Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Dahnil

Nim /sesi : 20018127/02581


Prodi/bp : Pendidkan Bahasa Inggris

1. Pengertian bimbingan dan konseling.


Bimbingan konseling adalah sebuah layanan yang diperuntukan bagi siswa-siswi
disekolah sebagai wadah perkembangan siswa kearah yang lebih baik dan juga sebagai layanan
apabila siswa bermasalah. Lantas di layanan bimbingan konseling pasti ada guru bimbingan
konseling, yanag mana beliau harus dituntut professional dan juga bertanggungjawab atas
segala tugasnya.

Landasan Yuridis Formal (Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Permendikbud No. 111 tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling)
Setelah penantian yang cukup panjang akhirnya layanan BK di sekolah kini telah memperoleh
dasar legalitas yuridis formal yang lebih kokoh, yaitu dengan hadirnya Permendikbud No. 111 tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang
ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan per tanggal 8 Oktober 2014. Permendikbud
ini menjadi rujukan penting, khususnya bagi para Guru BK/ Konselor dalam menyelenggarakan dan
mengadministrasikan layanan Bimbingan BK di sekolah. Hal yang dianggap baru dari kehadiran
Peraturan Menteri ini yaitu secara resmi mulai diterapkannya pola Bimbingan dan Konseling
Komprehensif, sebagaimana disampaikan dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:
“Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a)
layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d)
layanan dukungan sistem”. (Minto Tulus, 2014) Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan
secara terprogram berdasarkan asesmen kebutuhan (need assesment) yang dianggap penting (skala
prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus
mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara terencana, teratur, dan sistematis serta sesuai
dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk
kelas selama 2 ( dua ) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal.

Landasan Yuridis Informal (Psikologis, Sosial, IPTEK, dan Globalisasi).


1. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi
konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Untuk kepentingan
bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor
adalah tentang : (a) Motif dan motivasi; (b) Pembawaan dan lingkungan, (c)
Perkembangan individu; (d) Belajar; dan (e) Kepribadian.
2. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor
yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya
merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah
dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan
tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya.
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-
dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan
berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes,
inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian,
buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
4. Landasan Globalisasi
Landasan ini berhubungan dengan eksistansi guru BK untuk menjadikan anak didiknya
sebgai anak didik yang berlandasan dan mengikuti globalisasi. Namun landasan
globalisasi ini juga dapat menghambat atau memantau siswa agar tidak terbawa akan
arus globalisasi yang isfatnya dapat merusak peserta didiknya. Karena peserta didik yang
masih duduk dikalangan sekolah dapat dengan mudah terpengaruh dengan
perkembangan globalisasi.

KESIMPULAN
Guru BK merupakan ujung tombak dalam menerapkan penguatan pendidikan karakter lebih
dalam, guru BK semestinya dapat memberikan masukan bagaimana seharusnya pendidikan karakter itu
dapst diterapkan. Pelayanan BK yang diberikan dapat mengantarkan peserta didik agar sukses, serta
dengan strategi layanan BK yang diberikan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada.

Layanan BK di sekolah kini telah memperoleh dasar legalitas yuridis formal yang lebih kokoh,
yaitu dengan hadirnya Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan per tanggal 8 Oktober 2014.

Agar dapat berdiri tegak sebagai sebuah layanan profesional yang dapat diandalkan dan
memberikan manfaat bagi kehidupan, maka layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di atas
landasan yang kokoh, dengan mencakup: (1) landasan filosofis, (2) landasan psikologis; (3) landasan
sosial-budaya, dan (4) landasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai