Permenlu - Kelompok 8
Permenlu - Kelompok 8
1. Identifikasi Masalah
Mengingat ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokarasi Nomor 4 Tahun 2018 Pasal 35 ayat (5) tentang Jabatan Fungsional Diplomat,
maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Pelatihan Fungsional
Diplomat.
2. Target
Target dari penyelenggaraan Sekdilu ini ialah mendidik dan melatih calon pejabat
Diplomatik menjadi Atase sampai dengan Sekretaris Ketua untuk mampu dan memahami
dengan baik tugas dan fungsi diplomat pratama dalam pelaksanaan politik luar negeri dan
hubungan luar negeri.
4. Metode
Metode pendidikan dan pelatihan pada Sekdilu berupa pengajaran substansi ilmu-ilmu
utama dalam diplomasi, swabina, teori dan latihan praktik diplomasi, simulasi dalam bahasa
Inggris, serta pemahaman yang baik mengenai korespondensi diplomatik, keprotokolan,
dan kekonsuleran.
2. Program Desain
Program yang diterapkan berdasarkan Permenlu No. 03 Tahun 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Departemen Luar Negeri ialah program Sekdilu (Sekolah Dinas Luar Negeri) yang
merupakan program pendidikan dan pelatihan fungsional tingkat dasar di Kementerian Luar
Negeri. Sekdilu bertujuan membentuk diplomat pratama yang professional dan cerdas,
memiliki kepribadian dan perilaku terpuji, dan semangat kejuangan yang tinggi untuk
melaksanakan tugas diplomatic dan konseler Negara.
Karena Sekdilu adalah prasyarat pengangkatan menjadi diplomat, maka selama delapan
bulan, peserta ditempa untuk memahami kebijakan luar negeri Indonesia melalui kelas
daring maupun luring, kunjungan lapangan, hingga mentoring dan coaching dengan
para Duta Besar pembina dan Diplomat Ahli Madya.
Selain mendapatkan materi yang bersifat teoritis dari kalangan akademisi dan pemangku
kepentingan polugri, peserta melaksanakan berbagai praktik yang berkaitan dengan
diplomasi seperti simulasi persidangan bilateral, regional, dan multilateral, media
handling, table manner dan etika pergaulan internasional, hingga pengenalan komoditas
kopi unggulan khas Nusantara. Peserta juga mendalami isu Pelindungan WNI melalui
kunjungan lapangan ke loket pelayanan publik Kemlu, dan rumah perlindungan anak dan
korban TPPO. Hal ini ditujukan agar peserta dapat mendapatkan pemahaman secara lebih
dalam dan menyeluruh mengenai praktik diplomasi, seperti promosi produk unggulan dan
investasi, diplomasi pelindungan, dan diplomasi publik maupun digital.