4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kementrian Kesehatan RI, Dirjen Bina
Gizi dan KIA, 2014
2. Petunjuk teknis Makanan Tambahan Balita & Ibu Hamil, Direktorat Gizi
Masyarakat, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019
3. Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2020
4. PMK No. 2 Tahun 2020 tentang Satndar Antropometri Anak
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
2. Langkah-langkah :
a. Bayi/balita dengan status gizi buruk dirujuk dari desa ke puskesmas atau
dari posyandu ke pustu untk dilakukan konfirmasi ulang
b. Penggunaan APD level 2 oleh petugas
c. Petugas menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan
d. Bayi balita yang dirujuk dilaukan Kembali penimbangan dan pengukuran
antropometri, lila dan pemeriksaan edema bilateral
e. Menentukan status gizi bayi/balita apakah benar gizi buruk tidak
f. Jika ya bayi balita dilakukan pemeriksaan klinis
g. Jika bayi/balita tersebut ditemukan dangan gizi buruk tanpa komplikasi
maka masuk dalam pos PGBT
h. Tes nafsu makan, jika baik maka pasien ditangani denngan RUTF
i. Pemberian informasi dan pesan kunci PGBT
j. Informasi dosis harian RUTF
k. Pemberian RUTF untuk kebutuhan 1 minggu
l. Pemebrian jadwal kunjungan minggu berikut
7. Diagram -
Alir