah memenuhhi 2NF?
Jelas bahwa R bukan 2NF karena ada atribut E yang bergantung hanya pada atribut B
saja dan bukan terhadap (A, B).
Dari FD: (A, B) → (C, D) juga mencerminkan bahwa hanya C dan D saja yang
bergantung secara fungsional terhadap (A, B), tidak untuk E. Jadi bukan 2NF.
Untuk mengubah menjadi 2NF, lakukan dekomposisi menjadi: R1 = (A, B, C, D) dan
R2 = (BE). Tampak R1 dan R2 memenuhi 2NF.
BENTUK NORMAL KETIGA (3NF)
 Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal kedua (2NF) jika dan hanya jika:
 Memenuhi bentuk normal kedua (2NF)
 Setiap atribut yang bukan kunci tidak tergantung secara fungsional terhadap
atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tsb (tidak terdapat ketergantungan
transitif pada atribut bukan kunci).
Contoh:
Diketahui tabel R = (A, B, C, D, E); A, B kunci utama (primary key)
dengan FD: A, B → C, D, E dan C+ D, E maka R bukan 3NF sebab: Atribut D dan E (bukan
kunci utama) bergantung secara fungsional pada C (yang juga bukan kunci utama).

Melalui FD:
 Diketahui A, B → C, D, E.
Karena sifat refleksif maka A, BA, B. Sehingga A, BA, B, C, D, E
(A, B): Superkey.
 Diketahui CD, E.
Karena sifat refleksif maka C+C. Sehingga C+C, D, E. Karena C A, B, C, D, E maka
C bukan superkey.
 Tidak memenuhi definisi 3NF. Jadi R bukan 3NF.
Agar R memenuhi 3NF maka didekomposisi menjadi: NYA R1 = (A, B, C) dan R2 = (C, D,
E) sehingga R1 dan R2 memenuhi 3NF.

Anda mungkin juga menyukai