Anda di halaman 1dari 4

Temuan Audit dan Rencana Tindak Lanjut : UNIT GIZI

Proses Penilaian capaian kinerja UNIT: GIZI


Kriteria Audit Indikator pencapaian kinerja Gizi

Bagian I : Rincian ketidaksesuaian


Uraian Ketidaksesuaian Bukti – Bukti Obyektif Metode Audit
● Capaian kinerja (Cakupan indikator kinerja dan PWS Dokumen terlampir)
Cakupan Bayi Usia ● Capaian kinerja Cakupan Bayi Usia Kurang Dari 6 Wawancara Periksa
Kurang Dari 6 Bulan Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif (Asi Proses) dokumen
Yang Mendapat Asi sampai dengan bulan Februari 2023 14,1%
Eksklusif (Asi Proses), sementara target 38%, target 2023 adalah 76%
Cakupan balita ● Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat
ditimbang yang tidak badannya dua kali berturut-turut (2T/D sampai
naik berat badannya dengan bulan Februari 2023 1,2% sementara target
dua kali berturut-turut tidak boleh lebih dari 0,6%, target 2023 adalah 3,4%
(2T/D), Cakupan Ibu ● Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
Nifas Mendapat sampai dengan bulan Februari 2023 15% sementara
Kapsul Vitamin A, target 16,3%, target 2023 adalah 98%
Persentase ibu hamil ● Persentase ibu hamil anemia sampai dengan bulan
anemia, Persentase Februari 2023 1,7% sementara target tidak boleh
balita underweight, lebih dari 1,3%, target 2023 adalah 8%
Persentase balita ● Persentase balita underweight sampai dengan bulan
wasting, Cakupan Februari 2023 3,7% sementara target 2,1%, target
Balita Kurus Yang 2023 adalah 4,1%
Mendapat Makanan ● Persentase balita wasting sampai dengan bulan
Tambahan belum Februari 2023 2,5% sementara target 0,8%, target
sesuai dengan 2023 adalah 1,6%
standar yang ● Cakupan Balita Kurus Yang Mendapat Makanan
ditetapkan Tambahan sampai dengan bulan Februari 2023
11,2% sementara target 15,7%, target 2023 adalah
94%

Bagian 2: Rencana tindak lanjut dari analisis akar permasalahan, tindakan koreksi dan perbaikan dengan waktu
penyelesaian

Prioritas masalah di unit GIZI yang diaudit : Persentase ibu hamil anemia
MAN
 Kehamilan dengan faktor resiko 4T (usia terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak)
 Ketidakpatuhan ibu hamil meminum TTD
 Pengetahuan yang minim seputar anemia
 Pendampingan petugas kesehatan kepada bumil anemia belum maksimal dan menyeluruh
 Ibu hamil malas ANC dan tidak kontak ke faskes sehingga baru mendapatkan pelayanan ANC di trimester II atau akhir
trimester III
 Ibu hamil tidak menerapkan anjuran petugas gizi/bidan di rumah setelah mendapat edukasi dari poli gizi
METHODE
 Belum semua terjaring dan terlaporkan data bumil dengan anemia dari BPM/Jejaring, sehingga tidak semua bumil
dengan anemia dapat dipantau di wilayah oleh kader/linsek/binwil
 Penyuluhan/edukasi tentang anemia di posyandu/kelas bumil hanya dihadiri oleh bumilnya saja, sehingga kurang kontrol
dari suami/keluarga yang dapat membantu agar patuh meminum TTD
 Metode penyuluhan kurang menarik
MATERIAL
 Pemenuhan zat gizi terutama zat besi (Fe) pada ibu hamil kurang diperhatikan keluarga
 Buku KIA tidak maksimal penggunaannya oleh bumil untuk dibaca dan dipahami
 Lembar pengawasan TTD di buku KIA tidak maksimal digunakan oleh keluarga bumil
 Pemberian TTD belum optimal karena TTD yang diberikan per 30 tablet untuk 1 bulan tidak habis dikunsumsi sehingga
pemberian TTD tidak mencapai 90 tablet
ENVIRONMENT
 Kurangnya dukungan keluarga untuk pengawasan minum TTD
 Kurangnya dukungan keluarga untuk memotivasi ibu meminum TTD
 Peran kader dan linsek belum maksimal untuk pemantauan bumil anemia di wilayah

