Anda di halaman 1dari 4

Pengecualian Pada Penggunaan Terapeutik dalam Doping

Penggunaan doping dalam olahraga telah menjadi perdebatan yang panjang dan

kompleks. Doping, yang didefinisikan sebagai penggunaan zat-zat terlarang untuk

meningkatkan kinerja atlet, telah dilarang secara universal oleh berbagai badan

pengatur olahraga. Namun, dalam beberapa kasus tertentu, ada pengecualian yang

diberikan untuk penggunaan terapeutik, yang memungkinkan atlet menggunakan

zat terlarang dengan alasan medis. Artikel ini akan menjelaskan pengecualian

penggunaan terapeutik dalam doping, mengeksplorasi dilema etis yang terkait,

serta implikasi yang timbul dari praktik ini.

Pada dasarnya, pengecualian penggunaan terapeutik (therapeutic use

exemption/TUE) adalah proses yang memungkinkan atlet untuk menggunakan

zat-zat terlarang yang dilarang oleh badan pengatur olahraga, namun atas alasan

medis yang valid. Sebagai contoh, seorang atlet mungkin membutuhkan

pengobatan dengan zat terlarang untuk mengatasi kondisi medis seperti asma atau

defisiensi hormon tertentu. Pada kasus-kasus ini, TUE diberikan setelah evaluasi

medis yang menyeluruh untuk memastikan bahwa penggunaan zat tersebut hanya

dilakukan untuk keperluan medis yang sah.

Pengecualian penggunaan terapeutik dalam doping menciptakan dilema etis yang

kompleks. Di satu sisi, memberikan TUE kepada atlet yang membutuhkan

pengobatan yang sah memastikan bahwa mereka tidak dihukum atau dikecualikan

dari kompetisi karena penggunaan zat terlarang yang diperlukan untuk menjaga

kesehatan mereka. Hal ini memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan dan

keadilan dalam perlombaan olahraga. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran


bahwa TUE dapat disalahgunakan dan digunakan sebagai pintu masuk bagi atlet

untuk menggunakan zat terlarang dengan dalih kondisi medis yang palsu. Ini

dapat memberikan keuntungan yang tidak adil dan merusak integritas kompetisi.

Pemberian pengecualian penggunaan terapeutik dalam doping memiliki implikasi

penting. Pertama, diperlukan proses evaluasi yang ketat dan transparan untuk

menentukan keabsahan permohonan TUE. Komite medis independen harus

terlibat dalam proses ini untuk memastikan bahwa keputusan didasarkan pada

bukti medis yang solid. Selain itu, pengawasan yang ketat dan pengujian berkala

harus dilakukan pada atlet yang telah diberikan TUE untuk memastikan bahwa

penggunaan zat terlarang tetap berada dalam batas-batas medis yang ditetapkan.

Doping adalah penggunaan zat-zat terlarang atau metode tertentu dalam olahraga

untuk meningkatkan kinerja atlet. Namun, ada beberapa kasus di mana

penggunaan zat terlarang atau metode doping dapat dikecualikan jika digunakan

untuk tujuan terapeutik yang sah. Pengecualian ini dikenal sebagai "Pengecualian

Penggunaan Terapeutik" (Therapeutic Use Exemption/TUE).

Pengecualian Penggunaan Terapeutik (TUE) memungkinkan atlet untuk

menggunakan zat terlarang atau metode doping tertentu yang digunakan untuk

pengobatan kondisi medis yang sah. Ini berarti bahwa atlet yang memiliki kondisi

medis yang memerlukan pengobatan dengan zat terlarang atau metode doping

tertentu dapat memperoleh izin resmi untuk menggunakan zat atau metode

tersebut.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipahami tentang pengecualian

penggunaan terapeutik dalam doping:


1. Kondisi medis yang memerlukan pengobatan: Pengecualian Penggunaan

Terapeutik hanya berlaku jika atlet memiliki kondisi medis yang

memerlukan pengobatan dengan zat terlarang atau metode doping tertentu.

Contoh kondisi medis yang memerlukan pengobatan adalah penyakit

kronis, kondisi hormonal, atau kondisi medis lainnya yang mempengaruhi

kesehatan atlet.

2. Pengajuan permohonan TUE: Atlet yang ingin mendapatkan TUE harus

mengajukan permohonan resmi kepada otoritas pengatur olahraga yang

relevan. Permohonan ini harus disertai dengan bukti medis yang

menyatakan kondisi medis atlet dan alasan mengapa pengobatan dengan

zat terlarang atau metode doping diperlukan.

3. Evaluasi oleh panel medis: Permohonan TUE akan dievaluasi oleh panel

medis yang ditunjuk oleh otoritas pengatur olahraga. Panel medis ini akan

meninjau bukti medis yang disediakan oleh atlet dan melakukan penilaian

apakah kondisi medis atlet memenuhi kriteria untuk mendapatkan TUE.

4. Kriteria untuk mendapatkan TUE: Ada beberapa kriteria yang harus

dipenuhi untuk mendapatkan TUE. Kriteria ini dapat bervariasi antara

otoritas pengatur olahraga, tetapi umumnya melibatkan penilaian terhadap

kebutuhan medis yang jelas, kekurangan pengobatan alternatif, dan bukti

bahwa penggunaan zat terlarang atau metode doping tidak memberikan

keuntungan kinerja yang tidak adil bagi atlet.

5. Batasan penggunaan: TUE memberikan izin kepada atlet untuk

menggunakan zat terlarang atau metode doping tertentu untuk pengobatan


kondisi medis mereka. Namun, ada batasan-batasan yang diberlakukan

terkait dosis dan jangka waktu penggunaan. Atlet harus mematuhi batasan

ini dan hanya menggunakan zat atau metode sebagaimana ditentukan

dalam TUE mereka.

6. Pelacakan dan pengawasan: Atlet yang mendapatkan TUE akan terus

dipantau dan diuji untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan TUE.

Pel

Anda mungkin juga menyukai