Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral Semester Genap 2022-2023

Acara 1 : Alterasi Hidrotermal

ASISTEN ACARA:

AHMAD HAFIZH DHIYA’UL HAQ


FIKI FAHRIS MAZIYYA KAMILA
MIFTAKHURRAHMAN NUR HAMID
RENALDO ARDIAN
MAKSUD DAN TUJUAN
PRAKTIKUM

❖ Maksud dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan kepada praktikan


mengenai produk alterasi hidrotermal yang teramati pada batuan secara
megaskopik.

❖ Tujuan dari praktikum ini adalah mendeskripsi, menentukan, dan


menginterpretasikan pembentukan produk alterasi hidrotermal pada batuan.
PENGERTIAN ALTERASI
HIDROTERMAL
Alterasi hidrotermal adalah perubahan batuan
secara mineralogi dan komposisi kimia yang
terjadi ketika batuan berinteraksi dengan fluida
hidrotermal (Hedenquist dkk., 1996).

Alterasi terjadi sebagai proses kesetimbangan


antara mineral-mineral dalam batuan yang
berinteraksi dengan larutan fluida hidrotermal.

Identifikasi alterasi pada batuan sangat penting


dalam kegiatan eksplorasi berbagai endapan Model zona alterasi pada sistem hidrotermal magmatik
yang berpusat pada intrusi (Sillitoe, 2010).
mineral yang terbentuk oleh larutan hidrotermal
magmatik maupun non-magmatik.
PEMBENTUKAN ALTERASI
HIDROTERMAL

Pirajno (2009) menjabarkan terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi proses


pembentukan alterasi hidrotermal, yaitu: (1) temperatur, (2) komposisi kimia fluida, (3)
konsentrasi unsur dalam fluida, (4) komposisi batuan dinding, (5) laju reaksi antara
fluida hidrotermal dan batuan dinding, (6) lama aktivitas alterasi, dan (7) permeabilitas
batuan.

Seluruh faktor ini dapat dirangkum menjadi dua faktor, yaitu (1) kondisi fisis dan
kimiawi dari fluida hidrotermal dan (2) kondisi fisis dan kimiawi dari batuan dinding.
REAKSI KIMIA PADA
ALTERASI HIDROTERMAL

Selama alterasi hidrotermal berlangsung, terjadi banyak reaksi kimia. Beberapa dari
reaksi kimia ini adalah sebagai berikut:

a. Hidrolisis
b. Hidrasi-dehidrasi
c. Metasomatisme alkali & alkali tanah
d. Dekarbonasi
e. Silisifikasi
f. Silisikasi
g. Reduksi-oksidasi
INTENSITAS ALTERASI
HIDROTERMAL

Intensitas alterasi secara sederhana merujuk kepada seberapa besar dampak alterasi
hidrotermal pada suatu batuan (Pirajno, 2009). Intensitas ini ditunjukkan dalam bentuk
angka (kuantitatif) walaupun penentuan nilainya tetap bersifat subjektif (kualitatif).
Pada pengamatan setangan, angka ini didapatkan dengan melihat perbandingan secara
umum antara mineral alterasi dan mineral primer. Estimasi yang lebih kuantitatif
dapat dilakukan pada sayatan tipis. Morrison dkk. (1996) membuat klasifikasi yang
sangat membantu dalam menggunakan intensitas alterasi ini sebagai salah satu
komponen deskripsi.
Nilai intensitas alterasi (IA) beserta nama kategori dan kenampakannya di
contoh setangan (Morrison dkk., 1996)
EFEK ALTERASI
HIDROTERMAL

Efek alterasi merupakan kenampakan visual dari dampak alterasi hidrotermal pada
suatu batuan. Hedenquist dkk. (1996) membagi efek alterasi ini menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut:

1. Selektif
2. Terbatas pada urat
3. Pervasif
PRODUK ALTERASI
HIDROTERMAL

Produk alterasi hidrotermal merupakan seluruh kenampakan batuan yang terubah


akibat proses alterasi hidrotermal. Produk ini meliputi semua komponen deskriptif
batuan pada umumnya, yaitu warna, struktur, tekstur, dan komposisi mineral. Pada
bagian ini, yang akan dibahas adalah bagian paling fundamental dari pengamatan
produk alterasi hidrotermal, yaitu komposisi mineral.

Grup mineral asosiasi dapat dibagi menjadi: (1) grup silika, (2) grup alunit, (3) grup
kaolin, (4) grup ilit, (5) grup klorit, (6) kelompok kalksilikat, dan (7) fase mineral-
mineral lain.
Singkatan: ab – albit; act – aktinolit; ad –
adularia; and – andalusit; bio – biotit; cb –
karbonat (Ca, Mg, Mn, Fe); ch – klorit; chab
–chabazite; chd – kalsedon; ch-sm – klorit-
smektit; cor – korundum; cpz – klinopiroksen; cr
– kristobalit; ct – kalsit; do – dolomit; dik –
dickite; dp – diaspora; ep – epidot; fsp – feldspar;
ga – garnet; hal – halloysite; heu – heulandit; I –
ilit; i-sm – ilit- smektit; k – kaolinit; lau –
laumontit; mt – magnetit; mor – mordenit; nat –
natrolit; op – silika opal; pyr – pirofilit; q –
kuarsa; ser – serisit; sid – siderit; sm – smektit;
stb – stibnit; tr – tremolit; tri – tridimit; ves –
vesuvianit; wai – wairakit; wo – wolastonit; zeo –
zeolit.

Asosiasi mineral yang umum ditemukan pada


kondisi alterasi hidrotermal beserta kondisi
temperatur dan pH yang membentuknya (Corbett
dan Leach, 1998)
TIPE ALTERASI
HIDROTERMAL
Penamaan zona alterasi didasari oleh penelitian oleh Lowell dan Guilbert (1970) serta
Meyer dan Hemley (1967) dan menjadi terminologi yang sangat umum ditemui ketika
kita berdiskusi tentang alterasi hidrotermal.
1. Potasik: biotit, k-feldspar, magnetit.
2. Propilitik: epidot, klorit, ilit, karbonat.
3. Filik/serisitik: serisit, kuarsa, sulfida.
4. Argilik: smektit, illit, kaolinit.
5. Argilik lanjut: kaolinit, alunit, pyropilit, diaspor, andalusite.
6. Vuggy silika/vuggy quartz: silikaan.
7. Greisen: kuarsa, muskovit, topaz.
8. Skarn: silika yang kaya Fe dan Ca.
Contoh foto untuk tipe alterasi (a) potasik (Escolme dkk., 2020), (b) propilitik (Wang dkk., 2020), (c)
serisitik (Escolme dkk., 2020), (d) argilik (Maydagán dkk., 2015), (e) argilik lanjut (Harrison dkk., 2018),
dan (f) vuggy quartz (Pan dkk., 2019).
DESKRIPSI SAMPEL
ALTERASI
1. Warna batuan
2. Tekstur batuan asal
3. Mineralogi
4. Ukuran kristal*
5. Efek alterasi
6. Intensitas alterasi
7. Nama batuan asal
8. Tipe alterasi
*Ukuran kristal mineral alterasi mengikuti klasifikasi oleh Morrison (1996) sebagai berikut.
a. Sangat Halus, <0.05 mm
b. Halus, 0.05—1 mm
c. Sedang, 1—5 mm
d. Kasar, 5—30 mm
e. Sangat kasar, > 30 mm
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai