Anda di halaman 1dari 2

Nama: Samuel Jason Haryanto

Tugas Pengantar Manajemen NPM : 4122600299

Kelas : Khusus

Analisa fenomena produk indomie yang di pasarkan di Taiwan dan Malaysia


Indomie adalah merek produk mi instan yang sangat populer di Indonesia. Indomie
diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Produk paling sukses dari perusahaan
milik Sudono Salim ini mulai diluncurkan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada
tahun 1972 sebagai mi instan dengan harga terjangkau, serta penyajian yang mudah dengan
varian rasa udang dan ayam. Banyak keraguan yang muncul terhadap keinginan mi instan
menjadi salah satu bahan pangan pokok di Indonesia, tetapi Indomie turut berkembang
seiring dengan tumbuhnya penerimaan masyarakat akan mi instan. Produk Indomie
memperoleh lebih banyak penikmat saat meluncurkan Indomie Kuah Rasa Kari Ayam pada
tahun 1982. Selang setahun, Indofood memperkenalkan Indonesia dengan Indomie Goreng.
Kini, Indomie telah menjadi pelopor inovasi produk mi instan di Indonesia selama lebih dari
empat dekade, dan tetap digemari masyarakat.
Pada fenomena ini, produk mi instan Indomie varian Rasa Ayam Spesial ditarik dari peredaran di
Taiwan-Malaysia lantaran ketahuan mengandung etilen oksida melebihi ambang batas. Senyawa ini
diketahui bersifat karsinogen atau bisa memicu kanker. pakar farmasi Universitas Gadjah Mada
(UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menjelaskan, bahan ini biasanya digunakan untuk membunuh bakteri
lantaran bisa merusak DNA dan mikroba. "Dia (etilen oksida) itu bersifat sangat reaktif, bisa
berinteraksi dengan DNA, merusak DNA dari mikroba. Makanya dipakai untuk membunuh bakteri,"
ujar dalam siaran detikPagi, Jumat (28/4/2023).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan mi instan merek 'Indomie Rasa Ayam
Spesial' produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk masih aman dikonsumsi masyarakat
Indonesia. BPOM menjelaskan penarikan produk Indomie tersebut di Taiwan disebabkan terdapat
perbedaan standar residu pestisida Etilen Oksida (EtO) dalam produk makanan antara Taiwan dan
Indonesia. Taiwan tidak memperbolehkan EtO pada pangan, sementara Indonesia masih
memperbolehkan. "Di Indonesia produk mi instan tersebut aman dikonsumsi, karena telah memenuhi
persyaratan keamanan dan mutu produk sebelum beredar," kata BPOM dalam keterangan tertulis yang
diterima CNNIndonesia.com, Kamis (27/4).
BPOM menyebut otoritas kesehatan Kota Taipei melaporkan keberadaan EtO pada bumbu produk mi
instan merek 'Indomie Rasa Ayam Spesial' sebesar 0,187 mg/kg (ppm). BPOM RI mengatakan metode
analisis yang digunakan BPOM Taiwan (FDA) adalah metode penentuan 2-Chloro Ethanol (2-CE)
yang hasil ujinya dikonversi sebagai EtO. Oleh karena itu, kadar EtO sebesar 0,187 ppm setara
dengan kadar 2-CE sebesar 0,34 ppm. Sementara Indonesia telah mengatur Batas Maksimal Residu
(BMR) 2-CE sebesar 85 ppm melalui Keputusan Kepala BPOM RI Nomor 229 Tahun 2022 tentang
Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida. "Dengan demikian, kadar 2-CE yang
terdeteksi pada sampel mi instan di Taiwan (0,34 ppm) masih jauh di bawah BMR 2-CE di Indonesia
dan di sejumlah negara lain, seperti Amerika dan Kanada," lanjut keterangan BPOM.
Lebih lanjut, BPOM mengatakan Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi standar
pangan internasional di bawah WHO/FAO belum mengatur batas maksimal residu EtO. Menurut
BPOM RI, beberapa negara pun masih mengizinkan penggunaan EtO sebagai pestisida.

Batas maksimal residu Etilen Oksida 

Menurut BPOM, Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi standar pangan
internasional di bawah World Health Organization/Food and Agriculture Organization
(WHO/FAO) belum mengatur batas maksimal residu EtO. Karenanya, beberapa negara pun
masih mengizinkan penggunaan EtO sebagai pestisida. Kendati demikian, BPOM telah
meminta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk melakukan mitigasi risiko guna
mencegah kasus serupa berulang.  BPOM juga telah melakukan audit investigatif sebagai
tindak lanjut terhadap hasil pengawasan Otoritas Kesehatan Kota Taipei. Selain itu, industri
telah melakukan langkah-langkah mitigasi risiko untuk memastikan residu EtO memenuhi
ketentuan. Termasuk di antaranya adalah mengidentifikasi bahan baku yang potensial
mengandung residu EtO, menetapkan persyaratan CoA residu EtO pada bahan baku impor,
menetapkan persyaratan evaluasi pemasok tidak menggunakan EtO untuk bahan baku lokal,
dan melakukan pengujian residu EtO di laboratorium internal yang terakreditasi.

Anda mungkin juga menyukai