Anda di halaman 1dari 3

TATA LAKSANA GIZI BURUK PASCA RAWAT

INAP PADA BAYI USIA < 6 BULAN DAN BALITA


USIA > 6 BULAN DENGAN BERAT BADAN < 4 KG
DI LAYANAN RAWAT JALAN

No. Dokumen : C/GIZI/UKM/2022/03


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 14 Januari 2022

Halaman : 1/3

PUSKESMAS drg. Isah Listiyani,MPH


GODEAN I NIP. 19680523 200604 2 001

1. Pengertian Tata laksana gizi buruk pasca rawat inap di layanan rawat jalan
merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelolaan gizi
buruk pasca rawat inap pada bayi usia < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan
dengan berat badan < 4 kg secara terintegrasi oleh Tim Asuhan Gizi di
pelayanan rawat jalan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
melaksanakan tata laksana gizi buruk paska rawat inap pada bayi usia<
6 bulan dan balita >6 bulan dengan berat badan <4 kg di layanan rawat
jalan
3. Kebijakan Berdasarkan Keputusan Kepala Puskesmas No.188/10/PG.I/2022
tentang Pelayanan Gizi di UPT Pusat Kesehatan Masyarakat Godean I.

4. Referensi 1. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada balita.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.2019
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 2 tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak
5. Prosedur/Langkah-
1. Persiapan alat dan bahan :
langkah
a. Buku standar Anthropometri anak
b. Buku KIA/KMS
c. Timbangan digital
d. Microtoice atau infantometer
e. Pita LILA
f. Form rujukan
g. Alat tulis
h. Form asuhan gizi/RM
i. Laptop dengan aplikasi smartsisfomas
2. Petugas yang melaksanakan : Nutrisionis/petugas gizi
3. Langkah-langkah :
a. Petugas melakukan anamnesa riwayat kesehatan meliputi
riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui, makan (termasuk nafsu
makan), penyakit dan riwayat keluarga
b. Petugas melakukan pengukuran anthropometri
c. Petugas menghitung kebutuhan gizi bayi usia < 6 bulan dan
balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg
1) Bayi < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapat ASI
1/3
dilakukan penilaian pemberian Asi Eksklusif
2) Bayi usia < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan berat badan
< 4 kg yang tidak ada kemungkinan mendapatkan ASI
diberikan susu formula atau F-100 yang diencerkan dengan
kebutuhan energi 150 kkal/kgBB/hari atau 200 ml/kgBB/hari
sesuai tabel petunjuk pemberian F-100 yang diencerkan
atau susu formula pada fase rehabilitasi
c. Petugas melakukan konseling gizi kepada pengasuh:
1) Bayi yang tidak mendapat ASI
• Cara membuat F-100 yang diencerkan
• Cara memberikan F-100 yang diencerkan
• Menilai kenaikan berat badan
• Pemberian MP-ASI
2) Bayi yang mendapat ASI;
• Menilai kenaikan berat badan
• Pemberian ASI
• Pemberian MP-ASI
d. Petugas mencatat hasil layanan dalam form asuhan gizi/ rekam
medis

e. Petugas merujuk ke pelayanan Umum untuk dilakukan :


1) Pemeriksaan fisik
2) Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
3) Pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan:
a) Antibiotika merupakan lanjutan dari pengobatan
sebelumnya di rawat inap
b) Parasetamol diberikan untuk balita yang mengalami
demam > 38°C, bila demam > 39°C rujuk balita ke
rawat inap
c) Vitamin A merupakan lanjutan dari pemberian di rawat
inap
d) Asam Folat merupakan lanjutan dari pemberian di
rawat inap
f. Petugas melakukan entri data pasien di aplikasi smartsisfomas.

2/3
6. Diagram alir
Mulai

Melakukan anamnesa

Melakukan pengukuran anthropometri

Menghitung kebutuhan gizi

Konseling gizi kepada pengasuh

Mencatat di form asuhan gizi/RM

Merujuk ke pelayanan Umum

Entri data di aplikasi smartsisfomas

7. Hal-hal yang perlu Balita gizi buruk dirujuk ke Pelayanan Umum


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Pelayanan Umum

9. Dokumen terkait 1. Form asuhan gizi/


2. Kartu rekam medis
10. Rekaman historis No Tanggal Mulai
perubahan Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan

14 Januari 2022

3/3

Anda mungkin juga menyukai