Jurusan Informatika
Fakultas Sains Dan Informatika
Universitas Jenderal Achmad Yani
2020
NORMALISASI
Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan
atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi berstruktur baik.
Relasi berstruktur baik memiliki 2 kondisi:
• Mengandung redundansi yang sedikit mungkin
• Memungkinkan baris-baris dalam relasi disisipkan, dimodifikasi, dan dihapus tanpa
menimbulkan kesalahan atau ketidakkonsistenan.
Normalisasi dilakukan melalui setiap bentuk form (1NF sampai dengan 5NF).
ANOMALI
Normalisasi bertujuan untuk meminimalkan
redundansi data.
Pertanyaannya: "Mengapa redundansi data perlu diminimalkan?"
Alasannya: Redundansi menimbulkan problem yang
disebut ANOMALI
Anomali: masalah yang timbul dalam relasi ketika terjadi operasi pemutakhiran data
dalam relasi
Anomali penyisipan, Anomali pengubahan dan Anomali penghapusan
DEPENDESI
Analisis dependensi biasa digunakan dalam normalisasi.
Ada beberapa jenis dependensi:
• Dependensi fungsional
• Dependensi sepenuhnya
• Dependensi parsial
• Dependensi total
• Dependensi transitif
1. DEPENDESI FUNGSIONAL
Dependensi fungsional (dependensi saja): kekangan antara dua buah atribut atau dua
buah himpunan atribut.
Analogi: andai terdapat relasi R dengan dua buah atributnya berupa X dan Y,
sehingga notasinya: R(X,Y,...)
Pada keadaan tersebut Y dikatakan mempunyai dependensi fungsional terhadap X
apabila setiap nilai dalam X berhubungan dengan satu nilai yang sama pada Y.
Notasinya: X Y
2. DEPENDENSI SEPENUHNYA
Suatu atribut Y dikatakan memiliki dependensi sepenuhnya terhadap X apabila:
Y mempunyai dependensi fungsional terhadap X
Y tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X
Contoh: {No Dosen, Pendidikan} → Tahun Lulus
Ujicoba:
Apakah Tahun Lulus memiliki dependensi fungsional terhadap Non Dosen atau
Pendidikan?
3. DEPENDENSI PARSIAL
Suatu atribut Y dikatakan memiliki dependensi parsial terhadap X apabila:
Y adalah atribut non-kunci primer dan X adalah kunci primer
Y memiliki dependensi terhadap sebagian dari X (tidak terhadap keseluruhan
dari X)
Contoh: relasi Pendidikan Dosen mempunyai kunci primer berupa (Non Dosen,
Pendidikan). Jenis Kelamin memiliki dependensi terhadap No Dosen saja (bagian
dari kunci primer)
4. DEPENDENSI TOTAL
Sebuah atribut Y dikatakan memiliki dependensi total terhadap X jika memenuhi
kondisi berikut:
Y memiliki dependensi fungsional terhadap X
X mempunya dependensi fungsional terhadap Y
Notasi: X <-> Y
Contoh pada relasi pemasok:
Kode Pemasok → Nama Pemasok
Nama Pemasok → Kode Pemasok
Dengan demikian: Kode Pemasok <->Nama Pemasok dengan asumsi: tidak ada
nama pemasok yg sama.
5. DIPENDENSI TRANSITIF
Suatu atribut Z dikatakan memiliki dependensi transitif
X apabila:
Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y
Y memiliki dependensi fungsional terhadap X
Notasi: X+Y+Z
Contoh: relasi Barang Pemasok
Kode Barang Nama Pemasok
Namun sesungguhnya terdapat dependensi:
Kode Barang → Kode Pemasok
Kode Pemasok → Nama Pemasok
Notasi: Kode Barang > Kode Pemasok → Nama Pemasok
Notasi:
MataKuliah {Ruangan, Tempat, Hari, JamMulai}
Ruangan Tempat
Melalui FD:
Diketahui A, B → C, D, E.
Karena sifat refleksif maka A, BA, B. Sehingga A, BA, B, C, D, E
(A, B): Superkey.
Diketahui CD, E.
Karena sifat refleksif maka C+C. Sehingga C+C, D, E. Karena C A, B, C, D, E maka
C bukan superkey.
Tidak memenuhi definisi 3NF. Jadi R bukan 3NF.
Agar R memenuhi 3NF maka didekomposisi menjadi: NYA R1 = (A, B, C) dan R2 = (C, D,
E) sehingga R1 dan R2 memenuhi 3NF.