MONEY
 Faktor ekonomi yang kurang untuk pemenuhan gizi seimbang selama hamil terutama makanan yang mengandung zat
besi
 Sebagian bumil ada yang tidak memiliki BPJS sehingga saat akan merujuk ke faskes lanjutan menolak untuk dirujuk
karena berbayar di RS
TINDAKAN PERBAIKAN
● Koordinasi dengan bidan wilayah untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital aplikasi E-Kohort Ibu Hamil
terutama untuk pemantauan bumil resti dengan anemia di wilayah
● Memaksimalkan poli gizi untuk tata laksana kasus bumil anemia setelah terjaring oleh binwil di wilayah
● Penguatan P4K oleh Linsek dan Kader untuk monitoring bumil dengan anemia untuk dilaporkan ke binwil dan petugas
gizi oleh kader per posyandu di wilayah
● Memberdayakan pengetahuan ibu hamil di Kelas Ibu hamil
● Melibatkan peran dan kehadiran keluarga / suami di kelas ibu hamil untuk edukasi dan penyuluhan seputar anemia
● Meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama kader dan keluarga ibu hamil melalui Kelas ibu hamil
● Koordinasi dengan binwil untuk kunjungan rumah bumil resti dengan anemia di wilayah kerja secara
berkesinambungan
● Koordinasi dengan petugas promkes dan binwil untuk penyuluhan/edukasi bumil di dalam maupun luar gedung
● Sweeping administrasi ke Klinik jejaring, RS wilayah kerja untuk mendapatkan data bumil dengan anemia
● Kooordinasi dengan bidan wilayah untuk monitoring kohort bumil per wilayah posyandu
● Kerjasama dengan linsek terutama kader, PKK, PLKB dan kelurahan untuk menggerakan sasaran di wilayah untuk
mendapatkan pelayanan ANC di faskes sedini mungkin dan aktif memantau bumil anemia di wilayah kerja
● Sosialisasi tentang manfaat keikutsertaan BPJS melalui edukasi di kelas ibu hamil
● Pembuatan media dan sarana informasi tentang anemia berupa videogram yang ditayangkan di ruang GIZI setiap hari
pelayanan
● Pembuatan media dan sarana informasi anemia berupa cetak poster, brosur atau leaflet atau posting di media IG
● Memanfaatkan comic video kelas ibu hamil tentang anemia dari kemenkes sebagai media penyuluhan yang menarik dan
interaktif
● Koordinasi dengan binwil untuk membuat peta wilayah resti ibu hamil dengan anemia untuk membantu melakukan
pemantauan tindak lanjut di wilayah
● Gerakan membaca buku KIA Bersama di kelas Ibu hamil
● Memotivasi kader/keluarga bumil dalam kelas ibu hamil agar berperan dalam memaksimalkan penggunaan buku KIA
terutama lembar pengawasan minum 90 TTD

Waktu penyelesaian : Maret-Juni 2023

Tindakan pencegahan supaya tidak terulang :


● Membuat laporan cakupan indicator kinerja Gizi setiap bulan untuk memantau pencapaian program GIZI
● Monitoring kohort ibu hamil setiap selesai pelayanan posyandu bersama kader di wilayah
● Monitoring bumil anemia di wilayah melalui kunjungan rumah bumil risti anemia bersama kader wilayah dan binwil
● Pemberdayaan pengetahuan ibu/keluarga/kader melalui kelas ibu hamil
● Peta kantong resti bumil anemia di wilayah
Unit Kerja Auditee Auditor
UKM : GIZI Teni Indriani, Fitri R Dyah Utari Larasati
Kurnia Ningsih
Rizka Arifa
Tanggal: 9/3/2023

Bagian 3 : Verifikasi Auditor tentang rencana kegiatan :

Monitoring pelaksanaan kegiatan pencegahan dan perbaikan terhadap capaian indikator GIZI setiap bulan
Monitoring rencana tindak lanjut perbaikan setiap bulan
No. Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket
Terpilih

MAN
1 Persentase ibu  Kehamilan dengan faktor
hamil dengan resiko 4T (usia terlalu
anemia ● Memaksimalkan poli gizi untuk ● Koordinasi dengan binwil
muda, terlalu tua, terlalu tata laksana kasus bumil anemia untuk kunjungan
dekat, terlalu banyak) setelah terjaring oleh binwil di rumah bumil resti
wilayah dengan anemia di
 Ketidakpatuhan ibu hamil
wilayah kerja secara
meminum TTD ● Memberdayakan pengetahuan berkesinambungan
ibu hamil di Kelas Ibu hamil
 Pengetahuan yang minim
● Memberdayakan
seputar anemia ● Melibatkan keluarga / suami di pengetahuan ibu hamil di
kelas ibu hamil untuk edukasi Kelas Ibu hamil
 Pendampingan petugas
dan penyuluhan seputar anemia
kesehatan kepada bumil
● Melibatkan peran dan
anemia belum maksimal ● Meningkatkan pemberdayaan kehadiran keluarga /
dan menyeluruh masyarakat terutama kader dan suami di kelas ibu
keluarga ibu hamil melalui hamil untuk edukasi dan
 Ibu hamil malas ANC dan
Kelas ibu hamil penyuluhan seputar
tidak kontak ke faskes
sehingga baru anemia
● Kooordinasi dengan bidan
mendapatkan pelayanan wilayah untuk monitoring kohort
ANC di trimester II atau bumil per wilayah posyandu
akhir trimester III
● Kerjasama dengan linsek
 Ibu hamil tidak terutama kader, PKK, PLKB dan
menerapkan anjuran kelurahan untuk menggerakan
petugas gizi/bidan di sasaran di wilayah untuk
rumah setelah mendapat mendapatkan pelayanan ANC di
edukasi dari poli gizi faskes sedini mungkin dan aktif
memantau bumil anemia di
wilayah kerja

● Koordinasi dengan binwil untuk


kunjungan rumah bumil resti
dengan anemia di wilayah kerja
secara berkesinambungan

● Koordinasi dengan petugas


promkes dan binwil untuk
penyuluhan/edukasi bumil di
dalam maupun luar gedung

METHODE

 Belum semua terjaring dan ● Kooordinasi dengan bidan


terlaporkan data bumil wilayah untuk memaksimalkan
dengan anemia dari pemanfaatan teknologi digital
BPM/Jejaring, sehingga aplikasi E-Kohort Ibu Hamil
tidak semua bumil dengan terutama untuk pemantauan
anemia dapat dipantau di bumil dengan anemia di wilayah
wilayah oleh
kader/linsek/binwil ● Sweeping administrasi ke
BPM/Klinik jejaring untuk
 Penyuluhan/edukasi mendapatkan data bumil
tentang anemia di dengan anemia
posyandu/kelas bumil
hanya dihadiri oleh ● Penguatan P4K oleh Linsek
bumilnya saja, sehingga dan Kader untuk monitoring
kurang kontrol dari bumil dengan anemia untuk
suami/keluarga yang dapat dilaporkan ke binwil dan petugas
membantu agar patuh gizi oleh kader per posyandu di
meminum TTD wilayah

 Metode penyuluhan kurang ● Memanfaatkan comic video


menarik kelas ibu hamil tentang anemia
dari kemenkes sebagai media
penyuluhan yang menarik dan
interaktif

ENVIRONMENT

 Kurangnya dukungan ● Penguatan P4K oleh Linsek


keluarga untuk dan Kader untuk monitoring
pengawasan minum TTD bumil dengan anemia untuk
dilaporkan ke binwil dan petugas
 Kurangnya dukungan gizi oleh kader per posyandu di
keluarga untuk memotivasi wilayah
ibu meminum TTD

 Peran kader/linsek belum


maksimal memantau bumil
anemia di wilayah

MATERIAL

 Pemenuhan zat gizi


terutama zat besi (Fe) ● Pembuatan media dan sarana
pada ibu hamil kurang informasi tentang anemia
diperhatikan keluarga berupa videogram yang
ditayangkan di ruang GIZI setiap
 Buku KIA tidak maksimal
hari pelayanan
penggunaannya oleh bumil
untuk dibaca dan dipahami ● Pembuatan media dan sarana
informasi berupa cetak poster,
 Lembar pengawasan TTD
brosur atau leaflet atau posting
di buku KIA tidak maksimal
di media IG
digunakan oleh keluarga
bumil ● Membuat peta wilayah resti ibu
hamil dengan anemia untuk
 Pemberian TTD belum membantu melakukan
optimal karena TTD yang pemantauan tindak lanjut di
diberikan per 30 tablet wilayah
untuk 1 bulan tidak habis
dikunsumsi sehingga ● Gerakan membaca buku KIA
pemberian TTD tidak bersama di kelas Ibu hamil
mencapai 90 tablet
● Memotivasi kader/keluarga
● Kurang memanfaatkan bumil dalam kelas ibu hamil agar
media elektronik dalam berperan dalam memaksimalkan
membuat penyuluhan penggunaan buku KIA terutama
lembar pengawasan minum 90
TTD

MONEY

● Faktor ekonomi yang kurang


untuk pemenuhan gizi ● Memberdayakan ibu hamil dan
seimbang selama hamil keluarga agar mengkonsumsi
terutama makanan yang makanan yang bergizi seimbang
mengandung zat besi dan mengadung zat besi

● Edukasi pengaruh anemia


terhadap kehamilan, pesalinan,
nifas dan BBL, edukasi tentang
pentingnya menjaga kondisi
selama kehamilan dengan
pemenuhan gizi seimbang
sehingga manfaat yang dirasakan
jauh lebih besar

Anda mungkin juga menyukai